Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI

SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

Marry Fusfita (2309105001), Umi Rofiqah (2309105012)


Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng dan Dr. Ir. Tontowi Ismail, MS

Laboratorium Teknologi Biokimia


Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Kata kunci: Pengolahan Limbah Cair dengan Kandungan Ammonia Tinggi, Membrane Bioreactor (MBR), Sludge
Retention Time (SRT), Removal ammonia.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti kinerja MBR dalam mendegradasi polutan organik dalam air
limbah industri dan pemisahan lumpur yang terjadi, meneliti pengaruh kondisi anoxic terhadap pengurangan kandungan
N dalam air limbah industry, meneliti kinerja MBR dan SMBR terhadap perubahan fluks, dan meneliti pengaruh SRT
terhadap MLSS, COD, dan DO.
Penelitian ini mengenai pengolahan limbah cair sintesa dengan kandungan ammonia tinggi secara biologis
menggunakan Membrane Bio Reactor (MBR). Pengolahan secara biologis ini menggunakan lumpur aktif yang berasal
dari tangki aerasi pengolahan limbah pada Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dilakukan dalam dua tahap yaitu
tahap pendahuluan dan tahap percobaan utama. konsentrasi BOD yang digunakan adalah 1200 mg/L, konsentrasi
biomassa (MLSS) 4000 6000 mg/L, dan Sludge Retention Time (SRT) 5 hari, 10 hari, dan 20 hari. Pengamatan
terhadap oksigen terlarut (DO), SV, dan bioassay juga dilakukan. MBR (Membrane Bioreactor) pada SRT 5 hari
mampu menurunkan COD 1800 mg/L menjadi 570 mg/L dengan, pada SRT 10 hari mampu menurunkan COD 1800
mg/L menjadi 200 mg/L dan pada SRT 20 hari mampu menurunkan COD 1800 mg/L menjadi 255 mg/L pada tangki
aerobik. Dan dengan menggunakan membran dapat diturunkan lagi menjadi 550, 180, dan 230 mg/L. % removal COD
pada SRT 5 hari sebesar 69,44 %, pada SRT 10 hari sebesar 90,11 %, dan pada SRT 20 hari sebesar 87,22 %. MBR
(Membrane Bioreactor) dapat menurunkan konsentrasi NH3 dari 294,413 mg/L pada SRT 5 hari menjadi 86,822 mg/lt
dengan % removal sebesar 70,51 %, pada SRT 10 hari sebesar 27 mg/lt dengan % removal sebesar 90,69 %, dan pada
SRT 20 hari menjadi 69 mg/L dengan % removal sebesar 76,72 %. MBR (Membrane Bioreactor) dapat menurunkan
turbidity pada SRT 5 hari sebesar 61,765 %, pada SRT 10 hari sebesar 68,75 %, dan pada SRT 20 hari sebesar 76,26 %.
Dengan menggunakan membran ultrafiltrasi didapatkan flux membran pada sistem MBR sebesar 12,6 30 L/m2 jam
dan pada sistem SMBR sebesar 5,4 - 27 L/m2jam.

