Anda di halaman 1dari 3

Community Based Development (CBD) merupakan paradigma pembangunan baru yang saat ini

banyak digunakan dalam proses pembangunan. Community Based Development (CBD) adalah
pendekatan untuk mengimplementasikan proyek pembangunan lokal yang mengadvokasi
partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan manajemen, dengan tujuan
menggunakan pengetahuan dan sumber daya lokal untuk menjalankan proyek yang lebih efektif.
Atau juga merupakan metode pendekatan yang melibatkan masyarakat atau komunitas di dalam
pembangunan. Adapun prinsip penting dalam Community Based Development (CBD) yaitu
sebagai berikut :

 Partisipatif, artinya melibatkan semua orang yang ada di tempat pemberdayaan untuk
ikutt dalam program.
 Berbasis sumber daya setempat, salah satu tujuan dalam pemberdayaan masyarakat
yaitu memajukan potensi alam atau kebudayaan masyarakat sekitar, hal ini dilakukan
agar memajukan ekonomi masyarakat sekitar dengan memanfaatkan keadaan alamnya.
 Berkelanjutan, program pemberdayaan harus dirancang agar berkelanjutan meskipun di
awalnya peran pendamping lebih dominan daripada masyarakat sendiri. Tetapi secara
perlahan dan pasti peran pendamping akan semakin berkurang, bahkan pada akhirnya
dihapus karena masyarakat telah mampu mengelola aktivitasnya sendiri.

Sifat dari pendekatan Community Based Development (CBD) ini adalah proses pembangunan
mulai tahap idea atau gagasan, perencanaan, pembuatan program kegiatan, penyusunan anggaran
atau biaya, pengadaan sumber-sumber hingga pelaksanaan di lapangan lebih menekankan kepada
keinginan atau kebutuhan yang nyata ada (the real needs of community) dalam kelompok
masyarakat. Pendekatan Community Based Development (CBD) ini lebih menekankan pada
keinginan dan kebutuhan yang nyata ada dalam kelompok masyarakatnya, maka pendekatan ini
lebih bercirikan pendekatan yang bersifat ”bottom-up”.

Community Based Development (CBD) memfokuskan pada berbagai cara dan tindakan berbasis
masyarakat dalam proses program dengan penekanan pada cara-cara dan sumber daya lokal yang
dimiliki masyarakat

Pembangunan berbasis komunitas membutuhkan kendali dan akuntabilitas dari otoritas pusat
kepada individu, kelompok dan komunitas. Keberhasilan bergantung pada pemanfaatan
kebutuhan local dan menciptakan kepemilikan local, manajemen, aturan, control, otoritas dan
tanggung jawab serta kapasitas organisasi.

Menurut Wilson (1996) terdapat tujuh tahapan dalam siklus pemberdayaan masyarakat
atau CBD, antara lain :

1. Keinginan dari masyarakat sendiri untuk berubah menjadi lebih baik.


2. Masyarakat diharapkan mampu melepaskan halangan-halangan atau faktor-faktor yang
bersifat resistensi terhadap kemajuan dalam dirinya dan komunitasnya.
3. Masyarakat diharapkan sudah menerima kebebasan tambahan dan merasa memiliki
tanggung jawab dalam mengembangkan peran dan batas tanggung jawab dalam
mengembangkan dirinya dan komunitasnya.
4. Upaya untuk mengembangkan peran dan batas tanggung jawab yang luas, hal ini juga
terkait dengan minat dan motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
5. Hasil-hasil nyata dari pemberdayaan mulai kelihatan, dimana peningkatan rasa memiliki
yang lebih besar menghasilkan keluaran perilaku dan kesan terhadap dirinya, dimana
peningkatan rasa memiliki yang lebih besar menghasilkan keluaran kinerja yang lebih
baik.
6. Telah terjadi perubahan perilaku dan kesan terhadap dirinya, dimana keberhasilan dalam
peningkatan kinerja mampu meningkatkan perasaan psikologis di atas posisi sebelumnya.
7. Masyarakat yang berhasil memberdayakan dirinya, merasa tertantang untuk upaya yang
lebih besar guna mendapatkan hasil yang lebih baik.

Kelebihan-kelebihan dari model pendekatan Community Based Development (CBD) ini


adalah antara lain :

1. Lebih aspiratif dan akomodatif terhadap keinginan dan kebutuhan dari kelompok
masyarakatnya
2. Lebih peka terhadap dinamika atau perkembangan yang terjadi dalam kelompok
masyarakatnya
3. Dapat lebih meningkatkan motivasi dan peran-serta kelompok masyarakatnya karena
jenis keinginan atau kebutuhan yang direncanakan nyata datang dari mereka
4. Kelompok masyarakat yang bersangkutan merasa lebih dihargai sehingga dapat
meningkatkan rasa memiliki pada program kegiatan yang direncanakan.

Referensi

Pangestuty F W. Prasetyia F. 2021. Ekonomi Pembangunan Kajian Teoritis dan Studi Kasus.
Malang: UB Press.

Resnawaty R. Darwis R S. 2018. Community Driven Development Dalam Implementasi


Corporate Social Responsibility oleh PT. Pertamina Subang. Social Work Journal. 8(1): 64-
73.

Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik. Jakarta: KENCANA


Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai