Anda di halaman 1dari 49

PANDUAN

SURVEILANS KUALITAS AIR MINUM


RUMAH TANGGA

DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN


DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Sehubungan amanat dan target yang dimandatkan kepada Pemerintah Indonesia untuk
Sustainable Development Goals (SDGs) goal 6.1 yaitu mencapai 100% akses air minum
aman, maka disadari bahwa kualitas air minum merupakan hal penting yang perlu dijamin
pemenuhannya dan karenanya perlu dilakukan pengawasan kualiatas air minum. Intervensi
untuk pencapaian air minum aman mencakup pengamanan kualitas air dari penyelenggara
air minum hingga ke pengguna air minum. Dalam implementasinya, pengamanan kualitas
air minum di penyelenggara dilakukan melalui penyusunan dan pelaksanaan Rencana
Pengamanan Air Minum (RPAM) yang didalamnya dilakukan uji kualitas dan pengamanan
kualitas air minum di pengguna dalam hal setiap Rumah Tangga dilakukan melalui
surveilans kualitas air minum rumah tangga yang dilaksanakan oleh Petugas Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota penanggung jawab Kesehatan Lingkungan dibantu oleh
Sanitarian Puskesmas setiap 1 tahun sekali. Adapun output akhir yang diharapkan adalah
meningkatnya edukasi masyarakat dalam akses kualitas air minum yang aman sebagai
bagian dari implementasi pilar ke 3 STBM.

Panduan pelaksanaan surveilans kualitas air minum rumah tangga ini merupakan pedoman
penting bagi Kesehatan Lingkungan di Kabupaten/Kota bersama sanitarian Puskemas untuk
secara bersama dalam melaksanakan Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM), mulai dari
(1) pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) (2) pengambilan sampel air minum,
(3) pengujian dan analisis hasil (4) penyusunan rekomendasi untuk pelaksanaan tindak
lanjut (5) pencatatan dan pelaporan hasil yang dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja
pengawasan Kabupaten/Kota kepada pimpinan dan stake holder terkait serta setiap
penyelenggara pengelola air minum dan masyrakat khususnya untuk peningkatan
kepedulian dalam mendapatkan akses air minum yang aman.

Dengan panduan pelaksanaan ini diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Sanitarian


khususnya dapat memahami misi, tujuan, dan target yang diharapkan, serta mempunyai
kesamaan persepsi dalam operasionalisai teknis kegiatan surveilans kualitas air minum
dimaksud sesuai dengan apa yang telah dijelaskan di dalam panduan secara efektif dan
efisien.

Jakarta, Februari 2021


Direktur Kesehatan Lingkungan

Drg.R.Vensya Sitohang, M.Epid

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Sasaran ........................................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................................. 2
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................................................ 4
2.1 Tujuan ............................................................................................................. 4
2.2 Manfaat ........................................................................................................... 4
BAB III
METODOLOGI ........................................................................................................ 5
3.1 Definisi Operasional dan Indikator.................................................................... 5
3.2 Parameter Kualitas Air Minum ......................................................................... 9
3.3 Tempat dan Waktu .......................................................................................... 9
3.4 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel ............................................................ 10
3.5 Kalibrasi dan Komparasi ................................................................................ 12
3.6 Prosedur Pengambilan Sampel ..................................................................... 15
3.7 Jenis dan Cara Pengumpul Data .................................................................. 20
3.8 Bahan dan Alat Pengumpulan Data ............................................................... 20
BAB IV
ORGANISASI PENYELENGGARA ....................................................................... 35
BAB V
PELAPORAN ......................................................................................................... 38
BAB VI
PENUTUP ............................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ladder (tingkatan) Air Minum Layak Menuju Aman ................................. 5
Tabel 3.2 Target RPJMN Rumah Tangga Memiliki Akses Air Minum Layak dan
Akses Air Minum Aman ........................................................................... 8
Tabel 3.3 Target RPJMN 2020 – 2024 Perentase Sarana Air Minum
diawasi/diperiksa Kualitas Air Minumnya Sesuai Standar ........................ 8
Tabel 3.4 Daftar Parameter Kualitas Air Minum ........................................................9

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
DAFTAR LAMPIRAN

PEMBIAYAAN ....................................................................................................... 40
KUESIONER ........................................................................................................ 41

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perlindungan kesehatan masyarakat dari penyakit berbasis lingkungan merupakan tujuan


pengamanan air minum yang aman melalui pengawasan kualitas air minum yang
berkelanjutan, untuk mendapatkan air minum yang aman sampai dengan tingkat Rumah
Tangga, hal ini sejalan dengan amanah dari Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan khususnya pasal 163 ayat 3 “Lingkungan Sehat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur unsur yang menimbulkan gangguan
Kesehatan antara lain dari air yang tercemar. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan “ Kualitas lingkungan yang sehat
ditentukan melalui pencapapaian atau pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan
dan persyaratan Kesehatan melalui media air di lingkungan permukiman, tempat kerja,
tempat rekreasi, dan tempat fasilitas umum. Artinya dalam perlindungan Kesehatan
masyarakat diperlukan jaminan kualitas air minum yang menjadi kebutuhan hidup adalah air
minum yang aman.