1. Pendahuluan Submerged Membrane Bioreactor (SMBR). Konsep


Pengolahan limbah secara biologi adalah SMBR secara teknis hampir sama dengan pengolahan
pengolahan limbah yang menggunakan bakteri dan limbah biologis konvensional, kecuali proses
mikroorganisme lainnya untuk menghilangkan pemisahan activated sludge dengan effluent yang
kontaminan dengan mengasimilasi bakteri dan dilakukan menggunakan membran filtrasi sebagai
mikroorganisme yaitu sepanjang aliran utama pengganti sedimentasi. Penggunaan Membrane
pengolahan limbah dalam industri proses kima. Ketika Bioreactor (MBR) di antaranya mampu mengolah
mempertimbangkan pengolahan limbah secara biologi bahan organik dengan konsentrasi yang tinggi dan
untuk aplikasi tertentu adalah penting untuk beban yang berfluktuasi. Kualitas air effluent akan
mengetahui sumber air limbah yang dihasilkan, meningkat, yang ditandai dengan minimnya kandungan
biasanya komposisi air limbah, kejadian dan praktik padatan tersuspensi, virus, dan bakteri didalamnya
dalam sebuah fasilitas yang dapat mempengaruhi (Chang et al, 2002). Beberapa tahun belakangan ini,
kuantitas dan kualitas air limbah, dan percabangan integrasi dari proses activated sludge dan SMBR
pretreatment (Thomas E. Schultz, 2005) dikenal sebagai salah satu proses pengolah limbah
Pengolahan limbah dengan aerobic activated inovatif yang berpotensi untuk mendapatkan produk air
sludge (lumpur aktif) merupakan proses biologis ulang (reused) didalam industri (Katanyon, 2004).
menggunakan mikroorganisme untuk mendegradasi Namun, proses pengolahan di SMBR ini sangat
bahan-bahan organik yang terkandung dalam limbah dipengaruhi oleh konsentrasi biomassa yang akan
cair.. Kualitas effluent tergantung pada karakter mengendalikan perpindahan massa reaktan dalam
mikroorganisme pembentuk lumpur aktif antara lain bioreaktor dan derajat pemisahan di membran.
sifat pengendapannya dan kondisi bak sedimentasi Akibatnya, diperlukan pemahaman yang baik akan
(William, 1999). faktor-faktor yang menentukan transfer masa reaktan
Untuk mengatasi kelemahan dari sistem dan cara mengukur besarannya.
lumpur aktif konvensional, maka dicoba suatu proses Berbagai strategi penbersihan membran telah
lumpur aktif yang dilengkapi dengan menggunakan diusulkan dan dicoba dengan cara mencuci (washing)
atau backwashing untuk menjaga agar flux permeat Pada SRT 5 hari diperoleh % removal COD
didalam system MBR terjaga baik. (B. Marrot, 2004). 61,22 - 68,33 % untuk effluent tanpa membran dan
% removal COD 62,33 - 69,44 % untuk effluent
2. Metodologi menggunakan membran.
Dalam penelitian ini dilakukan dua tahap,
yaitu tahap pendahuluan dan tahap percobaan utama.
% Removal COD pada SRT 10 Hari
Pada tahap pendahuluan terdiri dari analisa BOD/COD;
N ; P limbah cair industri sintetis, pembibitan, dan 100,00

% Removal COD
aklimatisasi. Sedangkan tahap percobaan utama 80,00 Tanpa
merupakan tahap operasi pengolahan limbah dengan 60,00 membran
variabel-variabel yang ditentukan pada MBR. 40,00 Menggunakan
20,00 membran
3. Hasil dan Pembahasan 0,00
Penelitian ini mengenai pengolahan limbah 1 4 7 10
cair sintesa dengan kandungan ammonia tinggi
secara biologis menggunakan Membrane Bio
Reactor (MBR). Pengolahan secara biologis ini Waktu (Hari)
menggunakan lumpur aktif yang berasal dari
tangki aerasi pengolahan limbah pada Surabaya Gambar 3.2 % Removal COD pada SRT 10 Hari
Industrial Estate Rungkut (SIER) dilakukan dalam pada SRT 10 hari % removal COD 63,83
dua tahap yaitu tahap pendahuluan dan tahap 88,89 % untuk effluent tanpa membran dan % removal
percobaan utama. COD 65,11 90,00 % untuk effluent menggunakan
membran.
3.1 Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan terdiri dari proses pembibitan
dan aklimatisasi lumpur aktif yang berasal dari tangki % Removal COD pada SRT 20 Hari
aerasi pengolahan limbah pada Surabaya Industrial
100,00
Estate Rungkut (SIER) dengan kondisi limbah sintesa
% Removal COD

