Anda di halaman 1dari 106

ANALISIS KAPASITAS GILING PRODUKSI GULA PASIR

(Studi Kasus Di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo, Jawa Timur)

Oleh

BUDIANI FITRIA ENDRAWATI


F 34101121

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
Budiani Fitria Endrawati. F 34101121. Analisis Kapasitas Giling Produksi
Gula Pasir (Studi Kasus Di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo, Jawa Timur). Di bawah
bimbingan : Sukardi. 2008

RINGKASAN

PT. PG. Candi Baru merupakan salah satu perusahaan swasta di Indonesia
yang memproduksi gula pasir dengan menggunakan tebu sebagai bahan baku
utama. Oleh karena itu, ketersediaan tebu sangat penting terutama dalam proses
penggilingan. Ketersediaan tebu sangat berkaitan dengan ketersediaan lahan.
Dalam penyediaan lahan, PT. PG. Candi Baru mengalami masalah. Selain
masalah lahan, masalah lain yang dihadapi adalah masalah kapasitas giling yang
rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui kapasitas giling PT. PG.
Candi Baru, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kapasitas giling dan mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam proses
penggilingan, (3) menentukan keterkaitan kapasitas giling terhadap produk yang
dihasilkan.
Kapasitas giling di PT. PG. Candi Baru ada dua macam yaitu kapasitas
giling inclusive dan exclusive. Kapasitas giling inclusive adalah kapasitas giling
yang memasukkan jam berhenti giling, sedangkan kapasitas giling exclusive
adalah kapasitas giling yang tidak memasukkan jam berhenti giling.
Hasil analisis kapasitas giling akan digunakan sebagai salah satu informasi
untuk mengatasi masalah yang terjadi di PT. PG. Candi Baru. Analisis kapasitas
berkaitan dengan tebu yang digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
mutu tebu. Selain itu, analisis kapasitas giling berhubungan dengan proses
penggilingan. Dengan melakukan analisis kapasitas giling maka dapat diketahui
apakah PT. PG. Candi Baru dapat memenuhi target yang telah direncanakan atau
tidak dan diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kapasitas giling serta
kendala-kendala yang terjadi di stasiun gilingan terutama terhadap mesin dan alat
yang digunakan. Untuk maksud tersebut maka dilakukan analisis % pol ampas di
stasiun giling dan analisis keterkaitan antara kapasitas giling terhadap hasil tetes
dan gula SHS. Analisis keterkaitan dilakukan dengan menggunakan metode
analisis regresi linear.
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil bahwa rata-rata kapasitas giling PT.
PG. Candi Baru sebesar 1842.39 ton/hari untuk kapasitas giling inclusive dan
1966.98 ton/hari untuk kapasitas giling exclusive. Berdasarkan analisis mutu tebu,
didapatkan hasil rata-rata % trash sebesar 4.8 % per hari dan nilai brix NPP
sebesar 15.5 % per hari. Hasil rata-rata % pol ampas sebesar 2.37 % per hari.
Dari hasil regresi linear berganda yang dilakukan terhadap hasil tetes dan
gula SHS, diketahui bahwa F hitung tetes adalah 57.694 dan F hitung gula SHS
adalah 22.426. Nilai F tabel = 3.000. Dari uji t, hasil t hitung tetes inclusive
sebesar 4.600 dan exclusive sebesar 1.517. Nilai t hitung gula SHS inclusive
sebesar 1.571 dan exclusive sebesar 2.281. Nilai t tabel = 1.960
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kapasitas giling, diketahui bahwa PT.
PG. Candi Baru belum memenuhi target yang direncanakan. Hal ini disebabkan
adanya faktor yang berpengaruh terhadap kapasitas giling. Faktor-faktor tersebut
adalah jam berhenti giling, mesin dan alat yang digunakan. Dari hasil analisis
mutu tebu diketahui bahwa tebu yang digiling memenuhi syarat yang telah
ditetapkan, yaitu nilai % trashnya tidak lebih dari 5 % dan nilai brix NPP lebih
dari 12 %. Nilai % pol ampas berada dalam nilai kisaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear berganda diketahui bahwa F
hitung lebih besar daripada F tabel sehingga model persamaan Y = a + b1X1 +
b2X2 dapat digunakan. Kapasitas giling inclusive berpengaruh terhadap tetes,
tetapi tidak berpengaruh terhadap gula SHS, sedangkan kapasitas giling exclusive
tidak berpengaruh terhadap tetes, tetapi berpengaruh terhadap gula SHS.
Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa PT. PG.
Candi Baru harus meningkatkan upaya pencapaian kapasitas giling sehingga
memenuhi target yang telah ditetapkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan menekan angka jam berhenti giling dan adanya perbaikan mesin
dan alat yang digunakan, penggantian mesin dan alat yang sudah tidak layak pakai.
Selain itu, perlu dilakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap mesin dan alat
PT. PG. Candi Baru dan peningkatan terhadap hasil tetes dan gula SHS agar tidak
mengalami kerugian.
Budiani Fitria Endrawati. F 34101121. Analysis of Milling Capacity of
Sugarcane Production (Case Study at PT. PG. Candi Baru Sidoarjo, Jawa Timur).
Supervised by Sukardi. 2008

SUMMARY

PT. PG. Candi Baru is one of the private companies in Indonesian that
produces sugar from sugar cane. Therefore the available of sugar cane was
importance, especially at the milling process. The availability of the cane is
related to the availability of cane areas. PT PG Candi Baru currently faces such as
a problem including a low milling capacity.
This research is intended to study the milling capacity of PT PG Candi Baru,
to identify the influency factors of the milling capacity and to determine the
relationship between the milling capacity and the production.
There are two types of capacity at PT PG Candi Baru, namely inclusive and
exclusive milling capacity. The differences of these two types of capacity lies in
the down time consideration in that inclusive milling capacity considers down
time of the factory.
Analysis of milling capacity is used for solving problem at PT. PG. Candi
Baru. This analysis related to the cane that use for and cause of this need a cane
quality analysis. A milling capacity analysis have a relationship with a milling
process. Analysis of milling capacity to know that PT. PG. Candi Baru can
complete the target or not and what is the factor that influence to the milling
capacity. Analysis of milling capacity is also to know obstacle happened in mill
station according to machine and equipment in use. To know the relationship of
milling capacity to result molasse and SHS sugar it is important to analysis
procentage pol bagasse in mill station. Analysis of relationship milling capacity
and result molasse and SHS sugar using method double linear regression.
The result show that milling capacity average of PT. PG. Candi Baru is
1842.39 ton/day for inclusive milling capacity and 1966.98 ton/day for exclusive
milling capacity. Based on cane quality analysis, average result for % trash is 4.8
% a day, brix value NPP is 15.5 % a day and % pol bagasse is 2.37 % a day.
The double linear regression has done for molasse and SHS sugar found a
value of F count is 57.694 and 22.426 while the value F table is 3.000. The t test
has done for inclusive and exclusive molasse was found a value of 4.600 and
1.517, The t test has done for inclusive and exclusive SHS sugar was found a
value of 1.571 and 2.281 while the value t table was 1.960.
According to this results above show that PT. PG. Candi Baru hasnt reach
the planned target cause of influence milling capacity like shut down plan,
machine and equipment. The analysis of cane quality show that the cane used in
the milling process fit the set standart and a procentage of trash not more that 5 %
and NPP brix value more than 12 % and procentage of bagasse is in the acceptable
range.
The double linear regression has done show that F count is larger than F
table and model equation Y = = a + b1X1 + b2X2 could be used. An inclusive
milling capacity influence production of molasse but didnt influence the
production of SHS sugar in contradictive the exclusive milling capacity didnt
influence production of molasse but influence the production of SHS sugar.
All of analysis above give a conclusion that PT. PG. Candi Baru should
increase the effort to reache target milling capacity by minimisation of shut down
plan, repair the machine and equipment or replace with the new machine and
equipment. PT. PG. Candi Baru was needed supervision and control the machine
and equipment for increasing molasse and SHS sugar production.
ANALISIS KAPASITAS GILING PRODUKSI GULA PASIR
(Studi Kasus Di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo, Jawa Timur)

Oleh
BUDIANI FITRIA ENDRAWATI
F 34101121

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

ANALISIS KAPASITAS GILING PRODUKSI GULA PASIR


(Studi Kasus Di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo, Jawa Timur)

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
BUDIANI FITRIA ENDRAWATI
F 34101121

Dilahirkan di Surabaya, 5 September 1983

Tanggal Lulus : 19 Maret 2008

Disetujui,
Bogor, 19 Mei 2008

Dr. Ir. SUKARDI, MM


Dosen Pembimbing Akademik
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS KAPASITAS GILING PRODUKSI GULA PASIR


(Studi Kasus Di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo, Jawa Timur)

merupakan hasil karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing
akademik, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.

Yang membuat Pernyataan

Budiani Fitria Endrawati


F 34101121
BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Budiani Fitria Endrawati.


Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan di
Surabaya tanggal 5 September 1983 dari pasangan Prof. Dr. Ir. H.
M. Rachimoellah, Dipl. EST dan Ir. Hj. Endah Mutiara Marhaeni
Putri, DEA, MSi.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Manyar Sabrangan II /
231 Surabaya tahun 1995. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan di
SLTPN 19 Surabaya. Pada tahun 2001, penulis lulus dari SMU Trimurti Surabaya
dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) pada Departemen Teknologi Industri
Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) sebagai staf Departemen Dalam Negeri Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor periode 2002-2003, Forum Bina Islami sebagai
Sie Dana Usaha Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor periode
2002-2003. Selain itu, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Menggambar
Teknik pada Tahun Ajaran 2005/2006.
Penulis melaksanakan praktek lapangan di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo
tahun 2004 dengan judul Manajemen Produksi dan Pengawasan Mutu. Sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis menyusun skripsi yang
berjudul Analisis Kapasitas Giling Produksi Gula Pasir (Studi Kasus di PT.
PG. Candi Baru Sidoarjo Jawa Timur).
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Kapasitas
Giling Produksi Gula Pasir (Studi Kasus di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)
dengan baik.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan, doa dan support dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Sukardi, MM sebagai pembimbing akademik atas saran dan
bimbingannya dalam penyelesaian skripsi.
2. Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA dan Dr. Ir. Suprihatin, Dipl. Ing
sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan, saran dan kritik
dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Direksi PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Surabaya yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
4. Ir. Bambang Subekti; Ir. Santoso, Ir. Rahman; Ir. Gatot Trihartono; M. Hadi
Mahmudi; Ibu Dartiningsih; Bapak Kamto; Mas Yudi; Mas Hartono dan
seluruh pegawai PT. PG. Candi Baru Sidoarjo.
5. Prof. Dr. Ir. H. M. Rachimoellah, Dipl. EST; Ir. Hj. Endah Mutiara Marhaeni
Putri, DEA, MSi; Aullya Ardhini Rahendawati, ST; Chandra Suryani
Rahendaputri dan Adhilla Salsabila yang selalu memberikan doa, support,
kasih sayang, perhatian, semangat dan keceriaan kepada penulis.
6. Teman-teman Teknologi Industri Pertanian (TIN) angkatan 38 atas
kebersamaan dan persahabatannya selama ini.
7. Keluarga Ratna Iriani Sosiawati (tante Ratna, dik Doni, dik Irfan dan dik Rena)
atas perhatiannya kepada penulis.
8. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani, M.Sc dan Prianti Tuhu Setyo Arianti atas
bantuannya.
9. Yuli Handayani; Kurnia Meirina; Novianti Prihatiningsih; Hani; Mildaa
Shanty; Wahyu Gumilar; Irawan Suryawijaya; Amoy; Neisya Solaita;

i
Noviana Wulandari; Ira Ayuthia Herdiani dan Haekal atas kebersamaan dan
bantuannya selama ini.
10. Bapak Mulyana Rahmat; Bapak Sugiardi; Bu Egnawati Sari dan seluruh
pegawai tata usaha dan laboran Departemen Teknologi Industri Pertanian yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan perhatiannya
kepada penulis.
11. All Tiners atas kebersamaannya selama ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dan kekhilafan dalam


menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik sangatlah penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat kepada penulis
serta pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, 19 Maret 2008

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 3
C. Ruang Lingkup ................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Tanaman Tebu ................................................................................... 4
B. Kapasitas Giling ................................................................................. 8
C. Produksi Gula..................................................................................... 10
1. Produksi ....................................................................................... 10
2. Produksi Gula .............................................................................. 12
D. Gula Pasir ........................................................................................... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 18
B. Tata Laksana ...................................................................................... 19
C. Metode Penelitian .............................................................................. 22

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


A. Sejarah Perusahaan ............................................................................ 26
B. Lokasi Pabrik ..................................................................................... 26
C. Struktur Organisasi ............................................................................ 27
D. Ketenagakerjaan ................................................................................. 31

iii
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses Produksi .................................................................................. 32
1. Stasiun Gilingan ........................................................................... 37
2. Stasiun Pemurnian ....................................................................... 41
3. Stasiun Penguapan ....................................................................... 46
4. Stasiun Masakan dan Stasiun Puteran .......................................... 48
5. Stasiun Penyelesaian .................................................................... 50

B. Kapasitas Giling ................................................................................. 51


1. Analisis Mutu Tebu ...................................................................... 53
2. Analisis % Pol Ampas ................................................................. 54
3. Analisis Keterkaitan Kapasitas Giling Inclusive dan Exclusive
Terhadap Hasil Tetes PT. PG. Candi Baru .................................. 55
4. Analisis Keterkaitan Kapasitas Giling Inclusive dan Exclusive
Terhadap Hasil Gula SHS PT. PG. Candi Baru ........................... 57

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................................ 59
B. Saran .................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 61

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Jumlah Tebu Masuk PT. PG. Candi Baru (ton per bulan)
Selama bulan Mei sampai dengan bulan November .................... 1
Tabel 2. Luas Areal, Produksi Tebu, Rendemen dan Produksi Gula
Dalam Negeri Tahun 19962005 ................................................. 12
Tabel 3. Syarat Mutu Gula Pasir (SNI 01-3140-1992) .............................. 14
Tabel 4. Syarat Mutu Gula Kristal Putih (SNI 01-3140-2001) ................. 15
Tabel 5. Perkembangan Jumlah Penduduk, Kebutuhan Industri dan
Konsumsi Gula Tahun 19952005 ............................................. 16
Tabel 6. Perhitungan Kumulatif Kapasitas Giling PT. PG. Candi Baru
Pada Periode Bulan Mei sampai dengan bulan November .......... 52
Tabel 7. Jumlah Jam Berhenti Giling PT. PG. Candi Baru Pada Periode
Bulan Mei sampai dengan bulan November ................................ 53
Tabel 8. Mutu Tebu PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan Mei
sampai dengan bulan November .................................................. 54
Tabel 9. Hasil % Pol Ampas PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan
Mei sampai dengan bulan November .......................................... 55
Tabel 10. Hasil Tetes PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan Mei
sampai dengan bulan November .................................................. 56
Tabel 11. Hasil Gula SHS PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan Mei
sampai dengan bulan November .................................................. 57

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Tanaman Tebu........................................................................... 04
Gambar 2. Batang Tebu .............................................................................. 4
Gambar 3. Pohon Industri Tebu .................................................................. 5
Gambar 4. Tahapan Penelitian .................................................................... 21
Gambar 5. Diagram Alir Kualitatif Proses Pembuatan Gula ...................... 32
Gambar 6. Diagram Alir Kuantitatif Proses Pembuatan Gula .................... 36
Gambar 7. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Gilingan ................................. 37
Gambar 8. Diagram Alir Kuantitatif Stasiun Gilingan ............................... 40
Gambar 9. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Pemurnian .............................. 41
Gambar 10. Diagram Alir Kuantitatif Stasiun Pemurnian ............................ 45
Gambar 11. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Penguapan ............................. 46
Gambar 12. Diagram Alir Kuantitatif Stasiun Penguapan ............................ 48
Gambar 13. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Masakan dan Puteran ............. 49
Gambar 14. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Penyelesaian .......................... 50

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Peta Situasi PT. PG. Candi Baru ............................................ 65
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. PG. Candi Baru Sidoarjo ................. 66
Lampiran 3. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Mei .......... 67
Lampiran 4. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Juni ........... 68
Lampiran 5. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Juli ........... 69
Lampiran 6. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Agustus .... 70
Lampiran 7. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan September 71
Lampiran 8. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Oktober ..... 72
Lampiran 9. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan November .. 73
Lampiran 10. Data Kapasitas Giling Inclusive dan Kapasitas Giling
Exclusive Setiap Harinya ........................................................ 74
Lampiran 11. Data Jumlah Jam Berhenti Giling Dalam Pabrik dan Luar
Pabrik Setiap Harinya ............................................................. 79
Lampiran 12. Data % Trash, % Brix NPP, % Pol Ampas, Tetes, Gula
Setiap Harinya ........................................................................ 84
Lampiran 13. Keterkaitan Kapasitas Giling Inclusive dan Kapasitas
Giling Exclusive Terhadap Hasil Tetes .................................. 89
Lampiran 14. Keterkaitan Kapasitas Giling Inclusive dan Kapasitas
Giling Exclusive Terhadap Hasil Gula SHS .......................... 90

vii
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan sangat penting untuk
ketahanan pangan nasional. Gula juga merupakan komoditi dengan tingkat
partisipasi konsumsi yang tinggi dan ragam penggunaan gula yang sangat luas
(Kusumaningrum, 2005). Selain itu, gula merupakan komoditas strategis baik
sebagai bahan pemanis maupun sebagai sumber kalori. Oleh karena itu
keberadaan pabrik gula serta produknya memerlukan suatu perhatian dan
penanganan yang serius.
PT. PG. Candi Baru merupakan salah satu perusahaan swasta di
Indonesia yang memproduksi gula. PT. PG. Candi Baru memproduksi gula
pasir jenis Superior Hooft Suiker (SHS) IA dengan menggunakan tebu sebagai
bahan bakunya.
Menurut Mulyadi (1986) dalam Siregar (2003), bahan baku merupakan
bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku yang
digunakan di PT. PG. Candi Baru berasal dari tebu sendiri, tebu rakyat
intensifikasi kredit, tebu rakyat intensifikasi non kredit dan tebu bebas (beli).
Jumlah tebu yang masuk ke PT. PG. Candi Baru dapat dilihat pada Tabel 1,
sedangkan penerimaan tebu masuk setiap harinya dapat dilihat pada Lampiran
3-9.