Komitmen Pemerintah Indonesia bersama dengan masyarakat dunia untuk mencapai Target
6.1 dari Sustainable Development Goals (SDGs) “By 2030, achieve universal and equitable
access to safe and affordable drinking water for all” menuntut kita untuk berkomitmen dalam
pemenuhan kualitas air minum yang aman beserta pemantauannya bagi seluruh rakyat
Indonesia. SDG merupakan rencana aksi yang disepakati oleh para pemimpin dunia,
termasuk Indonesia. SDGs tujuan 6 menargetkan pada tahun 2030 mencapai universal
akses dan adil terhadap air minum yang aman dan terjangkau untuk semua, serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan.

Untuk melaksanakan tujuan 6 tersebut, maka perlu upaya yang tersinergi baik tingkat pusat,
daerah, lintas program, sektor terkait, mitra pembangunan air minum dan sanitasi untuk
penguatan pengaturan dan pelaksanaan dari sisi kebijakan, strategi, operasionalisasi
pelaksanaan pencapaian target ketersediaan air dari sisi kwantitas, kontiunitas,
keterjangkuan dan kualitas.

Kesehatan dalam menjamin kualitas air minum aman sampai dengan tingkat Rumah Tangga
diperlukan penguatan upaya pengawasan kualitas air minum internal dan eksternal baik
tingkat hulu dalam hal ini sumber sarana air minum dan pengawasan hilir adalah sampai
dengan tingkat Rumah Tangga. Dengan tujuan untuk memastikan jaminan mutu air yang

1
didistribusikan sampai dengan tingkat sasaran dalam hal ini Rumah Tangga atau
masyarakat yang siap minum adalah air minum yang aman.

Pengawasan internal menjadi tanggung jawab para pelaksana penyelenggara air minum
untuk memastikan bahwa sistim penyediaan air minum yang siap didistribusikan adalah air
minum yang aman. Dan pengawasan eksternal dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten pengawasan kualitas air minum dalam hal ini ujung tombak
sanitarian/penanggung jawab Kesehatan Lingkungan di Puskesmas khususnya dalam
penerapan kebijakan pengawasan kualitas air minum dan teknis operasionalisasi
pelaksanaannya. Capaian hasil kinerja pengawasan mulai tingkat kabupaten/kota dengan
menterjemahkan capaian target per tahun dari masing-masing daerah dalam upaya
mencapai kualitas air minum tingkat rumah tangga aman secara nasional akan menjadi
barometer keberhasilan untuk mengevaluasi kinerja program secara komprehensif.

Upaya di tingkat rumah tangga adalah sebagai salah satu tolak ukur untuk mengetahui
peningkatan kualitas air minum maka dilakukan pelaksanaan surveilans kualitas air minum
(SKAM) dengan target sasaran rumah tangga sangat prioritas dilaksanakan hal ini dalam
rangka menjawab target SDGs ukuran yang dilaksanakan adalah rumah tangga akses
terhadap air minum layak dana aman. Data yang dikumpulkan setiap tahunnya akan
dievaluasi untuk memberikan masukan ke program penyehatan air, baik dari sisi suplai dan
penanganan tingkat risiko melalui rencana pengamanan air minum pada satuan hulunya
yaitu seluruh penyelenggara air minum menghasilkan kualitas air minum yang aman.

1.2 Sasaran

1. Sasaran pelaksanaan kegiatan surveilans air minum rumah tangga ini adalah 514
kab/kota di 34 Provinsi.
2. Sasaran pedoman surveilans kualitas air minum ini digunakan untuk petugas
kesehatan lingkungan tingkat kab/kota dan puskesmas.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan surveilans kualitas air minum rumah tangga sebagai berikut:
1. Lokasi surveilans menggunaan batasan per kabupaten/kota.
2. Data dasar pendataan adalah rumah tangga.
3. Kegiatan yang dilakukan melalui:
(1) Pengamatan inspeksi kesehatan lingkungan pengolahan air minum dilakukan di
rumah tangga.

2
(2) Pengambilan sampel air minum (sarana air minum utama dan siap minum)
diambil di rumah tangga.
(3) Pengujian sampel adalah menggunakan alat pengawasan Kesehatan Lingkungan
(Sanitarian Kit untuk uji kualitas air minum yang telah terkalibrasi) yang dimiliki
oleh Puskesmas/Kabupaten/Kota.
(4) Analisis data, menyusun rencana tindak lanjut (bahan komunikasi resiko)
(5) Sosialisasi dan advokasi.
4. Pelaporan dilakukan menggunakan aplikasi e-monev PKAM.
5. Pelaksana adalah dinas kabupaten/kota dan sanitarian puskesmas/penanggung
jawab kesehatan Lingkungan di Puskesmas.

3
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan

Memberikan panduan kepada petugas kebupaten/kota dalam melakukan surveilans kualitas


air minum aman rumah tangga di Indonesia sebagai bagian dari implementasi pilar 3 STBM
di setiap kabupaten/kota di Indonesia.

Dengan outcome dampaknya adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui


meminimalisasi kejadian penyakit berbasis air dengan penyediaan akses air minum aman
mulai dari penyelenggara sampai dengan tingkat rumah tangga dari titik sarana awal sampai
dengan titik konsumsi siap minum.