yang digunakan. Lumpur aktif yang digunakan terdiri 50,00 Tanpa


dari mikroorganisme yang dapat mendegradasi bahan membran
0,00
organik pada limbah.
Limbah sintetis dibuat dengan mencampurkan 1 5 9 13 17 Menggunakan
air yang berasal dari PDAM yang ditambahkan membran
campuran sesuai komposisinya disajikan pada Tabel Waktu (Hari)
4.2, yang memiliki COD 1800 mg/l.
Tabel 3.1 Kompisisi limbah sintesa
Gambar 3.3 % Removal COD pada SRT 20 Hari
Konsentrasi
Komponen (mg/L) Dan pada SRT 20 hari % removal COD 68,17
85,83 % untuk effluent tanpa membran dan %
Glukosa 1125 removal COD 68,89 87,22 % untuk effluent
menggunakan membran.
KH2PO4 53,03
3.2.2 AMMONIA
(NH2)2CO 325,714
% Removal Ammonia pada SRT 5 Hari
100,00
% Removal Ammonia

3.2 Tahap Percobaan Utama 80,00


3.2.1 Chemical Oxygen Demand (COD, mg/l 60,00
40,00
% Removal COD pada SRT 5 Hari
20,00
80,00
% Removal COD

70,00 0,00
60,00 Tanpa
membran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
50,00
1 3 5 7 9 11 Menggunakan Waktu (Hari)
membran Gambar 3.4 % Removal NH3 pada SRT 5 Hari
Waktu (Hari)
Gambar 4.10 menunjukkan bahwa pada SRT 5
hari berkemampuan untuk mengilangkan amonia
Gambar 3.1 % Removal COD pada SRT 5 Hari
hingga 70,51 %. Kondisi ini dicapai pada hari ke-12 69,05 %. Kondisi ini dicapai pada hari ke-12 setelah
setelah kondisi relatif konstan. kondisi relatif konstan.

% Removal Ammoniak pada SRT 10 hari % Removal Nitrat pada SRT 10 hari
100,00 100,00
90,00

% Removal Nitrat
% Removal amonia

80,00
70,00 50,00
60,00
50,00
40,00 0,00
30,00
20,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10,00
0,00
Waktu (Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
Waktu (Hari) Gambar 3.8 % Removal Nitrat pada SRT 10 Hari
Dan gambar 3.8 menunjukkan bahwa pada
Gambar 3.5 % Removal NH3 pada SRT 10 Hari SRT 10 hari berkemampuan untuk mengilangkan nitrat
hingga 90,48 %. Kondisi ini dicapai pada hari ke-12
Dan gambar 4.11 menunjukkan bahwa pada setelah kondisi relatif konstan.
SRT 10 hari berkemampuan untuk mengilangkan
amonia hingga 90,69 %. Kondisi ini dicapai pada hari
ke-12 setelah kondisi relatif konstan. % Removal Nitrat pada SRT 20 hari
100,00
% Removal Amoniak pada SRT 20 hari % Removal
50,00
100,00
% Removal amonia

50,00 0,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17
0,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 waktu (Hari)

Waktu (Hari)
Gambar 3.9 % Removal Nitrat pada SRT 20 Hari

Gambar 3.6 % Removal NH3 pada SRT 20 Hari Sedangkan pada gambar 3.9 menunjukkan
bahwa pada SRT 20 hari berkemampuan untuk
Sedangkan pada gambar 3.6 menunjukkan bahwa pada
mengilangkan amonia hingga 80,95 %. Kondisi ini
SRT 20 hari berkemampuan untuk mengilangkan
dicapai pada hari ke-17 setelah kondisi relatif konstan.
amonia hingga 76,72 %. Kondisi ini dicapai pada hari
Dari data di atas diketahui bahwa pada SRT
ke-17 setelah kondisi relatif konstan.
10 hari memberikan penurunan nitrat yang lebih baik
Dapat disimpulkan bahwa pada SRT 10 hari
dibandingkan pada SRT 5 dan 20 hari. Ini
memberikan penurunan ammonia yang lebih baik
menunjukkan bahwa proses denitrifikasi di tangki
dibandingkan pada SRT 5 dan 20 hari.
anoxic cukup berhasil, karena sisa nitrat di dalam
permeat relatif sedikit dimana ditunjukkan dengan
3.2.3 NITRAT
removal nitrat hingga 90,48 %.. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin tingginya removal nitrat yang
% Removal Nitrat pada SRT 5 Hari dihasilkan dan produk permeat yang dihasilkan oleh
80,00 pengolahan limbah mengandung kadar nitrat yang
% Removal Nitrat