Tabel 1. Jumlah Tebu Masuk PT. PG. Candi Baru (ton per bulan) selama
bulan Mei sampai dengan bulan November

Bulan Tebu Masuk (Ton)


Mei 17 864.7
Juni 57 298.5
Juli 61 005.4
Agustus 56 884.1
September 61 572.8
Oktober 55 989.7
November 29 179.1
Total 339 794.3
Sumber : PT. PG. Candi Baru

1
Menurut Kusumaningrum (2005), ketersediaan bahan baku merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi gula
sehingga proses penyediaannya perlu direncanakan secara optimal. Tanaman
tebu yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan gula di pabrik gula
(PG) membutuhkan adanya ketersediaan lahan (Tim Pengkaji Manajemen
Industri Gula, 2004).
Areal PT. PG. Candi Baru mengalami penurunan karena adanya
penyempitan dan pengalihfungsian lahan. Hal ini disebabkan adanya
perkembangan industri, penggunaan jalan tol dan perluasan areal perumahan
sehingga lahan-lahan yang berpotensi untuk ditanami tebu terdesak oleh
perluasan industri tersebut. Lahan yang tersisa merupakan lahan yang kurang
produktif. Untuk mengatasi masalah ketersediaan lahan ini, PT. PG. Candi
Baru mengadakan kerjasama dengan petani yang mempunyai lahan dimana
lahan tersebut memenuhi persyaratan untuk ditanami tebu.
Dalam sejarah pergulaan di Indonesia, penggunaan lahan petani selalu
menjadi masalah yang tidak mudah dipecahkan. Hal ini disebabkan karena
pabrik gula tidak mempunyai lahan yang cukup. Oleh sebab itu jalan pintas
yang ditempuh adalah menyewa lahan petani. Fakta di lapangan
mengindikasikan bahwa sebagian besar petani menyewakan lahan pada pabrik
gula dengan keterpaksaan (Hafsah, 2002). Menurut Tim Pengkaji Manajemen
Industri Gula (2004), lahan untuk perkebunan tebu adalah tanah sawah yang
subur dan berpengairan teknis milik rakyat, yang penyediaannya dijamin oleh
pengusaha. Petani hanya berfungsi sebagai penyedia faktor produksi yaitu
lahan dan tenaga kerja.
Permasalahan lain yang dihadapi PT. PG. Candi Baru adalah kapasitas
giling yang rendah. Rendahnya kapasitas giling dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Analisis kapasitas giling dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi kapasitas giling dan kendala-kendala yang terjadi
dalam proses penggilingan sehingga dapat dilakukan perbaikan dan
permasalahan yang terjadi dapat diatasi.

2
B. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah kapasitas giling memenuhi target yang telah
ditetapkan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kapasitas giling.
3. Mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam proses penggilingan di
stasiun gilingan.
4. Menentukan keterkaitan kapasitas giling terhadap produk yang dihasilkan.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini adalah keadaan yang berpengaruh terhadap
kapasitas giling PT. PG. Candi Baru. Pencapaian kapasitas giling ini apabila
PT. PG. Candi Baru memenuhi target yang telah direncanakan. Aspek
kapasitas giling pabrik dipengaruhi oleh kualitas tebu yang digunakan, proses
penggilingan dan jam berhenti giling.

D. MANFAAT PENELITIAN
Analisis kapasitas giling ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk
PT. PG. Candi Baru. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kapasitas giling dan kendala-kendala dalam stasiun gilingan maka PT. PG.
Candi Baru dapat melakukan penanganan yang lebih baik dan perbaikan-
perbaikan terhadap mesin dan alat yang digunakan sehingga kapasitas giling
PT. PG. Candi Baru dapat meningkat. Selain itu, kinerja pabrik berjalan
dengan lancar.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN TEBU
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) merupakan salah satu
tanaman penting sebagai penghasil gula. Lebih dari setengah produksi gula
dunia berasal dari tebu. Klasifikasi botani tanaman tebu adalah sebagai berikut
(Sudiatso, 1982) :
Kelas : Monokotiledon
Ordo : Glumaceae
Famili : Gramineae
Kelompok : Andropogoneae
Genus : Saccharum

Gambar 1. Tanaman Tebu

Tanaman tebu merupakan tanaman perkebunan semusim yang


mempunyai sifat tersendiri sebab di dalam batangnya terdapat zat gula
(Supriyadi, 1992). Di dalam batang tebu terkandung 20% cairan gula
(Reginawanti, 1999).

Gambar 2. Batang Tebu

4
Menurut Sudiatso (1982), batang tebu merupakan bagian terpenting
dalam produksi gula karena mengandung nira. Batang tanaman tebu beruas-
ruas dari bagian pangkal sampai pertengahan, ruasnya panjang-panjang
sedangkan di bagian pucuk ruasnya pendek (Supriyadi, 1992). Untuk
pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin
pemeras (mesin press) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu
tersebut disaring, dimasak dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang
kita kenal (Anonim, 2007).
Tebu mempunyai peranan penting dalam menggerakkan perekonomian
suatu wilayah. Hal ini terkait dengan posisinya sebagai bahan baku utama
industri gula (Hafsah, 2002). Tebu selain dapat digunakan sebagai bahan baku
industri gula juga memiliki manfaat lain. Dari pucuk dan daun tebu dapat
dimanfaatkan sebagai makanan untuk ternak, dari nira dihasilkan gula, molase
dan blotong sedangkan dari ampas dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar,
makanan ternak dan sebagainya. Kegunaan tebu lebih lengkap, dapat dilihat di
pohon industri pada Gambar 3.

Gambar 3. Pohon Industri Tebu (Sumber : http://ikah.depperin.go.id, 2007)

5
Tanaman tebu hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Di
Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera (Anonim,
2007). Tanaman tebu cukup banyak didapati mulai dari dataran rendah sampai
pada daerah dataran tinggi yang tingginya tidak lebih dari 1300 meter dari
permukaan laut (Hafsah, 2002). Di tempat yang lebih tinggi pertumbuhan
tanaman tebu agak terhambat. Menurut Reginawanti (1999), ketinggian
tempat yang baik untuk pertumbuhan tebu adalah 5500 meter dari
permukaan laut.
Tanaman tebu tumbuh baik pada daerah beriklim panas dan lembab.
Kelembaban yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari tujuh
puluh persen (Reginawanti, 1999). Suhu optimum untuk pertumbuhan
tanaman tebu berkisar antara 24-300C (Indriani dan Sumiarsih, 1992). Hujan
yang merata diperlukan setelah tanaman berumur delapan bulan dan
kebutuhan ini berkurang sampai menjelang panen. Jenis tebu yang akan
ditanam adalah jenis tebu yang hasil produksinya tinggi dan sesuai dengan
jenis tanah kebun (Sutardjo, 2002). Menurut Reginawanti (1999), tanah yang
terbaik adalah tanah subur dan cukup air tetapi tidak tergenang.
Masa kemasakan tebu adalah suatu gejala bahwa pada akhir dari
pertumbuhannya terdapat timbunan sakarosa di dalam batang tebu. Pada tebu
yang masih muda, kadar sakarosa tertinggi berada di dalam ruas-ruas bawah
dan kadar sakarosa di ruas-ruas di atasnya hampir sama tingginya. Sakarosa
adalah bahan baku yang terpenting (Sutardjo, 2002).
Tingkat kemasakan tebu merupakan faktor pertimbangan utama dalam
menentukan jadwal tebang selain mempertimbangkan keadaan fisik tebu di
lapang dan kapasitas giling pabrik. Penebangan tebu dilakukan berdasarkan
tingkat kemasakan tebu dan analisa pendahuluan. Analisa pendahuluan
dilakukan untuk menentukan apakah tanaman dalam satu areal tertentu sudah
waktunya ditebang atau belum (Siregar, 2003). Di PT. PG. Candi Baru, tebu
yang layak untuk ditebang adalah tebu yang umurnya tidak kurang dari 10
bulan dan harus pada kondisi tebu tersebut tua atau sudah masak.

6
Menurut Supriyadi (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen
adalah sebagai berikut :
1. Varietas Tebu
Setiap pabrik gula menanam varietas tebu yang tidak sama dengan
pabrik gula yang lainnya. Varietas tersebut memiliki tingkat kemasakan
yang berbeda sehingga rendemen yang dihasilkan juga berbeda.
2. Daerah penanaman dan sinar matahari
Tebu yang ditanam di dataran tinggi, masa hidupnya akan lebih lama
dibandingkan dengan tebu yang ditanam di dataran rendah. Tebu yang
ditanam di dataran tinggi akan mendapat sinar matahari lebih lama
daripada di dataran rendah, oleh karena itu kemasakan optimal dicapai
pada masa yang lebih lama.
3. Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi pada waktu tanaman tebu mencapai umur
masak akan menyebabkan pembentukan gula rendah, sebab sinar matahari
terhalang oleh awan sehingga proses fotosintesis terhambat sekaligus
proses pembentukan gula terhambat, terbentuknya rendemen rendah dan
tebu mencapai masak optimal terlambat pula.
4. Adanya serangan hama atau penyakit
Serangan hama dan penyakit pada tanaman tebu sangat menghambat
proses pembentukan gula. Apabila serangan hama atau penyakit itu hebat,
maka pembentukan gula pun sedikit bahkan bisa terhenti sama sekali,
karena gangguan hama atau penyakit, tebu tidak bisa mencapai masak
optimal pada waktunya.
5. Kerobohan tanaman
Tebu yang roboh terkena angin akan berakibat proses kemasakannya
terhambat. Tebu yang roboh akan tumbuh sogolan/tunas baru maka
kandungan gula di dalam batang tebu akan diuraikan kembali untuk proses
pertunasan dan seluruh energi tercurah untuk berdirinya kembali. Oleh
karena itu, kalau tanaman tebu roboh misalnya terkena angin maka
tanaman tebu tersebut harus segera didirikan lagi dan diikat.

7
6. Saat sebelum penebangan
Perlu dijaga agar tanaman tebu tidak terbakar. Jika sampai terbakar
dan tanaman tidak segera ditebang, rendemen di dalam batang tebu akan
hilang.
7. Waktu penebangan
Usahakan agar tanaman tebu bisa ditebang saat rendemen pada posisi
optimal. Umumnya disekitar bulan Agustus, tetapi kadang-kadang juga
tergantung dari jenis tebu.
8. Saat penebangan
Pada saat tebu ditebang, harus diusahakan agar tebu bersih dari
pucukan dan daduk. Pucukan dan daduk dapat menurunkan rendemen.
9. Mesin giling
Banyak dan sedikitnya mesin giling juga mempengaruhi perolehan
rendemen. Mesin giling yang banyak akan mendapat rendemen tebu yang
lebih banyak pula.

B. KAPASITAS GILING
Kapasitas adalah hasil produksi (output) maksimal dari sistem pada
periode tertentu. Kapasitas biasanya dinyatakan dalam jumlah per satuan
waktu. Ukuran kapasitasnya merupakan jumlah maksimal unit yang dapat
diproduksi pada jangka waktu tertentu (Render dan Jay, 1997). Menurut
Gaspersz (2000), kapasitas adalah tingkat output maksimum dari suatu proses.
Karakteristik ini diukur dalam unit output per unit waktu.
Kapasitas giling adalah jumlah tebu yang dapat digiling dalam satuan
waktu, umumnya menggunakan satuan ton tebu per jam (t.c.h). Di Amerika
sering menggunakan satuan ton tebu per hari. Menurut Hugot dan Jenkins
(1972), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kapasitas giling :
1. Kandungan Serat Tebu
Ketahanan tebu terhadap roda penggiling kurang lebih memiliki
ukuran yang proportional terhadap serat. Ketika masuk kedalam gerinda
kembar (tandem) yang terakhir, kuantitas bahan yang diterima hampir
memiliki ukuran yang proportional terhadap serat. Ketebalan lapisan

8
ampas tebu yang dipadatkan akan keluar di bagian roda penerimaan, akan
memiliki proportional dengan serat.
2. Ukuran dan Kecepatan Roda Penggiling
Dengan menaikkan kecepatan roda penggiling akan meningkatkan
pula luas permukaan yang berhubungan dengan tebu per satuan waktu
sehingga akan dapat meningkatkan pula jumlah tebu yang digiling. Luas
permukaan ini dipengaruhi oleh panjang dan diameter roda penggiling.
3. Jumlah Roda Penggiling
Faktor yang kurang berpengaruh nyata, tapi penting adalah jumlah
roda penggiling. Awalnya mungkin tidak terlihat hubungan yang logis
antara jumlah roda dengan kapasitas mesin. Pada tandem yang pendek,
ketebalan lapisan ampas tebu harus dikurangi untuk mendapatkan hasil
ekstraksi yang optimal. Sementara itu, pada tandem yang panjang,
ketebalan lapisan ampas tebu harus ditingkatkan untuk hasil ekstraksi yang
optimal.
4. Pisau dan Alat-alat Persiapan
Pisau dan parutan dapat meningkatkan kapasitas. Selain pisau dan
parutan, sejumlah alat-alat lain juga ikut berperan penting terhadap ampas
tebu.
5. Air Imbibisi
Semakin banyak jumlah air imbibisi yang digunakan, semakin sulit
memasukkan bahan kedalam mesin penggiling. Terutama ketika air panas
digunakan sebagai imbibisi. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian
terhadap penggunaan air imbibisi.
6. Alur
Bentuk permukaan dan kedalaman alur pada roda logam memiliki
dampak pada kekuatan cengkeraman antar penggiling. Alur ekstraksi tebu
berperan penting terutama pada kecepatan roda.
7. Tekanan Hidraulik
Mesin penggiling akan dapat memproses tebu lebih cepat jika
menerima beban yang lebih ringan. Bila mesin penggiling menerima
beban yang berat maka tebu diproses agak lambat.

9
8. Penggunaan Alat Pengumpan
Roda pengumpan, alat penekan bagian atas dan bawah dapat
meningkatkan hasil ekstraksi.
9. Disain
Mesin penggiling yang baru dapat meningkatkan kapasitas.
Kerusakan alur terhadap roda penggiling, terutama pada sistem hidraulik
dapat merugikan operasi yang baik terhadap giling.
10. Pekerja
Kualitas sumberdaya manusia ikut bertanggung jawab dalam
penyesuaian dan pemeliharaan mesin penggiling. Kualitas sumber daya
manusia merupakan faktor yang tak terduga tetapi merupakan salah satu
hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

C. PRODUKSI GULA
1. Produksi
Produksi yaitu proses kombinasi dan koordinasi material-material
dan kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumber daya atau jasa-jasa produksi)
dalam pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk) (Beattie dan
Taylor, 1985). Menurut Gaspersz (2000), produksi dapat dikatakan sebagai
suatu aktivitas dalam perusahaan industri berupa penciptaan nilai tambah
dari input menjadi output secara efektif dan efisien sehingga produk
sebagai output dari proses penciptaan nilai tambah itu dapat dijual dengan
harga yang kompetitif di pasar global.
Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan
dan dana) yang ada (Assauri, 1980).
Menurut Mubyarto (1994), fungsi produksi adalah suatu fungsi yang
menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-
faktor produksi (input). Dalam bentuk matematika sederhana, fungsi
produksi ini dituliskan sebagai berikut :
Y = f (x1, x2 .. xn)

10
dimana : Y = hasil produksi fisik
x1, x2 .. xn = faktor-faktor produksi
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan
rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem
produksi merupakan kumpulan dari sub sistem-sub sistem yang saling
berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output
produksi (Nasution, 2003).
Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai
komponen struktural dan fungsional. Di dalam sistem produksi modern
terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input
menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
Komponen atau elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri
dari bahan, mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi,
tanah, dan lain-lain, sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri
dari supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan
(Gaspersz, 2000).
Perencanaan produksi merupakan tindakan antisipasi dimasa
mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan. Tujuan dari
perencanaan produksi adalah untuk menentukan arah awal dari tindakan-
tindakan yang harus dilakukan di masa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan
(Nasution, 2003).
Pengendalian produksi adalah tindakan yang menjamin bahwa semua
kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan. Rencana produksi yang telah disusun
tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya pengendalian terhadap
pelaksanaan rencana tersebut. Hal ini disebabkan karena rencana tersebut
dibuat berdasarkan perkiraan yang bisa saja melesat (Nasution, 2003).

