YETTI ARIANI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Optimisasi Pola Ratoon
dan Tebu Baru Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di PT. Madubaru PG.
Madukismo, Yogyakarta adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Yetti Ariani
NIM F14090099
ABSTRAK
YETTI ARIANI. Optimisasi Pola Ratoon dan Tebu Baru Tanaman Tebu
(Saccharum officinarum L.) di PT. Madubaru PG. Madukismo, Yogyakarta.
Dibimbing oleh SETYO PERTIWI.
ABSTRACT
YETTI ARIANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Dr Ir Desrial, M. Eng
Ketua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi: Optimisasi Pola Ratoon dan Tebu Baru Tanaman Tebu (Saccharum
officinarum L.) di PT. Madubaru PG. Madukismo, Yogyakarta
Nama : Yetti Ariani
NIM : F14090099
Disetujui oleh
Desrial, M. Eng
Ketua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 ini ialah pengoptimisasian,
dengan judul Optimisasi Pola Ratoon dan Tebu Baru Tanaman Tebu (Saccharum
officinarum L.) di PT. Madubaru PG. Madukismo, Yogyakarta
Selama kegiatan penelitian dan penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak
dibantu oleh berbagai pihak. penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Mamah, Papah, Mbak Early, Mas Wisnu, Rasheesa dan seluruh keluarga
besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan doa,
kasih sayang, dan dukungan baik moril maupun materil.
2. Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan baik dan sabar, memberikan saran dan
masukan dalam penyusunan skripsi.
3. Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, M. Eng dan Dr. Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si
selaku dosen penguji pada sidang sarjana yang telah memberikan saran dan
masukan dalam penyusunan skripsi.
4. Bapak Muhammad Syaiful Anam, Bapak Nugroho, Bapak Kelik, Alteco,
dan karyawan pabrikasi yang telah membantu dan mendukung selama
penelitian di PG. Madukismo.
5. Sahabatku tercinta KEMOCENG, Gina Annisa, Gina Lupita, Eti Supriati,
Awanis, Nur Rahma, Kristen Natashia, Ni Made Citta, Tiara Etika, Ni Putu
Dian, Monalhysa, Stevy Susetyaning, Raisa Oktaviani, Selviana Br Bangun,
Sueritah Henny, Rizqy Maydia, Vina Rondang M, Hairunnisa, atas doa,
dukungan, dan semangat dari kalian, serta Nurul Choerunissa atas dukungan
moril selama ini.
6. Sahabatku ORION 46 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu
yang telah menjadi semangat selama kuliah di departemen.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Yetti Ariani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Tanaman Tebu 2
Tanaman Pertama 3
Tanaman Keprasan 4
Analisis Biaya 5
METODE 5
Waktu dan Tempat 5
Metode Pelaksanaan 7
Prosedur Analisis Data 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Keadaan Umum Perusahaan 8
Hasil Tebu dan Gula 8
Biaya Produksi dan Penerimaan Bersih Pabrik 13
Pendapatan Petani 19
Pola Keprasan Optimum 20
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 41
DAFTAR TABEL
1 Rincian Petak Kebun yang Diamati 5
2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Plant Cane dan Ratoon Cane 6
3 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu Keprasan pada Lahan Tebu Petak 1 9
4 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu Keprasan pada Lahan Tebu Petak 2 9
5 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu Keprasan pada Lahan Tebu Petak 3 10
6 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu Keprasan pada Lahan Tebu Petak 4 10
7 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu Keprasan pada Lahan Tebu Petak 5 11
8 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu Keprasan pada Lahan Tebu Petak 6 11
9 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi Tebu Keprasan pada Petak 1 13
10 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi Tebu Keprasan pada Petak 2 14
11 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi Tebu Keprasan pada Petak 3 14
12 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi Tebu Keprasan pada Petak 4 14
13 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi Tebu Keprasan pada Petak 5 14
14 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi Tebu Keprasan pada Petak 6 15
15 Keuntungan Kumulatif Pabrik Sebelum dan Sesudah Penyusutan 18
16 Pendapatan Usaha Tani pada Petak 1 19