rendah. Jika jumlah N yang keluar lebih kecil dari 0,5


60,00
jumlah N yang masuk, maka proses denitrifikasi
40,00 dikatakan berhasil. Tetapi jika jumlah N yang keluar
20,00 lebih besar daripada jumlah N yang masuk maka
proses denitrifikasi tidak berjalan dengan baik di tangki
0,00 anoxic.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3.2.4 Unjuk Kerja Membran
Waktu (Hari) Untuk kinerja membran pada sistem SMBR,
terjadi penurunan fluks dan memerlukan waktu
backwasing dengan jarak yang relatif singkat.
Gambar 3.7 % Removal Nitrat pada SRT 5 Hari
Sedangkan untuk kinerja membran pada sistem MBR,
Gambar 3.7 menunjukkan bahwa pada SRT 5 penurunan fluks dan memerlukan waktu backwashing
hari berkemampuan untuk mengilangkan nitrat hingga
dengan jarak yang agak lama seperti hasil uji berikut Gambar 3.16 di atas menunjukkan bahwa
ini : dengan pengolahan limbah menggunakan lumpur aktif
dan membran ultrafiltrasi dapat mengurangi kekeruhan
35
air limbah yaitu 62 % pada SRT 5 hari, 69 % pada SRT
30
Flux (L/m2.jam)

10 hari dan 75,789 % pada SRT 20 hari.


25
20
15
MBR
10
5 SMBR
0
0 50 100
Waktu (menit)

(a) (b) (c)


Gambar 3.10 Flux (L/m2.jam) dengan Waktu (menit)
Pada MBR dan SMBR Gambar 3.12 Limbah Cair (a) Setelah
Dilakukan Penyaringan Dengan Membran (b)
Dari gambar 4.20 diketahui bahwa fluks Pada saat berada di ruang membrane (c)
sistem SMBR adalah 5,4-27 L/m2.jam lebih kecil dari Sebelum Dilakukan Penyaringan Dengan
sistem MBR yang mempunyai fluks 12,6-30 L/m2 .jam, Membran
artinya dalam waktu 1 jam membrane pada sistem
MBR dapat menghasilkan permeat sebenyak 30 L.
Pada sistem SMBR, terjadi penurunan yang signifikan Dari gambar 3.12 diketahui perbedaan hasil
pada menit ke lima yaitu dari 27 L/m2.jam menjadi 9 setelah dilakukan penyaringan dengan membran, pada
L/m2.jam sedangkan pada sistem MBR penurunan saat di ruang membran, dan pada saat di tangki aerobik.
terjadi bertahap dan dengan jarak yang relative kecil
yaitu dari fluks 30 L/m2.jam menjadi 27,6 L/m2.jam 3.2.6 dentifikasi Mikroorganisme
pada menit ke lima. Fluks kembali semula setelah
dilakukan backwashing setiap 30 menit sekali untuk Pemahaman terhadap spesies mikrobiologi
mencapai fluks 27 L/m2.jam pada sistem SMBR dan merupakan kunci dasar sebagai efisiensi proses dan
mencapai 30 L/m2.jam pada sistem MBR. Flux pemeliharaan berbagai rancangan pengolahan secara
semakin turun disebabkan adanya penyumbatan akibat biologis pada proses lumpur aktif. Keberadaan rotifer
partikel-partikel yang terakumulasi pada lapisan mengindikasikan air limbah yang diolah secara
permukaan membran. Dapat dilihat bahwa dengan biologis berlangsung dengan baik. Pada umumnya
adanya backwashing dapat menaikkan flux membran kehidupan mikroorganisme dalam proses lumpur aktif
meskipun tidak sampai pada kondisi awal. Kenaikan sangat sensitif terhadap lingkungan mereka misalnya
flux tidak dapat kembali seperti kondisi awal pH, suhu, dissolved oxygen (DO) dan bahan-bahan
dikarenakan masih ada penyumbatan yang tidak bisa inhibitor atau beracun. Secara umum, kegiatan
hilang dengan cara backwashing. mikroorganisme dalam proses biologis akan menurun
saat suhu turun, yang akibatnya akan mengakibatkan
3.2.5 Turbidity penurunan efisiensi penyisihan COD. (William, 1999)