11
2. Produksi Gula
Perkembangan produksi gula Indonesia tidak terlepas dari
perkembangan luas areal, produksi tebu dan rendemen (Purwanto, 2006).
Perkembangan luas areal, produksi tebu dan rendemen dalam negeri
disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Areal, Produksi Tebu, Rendemen dan Produksi Gula Dalam
Negeri Selama Periode Tahun 1996-2005

Luas Areal Produksi Tebu Rendemen Produksi Gula


Tahun
(Ha) (Ton) (%) (Ton)
1996 403 266.30 28 603.53 7.32 2 094.20
1997 385 669.00 27 953.84 7.83 2 189.97
1998 378 293.10 27 177.77 5.49 1 491.55
1999 340 800.10 21 401.83 6.96 1 488.60
2000 340 660.20 24 031.36 7.04 1 690.67
2001 344 441.30 25 186.25 6.85 1 725.47
2002 350 722.90 25 533.43 6.88 1 755.43
2003 335 724.60 22 631.11 7.21 1 631.92
2004 344 793.40 26 743.18 7.67 2 051.64
2005 381 785.80 31 139.27 7.20 2 241.74
Sumber : Dewan Gula Indonesia dalam Purwanto (2006)

Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa luas areal terbesar dicapai pada
tahun 1996 yaitu 403266.3 Ha dan terendah pada tahun 2003 yaitu
335724.6 Ha. Produksi tebu terbanyak dicapai pada tahun 2005 yaitu
sebanyak 31139.27 ton, sedangkan rendemen terbesar dicapai pada tahun
1997 yaitu sebesar 7.83 % dan terendah sebesar 5.49 % pada tahun 1998.
Produksi gula terbanyak dicapai pada tahun 2005 sebesar 2241.74 ton.
Tahun 1999, produksi tebu dan produksi gula merupakan produksi
terendah bila dibandingkan tahun-tahun yang lainnya. Produksi tebu yang
dicapai hanya sebanyak 21401.83 ton, sedangkan produksi gula hanya
sebesar 1488.60 ton.

12
D. GULA PASIR
Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian
Indonesia. Dengan luas areal sekitar 350 ribu ha pada periode 2000-2005,
industri gula berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi
sekitar 900 ribu petani dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai
sekitar 1.3 juta orang. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok
masyarakat dan sumber kalori yang relatif murah (Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2007).
Gula adalah salah satu bahan pangan yang sangat penting, termasuk
sembilan bahan pokok yang pengadaan dan pengaturan harganya langsung
ditangani pemerintah (Mubyarto, 1984). Gula merupakan senyawa organik
yang penting sebagai bahan makanan karena gula mudah dicerna dalam tubuh
sebagai sumber kalori. Disamping sebagai bahan makanan, gula juga
dipergunakan antara lain sebagai bahan pengawet makanan, bahan baku
alkohol, pencampur obat-obatan dan mentega. Pada umumnya, gula
mempunyai rasa manis, tidak berwarna, tidak berbau, dapat mengkristal dan
larut dalam air (Goutara dan Wijandi, 1985).
Menurut Ikatan Ahli Gula Indonesia (2005), gula di Indonesia
dikategorikan sebagai salah satu komoditas yang sensitif. Status gula yang
penting ini terutama disebabkan oleh dua faktor berikut : (1) gula merupakan
kebutuhan pokok penduduk. Fakta ini membawa konsekuensi kewajiban
pemerintah untuk menjamin ketersediaan gula di pasar domestik pada tingkat
harga yang reasonable bagi seluruh kelompok pendapatan masyarakat, (2)
industri gula merupakan sumber penghidupan lebih dari satu juta petani di
Jawa dan menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari setengah juta buruh tani
di pedesaan terutama di Jawa dan Sumatera. Fakta ini membawa konsekuensi
bagi pemerintah untuk menjaga keberlangsungannya serta meningkatkan
manfaatnya.
Gula pasir mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari karena merupakan sumber pemanis yang sekaligus
juga merupakan sumber kalori. Gula pasir tidak seluruhnya dikonsumsikan
secara langsung oleh rumah tangga, melainkan dikonsumsi pula secara tidak

13
langsung melalui makanan dan minuman hasil industri (Winarno dan Birowo,
1988). Syarat Mutu Gula Pasir (SNI 01-3140-1992) dapat dilihat pada Tabel 3
sedangkan Syarat Gula Kristal Putih dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Syarat Mutu Gula Pasir (SNI 01-3140-1992)


Persyaratan
No Kriteria Uji Satuan
GKP (SHS)
1. Keadaan
1.1. Bau
1.2. Rasa
2. Warna (nilai remisi yang direduksi) % b/b Min 53
3. Besar jenis butir Mm 0.8-1.2
4. Air % b/b Maks 0.1
5. Sakarosa % b/b Min 99.3
6. Gula pereduksi % b/b Maks 0.1
7. Abu % b/b Maks 0.1
8. Bahan asing tidak larut Derajat Maks 5
9. Bahan tambahan makanan
- Belerang dioksida (SO2) mg / kg Maks 30
10. Cemaran Logam :
10.1. Timbal (Pb) mg / kg Maks 2
10.2. Tembaga (Cu) mg / kg Maks 2
10.3. Raksa (Hg) mg / kg Maks 0.03
10.4. Seng (Zn) mg / kg Maks 40
10.5. Timah (Sn) mg / kg Maks 40
11. Arsen (As) mg / kg Maks 1

14
Tabel 4. Syarat Mutu Gula Kristal Putih (SNI 01-3140-2001)
Persyaratan
No Kriteria Uji Satuan
GKP 1 GKP 2 GKP 3
1. Warna
1.1 Warna Kristal % Min. 90 Min. 65 Min. 60
Warna larutan lu Maks. 250 Maks. 350 Maks. 450
1.2
(ICUMSA)
2. Besar jenis butir Mm 0.8-1.2 0.8-1.2 0.8-1.2
3. Susut pengeringan % b/b Maks. 0.1 Maks. 0.15 Maks. 0.2
Polarisasi Z Min. 99.6 Min. 99.5 Min. 99.4
4.
(oZ, 20oC)
5. Gula pereduksi % b/b Maks. 0.1 Maks. 0.15 Maks. 0.2
6. Abu % b/b Maks. 0.1 Maks. 0.15 Maks. 0.2
Bahan asing
7. Derajat Maks. 5 Maks. 5 Maks. 5
tidak larut
8. Bahan tambahan makanan :
Belerang dioksida mg / kg Maks. 30 Maks. 30 Maks. 30
(SO2)
9. Cemaran logam :
9.1. Timbal (Pb) mg / kg Maks. 2 Maks. 2 Maks. 2
9.2. Tembaga (Cu) mg / kg Maks. 2 Maks. 2 Maks. 2
10 Arsen (As) mg / kg Maks. 1 Maks. 1 Maks. 1

15
Menurut Purwanto (2006), seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk serta semakin berkembangnya industri pengguna gula pasir,
mengakibatkan permintaan gula pasir di dalam negeri mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perkembangan Jumlah Penduduk, Kebutuhan Industri dan Konsumsi


Gula Tahun 1995-2005

Jumlah Penduduk Pemakaian Gula Konsumsi


Tahun
(ribu jiwa) untuk Industri (ribu ton) (ribu ton)
1996 198 343 885.71 3 067.48
1997 201 390 1 111.37 3 366.94
1998 204 423 576.51 2 724.95
1999 207 460 586.36 2 889.17
2000 212 698 601.79 2 989.17
2001 213 348 696.32 3 085.82
2002 218 480 731.72 3 190.54
2003 221 777 795.66 3 300.81
2004 225 920 839.76 3 388.81
2005 229 309 916.45 3 439.64
Sumber : Dewan Gula Indonesia dalam Purwanto (2006)

Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa konsumsi gula di dalam negeri cenderung


mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan pemakaian gula untuk industri.
Pada awal perkembangan industri gula di Indonesia, tebu untuk pabrik
gula ditanam petani atas perintah tanam paksa oleh pemerintah Hindia
Belanda. Jadi pemerintahlah yang merupakan pemasok utama dan tunggal dari
tebu yang dibutuhkan pabrik (Moerdokusumo, 1993).
Menurut Bakrie (2003) dalam Suparlan (2007), industri gula merupakan
industri yang strategis bagi pemerintah baik secara sosial, ekonomi maupun
politik. Perhatian pemerintah terhadap industri gula dari waktu ke waktu
relatif besar sehingga industri ini sering disebut sebagai the most regulated
commodity.

16
Industri gula pasir dewasa ini mengandung berbagai inefisiensi yang
terjadi pada setiap sub sistem dalam sistem pergulaan nasional. Dengan
demikian upaya memperbaiki efisiensi industri gula pasir tidak dapat
dilakukan secara partial hanya dengan memperbaiki salah satu sub sistem
yang ada, akan tetapi efisiensi tersebut dapat dicapai bila seluruh sub sistem
yang ada secara keseluruhan juga efisien. Kenyataan adanya inefisiensi tidak
dapat dilepaskan dari karakteristik industri gula pasir yang ada saat ini yang
dicirikan oleh produktivitas yang rendah di tingkat usaha tani tebu dan pabrik
(Amang, 1993).
Ketidakmampuan industri gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pertumbuhan
produksi gula yang lebih rendah dari kebutuhan (konsumsi) gula dalam negeri,
kebijakan pemerintah kurang mendorong tumbuhnya industri gula, serta
masalah perdagangan internasional (Tim Pengkaji Manajemen Industri Gula,
2004).

17
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN
Tanaman tebu merupakan bahan baku utama bagi industri gula.
Tanaman ini sudah dikenal dan dibudidayakan secara luas sejak tiga ratus
tahun yang lalu (Tim Pengkaji Manajemen Industri Gula, 2004). Daur
kehidupan tanaman tebu dimulai dari fase perkecambahan, fase pertunasan,
fase pemanjangan batang, fase kemasakan dan diakhiri dengan fase kematian.
Fase perkecambahan dimulai dengan pembentukan taji pendek dan akar stek
pada umur 1 minggu dan diakhiri pada fase kecambah pada umur 5 minggu.
Fase pertunasan mulai dari umur 5 minggu sampai umur 3,5 bulan lalu
dilanjutkan dengan fase pemanjangan batang, yakni pada umur 3,5 bulan
sampai 9 bulan. Fase kemasakan merupakan fase yang terjadi setelah
pertumbuhan vegetatif menurun dan sebelum batang tebu mati. Pada fase ini,
gula di dalam batang tebu mulai terbentuk hingga titik optimal dan setelah itu
rendemennya berangsur-angsur menurun. Tahap pemasakan inilah yang
disebut dengan tahap penimbunan rendemen gula. Rendemen pada masa
optimal, berangsur-angsur turun sampai titik akhir pada fase kematian
tanaman. Proses terbentuknya rendemen gula di dalam batang tebu berjalan
dari ruas ke ruas yang tingkat kemasakannya tergantung pada umur ruas. Ruas
dibawah (lebih tua) lebih banyak tingkat kandungan gulanya dibandingkan
dengan ruas diatasnya (lebih muda), demikian seterusnya sampai ruas bagian
pucuk. Oleh karena itu, tebu dikatakan sudah mencapai optimal apabila kadar
gula di sepanjang batang telah seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk
(Supriyadi, 1992)
Tebu yang telah ditanam apabila sudah berumur tua dan sudah masak
harus segera ditebang. Penebangan tebu di lahan dilakukan secara manual
yaitu dengan menggunakan tenaga manusia. Setelah tebu ditebang, tebu
tersebut diangkut dengan menggunakan truk kemudian dibawa ke PT. PG.
Candi Baru. Menurut Hafsah (2002), untuk mendapatkan kualitas gula yang
baik maka setelah proses penebangan tebu selesai dilakukan, tebu harus
segera digiling dan diproses menjadi gula karena jika tidak segera diolah

18
kadar air gula dalam batang tebu akan semakin menyusut sehingga gula yang
dihasilkan akan berkurang. Pengangkutan hasil tebu dari kebun ke pabrik gula
harus dilakukan seefisien mungkin.
Analisis kapasitas giling berkaitan erat dengan tebu yang digunakan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap mutu tebu yang meliputi
analisis terhadap Trash dan brix nira perahan pertama (NPP) dalam satuan
persen (%). Analisis kapasitas giling juga berhubungan dengan proses
penggilingan. Dari proses penggilingan, kita dapat mengetahui rata-rata
kapasitas giling PT. PG. Candi Baru sehingga diketahui apakah PT. PG. Candi
Baru memenuhi target yang telah direncanakan yaitu sebesar 2000 ton cane
day (TCD) yang awalnya sebesar 1800 ton cane day (TCD) atau tidak dan
mengetahui pula faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kapasitas giling
serta kendala-kendala apa yang dihadapi di stasiun gilingan terutama terhadap
mesin dan alat yang digunakan.
Selain itu, dilakukan juga analisis % pol ampas dan analisis keterkaitan
antara kapasitas giling terhadap produk yang dihasilkan yaitu tetes dan gula
SHS. Untuk mengetahui hubungan kapasitas giling terhadap produk yang
dihasilkan maka digunakan analisis regresi linear berganda.

B. TATA LAKSANA
1. Observasi Lapang
Langkah ini merupakan suatu pengenalan awal dari perusahaan yang
menjadi tempat penelitian. Observasi lapang ini dilakukan di PT. PG.
Candi Baru Sidoarjo, Jawa Timur. Dengan observasi lapang maka dapat
diketahui beberapa masalah yang terjadi di perusahaan sesuai dengan topik
penelitian yang diteliti.
3. Perumusan Masalah
Dari beberapa masalah yang timbul di perusahaan, dapat
diidentifikasi suatu masalah pokok yang menjadi pertimbangan untuk
perumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, perumusan
masalahnya adalah hasil kapasitas giling PT. PG. Candi Baru yang tidak
optimal.

19
4. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang diidentifikasi adalah kapasitas
giling inclusive dan kapasitas giling exclusive. Selain kapasitas giling,
mengidentifikasi jumlah jam berhenti giling, mutu tebu, % pol ampas,
tetes dan gula SHS.
5. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan di PT. PG. Candi Baru dalam masa
giling yaitu bulan Mei sampai dengan bulan November. Data diperoleh
dari wawancara langsung dengan asisten chemiker, para pekerja pabrik
dan kebun, pengamatan secara langsung dan data sekunder.
6. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan dua cara. Dua cara tersebut
adalah cara perhitungan manual dan dengan bantuan software yaitu
program SPSS 13.
7. Analisis Data
Hasil dari pengolahan data perlu dianalisis untuk mengetahui solusi
masalah yang telah diperoleh. Analisis yang dilakukan adalah analisis
kapasitas giling, analisis mutu tebu, analisis % pol ampas dan analisis
regresi linear berganda.
8. Pembahasan
Data yang telah diolah dan dianalisis dilakukan pembahasan.
Pembahasan meliputi pencapaian tujuan penelitian dan hasil yang telah
diperoleh.
9. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, ditarik
beberapa kesimpulan penelitian. Setelah itu, disampaikan beberapa saran
yang berguna untuk perusahaan agar dilakukan perbaikan seperlunya
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian.

Uraian tahap-tahap penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

20
Mulai

Observasi Lapang

Perumusan Masalah

Identifikasi Variabel Penelitian

Pengumpulan Data

Tidak

Sesuai

Ya

Pengolahan Data

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 4. Tahapan Penelitian

21
C. METODE PENELITIAN
1. Perhitungan Kapasitas Giling
Kapasitas giling inclusive sama dengan jumlah tebu yang digiling.
Berat tebu yang digiling dapat dihitung seperti berikut :
Sisa tebu hari kemarin ................................ ton
Tebu yang masuk hari ini ................................ ton
+
Jumlah ................................ ton
Sisa tebu hari ini ................................ ton

Berat tebu yang digiling ................................ ton

Perhitungan kapasitas giling exclusive tiap harinya menggunakan rumus


sebagai berikut :
24 jam
Kapasitas giling exclusive = tebu digiling x
24 jam - jam berhenti giling

2. Analisis Mutu Tebu


a. Trash
Yang dimaksud dengan trash adalah kotoran tebu yang terdiri
dari pucukan, sogolan dan daduk. Pucukan adalah ujung tebu yang ikut
daunnya, umumnya berwarna hijau, sogolan adalah anakan tebu yang
panjangnya kurang dari 1 m dan daduk adalah daun tebu yang
kering.
Berat Kotor :
Pucuk ........................... ton
Sogolan ........................... ton
Daduk ........................... ton +
Jumlah ........................... ton

Berat Bersih ........................... ton

22
Setelah berat pucukan, sogolan dan daduk ditimbang masing-
masing maka untuk mengetahui berapa % trash yang didapat, dihitung
dari rumus sebagai berikut :
Berat Bersih
% Trash = x 100 %
Berat Kotor

b. Brix Nira Perahan Pertama (NPP)


Nira dimasukkan kedalam tabung sampai jenuh dan didiamkan
sebentar hingga kotoran mengendap. Brix Weighter dimasukkan dalam
tabung. Skala diamati setelah keadaan stabil (brix belum terkoreksi).
Brix Weighter diangkat dan suhu nira dibaca. Dari skala Brix belum
terkoreksi dan suhu nira didapat, dicari serta dikoreksi dari tabel brix

3. Analisis % Pol Ampas


Ampas ditimbang sebanyak satu kg dan dimasukkan dalam alat
ekstraksi ampas dan diratakan kemudian ditambahkan sepuluh liter air
untuk merendam ampas. Setelah itu dimasak selama satu jam. Selesai
dimasak, didinginkan sebentar. Sebanyak seratus ml dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 ml kemudian ditambahkan Al2(SO4)3 dan aquadest sampai
tanda baca. Filtratnya disaring dan dimasukkan dalam tabung polarisasi
sehingga didapatkan skala polarisasi. Dari tabel polarisasi, didapatkan nilai
polarisasi.