17 Pendapatan Usaha Tani pada Petak 2 19
18 Pendapatan Usaha Tani pada Petak 3 19
19 Pendapatan Usaha Tani pada Petak 4 20
20 Pendapatan Usaha Tani pada Petak 5 20
21 Pendapatan Usaha Tani pada Petak 6 20
22 Hasil Rata-rata Panen Tebu 21
23 Keuntungan Kumulatif yang Didapat Petani Tebu 21
DAFTAR GAMBAR
1 Tanaman Tebu 2
2 Tanaman Tebu Lahan Sawah 3
3 Tanaman Tebu Lahan Kering 3
4 Hasil Produktivitas Tebu di Tiap Lahan Petani 12
5 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi PG. Madukismo pada Petak 1 15
6 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi PG. Madukismo pada Petak 2 16
7 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi PG. Madukismo pada Petak 3 16
8 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi PG. Madukismo pada Petak 4 17
9 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi PG. Madukismo pada Petak 5 17
10 Penerimaan Bersih dan Biaya Produksi PG. Madukismo pada Petak 6 18
11 Keuntungan Kumulatif Pabrik Sebelum dan Sesudah Penyusutan 18
12 Hasil Rata-rata Tanaman Tebu pada Beberapa Tingkat Keprasan 22
13 Keuntungan Kumulatif Rata-rata Petani Tebu pada Beberapa Tingkat
Keprasan 22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Diagram Pengambilan Keputusan Kelayakan Keprasan untuk Produksi
di Pabrik Gula 25
2 Data Kebun 26
3 Data Analisa Usaha Tani Tebu Rakyat Petak 1 29
4 Data Analisa Usaha Tani Tebu Rakyat Petak 2 30
5 Data Analisa Usaha Tani Tebu Rakyat Petak 3 31
6 Data Analisa Usaha Tani Tebu Rakyat Petak 4 32
7 Data Analisa Usaha Tani Tebu Rakyat Petak 5 33
8 Data Analisa Usaha Tani Tebu Rakyat Petak 6 34
9 Perincian Biaya PG. Madukismo 35
10 Klasifikasi Biaya dan Pendapatan PG. Madukismo 36
11 Rekapitulasi Data Produksi PG. Madukismo 38
12 Peta Rayon Sleman 39
13 Peta Rayon Bantul 40
PENDAHULUAN
Latar Belakang
perlu adanya pola atau jadwal ratoon cane yang optimal agar produktivitas tebu
dapat maksimal.
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Tebu
Bagian utama tanaman tebu adalah akar, batang, daun, dan bunga.
Tanaman tebu berakar serabut yang memiliki fungsi melekatkan tanaman,
menyerap air dan garam mineral serta sebagai organ penyimpan (Hidayat 1995).
Gambar tanaman tebu dapat dilihat pada Gambar 1.
Tanaman Pertama
Tanaman tebu pertama adalah tanaman dari bibit tebu pilihan yang
ditanam dengan membongkar tanah dan meletakkan bibit tersebut sesuai
kebutuhan penanaman. Teknik budidaya tanaman pertama (plant cane) di lahan
kering antara lain dengan penetapan masa tanam, pembukaan lahan, penanaman,
pemupukan, pembumbunan, dan klentek (PT Perkebunan Nusantara XI 2010).
Pemilihan varietas yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas
tanaman tebu. Setelah ditentukan jenis varietas yang baik, maka hal lain yang
perlu diperhatikan adalah pengadaan bibit (P3GI 2008).
Bibit yang digunakan untuk penanaman tebu ada beberapa jenis, yaitu di
antaranya:
a. Bibit Bagal
Bibit yang berasal dari kebun bibit yang terdiri atas bagal mata dua dan bagal
mata tiga khusus untuk lahan kurang air.
b. Bibit Dederan
Bibit yang berasal dari hasil persemaian (jawa = dederan) stek-stek batang
yang dibuat dengan maksud antara lain:
1. Memperbesar penangkaran
2. Untuk tempat pertumbuhan peralihan bahan bibit yang telah cukup umur
sambil menunggu penyiapan lahan untuk tanam.
3. Memperkecil resiko penyulaman karana pada umumnya bibit yang berasal
dari bibit dederan langsung dapat tumbuh.
4. Sebagai bahan tanam sulam yang tanaman mati.
4
c. Bibit Rayungan
Bibit yang berasal dari kebun bibit, terbagi atas rayungan bermata satu
dan rayungan bermata dua, digunakan untuk tanaman di lahan basah dengan
pengairan cukup. Namun demikian bibit rayungan sekarang sudah jarang
digunakan dikarenakan jarak antara kebun bibit dan kebun tebu giling yang
jauh menyebabkan tingkat kerusakan tinggi serta ketersediaan air yang
kurang.
d. Bibit Ceblokan
Sepintas bibit ini sama dengan bibit rayungan. Perbedaannya bibit
ceblokan berasal dari stek batang dengan beberapa mata yang ditanam tegak
lurus pada papan tanam yang cara penyiapannya sama dengan bibit dederan
namun dibuat lebih tebal. Dengan demikian akar stek batang yang ditanam
cepat tumbuh dan berkembang sehingga mempercepat bertunasnya mata di
buku-buku ruas batang tersebut.