Turbidity dengan satuan NTU (Nephelometric


Turbidity Unit) menunjukkan kekeruhan dari suatu
sampel air, dimana pada penelitian ini air limbah dalam
tangki aerobik dan air permeat di analisa kekeruhannya
dengan alat Turbidity meter.

100,000
% Removal

80,000
Turbidity

60,000 Gambar 3.13 Mikroorganisme Lumpur Aktif


40,000 SRT 5 Hari
20,000 Gambar 3.13 menunjukan mikroorganisme
0,000 SRT 10 Hari yang terdapat dalam tangki aerobik merupakan bakteri
SRT 20 Hari dan protozoa. Umumnya identifikasi dilakukan pada
1 4 7 10 13 16
saat biomassa masih muda atau sedang berkembang
Waktu (Hari) biak. Bakteri sebagai mikroorganisme yang paling
dominan dengan ukuran mikron. Protozoa dapat
digunakan sebagai indikator biologi kondisi lumpur
Gambar 3.11 %Removal turbidity (NTU) dengan aktif dengan sistem aerobik.. Pada proses pengolahan
waktu (hari) air limbah bahan organik semakin menurun sedangkan
pada SRT 5, 10, dan 20 hari komposisi biomassa akan berubah.
4. Kesimpulan

1. % removal COD pada SRT 5 hari sebesar 69,44


%, pada SRT 10 hari sebesar 90,11 %, dan pada
SRT 20 hari sebesar 87,22 %.
2. MBR (Membrane Bioreactor) dapat menurunkan
konsentrasi NH3 dari 294,413 mg/L pada SRT 5
hari menjadi 86,822 mg/lt dengan % removal
sebesar 70,51 %, pada SRT 10 hari sebesar 27
mg/lt dengan % removal sebesar 90,69 %, dan
pada SRT 20 hari menjadi 69 mg/L dengan %
removal sebesar 76,72 %.
3. MBR (Membrane Bioreactor) dapat menurunkan
turbidity pada SRT 5 hari sebesar 61,765 %, pada
SRT 10 hari sebesar 68,75 %, dan pada SRT 20
hari sebesar 76,26 %.
4. Dengan menggunakan membran ultrafiltrasi
didapatkan flux membran pada sistem MBR
sebesar 12,6 30 L/m2jam dan pada sistem
SMBR sebesar 5,4 - 27 L/m2jam.

Daftar Pustaka
Chang, I., Clech, Le P., Jefferson, Bruce., dan Judd, S
(2002), Membrane Fouling in Membrane
Bioreactors for Wastewater Treatment, Journal
of Environmental Engineering, Vol.128, No. 11.
Kusworo, T.D., Handayani, N.A., dan Widiasa, I.N
(2009), Aplikasi eksternal membran bioreactor
untuk penyisihan ammonia dari limbah-limbah
industri, SNTKI 2009.
Liang, Shuang (2006), Soluble Microbal Products
in Membrane Bioreactor Operation : Behaviors,

Anda mungkin juga menyukai