4. Analisis Regresi
Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk
mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel (Hasan, 2003).
Analisis regresi berguna untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh satu
atau beberapa variabel bebas terhadap variabel bergantung (Pratisto, 2004).
Persamaan regresi adalah persamaan matematik yang memungkinkan kita
meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau
lebih peubah bebas (Walpole, 1995).

23
Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda. Menurut Pratisto (2004), regresi linear berganda adalah
hubungan antara satu variabel dependent dengan beberapa variabel
independent dan mempunyai bentuk umum :
Y = a + b1X1 + b2X2 + ..... + bnXn
dimana :
Y = variabel bergantung (dependent variable)
X = variabel bebas (independent variable)
a = sebagai konstanta regresi
b = kemiringan garis regresi
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilai-
nilainya bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y
sedangkan variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, biasanya
disimbolkan dengan X (Hasan, 2003).
Menurut Walpole (1995), nilai dugaan a, b1 dan b2 dapat diperoleh
dengan memecahkan persamaan linear simultan sebagai berikut :
n n n
n a + b1 X
n =1
1 + b2 X
n =1
2 = Y
n =1

n n n n
a
n =1
X 1 + b1 n =1
X12 + b2
n =1
X1 X 2 = X
n =1
1 Y

n n n n
a
n =1
X 2 + b1 n =1
X 1 X 2 + b2
n =1
X 22 = X
n =1
2 Y

dan a dapat diperoleh dari persamaan a = y b1 X1 b2 X 2

Uji yang dilakukan adalah uji F dan uji t. Uji F berguna untuk
menentukan apakah model persamaan yang digunakan sudah tepat atau
tidak. Jika Fhitung > Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan
sudah tepat dan dapat digunakan. Nilai = 0.05. Uji t berguna untuk
menguji apakah variabel independent (X) berpengaruh secara nyata atau

24
tidak. Uji t yang dilakukan adalah uji dua arah, maka yang dibaca adalah
t1/2 (0.05) atau t0.025
a. Hipotesis :
H0 = variabel independent (X) tidak berpengaruh nyata
H1 = variabel independent (X) berpengaruh nyata
b. Pengambilan Keputusan :
Jika ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima dan jika thitung < ttabel
atau thitung > ttabel maka H0 ditolak.

25
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH PERUSAHAAN
PT. PG. Candi Baru Sidoarjo berlokasi di desa Bligo, kecamatan Candi,
kabupaten Sidoarjo yang didirikan pada tahun 1832 oleh keluarga The Goen
Tjing dengan nama NV. Suiker Fabriek Tjandi. Kepemilikannya kemudian
beralih pada keluarga Kapten Tjoa yang disahkan oleh Badan Hukum Panitia
Pengadilan Negeri Surabaya No. 12 tanggal 31 Oktober 1911.
Tahun 1941-1950, pabrik sempat ditutup dan dioperasionalkan kembali
oleh orang Belanda pada tahun 1951. Pada tanggal 8 Februari 1962, pabrik
dinasionalisasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kemudian
disahkan dengan surat keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.
Y. A. 5 / 122 / 1 tanggal 14 Oktober 1962.
Tahun 1972 seluruh saham PT. Pabrik Gula Tjandi dibeli oleh H.
Wirantono Bakrie. Sejak tahun 1991, manajemen PT. Pabrik Gula Tjandi
ditangani PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI). Kemudian tahun 1992,
PT. Rajawali Nusantara Indonesia memutuskan untuk mengambil alih saham
sebesar 55 % dari H. Wirantono Bakrie dan mulai masa giling tahun 1993
namanya berubah menjadi PT. PG. Candi Baru.

B. LOKASI PABRIK
PT. PG. Candi Baru terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Sidoarjo.
Berada di tepi jalan raya Surabaya Malang yang jaraknya + 30 km dari
Surabaya. Batas-batas lokasi pabrik adalah sebagai berikut :
Sebelah Barat : Jalan Raya Surabaya Malang
Sebelah Timur : Perumahan Penduduk
Sebelah Utara : Sungai Kedung Uling dan Perumahan PT. PG. Candi Baru
Sebelah Selatan : Emplasemen penimbunan lori tebu
Wilayah operasional perkebunan tebu PT. PG. Candi Baru Sidoarjo
mencakup lima (5) kabupaten yaitu : kabupaten Sidoarjo, kabupaten Pasuruan,
kabupaten Mojokerto, kabupaten Lumajang dan kabupaten Malang.

26
C. STRUKTUR ORGANISASI
PT. PG. Candi Baru adalah suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas yang dipegang oleh seorang General Manager. Dalam melaksanakan
tugasnya, General Manager dibantu oleh beberapa kepala bagian yaitu :
Kepala Bagian Tata Usaha Keuangan, Kepala Bagian Tanaman, Kepala
Bagian Instalasi dan Kepala Bagian Pabrikasi.
Tanggung jawab masing-masing bagian yang ada di PT. PG. Candi Baru
Sidoarjo adalah sebagai berikut :
1. General Manager
Mengelola perusahaan secara keseluruhan. Menjalankan perusahaan
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Bertanggung jawab
kepada Direksi.
2. Kepala Bagian Tata Usaha Keuangan
Melaksanakan ketentuan General Manager dibidang personalia dan
umum, keuangan dan anggaran serta akuntansi.
a. Kepala Sub Bagian Personalia dan Umum
Membantu kepala bagian tata keuangan. Melaksanakan
kebijaksanaan Direksi dalam bidang sumber daya manusia dan umum.
(1) Bagian Sekretariat
Membantu General Manager dalam hal yang berhubungan
dengan sekretariat. Selain itu membantu dalam hal-hal administrasi
perusahaan.
(2) Bagian Poliklinik
Membantu kepala tata usaha keuangan untuk melaksanakan
kebijaksanaan Direksi dalam bidang kesehatan. Memberikan
pelayanan medis karyawan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan serta melaksanakan administrasi pemakaian obat-obatan
dan administrasi mengenai penderita.
(3) Bagian Keamanan
Melakukan pengamanan perusahaan dan harta perusahaan.
Membina kerjasama dengan instansi lain yang berkaitan dengan
bidang keamanan.

27
b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Anggaran
Melaksanakan kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan dalam
bidang keuangan seperti pemasukan dan pengeluaran dana perusahaan.
Membantu dalam bidang anggaran serta penyimpanan barang.
(1) Bagian Gudang Material
Membantu dalam melaksanakan penerimaan dan pengeluaran
barang-barang perusahaan. Mengawasi penyimpanan barang-
barang material keperluan perusahaan.
(2) Bagian Gudang Gula
Melayani pengeluaran dan penjagaan kondisi gula, tetes dan
produk lainnya yang disimpan di gudang. Membantu dalam hal
mengawasi penyimpanan gudang.
(3) Bagian Kasir
Membantu dalam melaksanakan penerimaan dan pembayaran
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Mengambil dan menyetor
uang dari/ke bank dan melaksanakan administrasi penerimaan dan
pembayaran melalui kasir.
c. Kepala Sub Bagian Akuntansi
Melaksanakan pembukuan perusahaan sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan. Membantu kepala bagian TUK untuk melaksanakan
kebijaksanaan Direksi dalam bidang akuntansi.
(1) Bagian A. T. R
Membantu dalam melaksanakan pencatatan tebu rakyat dan
rendemen. Melakukan pencatatan terhadap hak-hak dan kewajiban
petani tebu.
(2) Bagian Timbangan
Membantu dalam melaksanakan penimbangan tebu yang
akan digiling, hasil produksi dan barang lain yang dikeluarkan dari
perusahaan, barang pemasok yang akan diterima oleh perusahaan.
Melaksanakan administrasi timbangan.

28
3. Kepala Bagian Tanaman
Membantu General Manager yang berkaitan dalam bidang tanaman.
Mengawasi dalam hal penyediaan bahan baku tebu.
a. Kepala Sub Bagian Bina Sarana Tani
Membina petani pabrik dan petani murni. Memberikan sarana
pelayanan kebutuhan bibit dan pupuk serta distribusinya kepada petani.
(1) Bagian Mekanisasi
Memberikan pelayanan kebutuhan kepada petani pabrik gula
dan petani murni. Mengawasi pelaksanaan pemberian bibit dan
pupuk kepada petani.
(2) Bagian Bibit dan Percobaan
Membuat perencanaan komposisi dan kebutuhan bibit secara
keseluruhan. Membantu dalam melengkapi penyediaan sarana yang
diperlukan seperti bibit, pupuk, herbisida, pestisida, rodentisida
kepada petani.
b. Kepala Sub Bagian Tebang dan Angkut
Melaksanakan tebang dan angkut yang sesuai dengan aturan dan
standart manajemen serta baku teknis perusahaan pabrik gula.
Mengawasi dalam melaksanakan pengangkutan tebu. Memelihara
railban dan peralatannya.
c. Kepala Sub Bagian Sinder Kepala Kebun (SKK)
Membantu dalam hal penyediaan bahan baku. Melaksanakan
pembudidayaan tebu.
(1) Bagian Sinder Kebun Wilayah (SKW)
Memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis kepada petani.
Mencari bahan baku di wilayah kecamatan yang dikuasai.
4. Kepala Bagian Instalasi
Membantu General Manager dalam hal yang berkaitan dengan
instalasi pabrik. Melakukan pemeliharaan dan reparasi mesin serta
instalasi pabrik, lori dan loko, kendaraan, traktor, pompa, bangunan.
Bertanggung jawab dalam hal penyediaan listrik.

29
a. Kepala Sub Bagian Ketel
Menyiapkan instalasi ketelan agar siap untuk penggilingan.
Mengendalikan ketelan agar berjalan dengan lancar.
b. Kepala Sub Bagian Gilingan
Menyiapkan stasiun gilingan. Mengendalikan stasiun gilingan
agar berjalan lancar.
c. Kepala Sub Bagian Remise
Memelihara alat dan mesin yang digunakan dalam pabrik.
Melakukan perbaikan terhadap alat dan mesin yang rusak dan macet.
d. Kepala Sub Bagian Listrik
Menyiapkan instalasi listrik yang akan digunakan dalam pabrik.
e. Kepala Sub Bagian Bangunan
Memelihara bangunan pabrik dan bangunan lainnya. Membantu
dalam hal perbaikan bangunan.
5. Kepala Bagian Pabrikasi
Membantu General Manager dalam hal yang berkaitan dengan
pabrikasi. Melaksanakan tugas-tugas pabrikasi sesuai kebijaksanaan
perusahaan yang telah ditetapkan.
a. Kepala Sub Bagian Pabrik Tengah (meliputi Pemurnian, Penguapan
dan Kristalisasi) dan Water Treatment Plant (WTP).
Mengawasi stasiun pemurnian, stasiun penguapan dan stasiun
kristalisasi. Serta WTP secara keseluruhan.
b. Kepala Sub Bagian Pabrik Belakang (meliputi Puteran dan
Penyelesaian).
Mengawasi stasiun puteran dan stasiun penyelesaian secara
keseluruhan. Bertanggung jawab dalam hal pengolahan dan
pembungkusan gula.
c. Kepala Sub Bagian Laboratorium dan Limbah
Melakukan analisa laboratorium. Mengawasi pengolahan limbah
pabrik secara keseluruhan.

30
D. KETENAGAKERJAAN
Karyawan yang bekerja di PT. PG. Candi Baru, umumnya merupakan
penduduk sekitar pabrik. Karyawan dibedakan berdasarkan 2 jenis yaitu
karyawan tidak tetap dan karyawan tetap. Karyawan tidak tetap adalah
karyawan yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan selama masa
giling, sedangkan karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja baik dalam
masa giling maupun diluar masa giling untuk jangka waktu yang cukup lama.
Pada masa giling, pabrik beroperasi selama 24 jam sehingga waktu kerja
untuk karyawan tidak tetap, dibagi dalam 3 shift, yaitu :
1. Shift Pagi : mulai pukul 06.00 14.00 WIB
2. Shift Siang : mulai pukul 14.00 22.00 WIB
3. Shift Malam : mulai pukul 22.00 06.00 WIB
Karyawan tetap bekerja mulai pukul 06.30 15.00 WIB.

31
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROSES PRODUKSI
Proses pembuatan gula di PT. PG. Candi Baru dimulai dari stasiun
gilingan dan berakhir di stasiun penyelesaian. Hasil yang diproduksi adalah
gula jenis Superior Hooft Suiker (SHS) IA. Diagram alir kualitatif proses
pembuatan gula dapat dilihat pada Gambar 5.

Tebu
Masuk

Air Imbibisi Stasiun Gilingan Ampas

H3PO4 Nira Mentah

Ca(OH)2 Stasiun Pemurnian Blotong


SO2

Flokulan Nira Jernih

Stasiun Penguapan Kondensat

Nira Kental

Stasiun Masakan
Kondensat

Masakan

Stasiun Puteran Tetes

Gula SHS

Stasiun Penyelesaian

Gambar 5. Diagram Alir Kualitatif Proses Pembuatan Gula (Sumber : PT. PG.
Candi Baru)

32
Perhitungan Neraca Massa :
a. Masa giling PT. PG. Candi Baru dimulai dari tgl 19 Mei 19 November.
Jumlah hari operasi giling = 185 hari.
339794.3 ton
b. Jumlah tebu yang masuk = = 1836.73 ton/hari
185 hari

c. Air imbibisi yang digunakan = 25% dari jumlah tebu yang masuk
25
= x 1836.73 ton/hari
100
= 459.18 ton/hari

d. Ampas yang dikeluarkan = 35% dari jumlah tebu masuk


35
= x 1836.73 ton/hari
100
= 642.86 ton/hari

e. Nira mentah yg dihasilkan = jumlah tebu masuk + air imbibisi ampas


= 1836.73 ton/hari + 459.18 ton/hari 642.86
ton/hari
= 1653.05 ton/hari

f. Berat H3PO4 = 0.01 ton per 100 ton tebu x jumlah tebu masuk
0.01 ton
= x 1836.73 ton/hari
100 ton
= 0.19 ton/hari

g. Berat CaO = 0.12 ton per 100 ton tebu x jumlah tebu masuk
0.12 ton
= x 1836.73 ton/hari
100 ton
= 2.204 ton = 2204 kg/hari

33
h. Reaksi : CaO + H2O Ca(OH)2
2204 kg/hari
CaO = = 39.36 kg mol/hari
56 kg
kg mol
mol Ca(OH)2 mol CaO = 39.36 kg mol/hari
74 kg
Berat Ca(OH)2 = 39.36 kg mol hari x
kg mol
= 2912.64 kg/hari
= 2.91 ton/hari

i. Berat belerang = 0.055 ton per 100 ton tebu x jumlah tebu masuk
0.055 ton
= x 1836.73 ton/hari
100 ton
= 1.01 ton/hari

j. Reaksi : S + O2 SO2
1010 kg/hari
S= = 31.56 kg mol/hari
32 kg
kg mol
mol SO2 mol S = 31.56 kg mol/hari
64 kg
Berat SO2 = 31.56 kg mol/hari x
kg mol
= 2019.84 kg/hari
= 2.02 ton/hari

k. Berat flokulan = 3.25 ppm tebu masuk


3.25 ton
= x 1836.73 ton/hari
1000000 ton
= 0.00597 ton/hari

l. Berat blotong = 3 % x tebu masuk


3
= x 1836.73 ton/hari
100
= 55.1 ton/hari

34
m. Nira jernih = nira mentah + H3PO4 + Ca(OH)2 + SO2 + flokulan blotong
= (1653.05 + 0.19 + 2.91 + 2.02 + 0.00597) ton/hari 55.1 ton/hari
= 1658.18 ton/hari 55.1 ton/hari
= 1603.08 ton/hari

70
n. Kondensat yang keluar dari stasiun penguapan = x nira jernih
90
70
= x 1603.08 ton/hari
90
= 1246.84 ton/hari

o. Nira kental = nira jernih kondensat


= 1603.08 ton/hari 1246.84 ton/hari
= 356.24 ton/hari

8
p. Kondensat yang keluar dari stasiun masakan = x nira kental
20
8
= x 356.24 ton/hari
20
= 142.5 ton/hari

q. Masakan = nira kental kondensat


= 356.2 ton/hari 142.50 ton/hari
= 213.70 ton/hari

5 5
r. Tetes yang dihasilkan = x masakan = x 213.70 ton/hari = 89.04 ton/hari
12 12

s. Gula yang dihasilkan = Masakan Tetes


= 213.72 ton/hari 89.04 ton/hari
= 124.68 ton/hari

35
Perhitungan kuantitatif yang telah dihitung, ditunjukkan pada Gambar 6.

Tebu Masuk
(1836.73 ton/hari)

Air Imbibisi Ampas


Stasiun Gilingan
(459.18 ton/hari) (642.86 ton/hari)
Nira Mentah
H3PO4 = 0.19 ton/hari (1653.05 ton/hari)

Ca(OH)2 = 2.91 ton/hari Stasiun Pemurnian Blotong


(55.1 ton/hari)
SO2 = 2.02 ton/hari
Nira Jernih
(1603.08 ton/hari)
Flokulan = 0.00597 ton/hari
Stasiun Penguapan Kondensat
(1246.84 ton/hari)
Nira Kental
(356.24 ton/hari)

Stasiun Masakan Kondensat


(142.50 ton/hari)
Masakan
(213.70 ton/hari)

Stasiun Puteran Tetes


89.04 ton/hari
Gula SHS
(124.68 ton/hari)
Stasiun Penyelesaian

Gambar 6. Diagram Alir Kuantitatif Proses Pembuatan Gula (Sumber : PT. PG.
Candi Baru)

36
1. STASIUN GILINGAN
Tujuan dari stasiun gilingan ini adalah untuk mendapatkan nira sebanyak
mungkin dan mengusahakan agar nira yang tertinggal di ampas sekecil
mungkin. Diagram alir kualitatif stasiun gilingan dapat dilihat pada Gambar 7.

Tebu
Masuk

Gilingan 1 Nira
Gilingan 1
Nira
Mentah
Ampas
Gilingan 1

Nira
Gilingan 2 Gilingan 2

Ampas
Gilingan 2

Nira
Gilingan 3
Gilingan 3

Air Imbibisi Ampas


Gilingan 3

Gilingan 4 Nira
Gilingan 4

Ampas
Gilingan 4

Gambar 7. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Gilingan (Sumber : PT. PG. Candi Baru)

37
Tebu masuk gilingan 1. Ampas yang keluar dari gilingan 1 dicampur
dengan nira yang berasal dari gilingan 3 sebelum masuk ke gilingan 2. Ampas
dari gilingan 2 dicampur dengan nira gilingan 4 sebelum masuk ke gilingan 3,
sedangkan ampas yang keluar dari gilingan 3 ditambahkan air imbibisi
sebelum masuk ke gilingan 4. Hasil gilingan 4 adalah ampas gilingan 4 dan
nira gilingan 4. Ampas gilingan 4 diangkut dengan bagasse carrier menuju
ketel lama dan ketel Cheng Chen serta FCB untuk bahan bakar.
Sebelum masuk ketel Cheng Chen serta FCB, ampas disaring dalam
rotary bagasse thumbler dengan tujuan untuk memisahkan ampas kasar dan
ampas halus. Ampas kasar masuk ketel Cheng Chen sedangkan ampas halus
dibawa ke unit vacuum filter.

Perhitungan :
339794.3 ton
a. Jumlah tebu yang masuk = = 1836.73 ton/hari
185 hari

b. Berat nira mentah = 90 % dari jumlah tebu masuk


90
= x 1836.73 ton/hari
100
= 1653.05 ton/hari

c. Berat nira gilingan 1


% brix nira mentah - % brix nira gilingan 2
= berat nira mentah x
% brix nira gilingan 1 - % brix nira gilingan 2
12.2 - 9.19
= 1653.05 ton/hari x
14.92 - 9.19
= 876.12 ton/hari

d. Berat ampas gilingan 1 = berat tebu masuk berat nira gilingan 1


= 1836.73 ton/hari 876.12 ton/hari
= 960.61 ton/hari

38
e. Berat nira gilingan 2 = berat nira mentah berat nira gilingan 1
= 1653.05 ton/hari 876.12 ton/hari
= 776.93 ton/hari

f. Berat nira gilingan 3


% brix nira gilingan 1 - % brix nira gilingan 2
= berat nira gilingan 2 x
% brix nira gilingan 1 - % brix nira gilingan 3
14.92 - 9.19
= 776.93 ton/hari x
14.92 - 6.42
= 520.54 ton/hari

g. Berat ampas gilingan 2


= berat ampas gilingan 1 + berat nira gilingan 3 berat nira gilingan 2
= 960.61 ton/hari + 520.54 ton/hari 776.93 ton/hari
= 704.22 ton/hari

h. Berat nira gilingan 4


% brix nira gilingan 1 - % brix nira gilingan 3
= berat nira gilingan 3 x
% brix nira gilingan 1 - % brix nira gilingan 4
14.92 - 6.42
= 520.24 ton/hari x
14.92 - 3.48
= 384.98 ton/hari

i. Berat ampas gilingan 3


= berat ampas gilingan 2 + berat nira gilingan 4 berat nira gilingan 3
= 704.22 ton/hari + 384.98 ton/hari 520.54 ton/hari
= 568.66 ton/hari

j. Berat ampas gilingan 4


= berat ampas gilingan 3 + imbibisi berat nira gilingan 4
= 568.66 ton/hari + 459.18 ton/hari 384.98 ton/hari
= 642.86 ton/hari

39
Perhitungan kuantitatif yang telah dihitung, ditunjukkan pada Gambar 8.

Tebu Masuk Nira Mentah


(1836.73 ton/hari) (1653.05 ton/hari)

Gilingan 1 Nira Gilingan 1


(876.12 ton/hari)

Ampas Gilingan 1
(960.61 ton/hari)

Gilingan 2 Nira Gilingan 2


(776.93 ton/hari)

Ampas Gilingan 2
(704.22 ton/hari)

Gilingan 3 Nira Gilingan 3


(520.54 ton/hari)
(459.18 ton/hari)
Air Imbibisi

Ampas Gilingan 3
(568.66 ton/hari)

Gilingan 4 Nira Gilingan 4


(384.98 ton/hari)

Ampas Gilingan 4
(642.86 ton/hari)

Gambar 8. Diagram Alir Kuantitatif Stasiun Gilingan (Sumber : PT. PG. Candi Baru)

40
2. STASIUN PEMURNIAN
Tujuan dari stasiun pemurnian adalah untuk memisahkan gula dari
kotoran yang terikut dalam nira. Nira mentah yang berasal dari stasiun
gilingan ditimbang dengan timbangan boulogne kemudian dicampur dengan
nira hasil saringan vacuum filter. Diagram alir kualitatif stasiun pemurnian
dapat dilihat pada Gambar 9.

H3PO4 Nira
Mentah

Juice Heater 1

Pre Contactor

Ca(OH)2 Defekator 1

Defekator 2

SO2 Sulfitasi 1

Juice Heater 2
Nira Tapis

Flash Tank

Floculant Floculator Vacuum Filter Blotong


Tank

Single Tray Nira Kotor


Clarifier

Nira
Jernih

Gambar 9. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Pemurnian (Sumber : PT. PG Candi Baru)

41
Nira mentah dipompa ke juice heater 1 dan ditambahkan dengan H3PO4
kemudian masuk ke pre contactor. Ca(OH)2 ditambahkan ke pre contactor
kemudian masuk ke defekator 1 lalu dialirkan ke defekator 2 yang juga
ditambahkan Ca(OH)2. Dari defekator 2, nira mentah dialirkan lagi ke tangki
sulfitasi 1. Di dalam sulfitasi 1 ada penambahan SO2.
Nira dari sulfitasi 1 dipompa ke juice heater 2 kemudian dibawa ke flash
tank untuk menghilangkan gas-gas dalam nira. Setelah itu nira dialirkan ke
floculator tank. Floculant ditambahkan di floculator tank untuk
menghilangkan flok-flok dalam nira. Kemudian nira dialirkan ke single tray
clarifier.
Di single tray clarifier, didapatkan dua jenis nira yaitu nira kotor dan
nira jernih. Nira kotor dipompa menuju vacuum filter. Kotoran yang dapat
dipisahkan disebut blotong sedangkan filtrat yang masih mengandung gula
(nira tapis) dialirkan kembali ke tangki sulfitasi 1. Nira jernih dialirkan ke
stasiun penguapan.

Perhitungan :
a. Nira mentah yg dihasilkan = jumlah tebu masuk + air imbibisi ampas
= 1836.73 ton/hari + 459.18 ton/hari 642.86
ton/hari
= 1653.05 ton/hari

b. Berat H3PO4 = 0.01 ton per 100 ton tebu x jumlah tebu masuk
0.01 ton
= x 1836.73 ton/hari
100 ton
= 0.19 ton/hari

c. Berat CaO = 0.12 ton per 100 ton tebu x jumlah tebu masuk
0.12 ton
= x 1836.73 ton/hari
100 ton
= 2.204 ton = 2204 kg/hari

42
d. Reaksi : CaO + H2O Ca(OH)2
2204 kg/hari
CaO = = 39.36 kg mol/hari
56 kg
kg mol
mol Ca(OH)2 mol CaO = 39.36 kg mol/hari
74 kg
Berat Ca(OH)2 = 39.36 kg mol hari x
kg mol
= 2912.64 kg/hari
= 2.91 ton/hari

e. Berat belerang = 0.055 ton per 100 ton tebu x jumlah tebu masuk
0.055 ton
= x 1836.73 ton/hari
100 ton
= 1.01 ton/hari

f. Reaksi : S + O2 SO2
1010 kg/hari
S= = 31.56 kg mol/hari
32 kg
kg mol
mol SO2 mol S = 31.56 kg mol/hari
64 kg
Berat SO2 = 31.56 kg mol/hari x
kg mol
= 2019.84 kg/hari
= 2.02 ton/hari

g. Berat flokulan = 3.25 ppm tebu masuk


3.25 ton
= x 1836.73 ton/hari
1000000 ton
= 0.00597 ton/hari

h. Berat blotong = 3 % x tebu masuk


3
= x 1836.73 ton/hari
100
= 55.1 ton/hari

43
i. Nira jernih = nira mentah + H3PO4 + Ca(OH)2 + SO2 + flokulan blotong
= 1653.05 ton/hari + 0.19 ton/hari + 2.91 ton/hari + 2.02
ton/hari + 0.00597 ton/hari 55.1 ton/hari
= 1603.08 ton/hari

j. Nira tapis = 15% dari jumlah tebu yang masuk


15
= x 1836.73 ton/hari
100
= 275.51 ton/hari

k. Nira kotor = blotong + nira tapis


= 55.1 ton/hari + 275.51 ton/hari
= 330.61 ton/hari

44
Perhitungan kuantitatif yang telah dihitung, ditunjukkan pada Gambar 10.

H3PO4 Nira Mentah


(0.19 ton/hari) (1653.05 ton/hari)

Juice Heater 1

Pre Contactor

CaOH2 Blotong
Defekator 1
(2.91 ton/hari) (55.1 ton/hari)

Defekator 2

SO2
Sulfitasi 1
(2.02 ton/hari)

Juice Heater 2
Nira Tapis
(275.51 ton/hari)
Flash Tank

Floculant Vacuum Filter


Floculator Tank
(0.00597 ton/hari)

Nira Kotor
Single Tray Clarifier
(330.61 ton/hari)

Nira Jernih
(1603.08 ton/hari)

Gambar 10. Diagram Alir Kuantitatif Stasiun Pemurnian (Sumber : PT. PG Candi
Baru)

45
3. STASIUN PENGUAPAN
Tujuan dari stasiun penguapan adalah menguapkan sebanyak mungkin
air yang terkandung di dalam nira jernih sehingga mencapai kondisi larutan
mendekati jenuh. Diagram alir kualitatif stasiun penguapan dapat dilihat pada
Gambar 11.

Nira
Jernih

Uap Evaporator Kondensat

Nira
Kental

SO2 Sulfitasi 2

Gambar 11. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Penguapan (Sumber : PT. PG Candi
Baru)

Nira jernih masuk ke evaporator. Steam terkondensasi menjadi


kondensat dan larutan nira akan menguap. Nira kental yang dihasilkan,
dipompa masuk ke tangki sulfitasi 2. Nira kental tersebut ditambahkan dengan
SO2 agar didapat gula yang warnanya putih.

Perhitungan :
a. Nira jernih = nira mentah + H3PO4 + Ca(OH)2 + SO2 + flokulan blotong
= 1653.05 ton/hari + 0.19 ton/hari + 2.91 ton/hari + 2.02
ton/hari + 0.00597 ton/hari 55.1 ton/hari
= 1603.08 ton/hari

46
% brix nira jernih
berat nira jernih (1 )
b. Uap yang keluar = % brix nira kental
4
12.66
1603.08 ton/hari (1 )
= 56
4
= 308.59 ton/hari

70
c. Kondensat yang keluar = x nira jernih
90
70
= x 1603.08 ton/hari
90
= 1246.84 ton/hari

d. Nira kental = nira jernih + uap yang digunakan kondensat


= 1603.08 ton/hari + 308.59 ton/hari 1246.84 ton/hari
= 664.83 ton/hari

e. Reaksi : S + O2 SO2
1010 kg/hari
S= = 31.56 kg mol/hari
32 kg
kg mol
mol SO2 mol S = 31.56 kg mol/hari
64 kg
Berat SO2 = 31.56 kg mol/hari x
kg mol
= 2019.84 kg/hari
= 2.02 ton/hari

47
Perhitungan kuantitatif yang telah dihitung, ditunjukkan pada Gambar 12.

Nira Jernih
1603.08 ton/hari

Uap Kondensat
Evaporator 1246.84 ton/hari
308.54 ton/hari

Nira Kental
664.83 ton/hari

SO2 Sulfitasi 2
2.02 ton/hari

Gambar 12. Diagram Alir Kuantitatif Stasiun Penguapan (Sumber : PT. PG


Candi Baru)

4. STASIUN MASAKAN dan STASIUN PUTERAN


Tujuan dari stasiun penguapan adalah menguapkan sebanyak mungkin
air yang terkandung di dalam nira jernih sehingga mencapai kondisi larutan
mendekati jenuh. Tujuan stasiun puteran adalah memisahkan kristal gula
sehingga dihasilkan gula SHS. Diagram alir kualitatif stasiun masakan dan
puteran dapat dilihat pada Gambar 12.
PAN Masakan terdiri dari PAN Masakan A, C dan D. Bahan yang
diperlukan di PAN Masakan A adalah nira kental, magma C dan klare SHS.
Untuk PAN masakan C, diperlukan stroop A dan magma D. PAN masakan D
diperlukan stroop C dan klare D.
Puteran A menghasilkan gula A dan stroop A. Gula C dan stroop C
dihasilkan dari puteran C. Ada dua puteran untuk puteran D yaitu puteran D1
dan puteran D2. Hasil dari puteran D1 adalah gula D1 dan tetes. Magma D
dan klare D dihasilkan dari puteran D2.

48
Nira
Kental

PAN PAN PAN


A C D

Stroop C
Mascuite Palung Palung
Pendingin Pendingin
Stroop A

Tetes
Palung Puteran C Puteran D1
Klare SHS

Pendingin

Puteran A Gula C Gula D1

Klare D
Gula A Magma C Mixer

Puteran D2
Mixer A

Magma D
Puteran
SHS

Gula SHS

Gambar 13. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Masakan dan Stasiun Puteran
(Sumber : PT. PG Candi Baru)

Nira kental yang dihasilkan dialirkan ke Pan A. Dari Pan A diperoleh


mascuite yang kemudian dialirkan ke palung pendingin. Dari palung
pendingin, masakan A dipompa ke puteran A sehingga dihasilkan stroop A
dan gula A. Gula A diproses di mixer A kemudian diputar lagi di puteran SHS.

49
Dari puteran SHS dihasilkan gula SHS dan klare SHS. Klare SHS dicampur
lagi dengan nira kental untuk diproses lagi.
Stroop A yang dihasilkan dari puteran A dipompa masuk ke Pan C dan
dicampur dengan magma D dari puteran D2, kemudian masuk ke palung
pendingin. Setelah itu dipompa ke puteran gula C. Stroop C dan gula C
dihasilkan dari puteran C. Gula C dialirkan ke magma C.
Di Pan D, stroop C dicampur dengan klare D. Masakan yang telah
dihasilkan dialirkan ke palung pendingin lalu dipompa ke puteran D1. Dari
puteran D1 dihasilkan tetes dan gula D1. Gula D1 dimasukkan ke dalam
mixer untuk diproses. Gula D1 yang telah diproses tersebut, dipompa ke
puteran D2.

5. STASIUN PENYELESAIAN
Tujuan dari stasiun penyelesaian adalah untuk mengeringkan gula
produk yang dihasilkan. Selain itu bertujuan untuk menyeleksi sesuai ukuran
kristal yang ditetapkan yaitu 0.91.1 mm. Diagram Alir Kualitatif Stasiun
Penyelesaian dapat dilihat pada Gambar 14.

Gula SHS

Talang Goyang

Sugar Bin

Gambar 14. Diagram Alir Kualitatif Stasiun Penyelesaian (Sumber : PT. PG


Candi Baru)

Gula SHS dibawa ke talang goyang kemudian diangkut dengan vibrating


conveyor untuk dilakukan pengayakan. Gula SHS dilewatkan saringan yang
berukuran 8 mesh untuk menyaring gula kasar. Kristal gula yang tidak
tersaring berupa gumpalan kristal gula maupun pengotor lainnya seperti
kerikil akan ditampung untuk kemudian dilebur kembali bersama nira kental.

50
Kristal gula yang tersaring, dilewatkan saringan berukuran 23 mesh
untuk memisahkan gula halus yang nantinya dimasak kembali sebagai bibitan
/ babonan C. Bagian kristal gula yang tertahan di saringan berukuran 23 mesh,
masuk ke penampungan gula sementara dimana terdapat bucket elevator yang
akan mengangkutnya masuk ke sugar bin.
Hasil saringan berupa kristal gula dimasukkan ke kantong-kantong
berukuran 50 kg menggunakan sugar bin agar berat gula yang berada dalam
karung tepat 50 kg. Setelah itu dilakukan penjahitan. Penjahitan karung gula
dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia.
Karung-karung gula yang telah dijahit tersebut, diangkut secara manual
dengan menggunakan tenaga manusia kemudian dibawa menuju gudang
penyimpanan. Dalam gudang penyimpanan, karung-karung gula tersebut
ditata dan disimpan dengan rapi. Selain itu, dilakukan pengawasan terhadap
penyimpanan gula tersebut.

B. KAPASITAS GILING
Kapasitas giling di PT. PG. Candi Baru ada dua macam yaitu kapasitas
giling inclusive dan kapasitas giling exclusive. Kapasitas giling inclusive
adalah kapasitas giling yang memasukkan jam berhenti giling. Kapasitas
giling inclusive sama dengan jumlah tebu yang digiling tiap harinya
sedangkan kapasitas giling exclusive adalah kapasitas giling yang tidak
memasukkan jam berhenti giling.
Pengambilan data kapasitas giling inclusive dan kapasitas giling
exclusive dilakukan setiap harinya dan dapat dilihat pada Lampiran 10.
Pengambilan data ini dilakukan di bagian pabrikasi. Hasil kumulatif kapasitas
giling disajikan pada Tabel 6.

51
Tabel 6. Perhitungan Kumulatif Kapasitas Giling PT. PG. Candi Baru Pada
Periode Bulan Mei sampai dengan bulan November

Kapasitas Giling Inclusive Kapasitas Giling Exclusive


Bulan
(Ton) (Ton)
Mei 17 257.70 20 007.30
Juni 57 035.00 59 594.10
Juli 62 035.00 64 480.00
Agustus 56 584.70 61 097.20
September 61 475.70 62 813.60
Oktober 57 275.00 61 671.40
November 29 179.10 34 315.30
Total 340 842.20 363 890.40
Sumber : PT. PG. Candi Baru

Dari Tabel 6 dapat diperoleh rata-rata kapasitas giling selama masa


giling. Hari giling = 185 hari. Perhitungan rata-rata menggunakan rumus :

Rata-rata =
Kapasitas Giling
Hari Giling
sehingga hasilnya didapatkan sebagai berikut :
340842.20 ton
rata-rata kapasitas giling inclusive = = 1842.39 ton/hari
185 hari
363890.40 ton
rata-rata kapasitas giling exclusive = = 1966.98 ton/hari
185 hari

PT. PG. Candi Baru berupaya agar rata-rata kapasitas giling inclusive
dapat mencapai 2000 ton per hari. Jika dilihat dari perhitungan rata-rata
kapasitas giling, maka dapat diketahui bahwa PT. PG. Candi Baru belum
mencapai target. Hal ini disebabkan karena adanya kendala di stasiun gilingan
seperti perbaikan header safety valve, ganti packing pompa air pengisi ketel,
gilingan slip, rantai penggerak rol lepas, tebu nyosok dan ambrol, motor BC
terbakar, pompa oli gilingan tidak tarik, steam drop, rantai meja tebu macet,
pompa injeksi tidak tarik, cane cutter putus, mollen wash, PLN mati dan
padam, rantai fuding rol gilingan putus, rotary bagasse feeder suwul dan
masih banyak lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa mesin dan alat proses

52
penggilingan banyak yang aus, kurang terpelihara dan proses penggilingan
tidak berjalan dengan lancar sehingga menyebabkan adanya jam berhenti
giling.
Jam berhenti giling merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kapasitas giling. Semakin lamanya gilingan berhenti maka semakin sedikitnya
kapasitas giling yang dihasilkan. Jumlah jam berhenti giling PT. PG. Candi
Baru selama masa giling adalah untuk luar pabrik 4.77 jam dan untuk dalam
pabrik 284.46 jam. Secara detail jam berhenti giling PT. PG. Candi Baru dapat
dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Jam Berhenti Giling PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan
Mei sampai dengan bulan November

Jumlah Jam Berhenti Giling


(Jam)
Bulan
Luar Pabrik Dalam Pabrik
(Jam) (Jam)
Mei 0.00 46.46
Juni 1.50 29.90
Juli 0.50 28.83
Agustus 0.40 53.73
September 0.00 16.05
Oktober 2.37 50.37
November 0.00 59.12
Total 4.77 284.46
Sumber : PT. PG. Candi Baru

1. Analisis Mutu Tebu


Tebu yang layak digiling menurut PT. PG. Candi Baru adalah tebu
yang bersih, segar dan manis (BSM). Bersih jika kadar trash tidak lebih
dari 5 %. Segar apabila waktu antara tebu ditebang dan digiling tidak lebih
dari 24 jam dan manis apabila tebu memiliki nilai brix nira perahan
pertama (NPP) lebih dari 12 %.
Mutu tebu mempunyai pengaruh terhadap kapasitas giling. Sebelum
tebu masuk ke dalam penggilingan maka dilakukan analisis mutu tebu

53
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah tebu tersebut sudah memenuhi
standar yang telah ditetapkan atau tidak. Analisis mutu tebu meliputi
analisis % trash dan % brix nilai perahan pertama (NPP). Data mutu tebu
dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Mutu Tebu PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan Mei sampai
dengan bulan November

Bulan % Trash % Brix NPP


Mei 21.30 193.57
Juni 161.80 442.26
Juli 162.00 456.39
Agustus 155.15 479.48
September 142.90 477.67
Oktober 153.40 517.50
November 91.90 300.07
Total 888.45 2 866.94
Sumber : PT. PG. Candi Baru

888.45 %
Rata-rata % trash yang dihasilkan tiap harinya = = 4.8 %
185 hari
2866.94 %
per hari sedangkan nilai % brix npp = = 15.5 % per hari.
185 hari
Berdasarkan perhitungan maka dapat diketahui bahwa tebu yang digiling
sudah memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

2. Analisis % Pol Ampas


% pol ampas merupakan angka yang menyatakan besarnya
kehilangan gula di stasiun gilingan. Range nilai di PT. PG. Candi Baru
berkisar antara 1.5 % sampai dengan 3 %. Semakin kecil rangenya
semakin baik. Semakin besar rangenya semakin tidak efisien kinerja
gilingan. Hasil % Pol Ampas dapat dilihat pada Tabel 9.

54
Tabel 9. Hasil % Pol Ampas PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan Mei
sampai dengan bulan November

Bulan % Pol Ampas


Mei 10.98
Juni 67.61
Juli 75.96
Agustus 80.87
September 74.67
Oktober 79.19
November 49.53
Total 438.81
Sumber : PT. PG. Candi Baru

438.81 %
Rata-rata % pol ampas yang dihasilkan tiap harinya = =
185 hari
2.37 % per hari. Berdasarkan perhitungan maka dapat diketahui bahwa %
pol ampas yang dihasilkan masih berada dalam range yang telah
ditetapkan.

3. Analisis Keterkaitan Kapasitas Giling Inclusive dan Exclusive


Terhadap Hasil Tetes PT. PG. Candi Baru.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kapasitas giling baik inclusive dan exclusive terhadap hasil tetes yang
dihasilkan. Data Tetes disajikan pada Tabel 10.
Dengan analisis ini maka dapat diketahui hubungan antara kapasitas
giling dengan tetes yang telah dihasilkan, dengan cara menggunakan
metode analisis regresi linear berganda. Variabel X yang digunakan adalah
tetes dan variabel Y adalah kapasitas giling inclusive dan exclusive. Uji
yang dilakukan adalah uji F dan uji t.

55
Tabel 10. Hasil Tetes PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan Mei
sampai dengan bulan November

Tetes
Bulan
(Ton)
Mei 614.92
Juni 2 358.44
Juli 3 098.06
Agustus 2 821.98
September 3 087.41
Oktober 2 890.77
November 1 472.61
Total 16 344.19
Sumber : PT. PG. Candi Baru

Dari Tabel 10, diketahui rata-rata tetes yang dihasilkan tiap hari
dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Rata-rata Tetes =
Tetes =
16344.19 ton
= 88.35 ton per hari.
Hari Giling 185 hari

Hasil perhitungan regresi linear berganda kapasitas giling inclusive


dan exclusive terhadap tetes dapat dilihat pada Lampiran 13. Dari hasil
perhitungan tersebut dapat diketahui koefisien determinasi (R)2 sebesar
0.388. F hitung yang didapatkan sebesar 57.694 dan F tabel = 3. Nilai F
tabel diperoleh dari tabel nilai kritik sebaran F dengan = 0.05. Diketahui
bahwa F hitung lebih besar daripada F tabel maka persamaan yang
digunakan sudah tepat.
Nilai t tabel dapat dilihat pada tabel kritik sebaran t dengan = 0.025
karena uji t yang dilakukan adalah uji dua arah. Nilai t tabel = 1.960
sedangkan nilai t hitung kapasitas giling inclusive = 4.600 dan nilai t
hitung kapasitas giling exclusive = 1.517. Dari nilai t hitung yang didapat,
diketahui bahwa kapasitas giling inclusive lebih besar daripada t tabel
maka H0 ditolak, artinya kapasitas giling tersebut berpengaruh terhadap
tetes yang dihasilkan, sedangkan t hitung kapasitas exclusive lebih kecil

56
daripada t tabel maka H0 diterima, artinya kapasitas giling tersebut tidak
berpengaruh terhadap tetes yang dihasilkan.
Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y = -8.003 + 0.037 X1 +
0.015 X2 dimana X1 = kapasitas giling inclusive dan X2 = kapasitas giling
exclusive. Dari persamaan tersebut, apabila kapasitas giling tidak
ditingkatkan maka hasil tetes yang didapat sedikit.

4. Analisis Keterkaitan Kapasitas Giling Inclusive dan Exclusive


Terhadap Hasil Gula SHS PT. PG. Candi Baru.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kapasitas giling
baik inclusive dan exclusive terhadap gula SHS yang telah dihasilkan. Data
Gula SHS dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Gula SHS PT. PG. Candi Baru Pada Periode Bulan Mei
sampai dengan bulan November

Gula SHS
Bulan
(Ton)
Mei 482.90
Juni 3 815.65
Juli 3 647.10
Agustus 3 500.10
September 4 390.50
Oktober 4 050.40
November 1 865.00
Total 21 751.65
Sumber : PT. PG. Candi Baru

Dari Tabel 11, diperoleh rata-rata gula SHS yang dihasilkan setiap

hari. Rata-ratanya =
Gula SHS = 21751.65 ton
= 117.58 ton per hari.
Hari Giling 185 hari

Analisis ini menggunakan regresi linear berganda dimana variabel


dependent adalah gula SHS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada

57
Lampiran 14. Diketahui bahwa koefisien determinasi (R)2 sebesar 0.198
dan F hitung yang didapatkan sebesar 22.426. Dengan menggunakan =
0.05 maka F tabel didapatkan nilai sebesar 3 dari tabel nilai kritik sebaran
F. Dari hasil yang diperoleh, F hitung lebih besar daripada F tabel maka
persamaan yang digunakan sudah tepat.
Dari tabel kritik sebaran t dengan = 0.025 maka didapatkan nilai t
tabel adalah sebesar 1.960. Nilai t hitung kapasitas giling inclusive = 1.571
dan nilai t hitung kapasitas giling exclusive = 2.281. Dengan mengetahui
nilai t hitung dengan t tabel maka diketahui bahwa kapasitas giling
inclusive tidak berpengaruh terhadap gula SHS karena nilai t hitung lebih
kecil daripada t tabel. Sedangkan nilai t hitung kapasitas exclusive lebih
besar daripada t tabel maka H0 ditolak, artinya kapasitas giling tersebut
berpengaruh terhadap gula SHS.
Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y = -30.864 + 0.028 X1 +
0.049 X2 dimana X1 = kapasitas giling inclusive dan X2 = kapasitas giling
exclusive. Dari persamaan tersebut, apabila kapasitas giling tidak
ditingkatkan maka perolehan gula SHS mengalami kerugian sebanyak
30.864 ton.

58
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Diketahui bahwa kapasitas giling PT. PG. Candi Baru belum mencapai
target yang ditentukan. Rata-rata kapasitas giling yang dihasilkan, untuk
kapasitas giling inclusive adalah sebesar 1842.39 ton per hari dan kapasitas
giling exclusive sebesar 1966.98 ton per hari. Hal ini disebabkan karena
adanya faktor-faktor yang menjadi mempengaruhi kapasitas giling.
Jam berhenti giling merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kapasitas giling. Lamanya jam berhenti giling maka kapasitas giling yang
dihasilkan tidak optimal, begitu pula sebaliknya. Selain jam berhenti giling,
faktor lain yang berpengaruh adalah mesin dan alat yang digunakan.
Diketahui bahwa mesin dan alat yang digunakan di PT. PG. Candi Baru
kurang terpelihara dengan baik sehingga masih adanya kendala yang terjadi.
Kendala yang terjadi dalam proses penggilingan adalah kerusakan pada
mesin dan alat sehingga proses penggilingan tidak berjalan dengan lancar.
Adanya gangguan listrik seperti listrik mati total dan listrik mati selama
beberapa jam juga berpengaruh. Oleh karena itu, kendala-kendala tersebut
harus segera diatasi.
Dari hasil regresi linear berganda, diketahui bahwa adanya keterkaitan
antara kapasitas giling dengan hasil tetes dan gula SHS. Model persamaan Y =
a + b1X1 + b2X2 dapat digunakan. Hal ini karena F hitung lebih besar daripada
F tabel. F hitung tetes = 57.694, F hitung gula SHS = 22.426 dan F tabel = 3.
Untuk uji t, diketahui bahwa kapasitas giling inclusive berpengaruh
terhadap tetes, tetapi tidak berpengaruh terhadap gula SHS. Sedangkan
kapasitas giling exclusive tidak berpengaruh terhadap tetes, tetapi berpengaruh
terhadap gula SHS. Nilai t hitung tetes inclusive = 4.600, t hitung tetes
exclusive = 1.517. t hitung gula SHS inclusive = 1.571 dan t hitung gula SHS
exclusive = 2.281. Nilai t tabel yang didapatkan sebesar 1.960.
Dari persamaan regresi dapat disimpulkan bahwa apabila PT. PG. Candi
Baru tidak meningkatkan kapasitas gilingnya maka hasil tetes sedikit dan hasil
gula SHS mengalami kerugian.

59
B. SARAN
Mengingat kapasitas giling di PT. PG. Candi Baru belum memenuhi
target, maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan kapasitas giling PT. PG.
Candi Baru. Salah satu cara adalah dengan menekan angka jam berhenti giling
dan adanya perbaikan mesin dan alat yang digunakan.
Penekanan angka jam berhenti giling dapat dilakukan dengan cara
feeding yang rata dan cukup. Selain itu, stelan gilingan harus baik sehingga
kapasitas giling tercapai sesuai dengan rencana.
Apabila mesin dan alat yang digunakan sudah tidak layak lagi untuk
digunakan maka perlu dilakukan penggantian mesin dan alat yang baru
sehingga proses penggilingan dapat berjalan dengan lancar. Selama diluar
masa giling, perlu dilakukan optimalisasi pemeliharaan mesin dan alat
sehingga mesin dan alat yang masih dapat dipakai terpelihara dengan baik.
Perlu juga dilakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap mesin dan alat
tersebut.
Perlu dilakukan juga usaha dalam peningkatan terhadap gula SHS
mengingat bahwa PT. PG. Candi Baru adalah perusahaan yang memproduksi
gula. Jika tidak adanya peningkatan gula SHS maka produksi gula SHS
mengalami penurunan dan PT. PG. Candi Baru akan mengalami kerugian.

60
DAFTAR PUSTAKA

Amang, B. 1993. Kebijaksanaan Pemasaran Gula Di Indonesia. Penerbit PT.


Dharma Karsa Utama. Jakarta

Anonim. 2007. Tebu. http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu [14 September 2007]

----------. 2007. Pohon Industri Tebu. http://ikah.depperin.go.id [17 September


2007]

Assauri, S. 1980. Management Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia. Jakarta

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah


Pengembangan Agribisnis : Tebu. http://www.litbang.deptan.go.id/special/
komoditas/b4tebu [11 Desember 2007]

Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 01-3140-1992. Gula Pasir. Jakarta.

-----------------------------------------------. 01-3140-2001. Gula Kristal Putih. Jakarta

Beattie, B. R dan C. R. Taylor. 1985. Ekonomi Produksi. John Wiley & Sons, Inc.
Terjemahan dari : The Economics Of Production

Gaspersz, V. 2000. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Penerbit


PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Goutara dan S. Wijandi. 1985. Dasar Pengolahan Gula I. Jurusan Teknologi


Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor

Hafsah, M. J. 2002. Bisnis Gula Di Indonesia. Penerbit Pustaka Sinar Harapan.


Jakarta

Hasan, M. I. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif). Penerbit


Bumi Aksara. Jakarta

Ikatan Ahli Gula Indonesia. 2005. Gula Indonesia Vol. XXIX / No. 1/ Februari
2005. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Pasuruan

61
Indriani, Y. H dan Sumiarsih. 1992. Pembudidayaan Tebu Di Lahan Sawah dan
Tegalan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kusumaningrum, D. 2005. Sistem Penjadwalan Penanaman dan Pemanenan Tebu


Di PT. Gunung Madu Plantations. Skripsi. Departemen Teknologi Industri
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Moerdokusumo, A. 1993. Pengawasan Kualitas dan Teknologi Pembuatan Gula


Di Indonesia. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung

Mubyarto. 1984. Masalah Industri Gula Di Indonesia. Penerbit BPFE. Yogyakarta

------------. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit PT. Pustaka LP3ES.


Jakarta

Nasution, A. H. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Penerbit Guna


Widya. Surabaya

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Statistik dan Rancangan Percobaan


dengan SPSS 12. Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Jakarta

PT. PG. Candi Baru. 2006. Laporan Harian Giling. Sidoarjo.

Purwanto, E. B. 2006. Analisis Peramalan Konsumsi dan Produksi Gula Serta


Implikasinya Terhadap Pencapaian Swasembada Gula Di Indonesia. Skripsi.
Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor

Reginawanti. 1999. Tebu. http://www.kpel.or.id/TTGP/komoditi/TEBU1.htm [24


Juli 2007]

Siregar, H. 2003. Kajian Optimasi Produksi Di Pabrik Gula (Studi Kasus pada
Pabrik Gula Sei Semayang, Deli Serdang, Sumatera Utara. Skripsi. Jurusan
Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor

Sudiatso, S. 1982. Bertanam Tebu. Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian,


Institut Pertanian Bogor. Bogor

62
Suparlan. 2007. Evaluasi dan Pengembangan Sistem Penilaian Cepat (Rapid
Assessment System) Kinerja Industri Gula (Studi Kasus PG. Krebet Baru
Malang). Skripsi. Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Supriyadi, A. 1992. Rendemen Tebu. Penerbit Kanisius. Yogyakarta


Sutardjo, R. M. E. 2002. Budidaya Tanaman Tebu. Penerbit PT. Bumi Aksara.
Jakarta

Tim Pengkaji Manajemen Industri Gula. 2004. Manajemen Industri Gula Nasional.
Pusat Pengkajian Kebijakan Inovasi Teknologi, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi. Jakarta

Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta. Terjemahan dari : Introduction to Statistic 3rd Edition

Winarno, F. G dan A. T. Birowo. 1988. Gula dan Pemanis Buatan Di Indonesia.


Sekretariat Dewan Gula Indonesia

63
Lampiran 1. Peta Situasi PT. PG. Candi Baru

65
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. PG. Candi Baru Sidoarjo

GENERAL MANAGER

TATA USAHA KEUANGAN TANAMAN INSTALASI PABRIKASI

Ketel Pabrik
Tengah
Personalia Keuangan & Akuntansi Rayon Rayon BST Tebang &
Umum Anggaran Pasuruan 1 Pasuruan 2 Angkut
Gilingan
A. T. R Mekanisasi Pabrik
Sekretariat SKW 1 SKW 5 Depan
Gudang Koordinator
Material PTA Remise /
Timbangan Bibit Kendaraan
Poliklinik SKW 2 SKW 6 Percobaan
Puteran
Gudang Gula
Listrik
Keamanan SKW 3 SKW 7
Laborat &
Kasir Limbah
Besali
SKW 4

66
Bangunan
Sumber : PT. PG. Candi Baru
Lampiran 3. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Mei

Tanggal Tebu Masuk (Ton) Jumlah Hari Giling (Hari)


19 1 677.90
20 407.40
21 822.70
22 1 381.80
23 1 115.80
24 1 617.80
25 1 283.10
13
26 1 444.40
27 758.10
28 1 781.00
29 1 958.00
30 1 801.10
31 1 815.60
Total 17 864.70
Sumber : PT. PG. Candi Baru

67
Lampiran 4. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Juni

Tanggal Tebu Masuk (Ton) Jumlah Hari Giling (Hari)


1 2 027.50
2 1 994.40
3 1 764.90
4 1 767.40
5 2 134.30
6 1 968.60
7 2 056.60
8 1 956.20
9 2 236.20
10 1 908.70
11 2 025.80
12 2 141.40
13 1 852.30
14 2 096.20
15 2 100.90
16 1 931.20 30
17 1 860.70
18 1 663.80
19 812.80
20 1 905.20
21 2 035.50
22 1 929.10
23 1 225.70
24 1 995.30
25 1 653.70
26 2 029.80
27 1 984.40
28 1 910.70
29 2 128.70
30 2 200.50
Total 57 298.50
Sumber : PT. PG. Candi Baru

68
Lampiran 5. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Juli

Tanggal Tebu Masuk (Ton) Jumlah Hari Giling (Hari)


1 2 077.70
2 2 029.30
3 2 010.10
4 1 256.70
5 1 851.90
6 2 231.80
7 2 046.30
8 1 920.30
9 2 030.90
10 1 616.60
11 1 933.60
12 1 968.70
13 1 956.60
14 1 065.60
15 2 245.10
16 2 114.50
31
17 1 752.80
18 2 117.40
19 2 116.60
20 1 910.50
21 1 945.80
22 2 018.80
23 2 101.70
24 2 025.70
25 1 886.60
26 2 213.60
27 2 181.10
28 2 101.80
29 2 239.80
30 2 188.30
31 1 849.20
Total 61 005.40
Sumber : PT. PG. Candi Baru

69
Lampiran 6. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Agustus

Tanggal Tebu Masuk (Ton) Jumlah Hari Giling (Hari)


1 1 814.90
2 995.20
3 1 369.20
4 1 390.50
5 1 820.30
6 1 941.40
7 1 966.60
8 1 343.40
9 618.70
10 1 921.80
11 2 288.60
12 1 970.00
13 2 030.70
14 2 570.50
15 2 152.70
16 2 050.10
31
17 2 300.40
18 1 329.40
19 1 923.70
20 2 049.70
21 2 039.10
22 2 096.90
23 2 130.50
24 2 090.30
25 1 838.90
26 1 954.80
27 2 114.20
28 2 060.20
29 1 996.70
30 1 763.90
31 950.80
Total 56 884.10
Sumber : PT. PG. Candi Baru

70
Lampiran 7. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan September

Tanggal Tebu Masuk (Ton) Jumlah Hari Giling (Hari)


1 1 994.40
2 2 174.60
3 2 303.50
4 1 895.00
5 2 004.00
6 2 127.60
7 1 447.80
8 2 049.00
9 2 169.40
10 1 991.30
11 2 028.20
12 2 119.30
13 2 199.40
14 1 586.40
15 2 058.40
16 1 925.30 30
17 2 315.60
18 2 266.60
19 1 671.90
20 2 025.00
21 1 855.70
22 2 141.00
23 2 230.50
24 2 054.80
25 2 026.10
26 2 176.20
27 2 228.40
28 2 346.80
29 2 272.50
30 1 888.10
Total 61 572.80
Sumber : PT. PG. Candi Baru

71
Lampiran 8. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan Oktober

Tanggal Tebu Masuk (Ton) Jumlah Hari Giling (Hari)


1 597.90
2 2 035.90
3 1 665.60
4 1 895.60
5 1 599.80
6 1 616.90
7 2 208.20
8 2 359.20
9 2 510.40
10 1 689.70
11 1 639.60
12 1 907.60
13 2 110.10
14 2 041.70
15 1 985.20
16 1 829.90
31
17 1 973.10
18 1 857.60
19 1 707.60
20 2 010.30
21 1 995.80
22 2 037.70
23 1 904.00
24 1 989.50
25 1 566.00
26 1 771.00
27 1 941.80
28 1 840.20
29 1 675.30
30 1 768.10
31 258.40
Total 55 989.70
Sumber : PT. PG. Candi Baru

72
Lampiran 9. Data Tebu Masuk dan Jumlah Hari Giling Bulan November

Tanggal Tebu Masuk (Ton) Jumlah Hari Giling (Hari)


1 2 363.70
2 864.30
3 869.50
4 1 184.80
5 1 259.50
6 2 024.90
7 1 732.80
8 1 942.30
9 1 940.70
10 2 166.00
19
11 1 329.80
12 1 935.50
13 1 666.90
14 1 798.70
15 1 383.70
16 1 194.80
17 1 314.10
18 1 304.60
19 902.50
Total 29 179.10
Sumber : PT. PG. Candi Baru

73
Lampiran 10. Data Kapasitas Giling Inclusive dan Kapasitas Giling Exclusive
Setiap Harinya

Kapasitas Giling Inclusive Kapasitas Giling Exclusive


Tanggal
(Ton) (Ton)
Bulan Mei
19 137.90 137.90
20 473.90 874.90
21 891.20 1 258.20
22 1 458.50 1 591.10
23 1 052.70 1 403.60
24 1 586.90 1 655.90
25 1 104.20 1 656.30
26 1 437.90 1 769.70
27 1 850.00 1 850.00
28 1 491.00 1 789.20
29 1 865.20 2 000.20
30 1 894.00 2 006.00
31 2 014.30 2 014.30
Bulan Juni
1 2 036.40 2 036.40
2 2 003.40 2 003.40
3 1 813.50 2 000.20
4 1 602.90 2 000.50
5 2 223.70 2 223.70
6 2 035.00 2 035.00
7 1 845.80 2 000.00
8 2 028.80 2 028.80
9 2 018.20 2 018.20
10 2 009.30 2 009.30
11 1 705.60 2 000.70
12 2 022.30 2 022.30
13 2 082.60 2 082.60
14 1 820.40 2 000.40
15 2 008.20 2 008.20
16 2 039.10 2 039.10
17 1 823.90 2 000.60
18 1 405.70 1 405.70
19 1 114.20 1 201.80
20 1 854.90 2 000.80
21 1 932.30 2 000.70
22 1 904.50 2 000.40
23 1 302.00 2 000.50
24 2 023.10 2 023.10
25 2 008.40 2 008.40

74
Lampiran 10. (Lanjutan)

Kapasitas Giling Inclusive Kapasitas Giling Exclusive


Tanggal
(Ton) (Ton)
Bulan Juni
26 2 101.20 2 101.20
27 2 010.90 2 010.90
28 1 927.70 2 000.20
29 2 087.80 2 087.80
30 2 243.20 2 243.20
Bulan Juli
1 2 124.20 2 124.20
2 1 980.60 2 001.40
3 1 783.30 2 000.00
4 1 320.80 2 001.20
5 2 050.80 2 050.80
6 2 121.90 2 121.90
7 1 961.30 2 000.50
8 1 937.90 2 000.40
9 2 006.50 2 006.50
10 1 224.80 2 001.00
11 2 140.50 2 140.50
12 2 023.60 2 023.60
13 2 264.40 2 264.40
14 2 102.20 2 102.20
15 2 235.10 2 235.10
16 2 001.70 2 001.70
17 1 723.50 2 000.20
18 2 282.70 2 282.70
19 1 918.10 2 000.60
20 1 876.90 2 000.20
21 1 947.60 2 001.80
22 2 223.80 2 223.80
23 1 887.80 2 000.30
24 2 274.40 2 274.40
25 2 208.80 2 208.80
26 2 208.60 2 208.60
27 2 101.90 2 101.90
28 2 093.00 2 093.00
29 2 040.10 2 040.10
30 2 235.10 2 235.10
31 1 733.10 1 733.10
Bulan Agustus
1 1 475.70 2 000.90
2 814.40 814.40

75
Lampiran 10. (Lanjutan)

Kapasitas Giling Inclusive Kapasitas Giling Exclusive


Tanggal
(Ton) (Ton)
Bulan Agustus
3 1 221.10 2 000.40
4 1 522.40 2 001.00
5 2 003.40 2 003.40
6 2 054.50 2 054.50
7 1 871.00 2 000.20
8 1 917.10 2 000.50
9 899.50 899.50
10 1 876.00 2 000.20
11 1 942.70 2 000.20
12 2 164.50 2 164.50
13 2 175.70 2 175.70
14 2 243.30 2 243.30
15 2 026.10 2 026.10
16 2 010.80 2 010.80
17 2 001.20 2 001.20
18 1 621.00 2 000.20
19 2 073.80 2 073.80
20 2 044.30 2 044.30
21 2 106.40 2 106.40
22 1 707.80 2 000.40
23 1 908.70 2 000.40
24 2 123.30 2 123.30
25 2 151.10 2 151.10
26 2 197.20 2 197.20
27 1 841.90 2 000.30
28 1 749.80 2 000.70
29 1 887.20 2 000.60
30 1 065.60 2 001.10
31 1 887.20 2 000.60
Bulan September
1 2 180.90 2 180.90
2 2 118.30 2 118.30
3 2 141.70 2 141.70
4 1 938.10 2 000.60
5 2 004.00 2 004.00
6 2 234.50 2 234.50
7 2 170.60 2 170.60
8 1 857.40 2 000.80
9 2 133.10 2 133.10
10 2 132.10 2 132.10

76
Lampiran 10. (Lanjutan)

Kapasitas Giling Inclusive Kapasitas Giling Exclusive


Tanggal
(Ton) (Ton)
Bulan September
11 2 126.00 2 126.00
12 2 100.90 2 100.90
13 2 172.90 2 172.90
14 1 464.90 2 001.00
15 1 851.90 1 851.90
16 1 767.80 2 000.30
17 2 008.00 2 008.00
18 2 197.10 2 197.10
19 2 204.60 2 204.60
20 2 028.50 2 028.50
21 2 153.40 2 153.40
22 1 867.50 2 000.00
23 2 152.00 2 152.00
24 2 129.00 2 129.00
25 2 125.50 2 125.50
26 2 100.60 2 100.60
27 2 000.20 2 000.20
28 2 155.10 2 155.10
29 2 189.30 2 189.30
30 1 769.80 2 000.70
Bulan Oktober
1 1 202.70 2 000.30
2 1 521.50 2 000.90
3 1 710.60 2 000.70
4 2 102.40 2 102.40
5 1 752.90 2 000.50
6 2 147.10 2 147.10
7 2 026.70 2 026.70
8 2 078.50 2 078.50
9 2 126.10 2 126.10
10 1 243.90 2 000.90
11 1 960.10 2 000.10
12 2 118.10 2 118.10
13 1 884.70 2 000.60
14 1 984.10 2 000.00
15 2 008.50 2 008.50
16 1 828.40 2 000.10
17 1 983.30 2 000.00
18 1 916.40 2 000.60
19 1 725.30 2 000.30

77
Lampiran 10. (Lanjutan)

Kapasitas Giling Inclusive Kapasitas Giling Exclusive


Tanggal
(Ton) (Ton)
Bulan Oktober
20 1 957.80 2 000.30
21 2 059.70 2 059.70
22 2 106.70 2 106.70
23 2 015.70 2 015.70
24 1 612.90 2 000.50
25 1 666.30 2 000.60
26 1 857.10 2 000.50
27 2 000.50 2 000.50
28 2 001.40 2 001.40
29 2 055.50 2 055.50
30 1 802.60 2 000.10
31 817.50 817.50
Bulan November
1 1 497.90 1 497.90
2 1 346.70 2 039.20
3 652.60 652.60
4 1 505.30 1 505.30
5 520.40 520.40
6 1 902.10 1 902.10
7 1 672.20 2 019.80
8 1 980.90 2 284.60
9 2 004.10 2 004.10
10 1 964.60 2 265.80
11 1 363.90 2 117.30
12 1 864.20 2 118.40
13 1 718.80 2 007.40
14 1 920.70 2 017.40
15 1 376.10 2 012.60
16 1 117.80 1 117.80
17 1 402.30 2 086.50
18 1 300.60 2 078.20
19 2 067.90 2 067.90
Sumber : PT. PG. Candi Baru

78
Lampiran 11. Data Jumlah Jam Berhenti Giling Dalam Pabrik dan Luar
Pabrik Setiap Harinya

Jumlah Jam Berhenti Giling


Tanggal
Luar Pabrik (Jam) Dalam Pabrik (Jam)
Bulan Mei
19 0.00 0.00
20 0.00 11.00
21 0.00 7.00
22 0.00 2.00
23 0.00 6.00
24 0.00 1.00
25 0.00 8.00
26 0.00 4.50
27 0.00 0.00
28 0.00 4.00
29 0.00 1.62
30 0.00 1.34
31 0.00 0.00
Bulan Juni
1 0.00 0.00
2 0.00 0.00
3 0.00 2.24
4 0.00 4.77
5 0.00 0.00
6 0.00 0.00
7 0.00 1.85
8 0.00 0.00
9 0.00 0.00
10 0.00 0.00
11 0.00 3.54
12 0.00 0.00
13 0.00 0.00
14 0.00 2.16
15 0.00 0.00
16 0.00 0.00
17 0.00 2.12
18 0.00 0.00
19 0.50 1.25
20 0.50 1.25
21 0.50 0.32
22 0.00 1.15
23 0.00 8.38
24 0.00 0.00
25 0.00 0.00