Kondisi kebun bibit harus dijaga agar tetap lembab. Untuk memacu
pertumbuhan, dapat dipupuk secukupnya. Selanjutnya perawatan seperti bibit
rayungan.
e. Bibit Pucukan
Bibit yang diambil dari pucuk tanaman tebu giling pada saat tebang.
Bibit dipotong dari pucuk sepanjang 30-40 cm (3-4 mata). Kebun yang
diambil pucuknya murni dan sehat. Bibit jenis ini digunakan jika kekurangan
bibit dari KBD.
Tanaman Keprasan
Analisis Biaya
a. Biaya Tetap
Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri dari biaya umum dan administrasi,
biaya pemeliharaan pabrik dan biaya penyusustan. Biaya umum dan administrasi
meliputi biaya gaji dan tunjangan administrasi, staf dan pegawai, pemeliharaan
kantor dan peralatan, asuransi, perlengkapan dan peralatan kantor, pajak bumi dan
bangunan, biaya penerangan kantor dan rumah dinas, serta biaya lain-lain.
Biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan mesin-mesin industri,
bangunan pabrik, kendaraan, dan lain-lain, sedangkan biaya penyusustan meliputi
mein-mesin industri, bangunan pabrik, kendaraan bermotor dan alat-alat
perbengkelan. Data didapatkan dari arsip perusahaan.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel yang dikeluarkan terdiri dari biaya upah, biaya pengolahan
tanah, pemeliharaan tanaman, biaya pengangkutan dan biaya sumber tenaga. Data
didapatkan dari arsip perusahaan.
METODE
Umur
No Urutan Pekerjaan
Plant Cane Ratoon Cane
1 Penyulaman 2 minggu 10-25 hari
2 Pemupukan
- Pupuk I 7-10 hari 0-10 hari
- Pupuk II 30-35 hari 40-45 hari
3 Penyiangan Sebelum tanam
dan bersamaan
dengan bumbun
I,II,III
4 Pembumbunan
- Bumbun I 1-1.5 bulan 1-1.5 bulan
- Bumbun II 2-3 bulan 2-3 bulan
- Bumbun III 3-3.5 bulan
5 Penyiraman 2-3 minggu
- Sebelum dan 7-10 hari
sesudah pupuk I 2 bulan
- Sebelum dan 3-3.5 bulan
sesudah pupuk II
- Menjelang bumbun
III
6 Klentek 6 bulan 6 bulan
7 Kuras got
- Kuras got I Setelah tanam
- Kuras got II 5 bulan
- Kuras got III Menjelang tebu
akan ditebang
8 Pengendalian hama penyakit Segera bila Segera bila
terdapat tanda- terdapat tanda-
tanda atau gejala tanda atau gejala
serangan hama serangan
dan penyakit
9 Pemotongan akar Bersamaan
dengan
pelaksanaan
keprasan
10 Kepras 1 minggu
setelah tebang
11 Pembongkaran tanaman Menurut
keprasan kehendak petani
sendiri
7
Metode Pelaksanaan
𝑮𝑮𝑮𝑮 = 𝑩𝑩 − 𝑪𝑪......................................................(1)
dimana:
GP = Produksi Gula Bagian Perusahaan (ton)
B = Produksi Gula Total (ton)
C = Produksi Gula Bagian Petani (ton)
𝑱𝑱𝑱𝑱𝑱𝑱𝑱𝑱
𝑩𝑩𝑩𝑩𝑩𝑩 = 𝑩𝑩𝑩𝑩 𝒙𝒙 ……………………………….(3)
𝑱𝑱𝑱𝑱𝑱𝑱𝑱𝑱
dimana:
BTK = Biaya Produksi Tebu Keprasan (Rp)
JTTG = Bobot Total Tebu Giling (ton)
JTKG = Bobot Tebu Kepras Giling (ton)
8
dimana:
HP = Hasil Produksi Gula (ton)
BTK = Biaya Total Produksi Keprasan (Rp)
dimana:
LB = Penerimaan Bersih Setelah Penyusutan (Rp)
PB = Penerimaan Bersih Sebelum Penyusutan (Rp)
M = Biaya Penyusutan (Rp)
A = Bobot Total Tebu Kepras Giling (ton)
D = Bobot Total Tebu Giling (ton)
Hasil gula pada petak 1 dengan luas lahan 1.26 hektar yang terletak di
Sragan, Sleman, pada tanaman pertama (PC) 4.73 ton kemudian tanaman keprasan
pertama sampai keprasan keempat penanaman tebu (R1, R2, R3, R4), berturut-
turut adalah 5.04 ton, 5.61 ton, 6.11 ton, dan 6.90 ton. Dari hasil tersebut hasil
untuk petani berturut-turut adalah 3.12 ton, 3.33 ton, 3.70 ton, 4.04 ton, 4.55 ton.
9
Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 1.61 ton, 1.72 ton, 1.91 ton,
2.08 ton, 2.35 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan
Keprasan pada Lahan Tebu Petak 1 (1.26 ha)
Jenis Kebun Hasil Tebu Hasil Gula Tingkat Kenaikan Rendemen
(Tahun) (ton) (ton) (%) (%)
PC (2008) 55.6 4.73 8.5
R1 (2009) 77.6 5.04 39.57 6.5
R2 (2010) 90.4 5.61 62.59 6.2
R3 (2011) 89.9 6.11 61.69 6.8
R4 (2012) 78.4 6.90 41.00 8.8
Tabel 4 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan
Keprasan pada Lahan Tebu Petak 2 (2.89 ha)
Jenis Kebun Hasil Tebu Hasil Gula Tingkat Kenaikan Rendemen
(Tahun) (ton) (ton) (%) (%)
PC (2008) 313.1 27.55 8.8
R1 (2009) 365.7 23.77 16.80 6.5
R2 (2010) 344.8 22.07 10.12 6.4
R3 (2011) 256.2 21.78 18.17 8.5
R4 (2012) 256.6 23.35 18.04 9.1
hasil untuk petani berturut-turut adalah 3.52 ton, 4.79 ton, 4.09 ton, 3.19 ton, 3.60
ton. Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 1.82 ton, 2.47 ton, 2.11
ton, 1.64 ton, 1.86 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan terdapat pada Tabel
5.
Tabel 5 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan
Keprasan pada Lahan Tebu Petak 3 (1.77 ha)
Jenis Kebun Hasil Tebu Hasil Gula Tingkat Kenaikan Rendemen
(Tahun) (ton) (ton) (%) (%)
PC (2008) 62.8 5.34 8.5
R1 (2009) 108.3 7.26 72.45 6.7
R2 (2010) 98.4 6.20 56.69 6.3
R3 (2011) 71.0 4.83 13.06 6.8
R4 (2012) 69.1 5.46 10.03 7.9
Tabel 6 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan
Keprasan pada Lahan Tebu Petak 4 (4.17 ha)
Jenis Kebun Hasil Tebu Hasil Gula Tingkat Kenaikan Rendemen
(Tahun) (ton) (ton) (%) (%)
PC (2008) 286.5 23.21 8.1
R1 (2009) 432.6 37.64 50.99 8.7
R2 (2010) 336.6 24.57 17.49 7.3
R3 (2011) 171.6 14.93 (-) 40.10 8.7
R4 (2012) 144.7 12.44 (-) 49.49 8.6
keprasan pertama sampai keprasan keempat penanaman tebu (R1, R2, R3, R4)
berturut-turut adalah 22.41 ton, 31.29 ton, 11.37 ton, dan 12.16 ton. Dari hasil
tersebut hasil untuk petani berturut-turut adalah 13.40 ton, 14.79 ton, 20.65 ton,
7.51 ton, 8.02 ton. Kemudian bagian untuk perusahaan berturut-turut 6.90 ton,
7.62 ton, 10.64 ton, 3.87 ton, 4.14 ton. Tingkat kenaikan hasil tebu keprasan
terdapat pada Tabel 7.
Tabel 7 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan
Keprasan pada Lahan Tebu Petak 5 (3.18 ha)
Jenis Kebun Hasil Tebu Hasil Gula Tingkat Kenaikan Rendemen
(Tahun) (ton) (ton) (%) (%)
PC (2008) 250.7 20.31 8.1
R1 (2009) 311.3 22.41 24.17 7.2
R2 (2010) 411.7 31.29 64.22 7.6
R3 (2011) 133.8 11.37 (-) 46.63 8.5
R4 (2012) 143.1 12.16 (-) 42.92 8.5
Tabel 8 Tingkat Kenaikan Hasil Tebu dan Gula Tanaman Baru dan
Keprasan pada Lahan Tebu Petak 6 (1.38 ha)
Jenis Kebun Hasil Tebu Hasil Gula Tingkat Kenaikan Rendemen
(Tahun) (ton) (ton) (%) (%)
PC (2008) 193.7 15.30 7.9
R1 (2009) 167.2 10.37 (-) 13.68 6.2
R2 (2010) 177.3 10.46 (-) 8.47 5.9
R3 (2011) 101.8 6.41 (-) 47.44 6.3
R4 (2012) 107.2 7.08 (-) 44.66 6.6
150
Hasil Tebu (ton/ha)
100
50
0
2008 2009 2010 2011 2012
Tahun
Varietas yang digunakan pada petak 1 dan petak 4 adalah varietas PS-851
dengan potensi hasil 28-73.9 ton/ha, hasil produktivitas dari kebun petak 1 dan
petak 4 adalah 34.70-103.74 ton/ha. Varietas yang digunakan petak 2 dan petak 5
adalah varietas PS-862 dengan potensi hasil 17.5-88.3 ton/ha, hasil produktivitas
dari petak 2 dan petak 5 adalah 42.08-129.47 ton/ha. Varietas yang digunakan
pada petak 3 dan petak 6 adalah varietas BL dengan potensi hasil 94.3 ton/ha,
hasil produktivitas dari kebun petak 3 dan petak 6 adalah 35.48-140.36 ton/ha.
Hal ini menunjukkan produktivitas di keenam kebun masih sangat baik.
Hasil di atas menujukkan besarnya hasil panen tebu keprasan dan rendemen
mempengaruhi hasil gula yang diperoleh. Rendemen yang dihasilkan tidak
merata, kadang mengalami kenaikan atau penurunan. Pada masing-masing daerah
tentu saja berbeda faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai rendemen pada tanaman keprasan (Pramudya dan Pertiwi
1998), antara lain:
a. Iklim regional dan produksi tebu musim tanam sebelumnya. Iklim regional
mencakup curah hujan, suhu, radiasi matahari, dan kecepatan angin rata-rata
bulanan.
b. Jadwal penanaman dan pemanenan.
13
Pabrik memiliki bagian sendiri dalam komponen dan porsi yang menjadi
tanggungan maupun menjadi pendapatan pabrik. Komponen yang menjadi
tanggungan pabrik meliputi biaya pokok penjualan, biaya usaha, biaya di luar
usaha, pajak penghasilan, dan biaya masing-masing kebun. Komponen yang
menjadi pendapatan pabrik meliputi laba bersih yang didapat dari perhitungan
tanam baru dan keprasan, dan penghasilan di luar usaha (tidak berhubungan
dengan laba perhitungan dalam pengambilan keputusan yang optimal). Porsi yang
didapatkan oleh pabrik adalah 34% bagian dari total keseluruhan yang didapatkan,
kemudian sisanya adalah bagian petani.
Penentuan biaya produksi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan
tanaman tebu keprasan di PG. Madukismo. Perincian biaya PG. Madukismo
selama periode produksi tahun 2008 sampai 2012 disajikan pada Lampiran 9.
Kriteria biaya produksi meliputi biaya pokok penjualan, biaya usaha, biaya
di luar usaha, pajak penghasilan. Biaya yang digunakan untuk memproduksi tebu
keprasan diperoleh dari perkalian hasil panen tebu keprasan dengan hasil
pembagian antara biaya produksi dengan jumlah total tebu yang digiling,
sedangkan penerimaan bersih pabrik dari hasil pengolahan tebu keprasan
diperoleh dari pengurangan hasil penjualan gula dengan biaya produksinya.
Hasil penerimaan bersih yang diperoleh pabrik sebelum dan sesudah
penyusutan untuk lahan petak 1 sampai petak 6 terdapat pada Tabel 9 sampai
dengan Tabel 14.
Petak 1
80,000,000
Penerimaan Bersih (Rp)
60,000,000
40,000,000
20,000,000
0
2008 2009 2010 2011 2012
Tahun
Petak 3
120,000,000
Penerimaan Bersih (Rp)
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
0
2008 2009 2010 2011 2012
Tahun
Petak 4
300,000,000
Penerimaan Bersih (Rp) 250,000,000
200,000,000
150,000,000
100,000,000
50,000,000
0
2008 2009 2010 2011 2012
Tahun
Petak 5
300,000,000
Penerimaan Bersih (Rp)
250,000,000
200,000,000
150,000,000
100,000,000
50,000,000
0
2008 2009 2010 2011 2012
Tahun
16,000,000
Keuntungan (Rp/ha)
14,000,000
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
0
PC R1 R2 R3 R4
Jenis Kebun
Pendapatan Petani
Pola keprasan optimum tidak dapat ditentukan jika hanya berpatokan pada
hasil dari satu petakan masing-masing daerah. Oleh karena itu, dilakukan
perhitungan secara kumulatif dari enam petak kebun untuk mengambil sebuah
keputusan yang optimal.
Besarnya biaya usaha tani dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan antara
tanaman pertama dan tanaman keprasan, dimana perbedaan terbesar adalah biaya
bibit dan pengolahan tanah. Pada tanaman keprasan tidak ada biaya bibit dan
biaya pengolahan tanahnya digunakan untuk perbaikan juringan dari tanaman
sebelumnya. Nilai rata-rata keuntungan kumulatif petani dari keenam petak yang
terdapat pada Tabel 23, menunjukkan bahwa keuntungan terbesar terdapat pada
keprasan kedua, akan tetapi pada keprasan ketiga dan keempat walaupun
mengalami penurunan keuntungan dari keprasan kedua tetap masih di atas
keuntungan yang didapatkan dari tanam baru.
21
Berbeda halnya dengan hasil rata-rata panen tebu yang disajikan pada Tabel
22, bahwa produktivitas tebu terbesar didapat pada tanaman keprasan kedua.
Tanaman keprasan ketiga dan keempat mengalami penurunan dan berada di
bawah jumlah produktivitas pada tanaman pertama. Rendemen yang dihasilkan
pun berubah-ubah. Hal ini disebabkan oleh proses yang terjadi di kebun, seperti
jumlah pengairan untuk lahan, umur panen yang tidak tepat, kurang bersihnya saat
kletek sehingga saat tebang angkut masih ada daun-daun kering yang ikut
terangkut dan ditimbang tetapi tidak bisa menghasilkan gula. Namun apabila
rendemen tetap naik walaupun hasil produksi menurun tetap akan dilakukan
pengeprasan, karena walaupun keuntungan menurun tetapi perusahaan dan petani
tidak mengalami kerugian, sehingga daripada mengeluarkan biaya yang lebih
besar untuk tanaman pertama dalam pengolahan tanah dan pembelian bibit, maka
perusahaan tetap melakukan tanaman keprasan kembali berulang-ulang.
Hubungan antara tingkat keprasan dengan hasil panen tebu dan
keuntungan kumulatif rata-rata yang diperoleh pabrik dan petani terdapat pada
Gambar 12 dan Gambar 13.
22
1200
Hasil Rata-rata Panen tebu
1000
800
600
(ton/ha)
400
200
0
PC R1 R2 R3 R4
Jenis Kebun
Hasil
Gambar 12 Hasil Rata-rata Tanaman Tebu Tanam Baru
dan Beberapa Keprasan
35,000,000
Keuntungan kumulatif
30,000,000
25,000,000
20,000,000
(Rp/ha)
15,000,000
10,000,000
5,000,000
0
PC R1 R2 R3 R4
Jenis Kebun
Gambar 13 Keuntungan Kumulatif Rata-rata Petani dan Pabrik Tanam Tebu Baru
dan Beberapa Tingkat Keprasan
Simpulan
Saran
Nilai rendemen sangat berpengaruh pada hasil gula nantinya, sehingga perlu
diperhatikan mutu serta kualitas dari tanaman tebu. Kualitas dan mutu pada
tanaman tebu dimulai sejak penanaman sampai dengan tebang angkut, sehingga
perlu diperhatikan dalam melakukan proses budidaya tanaman tebu sampai di
angkut ke pabrik untuk diolah menjadi gula. Sistem keprasan yang paling
memaksimalkan keuntungan adalah pada keprasan kedua dan mengalami
penurunan pada tanaman keprasan ketiga, namun hasil tersebut masih
menguntungkan sehingga tidak ada salahnya untuk tetap melakukan keprasan
sampai batas titik impas.
DAFTAR PUSTAKA
Input primer :
Analisis Biaya
Input Sekunder: output:
- biaya produksi - hasil di lahan
- kondisi lahan - hasil produksi
- kondisi perusahaan -penerimaan bersih
Keputusan
Kelayakan Keprasan
Kebun Wetan Pundang, Bantul, 4.17 hektar
N A B C GP D E H M
2008 2865 232.06 153.16 78.9 4,585,734 85,326,787,795 545,993 3,846,654,119
2009 4326 376.36 248.39 127.97 4,780,076 105,977,683,460 684,925 4,593,775,717
2010 3366 245.72 162.17 83.55 5,234,132 98,511,489,805 868,597 4,808,527,526
2011 1716 149.29 98.53 50.76 4,152,391 142,091,528,679 838,211 5,821,240,391
2012 1447 124.44 82.13 42.31 5,164,420 151,903,583,710 994,971 5,727,660,282
Keterangan :
N = Tahun
A = JTKG (Kw)
B = Gula Produksi (Kw)
C = Gula Produksi Bagian Petani (Kw)
D = JTTG (Kw)
E = BP (Rp)
H = Harga Gula (Rp)
M = Penyusutan (Rp)
29
T A H U N 2008 - 2012
Uraian Tanaman Keprasan Keprasan Keprasan Keprasan
Baru 1 2 3 4
Luas Ha 1.26 1.26 1.26 1.26 1.26
Produksi Tebu Ku 556 776 904 899 784
Prod./Ha ku/ha 441 616 717 713 622
T A H U N 2008 - 2012
Uraian
Tanaman
Keprasan 1 Keprasan 2 Keprasan 3 Keprasan 4
Baru
Luas ha 2.89 2.89 2.89 2.89 2.89
B. Pengeluaran
1. Bibit Rp 390,000 - - - -
2. Biaya
Rp 561,000 561,000 561,000 561,000 561,000
Pemeliharaan
3. Pengolahan
Rp 368,050 368,050 368,050 368,050 368,050
Tanah
4. Biaya Luar
Rp 62,500 62,500 62,500 62,500 62,500
Kebun
5. Bunga Bank
Rp 165,786 118,986 118,986 118,986 118,986
(12%)
Total
1,547,336 1,110,536 1,110,536 1,110,536 1,110,536
Pemeliharaan
6. Biaya
Rp 593,590 693,312 653,688 485,716 486,475
penebangan
7.Biaya
Rp 529,331 580,055 544,113 429,607 437,308
pengangkutan
Jumlah
Rp 2,670,257 2,383,902 2,308,338 2,025,859 2,034,319
Pengeluaran
T A H U N 2008 - 2012
Uraian Tanaman Keprasan Keprasan Keprasan Keprasan
Baru 1 2 3 4
Luas ha 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77
Produksi Tebu ku 628 1,083 984 710 691
ku/h
Prod./Ha 355 612 556 401 390
a
Rendemen % 8.5 6.7 6.3 6.8 7.9
Hablur ku 53.38 72.561 61.992 48.28 54.589
ku/h
Hablur/ha 30.16 40.99 35.02 27.28 30.84
a
SHS Petani ku 35.23 47.89 40.91 31.86 36.03
Tetes Petani ku 15.70 27.08 24.60 17.75 17.28
A. Pendapatan
Hasil Penjualan
Rp 19,235,770 32,801,236 35,538,403 26,709,426 35,847,551
Gula
Hasil Penjualan
Rp 1,021,559 4,346,387 1,840,905 1,328,295 1,754,994
Tetes
Penerimaan
Rp 20,257,329 37,147,623 37,379,308 28,037,721 37,602,545
Petani
B. Pengeluaran
1. Bibit Rp 390,000 - - - -
2. Biaya
Rp 561,000 561,000 561,000 561,000 561,000
Pemeliharaan
3. Pengolahan
Rp 368,050 368,050 368,050 368,050 368,050
Tanah
4. Biaya Luar
Rp 62,500 62,500 62,500 62,500 62,500
Kebun
5. Bunga Bank
Rp 165,786 118,986 118,986 118,986 118,986
(12%)
Total
Rp 1,547,336 1,110,536 1,110,536 1,110,536 1,110,536
Pemeliharaan
6. Biaya
Rp 194,396 335,241 304,595 219,779 213,898
penebangan
7. Biaya
Rp 156,419 260,367 234,507 171,026 169,911
pengangkutan
Jumlah
Rp 1,898,151 1,706,144 1,649,638 1,501,341 1,494,345
Pengeluaran
Laba Kebun Rp 18,359,178 35,441,479 35,729,670 26,536,380 36,108,200
32
T A H U N 2008 - 2012
Uraian
Tanaman Baru Keprasan 1 Keprasan 2 Keprasan 3 Keprasan 4
A. Pendapatan
B. Pengeluaran
1. Bibit Rp 390,000 - - - -
T A H U N 2008 - 2012
Uraian Tanaman Keprasan Keprasan
Keprasan 1 Keprasan 2
Baru 3 4
Luas ha 3.18 3.18 3.18 3.18 3.18
A. Pendapatan
Hasil Penjualan
Rp 73,176,286 101,320,791 179,372,855 62,917,626 79,875,376
Gula
Hasil Penjualan
Rp 4,078,102 12,493,353 7,702,242 2,503,182 3,634,437
Tetes
Penerimaan
Rp 77,254,388 113,814,144 187,075,097 65,420,808 83,509,813
Petani
