Anda di halaman 1dari 31

 Hunter (1975) mengatakan bahwa masyarakat dapat

dipahami sebagai :
1. Unit fungsional dalam wilayah tertentu
yangberusaha memenuhi kebutuhan dasarnya guna
mempertahankan kehidupannya.
2. Unit interaksi sosial yang berpola
3. Unit simbolik yang memberikan identitas kolektif
 Kebodohan (illiteracy)
 Kekakuan tradisi (traditional regidity)
 Penduduk yang tidak terampil (unskill people)
 Konsumtif
 Tidak mampu alih teknologi (disfranchised)
 Salah penempatan/penggunaan dibawah kemampuan
 Suatu proses yang dilakukan oleh individu, kelompok dan
komunitas untuk mencapai manfaat dalam kehidupan
(Rappaport, dalam Porche, 2004)
 Proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksi transformatif kepada komunitas.
(Hitchock, Schubert dan Thomas, 1999)
 Upaya memobilisasi komunitas agar mampu berperan
dalam pengambilan keputusan dan tindakan strategis.
 Upaya fasilitasi agar masyarakat mengenal masalah yang
dihadapi, merencanakan dan melakukan pemecahan
masalah dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai
dengan kebutuhan.
 Meningkatkan partisipasi individu, kelompok dan
komunitas menuju kualitas kehidupan yang lebih baik
 Meningkatkan potensi komunitas dalam bidang
kesehatan
 Membantu komunitas agar mampu membantu
dirinya sendiri, mandiri, berswadaya.
 Mampu mengadopsi inovasi
 Nilai masyarakat
 Sikap masyarakat
 Demografi
 Kepemimpinan
 Ekonomi
 Pendidikan
 dll
 Merangsang kesadaran komunitas terhadap masalah
kesehatan
 Merumuskan pemecahan masalah kesehatan bersama
masyarakat
 Membantu mengidentifikasi masalah yang paling
menekan
 Membangun rasa percaya diri komunitas
 Mengorganisir kekuatan dan sumber yang bisa
dimanfaatkan
 Meningkatkan kemampuan komunitas untuk mandiri
 Lingkungan
 Hubungan saling percaya
 Hubungan saling menghormati
 Ketertarikan anggota terhadap manfaat kesehatan
 Kemampuan Mengambil langkah kompromi dalam
komunitas
 Ketersediaan SDM yang terampil
 Ketersediaan sumber dana
 Peran yang jelas dari masing-masing anggota
masyarakat
 Keterlibatan pengambil kebijakan
 Kesadaran, kejelasan serta pengetahuan tentang apa
yang akan dilakukan
 Pemahaman yang baik tentang keinginan berbagai
pihak tentang hal-hal apa, dimana dan siapa yang
akan diberdayakan
 Adanya kemauan dan keterampilan kelompok sasaran
untuk menempuh proses pemberdayaan
 Mengembangkan potensi yang ada dimasyarakat
seoptimal mungkin
 Meningkatkan status kesehatan komunitas
 Mengembangkan kegiatan masyarakat melalui fasilitas
dan memotivasi dengan gotongroyong
 Bekerja untuk dan bersama masyarakat agar terjadi
alih peran
 Menjalin kemitraan dengan LSM dan Organisasi
masyarakat lainnya
 Pemimpin berasal dari masyarakat setempat
 Merupakan organisasi masyarakat
 Pendanaan dari masyarakat
 Sarana dan prasarana bersumber dari masyarakat
 Pengetahuan dan pengambil keputusan oleh
masyarakat
 Menggunakan teknologi tepat guna
 Kegiatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
 Penyuluhan kesehatan
 Pengorganisasian
masyarakat
 Pembangunan
masyarakat : Koperasi,
dana sehat, post obat
desa
 Merancang keseluruhan program, termasuk kerangka
waktu kegiatan, ukuran program, serta memberikan
perhatian pada kelompok masyarakat
 Menetapkan tujuan
 Memilih strategi pemberdayaan
 Implementasi strategi dan manajemen
 Evaluasi program
 Proses pemberian dukungan yang terus menerus
dalam hal:
1. Mendidik untuk tahu dan sadar secara kritis
terhadap situasi yang ada
2. Bekerjasama mengumpulkan data dan
mengidentifikasi masalah
3. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan
menyelesaikan masalah
Identifikasi dan pengenalan
nilai baru dan pola prilaku
Merubah nilai dan tradisi

Integrasi nilai baru dalam


masyarakat dan tradisi
 PENDEKATAN  PENDEKATAN
PARTISIPATIF : LANGSUNG/PERINTAH:
 Komunitas dilibatkan  Proses berubah
dalam perencanaan dan ditentukan oleh kekuatan
penyelesaian masalah luar
 Proses berubah lambat  Proses berubah berjalan
 Kelompok/masyarakat cepat
merasa memiliki  Masyarakat tidak merasa
komitmen untuk memiliki perubahan
berubah dalam jangka dalam jangka pendek
panjang
 PRINSIP:
Keterlibatan langsung
melayani sendiri,
membantu diri sendiri
 PERAN: Mendukung
Fasilitator
Pendidik
 Keputusan komunitas didasarkan pada fakta/data
yang dikumpulkan, membuat keputusan secara
rasional
 Penekanan pada penyelesaian masalah, untuk
mencapai tujuan/hasil
 Pendekatan langsung/perintah dengan penekanan
pada perencanaan
 Peran: fasilitator, pengumpulan fakta, analisa,
program implementasi
 Merubah komunitas : Polarisasi atau pemusatan,
isu yang ada di komunitas dengan menggunakan
konflik/konfrontasi antara penduduk dan
pengambil keputusan/kebijakan.
 Penekanan: pada proses/tujuan
 Fokus utama: transfer kekuatan pada tingkat
kelompok
 Peran: Aktivis, penggerak, negosiator
Fase Persiapan

Fase Pengorganisasian

Fase Edukasi dan latihan

Fase Formasi Kepemimpinan

Fase Koordinasi Intersektoral

Fase Akhir
 Memilih area
 Memilih cara kontak
 Mempelajari Masyarakat
 Integrasi dengan masyarakat : kunjungan,
partisipasi dalam kegiatan sosial, sesuaikan
dengan gaya hidup, tonggal di masyarakat
 Terbina rasa percaya
 Sosialisasi tercapai
 Pembentukan kelompok kerja kesehatan :
 Rapat I musyawarah desa
 Pemilihan kelompok inti :
 Partisipatif
 Pengendalian % masyarakat
 Struktur sederhana
 Pengakuan kelompok kerja oleh penguasa daerah
 Pertemuan teratur
 Definisi masalah
 Kajian dan analisa
 Tetapkan tujuan
 Rencana tindakan dan kaji sumber-sumber
 Edukasi dan latihan
 Marketing/pemasaran
 Evaluasi
 Dalam proses akan dikembangkan
kemampuan :
 Kepemimpinan
 Pengorganisasian masyarakat
 Pendanan masyarakat
 Kerjasama Intersektoral dan lintas sektoral
 Menetapkan jalur kerjasama

 Rencana perubahan bertahap :


 Aksi masal (gebrakan)
 Pembinaan
 Pengembangan
 Pengendalian dan Pengontrolan
 Datangi mereka, kenali mereka, mulailah perubahan
dari yang mereka miliki dan pikirkan, percayalah
mereka punya kapabilitas dan solidaritas….

 Transfer energi, menenergikan pihak lain dan


melipatgandakan energi kita sendiri

Anda mungkin juga menyukai