Tujuan Khusus;
1. Memberikan panduan dalam melaksanakan identifikasi resiko dan pengelolaan resiko
yang ada pada sarana air minum di rumah tangga.
2. Mendapatkan kualitas air minum aman
3. Memberikan panduan dalam memperoleh data praktik pengelolaan air minum rumah
tangga dan dampak kesehatan (PAM-RT).

2.2 Manfaat

Memberikan rekomendasi untuk:


1. Penetapan kebijakan bahan advokasi pengamanan air minum aman.
2. Peningkatan surveilans kualitas air minum pada penyelenggara air minum aman
dengan hasil uji kualitas yang terdokumentasi dan ditindaklanjuti dengan
(1) perbaikan rencana pengamanan air minum (RPAM)
(2) peningkatkan sarana yang terlindungi dan,
(3) hasil produksi airnya memiliki persyaratan kualitas air minum.
3. Peningkatan kepedulian masyarakat untuk mendapatkan dan mengkonsumsi air minum
aman.
4. Menjadi data rutin untuk monitoring capaian SDGs pertahun dan implementasi pilar 3
STBM.

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Definisi Operasional dan Indikator

Definisi air minum yang digunakan mengacu pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang
dimaksud dengan “air minum” dalam panduan ini adalah air yang digunakan untuk
keperluan minum, masak, menyiapkan makanan, dan personal hygiene. Dan sesuai dengan
Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air
minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Konsep secara utuh untuk pengamanan air minum rumah tangga dimulai dari tahap seluruh
penyelenggara air minum melaksanakan pengelolaan air minum melalui penerapan
Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) termasuk uji kualitas, dan dilanjutkan dengan
pengawasan eksternal melalui uji petik pada sarana air minum oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui penilaian RPAM dan hasil uji kualitas. Setelah tahapan ini
dilakukan, maka hasil surveilans kualitas air minum di rumah tangga menjadi titik kontrol
terakhir jaminan air minum aman dengan intervensi pengelolaan air minum di rumah tangga
(PAMRT).

Sebagai perhitungan dalam menganalisa setiap tingkatkan air minum layak menuju aman,
mengacu kepada Ladder SDGs yang diturunkan dalam Meta Data Target Indikator Air
Minum yang dikeluarkan oleh Bappenas kerjasama dengan POKJA PPAS dan IWASH Plus
dalam penilaian akses rumah tangga mendapatkan tingkatan air minum layak dan aman.
Sesuai dengan indikator 6.1.1 diamanatkan proxi ladder 5 adalah merupakan indikator
utama rumah tangga menggunakan sumber air minum aman. Dijelaskan tingkatkan Rumah
Tangga akses terhadap sumber air minum layak menuju sumber air minum aman dalam
tabel 3.1.

Tabel. 3.1
Ladder (tingkatan) Air Minum Layak Menuju Aman
Kategori Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah
4K Tangga Tangga Tangga Tangga Tangga
Tidak Ada Akses tidak Akses layak Akses layak Akses Air
Akses layak terbatas dasar Aman

5
(Ladder 1) (Ladder 2) (Ladder 3) (Ladder 4) (Ladder 5)
Kuantitas Sumber air Sumber air Sumber air Sumber air Sumber air
secara minum yang minum yang minum yang minum yang
langsung berasal dari berasal dari berasal dari berasal dari
tanpa sumber air sumber air sumber air sumber air
pengolaha tidak terlindungi terlindungi terlindungi
n yang terlindungi (dengan hasil (dengan hasil (dengan hasil
berasal (dengan IKL kategori IKL kategori IKL kategori
dari air hasil IKL rendah dan rendah dan rendah dan
permuka- kategori sedang) sedang) sedang)
an tinggi)
Keterjang Waktu Waktu tempuh Waktu tempuh
kauan tempuh mengumpulka mengumpulka
mengumpulk n air dari n air dari
an air dari rumah ke rumah ke
rumah ke sumber air sumber air
sumber air minum minum
minum sebesar ≤ 30 sebesar ≤ 30
sebesar > 30 menit kecuali menit kecuali
menit air kemasan air kemasan
dan air isi dan air isi
ulang ulang
Kontinuitas Rumah tangga
dapat
mengakses air
minum saat
dibutuhkan
(tidak
mengalami
kesulitan
pasokan air
selama 24
jam)
Kualitas Kualitas air
minum sesuai
dengan
standar
kualitas air
minum
nasional untuk
bakteri fecal
dan kimia
Sarana - Sungai - Sumur Akses Air Minum Layak : Akses Air
- Danau/ tidak Jika Rumah Tangga Minum Aman :
Waduk terlindungi Menggunakan SAM dari salah 1. Jika RT
- Irigasi - Mata air satu jenis SAM berikut : mengguna
tidak - air kemasan kan jenis
terlin- - air isi ulang/ depot air minum SAM
dung - ledeng/perpipaan, kran Layak
umum 2. SAM
- sumur bor/pompa berada
- Sumur Gali terlindungi dalam
- mata air terlindungi jangkauan

6
- penampungan air hujan rumah di
- Hidran dalam
- terminal air pagar
- air yang dijual eceran atau 3. Tersedia
keliling sepanjang
waktu
4. Bebas
Kontamina
si (Fisik,
Kimia,
Biologi)

Penjelasan Ladder (tingkatan) sumber air minum sebagai berikut;

1. Ladder 1: Tidak ada akses

Artinya: rumah tangga menggunakan sumber air secara langsung tanpa pengolahan
yang berasal dari air permukaan seperti sungai, danau, waduk, atau kolam.