79
Lampiran 11. (Lanjutan)

Jumlah Jam Berhenti Giling


Tanggal
Luar Pabrik (Jam) Dalam Pabrik (Jam)
Bulan Juni
26 0.00 0.00
27 0.00 0.00
28 0.00 0.87
29 0.00 0.00
30 0.00 0.00
Bulan Juli
1 0.00 0.00
2 0.00 0.25
3 0.00 2.60
4 0.00 8.16
5 0.00 0.00
6 0.00 0.00
7 0.00 0.47
8 0.50 0.25
9 0.00 0.00
10 0.00 9.31
11 0.00 0.00
12 0.00 0.00
13 0.00 0.00
14 0.00 0.00
15 0.00 0.00
16 0.00 0.00
17 0.00 3.32
18 0.00 0.00
19 0.00 0.99
20 0.00 1.48
21 0.00 0.65
22 0.00 0.00
23 0.00 1.35
24 0.00 0.00
25 0.00 0.00
26 0.00 0.00
27 0.00 0.00
28 0.00 0.00
29 0.00 0.00
30 0.00 0.00
31 0.00 0.00
Bulan Agustus
1 0.00 6.30
2 0.00 0.00

80
Lampiran 11. (Lanjutan)

Jumlah Jam Berhenti Giling


Tanggal
Luar Pabrik (Jam) Dalam Pabrik (Jam)
Bulan Agustus
3 0.00 9.35
4 0.00 5.74
5 0.00 0.00
6 0.00 0.00
7 0.00 1.55
8 0.00 1.00
9 0.00 0.00
10 0.00 1.49
11 0.00 0.69
12 0.00 0.00
13 0.00 0.00
14 0.00 0.00
15 0.00 0.00
16 0.00 0.00
17 0.00 0.00
18 0.00 4.55
19 0.00 0.00
20 0.00 0.00
21 0.00 0.00
22 0.00 3.51
23 0.00 1.10
24 0.00 0.00
25 0.00 0.00
26 0.00 0.00
27 0.40 1.50
28 0.00 3.01
29 0.00 1.36
30 0.00 11.22
31 0.00 1.36
Bulan September
1 0.00 0.00
2 0.00 0.00
3 0.00 0.00
4 0.00 0.75
5 0.00 0.00
6 0.00 0.00
7 0.00 0.00
8 0.00 1.72
9 0.00 0.00
10 0.00 0.00

81
Lampiran 11. (Lanjutan)

Jumlah Jam Berhenti Giling


Tanggal
Luar Pabrik (Jam) Dalam Pabrik (Jam)
Bulan September
11 0.00 0.00
12 0.00 0.00
13 0.00 0.00
14 0.00 6.43
15 0.00 0.00
16 0.00 2.79
17 0.00 0.00
18 0.00 0.00
19 0.00 0.00
20 0.00 0.00
21 0.00 0.00
22 0.00 1.59
23 0.00 0.00
24 0.00 0.00
25 0.00 0.00
26 0.00 0.00
27 0.00 0.00
28 0.00 0.00
29 0.00 0.00
30 0.00 2.77
Bulan Oktober
1 0.00 9.57
2 0.00 5.75
3 0.00 3.48
4 0.00 0.00
5 0.00 2.97
6 0.00 0.00
7 0.00 0.00
8 0.00 0.00
9 0.00 0.00
10 0.00 9.08
11 0.00 0.48
12 0.00 0.00
13 0.00 1.39
14 0.00 0.19
15 0.00 0.00
16 0.00 2.06
17 0.00 0.20
18 0.00 1.01
19 0.00 3.30

82
Lampiran 11. (Lanjutan)

Jumlah Jam Berhenti Giling


Tanggal
Luar Pabrik (Jam) Dalam Pabrik (Jam)
Bulan Oktober
20 0.00 0.51
21 0.00 0.00
22 0.00 0.00
23 0.00 0.00
24 0.00 4.65
25 0.00 4.01
26 0.00 1.72
27 0.00 0.00
28 0.00 0.00
29 0.00 0.00
30 2.37 0.00
31 0.00 0.00
Bulan November
1 0.00 0.00
2 0.00 8.15
3 0.00 0.00
4 0.00 0.00
5 0.00 0.00
6 0.00 0.00
7 0.00 4.13
8 0.00 3.19
9 0.00 0.00
10 0.00 3.19
11 0.00 8.54
12 0.00 2.88
13 0.00 3.45
14 0.00 1.15
15 0.00 7.59
16 0.00 0.00
17 0.00 7.87
18 0.00 8.98
19 0.00 0.00
Sumber : PT. PG. Candi Baru

83
Lampiran 12. Data % Trash, % Brix NPP, % Pol Ampas, Tetes, Gula Setiap
Harinya

Mutu Tebu Produksi


% Pol Ampas
Tanggal % Trash % Brix NPP Tetes Gula SHS
(%)
(%) (%) (Ton) (Ton)
Bulan Mei
19 0.00 15.52 0.00 0.00 0.00
20 0.00 15.30 0.00 0.00 0.00
21 0.00 15.17 0.00 0.00 0.00
22 0.00 14.73 0.00 0.00 0.00
23 0.00 14.53 0.00 0.00 0.00
24 0.00 14.80 0.00 0.00 0.00
25 0.00 14.91 0.00 193.41 12.60
26 0.00 14.90 0.00 109.47 47.00
27 0.00 14.79 0.00 49.67 66.50
28 5.30 14.60 2.83 60.47 66.00
29 5.40 14.75 2.62 77.37 96.60
30 5.20 14.75 2.72 59.78 92.60
31 5.40 14.82 2.81 64.75 101.60
Bulan Juni
1 5.30 14.67 2.35 72.52 93.70
2 5.40 14.79 2.50 96.94 100.70
3 5.40 14.83 2.49 119.46 98.90
4 5.50 14.73 2.55 91.61 87.30
5 5.40 14.61 2.45 115.84 100.00
6 5.50 14.75 2.57 106.29 111.00
7 5.50 14.94 2.40 91.92 105.20
8 5.40 14.60 2.30 97.79 115.00
9 5.50 14.88 2.49 100.71 115.00
10 5.50 14.88 2.52 100.06 114.70
11 5.50 14.85 2.41 85.11 98.10
12 5.50 14.82 2.20 100.91 118.40
13 5.40 14.83 2.46 103.71 118.70
14 5.50 14.86 2.28 90.84 103.80
15 5.40 14.79 2.56 104.20 115.90
16 5.50 14.80 2.45 101.75 122.30
17 5.50 14.69 2.46 91.01 109.40
18 5.80 14.72 2.42 70.00 84.30
19 5.80 14.83 2.39 55.60 69.60
20 5.70 14.71 2.47 92.37 113.00
21 5.50 14.82 2.42 96.42 116.20
22 3.50 14.26 2.60 95.04 116.90
23 5.40 14.82 2.45 64.84 716.00
24 5.30 14.72 2.49 100.95 124.40
25 5.30 14.59 2.43 100.22 129.00

84
Lampiran 12. (lanjutan)

Mutu Tebu Produksi


% Pol Ampas
Tanggal % Trash % Brix NPP Tetes Gula SHS
(%)
(%) (%) (Ton) (Ton)
Bulan Juni
26 5.40 14.48 1.60 2.49 105.06
27 5.30 14.94 1.20 2.42 100.34
28 5.40 14.93 1.30 2.53 96.19
29 5.40 14.54 1.20 2.44 104.40
30 5.30 14.58 1.20 2.45 112.16
Bulan Juli
1 5.20 14.00 2.47 106.21 113.90
2 5.50 14.91 2.32 99.03 122.70
3 5.50 14.67 2.36 89.17 116.00
4 5.30 14.86 2.40 66.04 73.90
5 5.40 14.94 2.31 102.54 126.80
6 5.30 14.65 2.30 106.05 105.10
7 5.40 14.40 2.50 97.87 123.50
8 5.30 14.64 2.40 96.70 120.20
9 5.30 14.69 2.40 100.33 126.40
10 5.40 14.12 2.43 61.24 67.70
11 5.40 14.08 2.42 107.03 128.40
12 4.90 14.15 2.40 101.18 121.40
13 5.00 14.47 2.43 112.99 135.50
14 4.90 14.89 2.52 105.11 126.20
15 4.90 14.62 2.40 111.78 137.50
16 5.00 14.04 2.44 100.09 130.10
17 5.10 14.80 2.50 86.18 95.10
18 5.00 14.63 2.53 114.14 129.00
19 5.10 14.83 2.40 95.91 106.40
20 5.20 14.81 2.36 93.85 115.70
21 5.20 14.74 2.48 97.38 107.00
22 5.30 15.01 2.48 108.97 131.00
23 5.30 14.92 2.52 94.20 102.80
24 5.10 15.08 2.52 113.49 135.20
25 5.30 15.19 2.59 110.22 116.40
26 5.40 15.01 2.66 110.39 136.90
27 5.30 15.07 2.51 104.89 114.50
28 5.20 15.05 2.40 104.65 131.90
29 5.20 15.01 2.44 102.01 126.10
30 5.30 15.01 2.50 111.76 134.60
31 5.30 15.10 2.57 86.66 89.20
Bulan Agustus
1 5.30 15.03 2.48 73.64 91.90
2 5.20 15.09 2.40 40.72 40.30

85
Lampiran 12. (Lanjutan)

Mutu Tebu Produksi


% Pol Ampas
Tanggal % Trash % Brix NPP Tetes Gula SHS
(%)
(%) (%) (Ton) (Ton)
Bulan Agustus
3 5.20 15.07 2.50 60.93 51.10
4 5.10 15.08 2.42 76.12 95.20
5 5.10 15.07 2.40 100.17 104.20
6 5.10 15.14 2.53 102.73 106.80
7 5.10 15.24 2.53 93.55 127.40
8 5.10 15.25 2.40 95.86 102.30
9 5.10 15.29 2.45 44.95 53.00
10 5.30 15.03 2.48 73.64 117.10
11 5.00 15.36 2.68 97.14 123.20
12 4.90 15.38 2.68 108.23 117.10
13 4.90 15.20 2.66 108.79 119.80
14 4.90 15.25 2.50 112.17 144.10
15 4.90 14.55 2.55 101.31 127.60
16 4.90 15.67 2.57 100.54 127.80
17 5.00 15.64 2.78 100.06 128.60
18 4.90 15.58 2.88 81.05 96.30
19 5.00 15.46 2.74 103.69 136.00
20 4.80 15.71 2.78 104.26 130.00
21 4.90 15.76 2.72 105.32 134.00
22 4.90 15.86 2.73 87.09 112.70
23 4.90 15.62 2.80 99.25 122.40
24 4.85 15.76 2.75 106.17 136.10
25 4.90 15.87 2.68 107.56 142.40
26 4.90 15.83 2.59 109.86 141.70
27 5.00 15.92 2.57 92.10 120.90
28 5.00 15.89 2.58 87.49 113.90
29 5.00 15.92 2.58 94.36 132.00
30 5.00 15.98 2.85 53.08 72.50
31 5.00 15.98 2.61 100.15 131.70
Bulan September
1 4.90 16.02 2.59 109.05 143.90
2 4.90 16.03 2.57 105.92 137.60
3 4.90 16.10 2.59 109.23 139.30
4 5.10 15.98 2.55 98.84 126.60
5 5.10 16.01 2.55 100.20 133.900
6 5.20 16.04 2.51 111.73 146.50
7 5.00 16.10 2.53 109.12 146.50
8 5.00 16.07 2.63 94.73 141.20
9 5.00 16.12 2.52 108.79 145.10
10 5.00 16.14 2.42 108.74 155.60

86
Lampiran 12. (Lanjutan)

Mutu Tebu Produksi


% Pol Ampas
Tanggal % Trash % Brix NPP Tetes Gula SHS
(%)
(%) (%) (Ton) (Ton)
Bulan September
11 5.00 16.13 2.36 108.43 150.90
12 5.00 16.16 2.46 107.15 152.30
13 5.00 16.14 2.40 108.65 156.40
14 5.00 16.18 3.42 71.78 96.70
15 0.00 0.00 0.00 92.60 135.20
16 5.10 16.39 2.81 88.39 129.00
17 5.00 16.49 2.59 100.40 146.60
18 5.00 16.52 2.51 109.86 158.20
19 4.90 16.63 2.49 110.23 149.90
20 4.90 16.86 2.38 101.43 142.00
21 4.90 16.82 2.59 107.67 156.80
22 4.80 16.91 2.57 93.38 134.50
23 4.80 16.87 2.53 107.60 156.60
24 4.70 16.89 2.46 106.45 159.70
25 4.80 16.92 2.74 106.28 165.80
26 4.90 16.99 2.61 105.03 157.50
27 4.80 17.01 2.79 100.01 160.00
28 4.80 17.02 2.50 107.76 161.60
29 4.70 17.03 2.50 109.47 162.20
30 4.70 17.10 2.50 88.49 142.40
Bulan Oktober
1 4.90 17.00 2.50 60.14 62.70
2 4.80 17.04 2.50 76.08 131.50
3 4.90 17.04 2.50 85.53 121.50
4 4.70 17.06 2.50 105.12 149.20
5 4.70 17.03 2.46 87.65 131.50
6 4.80 17.04 2.50 107.36 161.00
7 4.90 16.80 2.49 101.34 143.90
8 4.90 16.42 2.50 103.93 151.80
9 4.80 16.82 2.50 106.31 159.50
10 5.00 16.73 2.49 62.20 89.30
11 4.90 16.92 2.48 98.01 140.10
12 4.90 16.92 2.50 105.91 148.90
13 4.90 17.07 2.68 97.82 132.30
14 4.80 17.03 2.61 99.20 140.80
15 4.90 17.01 2.61 100.43 124.50
16 5.00 17.06 2.50 91.42 129.20
17 5.10 16.71 2.50 99.17 136.60
18 5.00 16.19 2.50 95.82 138.00
19 4.90 16.64 2.77 85.13 117.20

87
Lampiran 12. (Lanjutan)

Mutu Tebu Produksi


% Pol Ampas
Tanggal % Trash % Brix NPP Tetes Gula SHS
(%)
(%) (%) (Ton) (Ton)
Bulan Oktober
20 4.90 16.90 2.60 97.89 134.10
21 4.90 16.32 2.60 102.99 130.10
22 5.20 16.32 2.56 105.34 134.80
23 5.40 16.29 2.70 100.79 128.70
24 5.20 16.42 2.77 80.60 108.10
25 5.20 16.41 2.78 83.32 120.00
26 5.30 16.37 2.68 92.86 117.40
27 5.20 16.28 2.61 100.03 146.00
28 4.80 16.67 2.40 100.07 146.20
29 4.90 16.39 2.50 102.78 151.10
30 4.80 16.24 2.40 90.13 140.60
31 4.80 16.36 2.50 65.40 83.80
Bulan November
1 4.90 16.42 2.50 67.83 80.00
2 4.90 16.40 2.50 67.34 84.90
3 4.90 16.46 2.40 32.63 46.50
4 4.90 16.33 2.50 75.27 95.40
5 4.80 16.29 2.50 26.02 32.80
6 4.80 16.34 2.50 95.11 120.00
7 4.90 16.27 2.50 83.61 106.20
8 4.80 15.82 2.50 99.05 125.40
9 4.90 16.21 2.50 100.21 127.10
10 4.80 15.95 2.50 98.23 124.30
11 4.90 15.70 2.50 68.20 88.60
12 4.90 16.00 2.50 93.21 119.40
13 4.90 15.47 2.50 85.94 108.80
14 4.90 15.22 2.50 96.04 121.20
15 4.90 15.43 2.50 68.80 87.40
16 4.90 15.06 3.73 55.90 67.30
17 4.70 14.68 3.40 70.12 74.90
18 4.60 15.02 2.50 65.03 79.20
19 4.60 15.00 2.50 124.07 175.60
Sumber : PT. PG. Candi Baru

88
Lampiran 13. Keterkaitan Kapasitas Giling Inclusive dan Kapasitas Giling
Exclusive Terhadap Hasil Tetes

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 Kapasitas Giling Exclusive,
a . Enter
Kapasitas Giling Inclusive
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Tetes

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .623a .388 .381 22.61421
a. Predictors: (Constant), Kapasitas Giling Exclusive, Kapasitas Giling
Inclusive

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 59009.342 2 29504.671 57.694 .000a
Residual 93075.281 182 511.403
Total 152084.623 184
a. Predictors: (Constant), Kapasitas Giling Exclusive, Kapasitas Giling Inclusive
b. Dependent Variable: Tetes

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8.003 10.673 -.750 .454
Kapasitas Giling Inclusive .037 .008 .484 4.600 .000
Kapasitas Giling Exclusive .015 .010 .160 1.517 .131
a. Dependent Variable: Tetes

89
Lampiran 14. Keterkaitan Kapasitas Giling Inclusive dan Kapasitas Giling
Exclusive Terhadap Hasil Gula SHS

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 Kapasitas Giling Exclusive,
a . Enter
Kapasitas Giling Inclusive
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Gula SHS

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .445a .198 .189 50.56507
a. Predictors: (Constant), Kapasitas Giling Exclusive, Kapasitas Giling
Inclusive

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 114680.126 2 57340.063 22.426 .000a
Residual 465342.363 182 2556.826
Total 580022.489 184
a. Predictors: (Constant), Kapasitas Giling Exclusive, Kapasitas Giling Inclusive
b. Dependent Variable: Gula SHS

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -30.864 23.866 -1.293 .198
Kapasitas Giling Inclusive .028 .018 .189 1.571 .118
Kapasitas Giling Exclusive .049 .022 .275 2.281 .024
a. Dependent Variable: Gula SHS

90

Anda mungkin juga menyukai