B. Pengeluaran
1. Bibit Rp 390,000 - - - -
2. Biaya
Rp 561,000 561,000 561,000 561,000 561,000
Pemeliharaan
3. Pengolahan
Rp 368,050 368,050 368,050 368,050 368,050
Tanah
4. Biaya Luar
Rp 62,500 62,500 62,500 62,500 62,500
Kebun
5. Bunga Bank
Rp 165,786 118,986 118,986 118,986 118,986
(12%)
Total
1,547,336 1,110,536 1,110,536 1,110,536 1,110,536
Pemeliharaan
6. Biaya
Rp 1,373,585 1,705,613 2,255,704 733,090 784,045
penebangan
7. Biaya
Rp 952,711 1,185,762 1,552,066 517,659 554,925
pengangkutan
Jumlah
Rp 3,873,632 4,001,911 4,918,307 2,361,285 2,449,506
Pengeluaran
Laba kebun Rp 73,380,756 109,812,233 182,156,790 63,059,524 81,060,308
34
T A H U N 2008 - 2012
Uraian Tanaman
Keprasan 1 Keprasan 2 Keprasan 3 Keprasan 4
Baru
Luas ha 1.38 1.38 1.38 1.38 1.38
Produksi Tebu ku 1,937 1,672 1,773 1,018 1,072
ku/
Prod./Ha 1,400 1,208 1,281 735 775
ha
Rendemen % 7.9 6.2 5.9 6.3 6.6
Hablur ku 153.03 103.69 104.61 64.12 70.75
ku/
Hablur/ha 110.57 74.92 75.58 46.33 51.12
ha
SHS Petani Ku 101.00 68.44 69.04 42.32 46.70
Tetes Petani ku 48.43 41.81 44.33 25.45 26.80
A. Pendapatan
Hasil Penjualan
Rp 55,146,144 46,874,846 59,969,104 35,474,089 46,461,484
Gula
Hasil Penjualan
Rp 3,151,090 6,712,142 3,317,031 1,904,188 2,722,653
Tetes
Penerimaan
Rp 58,297,233 53,586,988 63,286,135 37,378,277 49,184,137
Petani
B. Pengeluaran
1. Bibit Rp 390,000 - - - -
2. Biaya
Rp 561,000 561,000 561,000 561,000 561,000
Pemeliharaan
3. Pengolahan
Rp 368,050 368,050 368,050 368,050 368,050
Tanah
4. Biaya Luar
Rp 62,500 62,500 62,500 62,500 62,500
Kebun
5. Bunga Bank
Rp 165,786 118,986 118,986 118,986 118,986
(12%)
Total
1,547,336 1,110,536 1,110,536 1,110,536 1,110,536
Pemeliharaan
6. Biaya
Rp 1,061,349 916,352 971,437 557,667 587,349
penebangan
7. Biaya
Rp 741,862 652,785 684,817 399,197 422,098
pengangkutan
Jumlah
Rp 3,350,547 2,679,673 2,766,790 2,067,400 2,119,983
Pengeluaran
Laba Kebun Rp 54,946,686 50,907,315 60,519,345 35,310,877 47,064,154
35
Penjualan Bersih:
1. Gula Kontrak
2. Gula Kemasan
3. Alkohol
4. Spiritus
5. SDA met 5
6. Tetes
Beban Penjualan:
1. Penjualan
Beban Usaha:
1. Beban Penjualan
2. Beban Umum dan Administrasi
3. Bunga-bunga
Biaya Produksi
1. Pimpinan dan TU
2. Pembibitan
3. Tebu Giling
4. Tebang dan Angkutan
5. Pabrik/beban pembikinan
6. Pemeliharaan Pabrik
7. Pembungkusan
8. Angkutan Motor
9. Pompa Air dan hama
10. Penyusutan
11. Pemakaian sendiri
12. Lain-lain
38
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 23 Mei 1991 di Bandar Lampung sebagai putri
kedua dan anak ketiga dari pasangan Slamet Rochiman dan Sukesti. Penulis
menyelesaikan sekolah dasarnya di empat sekolah karena mengikuti orang tua
pindah tempat kerja. SD pertama adalah SDN 1 Larangan di Cirebon, kemudian
pindah ke SD Yayasan Pendidikan Islam di Fak-Fak Papua, kemudian pindah lagi
ke SDN Sebomenggalan di Purworejo, dan terakhir pindah di SDN 1 Kutoarjo di
Kutoarjo. Penulis kemudian melanjutkan sekolah di SMP N 3 Purworejo (2003-
2006). Penulis kemudian masuk ke SMA N 2 Purworejo dan lulus pada tahun
2009. Lewat jalur USMI penulis berhasil masuk ke IPB sebagai mahasiswa
Departemen Teknik Pertanian (sekarang bernama Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi daerah
Purworejo bernama Gamapuri, selain itu penulis aktif di organisasi BEM
FATETA periode 2010-2011. Prestasi penulis selama menjadi mahasiswa adalah
mengikuti PKM yang didanai oleh Dirjen Dikti pada tahun 2010, selain itu
penulis juga ikut serta dalam “Second Asia Pacific Symposium” pada tahun 2012
yang diselenggarakan di Yogyakarta.