2. Ladder 2: Akses tidak layak

Artinya: rumah tangga menggunakan sumber air minum yang berasal dari sumur tidak
terlindung atau mata air tidak terlindung atau sumber air minum lainnya yang tidak
terlindungi (sebagai implementasi dalam inspeksi kesehatan lingkungan untuk
pengawasan kualitas air minum pada sarana adalah ketika penilaian masuk dalam
katagori resiko tinggi).

3. Ladder 3: Akses layak terbatas

Artinya: rumah tangga menggunakan sumber air minum layak (dengan resiko penilaian
inspeksi kesehatan lingkungan kualitas sarana berada pada katagori Rendah dan
Sedang) dan waktu untuk mengumpulkan air dari sumber air ke rumah (pulang pergi,
termasuk waktu antri) lebih dari 30 menit.

4. Ladder 4: Akses layak dasar

Artinya: rumah tangga menggunakan sumber air minum layak (dengan resiko penilaian
inspeksi kesehatan lingkungan kualitas sarana berada pada katagori Rendah dan
Sedang) dan waktu untuk mengumpulkan air dari rumah ke sumber air minum (pulang
pergi, termasuk waktu antri) kurang atau sama dengan 30 menit.

5. Ladder 5: Akses air aman

Artinya: rumah tangga menggunakan sumber air minum layak, lokasi sumber air minum
berada di dalam atau di halaman rumah (on premises), tersedia setiap saat dibutuhkan,
dan memenuhi syarat kualtas air minum sesuai dengan baku mutu kualitas sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan yang berlaku.

7
Target indikator Prioritas Nasional capaian untuk air minum tahun 2020 – 2024 dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Target RPJMN Rumah Tangga Memiliki Akses Air Minum Layak dan
Akses Air Minum Aman

Indikator Target 2024 Target 2030

Rumah tangga
memiliki akses air 100% 100%
minum layak
Rumah tangga
memiliki akses air 15% 45%
minum aman

Pencapaian tabel 3.2 dilakukan melalui Susenas, namun untuk mencapai target dua
indikator tersebut di atas dilakukan melalui surveilans kualitas air minum di rumah tangga
secara rutin oleh 514 kab/kota yang sekaligus melaksanakan sosialisasi PAM-RT. Pilar ke 3
STBM untuk meningkatkan edukasi serta membangun kepedulian masyarakat mendapatkan
air minum yang aman.

Tabel 3.3
Target RPJMN 2020-2024 Persentase Sarana Air Minum Diawasi /Diperiksa
Kualitas Air Minumnya Sesuai Standar

Target 2020 Target 2021 Target 2022 Target 2023 Target 2024

60% 64% 68% 72% 76%

8
3.2 Parameter Kualitas Air Minum

Pengujian kualitas air minum minimal dilakukan untuk parameter sbb;

Tabel 3.4
Daftar Parameter Kualitas Air Minum
No Jenis Parameter Kadar Satuan Metode
maksimum Pengukuran
yang
diperbolehkan

MIKROBIOLOGI
1 E.Coli 0 CFU/100ml SNI/APHA

2 Total Coliform 0 CFU/100ml SNI/APHA

FISIK

3 TDS 300 mg/L SNI


6989.27:2019

4 pH 6.5 – 8.5 - SNI


6989.11:2019

KIMIA

5 Nitrat (sebagai ion Nitrat) 20 mg/L APHA/SNI/


Spektrofotometer
2017.4500-NO3-
B

6 Nitrit 3 mg/L SNI/APHA/

Spektrofotometer

7 Kromium valensi 6 0.01 mg/L APHA/SNI/


Spektrofotometer

3.3 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan surveilans dilaksanakan oleh 514 kabupaten/kota dengan sasaran lokus


seluruh puskesmas. Waktu pelaksanaan kegiatan diharapkan serentak di Bulan Juni setiap
tahunnya sehingga hasil dapat menjadi potret keberhasilan klaim pilar 3 STBM dan klaim
pencapaian akses air minum aman.

9
3.4 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel

Surveilans kualitas air minum yang dilakukan di rumah tangga diharapkan dapat
merepresentasikan kondisi kualitas air minum dalam suatu wilayah, dalam hal ini adalah
wilayah kabupaten/kota.

1. Populasi
Populasi dalam surveilans rumah tangga adalah seluruh rumah tangga yang ada
disetiap kab/kota.

2. Rumah Tangga
Rumah tangga biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari
satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus
kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu. (mengacu ke BPS/dari pedoman
Riskesdas).

3. Sampel
Sampel dalam surveilans rumah tangga adalah sebagian dari rumah tangga yang
diambil.

Besar sampel dihitung menggunakan estimasi proporsi dengan menggunakan proporsi hasil
skamrt 2020 dan menggunakan desain efek 3%, fungsi desain efek adalah tidak melakukan
pengambilan random langsung, multistage sampling (bertahap).

2
z 1−α /2 P(1−P )
n= 2 X deff
d

P=Estimasi proposi (20%), air aman hasil SKAM RT 2020


d=presisi (10%)
z=nilai z pada derajat kepercayaan 1-a/2 (5%3,8416)
Deff=desain effect=3
N = 184
Kalo ditambah asumsi non respon 10% = 184 + 19 = 200
Jadi besar sampel per kab-kota sebanyak 200 ruta

10
Contoh
Tahap 1.
Setiap kab/kota terpilih semua puskesmas diambil

Tahap 2.
Disetiap puskesmas diambil 2 desa
- Cara pengambilan desa: sistematic random (ada lampiran nomor urut desa diambil
dari BPS, ada software excel yang berisi populasi desa di setiap puskesmas)
- Desa yang sudah terpilih sebagai desa sasaran pada tahun sebelumnya, boleh
dipilih kembali setelah seluruh desa dalam wilayah puskesmas sudah dilakukan
surveilans.
- Populasi terkecil yang akan dilakukan random adalah desa atau kelurahan
- Desa terpilih mengambil rumah tangga sasaran dengan menggunakan system
random sampling dan proporsi dari sarana air minum yang digunakan
- Mengambil rumah tangga berdasarkan systematic random sampling, jumlahnya
menggunakan kuota sampel

Cara menentukan jumlah sampel minimal rumah tangga per puskesmas sbb;
Jumlah Puskesmas dalam 1 kab/kota Jumlah Sampel Rumah Tangga Minimal
≤ 10 20
> 10 sd 20 15 atau 20
≥ 20 10
- *) Jika jumlah puskesmas 10 – 20, maka jumlah rumah tangga total di Kab/Kota tsb
harus minimal 200

Contoh:

Kabupaten/Kota Besar Jumlah Besar sampel Besar


Sampel Puskesma per sampel
Minimal s puskesmas per desa

Bangka Selatan 200 10 20 10

Padang Lawas Utara 200 17 15 7–8

Bogor 200 101 10 5

Tahap 3.
Cara memilih responden rumah tangga sbb;

11
1. Listing rumah tangga yang ada di desa/kelurahan terpilih dan beri nomor 1 dst
(kerangka sampel), detail: nama kepala rumah tangga, alamat,rt,rw
2. Melakukan sistematic random sampling untuk memilih rumah tangganya (ada
softwarenya, diberikan ke kab/kota)
3. Kita menggunakan kuota sampel pada setiap populasi terkecil
4. Jumlah rumah tangga = besar sampel/jumlah desa
5. Yang diwawancara adalah individu yang mewakili rumah tangga, diutamakan kepala
keluarga atau ibu rumah tangga atau dewasa berusia minimal 18 tahun

3.5 Kalibrasi dan Komparasi


Alat yang perlu dikalibrasi dan dikomparasi meliputi;
1. TDS meter (kalibrasi)
2. pH meter (kalibrasi)
3. Photometer/Spektrofotometer

Perlakuan kalibrasi TDS meter sbb;


1. Tuangkan larutan standar KCl 100 µs/cm atau 50 ppm sebanyak 100 mL ke dalam
gelas plastik
2. Bersihkan probe TDS meter dengan aquadest kemudian dikeringkan dengan tissue
3. Hidupkan TDS meter
4. Celupkan dan diamkan probe dalam larutan standar (probe terendam) sampai
pembacaan stabil
5. Tekan tombol “TEMP” sampai layar berkedip
6. Amati pembacaan TDS dan bandingkan dengan nilai standar (50 ppm)
7. Jika nilai pembacaan tidak sesuai dengan kadar KCl (50 ppm), atur nilai TDS sesuai
dengan nilai standar; dengan cara: tekan tombol “HOLD” (jika hasil pembacaan TDS
lebih rendah dari 50), dan tekan tombol “ON/OFF” (jika hasil pembacaan TDS lebih
tinggi dari 50).
8. Tekan tombol “TEMP” dan tahan beberapa saat, sampai tampilan tidak berkedip
9. Catat hasil pengukuran TDS pada lembar kalibrasi dan komparasi alat
10. Untuk mencatat suhu, tekan tombol “TEMP” dan tahan beberapa saat hingga tampilan
layar pindah ke mode suhu
11. Catat hasil pengukuran suhu pada lembar kalibrasi dan komparasi alat
12. Tuangkan kembali larutan KCl ke dalam botol
13. Cuci probe hingga bersih dengan aquadest, keringkan dengan tisu
14. TDS meter siap digunakan

