Anda di halaman 1dari 4

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN TERHADAP RESPON AMPLITUDO

MENGGUNAKAN GELOMBANG
ULTRASONIK 38 kHz PADA ALIRAN SLUG
BUDI WAHYONO
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari selain aliran satu fase , kita juga temukan
aliran multiphase dimana salah satunya adalah aliran dua fase. Aliran dua fase
merupakan bagian dari aliran multiphase. Aliran dua fase banyak dijumpai baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam proses-proses industri, seperti pada
ketel uap, kondensor, alat penukar panas, reaktor nuklir, pencairan gas alam, pipa
penyaluran minyak dan lain-lain. Aliran dua fase yang merupakan bagian dari
aliran multiphase sangat berbeda dengan aliran satu fase. Pada aliran satu fase,
pressure drop dipengaruhi oleh Reynolds number yang merupakan fungsi dari
viskositas, berat jenis fluida dan diameter pipa. Sedangkan aliran dua fase
mempunyai fenomena yang sangat kompleks dibanding pada aliran satu fase
diantaranya adalah interaksi antar fase, pengaruh deformasi permukaan dan
pergerakan antar fluida, pengaruh ketidakseimbangan fase, perubahan pola aliran
dan lain sebagainya.
Beberapa penelitian yang terdahulu telah berhasil memetakan pola aliran
dua fase pada pipa horizontal, antara lain: Baker (1954), Mandhane (1974), dan
Taitel dan Dukler (1976). Tidak semua kasus dapat menggunakan peta aliran ini
karena banyaknya parameter multi fase yang berperan seperti kecepatan
superfisial, densitas, viskositas, tegangan permukaan, geometri pipa, dan
percepatan gravitasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan prediksi pola aliran yang
tepat hanya dapat dilakukan dengan percobaan menggunakan parameter yang
sama dengan yang ada pada kasus tersebut.
Saat ini pengukuran aliran dengan beda tekanan seperti penggunaan orifice,
nozzle, dan venturi telah banyak digunakan di industri dalam mengukur laju aliran
dalam pipa. Metode pengukuran ini mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi
aliran karena terjadinya perubahan penampang aliran pada pipa, sehingga

1
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN TERHADAP RESPON AMPLITUDO
MENGGUNAKAN GELOMBANG 2
ULTRASONIK 38 kHz PADA ALIRAN SLUG
BUDI WAHYONO
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

menimbulkan kerugian salah satunya adalah terjadinya penurunan tekanan. Untuk


mengatasi hal ini diperlukan suatu alat ukur untuk mengukur aliran tanpa
melakukan perubahan pada penampang aliran, yaitu penggunaan flow meter
ultrasonic. Teknologi ultrasonik diterapkan untuk pengukuran aliran fluida dalam
saluran tertutup maupun saluran terbuka, untuk pengukuran aliran gas, cairan serta
dalam kondisi aliran fluida yang beragam. Metode ini lebih mudah dalam
pemasangannya, mudah dipindahkan, dan tidak menimbulkan kerugian aliran. Di
sisi lain, sebagai sistem pengukuran aliran pada pipa melingkar metode ultrasonic
velocity profile (UVP) telah dikembangkan pada pengukuran profil kecepatan
oleh Takeda (1987, 1995). Metode ini dapat mengukur profil kecepatan sesaat
pada diameter pipa secara langsung, sehingga laju aliran dihitung dengan
menggunakan integrasi atas ruang dari profil kecepatan rata-rata.
Perubahan temperatur suatu fluida akan mempengaruhi atau berdampak
pada sifat-sifat lainnya seperti massa jenis, viskositas, dan kecepatan suara.
Perubahan ini akan mempengaruhi debit aliran atau flow rate dalam saluran. Debit
aliran merupakan salah satu parameter penting, karena akan mempengaruhi
performa dari sistem. Oleh karena itu debit aliran fluida dalam suatu sistem perlu
diketahui. Untuk mengetahui aliran fluida diperlukan suatu alat ukur untuk
memonitor aliran fluida.
L. C. Maley dan W. P. Jepson (1998) menyatakan bahwa aliran slug
memiliki laju korosi lebih besar dibanding aliran wavy maupun annular .Aliran
slug pada multipahase pipeline dapat dihilangkan jika produksi dikurangi atau laju
aliran gas ditingkatkan. Apabila produksi dikurangi maka aliran stratified akan
muncul, hal ini akan mengurangi laju korosi tetapi akan mengurangi jumlah
produksi. Apabila kecepatan gas ditambah dengan mengijeksikan gas ke dalam
pipa, pola aliran annular akan muncul, laju korosi dapat berkurang namun laju
erosi dapat bertambah terutama apabila pasir terbawa dalam aliran. Untuk itu
perlu diketahui karakteristik aliran slug agar korosi yang terjadi dapat dikontrol.
Dari uraian di atas dengan melihat pentingnya pengetahuan mendetail
tentang aliran slug, belum banyaknya penelitian mengenai pengukuran aliran slug
dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Pengukuran dengan metode ini
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN TERHADAP RESPON AMPLITUDO
MENGGUNAKAN GELOMBANG 3
ULTRASONIK 38 kHz PADA ALIRAN SLUG
BUDI WAHYONO
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

merupakan pengukuran tanpa merubah / merusak (non-destructive measurement


method) kinerja sistem, dengan kata lain metode ini tidak mengganggu kinerja
sistem. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara detail mengenai aliran
slug dengan menggunakan gelombang ultrasonik.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas maka masalah utama yang akan dikaji dalam
penelitian ini sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh perubahan debit terhadap respon amplitudo pada
pola aliran slug.
b. Bagaimana pengaruh perubahan debit aliran udara dan air terhadap
transite time pada pola aliran slug.

1.3. Batasan Masalah


Masalah yang diangkat dalam penelitian ini terlalu luas jika diteliti secara
menyeluruh, maka batasan masalah yang diambil pada penelitian ini untuk
menyederhanakan bagaimana pengaruh pola aliran slug terhadap respon
amplitudo pada permasalahan di atas adalah:
a. Pola aliran yang diamati adalah aliran slug
b. Pipa yang digunakan sebagai seksi uji adalah pipa acrylic dengan diameter
inner 18 mm dan diameter outer 25 mm yang permukaannya dianggap
licin.
c. Fluida kerja (air-udara) mengalir pada arah horizontal.
d. Sistem tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan sistem dianggap
adiabatic (tidak terjadi perpindahan kalor dari lingkungan kedalam
sistem).
e. Pengukuran temperatur fluida air-udara dalam pipa diasumsikan sama
pada seksi uji.
f. Tranduser ultrasonik yang digunakan untuk pengukuran mempunyai
frekuensi 40 kHz dan diset pada frekuensi 38 kHz
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN TERHADAP RESPON AMPLITUDO
MENGGUNAKAN GELOMBANG 4
ULTRASONIK 38 kHz PADA ALIRAN SLUG
BUDI WAHYONO
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

g. Pengukuran menggunakan tranduser ultrasonik tidak dipengaruhi oleh


adanya getaran pada sistem instalasi sesi uji.
h. Menggunakan function generator sebagai pembangkit gelombang
ultrsonik dan digital ascilloscope untuk mengambil data dan menganalisis
frekuensi.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui hubungan antara besar-kecilnya amplitudo dan besar flowrate
air-udara.
b. Mengetahui hubungan antara transit time dengan variasi perubahan debit
pada pipa horizontal pada pola aliran slug.

1.5. Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangsih dalam
perkembangan metode pengukuran aliran dua fase., memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang pengukuran aliran dua fase, menjadi pembanding dari
penelitian pengukuran aliran dua fase, memberikan sumbangsih dalam dunia
pendidikan sebagai media pembelajaran mahasiswa dan berkontribusi dalam
dunia industri, sehingga nantinya diharapkan ditemukan metode - metode
pengukuran aliran dua fase yang yang lebih mudah dan akurat.

Anda mungkin juga menyukai