12
Perlakuan kalibrasi pH meter sbb;
1. Siapkan sampel air dalam gelas plastik
2. Nyalakan alat pH meter dengan cara menggeser tombol “ON/OFF” di bagian atas alat
3. Celupkan pH meter ke dalam sampel air, amati pembacaan pH.
4. Jika hasil pembacaan menunjukkan pH sekitar < 6, maka lakukan kalibrasi pH meter
dengan menggunakan larutan buffer pH 4 dengan cara:
• Masukkan larutan buffer pH 4 ke dalam gelas plastik
• Cuci probe pH meter mengunakan aquadest, kemudian keringkan dengan tisu.
• Celupkan probe pH meter ke dalam larutan buffer 4, tunggu hingga tampilan angka
di layar stabil
• Putar sekrup adjustment yang terdapat di belakang alat dengan menggunakan
obeng kecil, sampai nilai yang terbaca di layar sesuai dengan nilai standar, yaitu pH
4
• Ukur dan catat nilai pembacaan
• Msukkan kembali larutan buffer pH 4 ke dalam botol kemasannya
• Cuci probe hingga bersih dengan aquadest, lalu keringkan dengan tisu
• pH meter siap digunakan
• Jika hasil pembacaan sampel menunjukkan pH sekitar 6-8, maka lakukan kalibrasi
pH meter dengan menggunakan larutan buffer pH 7. Dengan cara:
• Masukkan larutan buffer pH 7 ke dalam gelas plastik
• Cuci probe pH meter mengunakan aquadest, kemudian keringkan dengan tisu.
• Celupkan probe pH meter ke dalam larutan buffer 7, tunggu hingga tampilan angka
di layar stabil
• Putar sekrup adjustment yang terdapat di belakang alat dengan menggunakan
obeng kecil, sampai nilai
• yang terbaca di layar sesuai dengan nilai standar, yaitu pH 7
• Ukur dan catat nilai pembacaan
• Masukkan kembali larutan buffer pH 7 ke dalam botol kemasannya
• Cuci probe hingga bersih dengan aquadest, lalu keringkan dengan tisu
• pH meter siap digunakan

Persiapan Photometer sbb;

Pilih Pilih “Pilih Pilih kembali


parameter Pilih “MENU Pilih 13 Pilih “ON”.
Parameter parameter yang
(nitrat/nitrit/ “PENGENCERAN”. Tekan [OK] akan diuji dan
PENGATURAN” Uji”. Tekan
kromium). Tekan [OK] Tekan [OK] [OK] masukkan
Pilih angka
“MENU”. pengenceran
Tekan [OK]
Komparasi parameter nitrat sbb;

Layar
Masukkan Masukkan Tambahkan Pindahkan photometer
Pilih Phot Masukkan Masukkan
3,3 mL lar 20 mL lar satu sendok larutan bagian akan
[023]. Blangko larutan
SRM Nitrat standar ke
takar Nitratest menampilkan
atas ke dalam
Masukkan x30, (Aquadest/ standar
ke dalam dalam powder dan satu hasil [mg/L N
kuvet 10 ml. Tekan [OK]. Aquabidest).
labu takar tabung tablet Nitratest. dan mg/L
Tambahkan Jika pada layar Tunggu hingga
100 mL. reaksi Kocok sampel Nitricol tablet. LCD muncul perintah
Encerkan bertutup selama 1 - 3 3
Diamkan10 dialog [Masukan selanjutnya
dengan 20 mL menit, diamkan 2 menit untuk Blanko] pada layar
aquadest menit perubahan hasil
hingga
warna pengukuran
batas ukur

Komparasi parameter nitrit sbb;

Masukkan 10 mL lar Nyalakan Photometer Masukan larutan Layar photometer akan


Masukan Blangko
Masukkan standar ke dalam ZE- standar, tekan menampilkan hasil
(Aquadest/Aqu
1,6 mL lar kuvet 10 mL. 200. Pilih Phot [024]. tombol [OK] [mg/l N dan mg/l NO2].
abides) untuk
SRM Nitrit Tambahkan 1 Masukkan angka x62. melakukan Catat hasil pengukuran.
ke dalam nitricol tablet. Tutup blanking
labu takar Aduk dan tempat kuvet, Tekan
100 mL. diamkan10 menit [OK]. Jika pada layar
Encerkan sampai terjadi LCD muncul dialog
dengan perubahan warna. [Masukan Blanko]
aquadest
hingga
Komparasi Parameter Heksavalen sbb;
batas ukur

Tambahkan satu Masukkan Blanko


tablet pereaksi Nyalakan Photometer Masukkan Layar
Masukkan 10 mL lar (Aquadest/Aqua
Chromicol No 2. ZE- larutan photometer akan
SRM chromium ke bidest) untuk
Kocok hingga larut. 200. Pilih Phot [055]. sampel, menampilkan
dalam kuvet 10 mL. melakukan
Diamkan 10 menit Kemudian tutup tekan tombol hasil [mg/L Cr].
Masukkan blanking
satu tablet tempat kuvet, Tekan [OK] Catat hasil
perubahan warna dan
pereaksisampai [OK]. Jika pada layar pengukuran.
terdapat endapan dari
terjadi partikel yang tidak LCD muncul dialog
Chromicol No.1.
Kocok hingga
larut.

14
3.6 Prosedur Pengambilan Sampel
Tempat pengujian sampel sbb;
• In Situ (pengujian langsung di lokasi rumah tangga): TDS dan PH
• Laboratorium lapangan: nitrat, nitrit, kromium valensi 6, dan E. coli, dan total coliform

Gambar alat pengambil sampel sbb;

alat pengambil sampel sbb;

15
Sistematika cara pengambilan sampel sbb;
Titik Parameter
No Sumber air Ket
sampling
Seluruh jenis SAM Insitu (tidak diambil
1 Sarana TDS dan pH
sampel)
Nitrat, nitrit, Sarana kran atau air perpipaan (termasuk Botol sampel
   
Cr6+ PDAM)
Sarana tanpa kran (sumur gali dengan Botol sampel
     
timba, PAH, sungai/kolam)

 Mikrobiolog Sarana dengan sumber air menggunakan Botol sampel


   
i kran atau air perpipaan (non PDAM)

      PDAM Plastik thiosulfat


Sarana tanpa kran (sumur gali dengan Botol sampel
     
timba, PAH, sungai/kolam)

Air siap Air siap minum di ruta (gelas) Insitu (tidak


2 TDS dan pH
minum diambil sampel)

Nitrat, nitrit,
Air siap minum di ruta (gelas) dr sumber
    Cr6+, dan Botol sampel
non PDAM
mikrobiologi

    Mikrobiologi Air siap minum yang berasal dari PDAM Plastik thiosulfat

Titik sampling sarana air minum sbb;

16
1. SAM rumah tangga lebih dari satu jenis: SAM utama yang digunakan oleh rumah
tangga (lihat materi penjelasan kuesioner)
2. SAM rumah tangga dari air kemasan: kran galon
3. SAM air minum isi ulang (depot air minum): kran dari galon atau wadah
penyimpanannya.
4. SAM rumah tangga dari air ledeng: kran terluar tempat sambungan pipa ledeng dan
pipa milik rumah tangga
5. SAM rumah tangga dari sumur gali (dangkal): sumur (timba atau kran terdekat dari
sumur)
6. SAM rumah tangga dari sumur bor (dalam) dengan toren: kran terdekat dari sumur
atau toren
7. SAM rumah tangga dari mata air (terlindung atau tidak terlindung) atau dari sumber
air permukaan (sungai, kali, waduk) atau dari hidran air atau terminal air:
 Dekat rumah: langsung di sumbernya (mata air atu air permukaan).
 Jauh dari rumah dan sulit dijangkau: kran/pipa/saluran yang menghubungkan
SAM ke rumah atau penampungan di rumah tangga
8. SAM rumah tangga membeli eceran: tempat penampungan dirumah

Titik sampling air siap minum sbb;


• Seluruh jenis SAM rumah tangga: Air siap minum (dalam gelas)
• Tetap ditanyakan sumbernya untuk membedakan wadah sampel untuk pengujian
mikrobiologi

Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter nitrat, nitrit, dan Cr6+
1) Air sumur gali dengan mesin, sumur bor lain-lain yang menggunakan kran atau air
perpipaan termasuk PDAM

Siapkan botol Buka kran, Tampung air ke Tutup botol Masukkan botlol berisi
tertutup dan alirkan air dalam botol hingga rapat sm[pel ke dalam coolbox
tempelkan selama 1 - 2 sampel, sampai lalu disegel untuk diperiksa di
stiker menit terisi 80% dari dengan laboratorium lapangan atau
kapasitas botol selotip kertas tempat yang disepakati

2) Sarana tanpa kran (sumur gali dengan timba, PAH, sungai/kolam)

17
Siapkan botol Ambil air dari Tampung air ke Tutup botol Masukkan botlol berisi
tertutup dan penampungan dalam botol hingga rapat sm[pel ke dalam coolbox
tempelkan Gunakan sampel, sampai lalu disegel untuk diperiksa di
stiker gelas takar terisi 80% dari dengan selotip laboratorium lapangan atau
yang dilapisi kapasitas botol kertas tempat yang disepakati
plastik steril

Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi


1) Sumber air menggunakan kran atau air perpipaan (non PDAM)

Siapkan botol Tampung air Tutup botol Masukkan botlol berisi


Bakar kran Alirkan lagi sm[pel ke dalam
tertutup dan menggunaka air selama 1 ke dalam botol hingga
tempelkan sampel, rapat coolbox untuk
n pemantik/ - 2 menit diperiksa di
stiker. Buka korek, sampai terisi lalu disegel
tutupnya, dan 80% dari dengan laboratorium lapangan
sampai atau tempat yang
usap mulut keluat asap kapasitas selotip
botol dgn alc botol kertas disepakati
swab

Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi


2) Sarana tanpa kran (sumur gali dengan timba, PAH, sungai/kolam)

Siapkan botol Ambil air dari Tampung air ke Tutup botol Masukkan botlol berisi
tertutup dan penampungan dalam botol hingga rapat sm[pel ke dalam coolbox
tempelkan stiker. Gunakan gelas sampel, sampai lalu disegel untuk diperiksa di
Buka tutupnya, takar yang terisi 80% dari dengan laboratorium lapangan
dan usap mulut dilapisi plastik kapasitas botol selotip kertas atau tempat yang
botol dgn alc swab steril disepakati

18
Pengambilan sampel di SAM untuk pengujian parameter mikrobiologi
3) Air dari PDAM

Siapkan plastik Tampung air ke Tutup lastik Masukkan botlol berisi


Bakar kran Alirkan lagi air sm[pel ke dalam coolbox
thiosulfate dan menggunakan selama 1 - 2 dalam plastik dan rekatkan
tempelkan thiosufate, hingga rapat. untuk diperiksa di
pemantik/ menit laboratorium lapangan
stiker. Buka korek, sampai
tutupnya, dan atau tempat yang
keluat asap disepakati
usap mulut
botol dgn alc
swab

1. Pengambilan sampel untuk pengujian parameter kimia dan mikrobiologi


Air siap minum yang berasal dari non PDAM (sumur gali, sumur bor, mata air, PAH, dan
lain-lain)

Siapkan botol Siapkan sampel Tuangkan air Tutup botol Masukkan botlol berisi
tertutup dan air minum, dari gelas hingga rapat sm[pel ke dalam coolbox
tempelkan stiker. dengan cara kedalam botol lalu disegel untuk diperiksa di
Buka tutupnya, meminta segelas sampel, sampai dengan selotip laboratorium lapangan
dan usap mulut air siap minum terisi 80% dari kertas atau tempat yang
botol dgn alc kpd ART kapasitas botol disepakati
swab

2. Pengambilan sampel untuk pengujian parameter mikrobiologi


Air siap minum yang berasal dari Air siap minum yang berasal dari PDAM

Siapkan plastik Siapkan sampel Tuangkan air Tutup plastik Masukkan plastik berisi
thiosulfate dan air minum, dari gelas ke hingga rapat sm[pel ke dalam coolbox
tempelkan dengan cara dalam plastik untuk diperiksa di
stiker. Buka meminta segelas thiosulfat laboratorium lapangan
tutupnya, dan air siap minum atau tempat yang
usap mulut kpd ART disepakati oleh tim (di
botol dgn alc BS)
swab

19
3.7 Jenis dan Cara Pengumpul Data

Pada saat surveilans kualitas air minum, dilakukan pengumpulan data sebagai berikut;
1. Jenis data
a. Data dasar rumah tangga
b. Data identifikasi risiko air minum di rumah tangga
c. Data kualitas air minum di rumah tangga

2. Cara pengumpulan data


a. Wawancara.
b. Pengamatan/observasi fisik.
c. Pengujian sampel air (sarana air minum dan air minum yang siap konsumsi)

3. Instrumen yang digunakan


a. Wawancara rumah tangga menggunakan kuesioner pada Lampiran 1
b. Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) menggunakan formulir isian pada
Lampiran 2
o IKL perpipaan – sambungan rumah
o IKL perpipaan – kran umum
o IKL sumur gali – pompa tangan
o IKL mata air – penampungan mata air
o IKL pengumpulan dan penyimpanan air hujan
c. Jika rumah tangga menggunakan penampungan, maka dilanjutkan dengan;
o IKL pengelolaan air minum rumah tangga

3.8 Bahan dan Alat Pengumpulan Data

Sebelum pelaksanaan surveilans kualitas air minum dilakukan, perlu dipersiapkan sebagai
berikut;
(a) Siapkan instrumen wawancara dan IKL
(b) Siapkan peralatan pengambilan sampel

Kebutuhan pengambilan sampel air minum sbb;


 sampel air diambil sebanyak minimal 250mL dengan wadah botol steril untuk pengujian
mikrobiologi
 sampel air diambil sebanyak 100mL dengan wadah botol plastik untuk pengujian kimia

20
 sampel air diambil sebanyak 100mL dengan wadah botol plastik untuk pengujian fisik (in
situ)

Kebutuhan Alat Utama


NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

UJI KIMIA

1. Fotometer/  Fotometer/
Spektofotometer spektrofotometer
(semua merk/jenis yang terkalibrasi
bias digunakan) dan atau
peralatan uji
lainnya yang
terkalibrasi
 Alat yang akan
digunakan untuk
memeriksa
kualitas air harus
yang terkalibrasi
dan terkomparasi

Tutup Fotometer  Penting pada


waktu melakukan
pembacaan
Panjang
gelombang
sampel air

Kuvet Fotometer  Penting sebagai


wadah sampel air
untuk diukur di
dalam alat
fotometer/
spektofotometer
 Sediakan minimal
4 unit/pcs/buah

21
NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

kuvet untuk larutan


standar, nitrat,
nitrit, chrom

2. pH - meter  Syarat pH- meter


terkalibrasi
 Kemampuan
deteksi pH 0-14
 Baterai
dipastikan
berfungsi
dengan baik
 Pastikan obeng
pembuka baterai
pH-meter

3. TDS meter  Syarat TDS


terkalibrasi
 Kemampuan
deteksi TDS

4. Mikropipet  Pipet untuk


terkalibrasi
menghisap air 1
ml. Agar akurat
dalam

22
NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

pencampuran
bahan reagen,
dibutuhkan pipet
yang akurat.
 Dapat
menggunakan
mikropipet yang
dilengkapi
dengan tips
disposable.
Mikropipet

5. Tips Mikropipet  Tips steril sekali


Tips Steril
disposable pakai sesuai
kebutuhan,
disposable
 Ukuran Tips
menyesuaikan
kebutuhan yang
diatur sesuai
ukuran Mikropipet
 Tidak harus
steril untuk
pengujian kimia

5. Baker glass/  Wadah plastik,


untuk pencampur
Wadah minimal 250
reagen yang
ml (sebanyak 2-3
fleksibel
buah)
 Tidak mudah
pecah dengan
atau
ukuran minimal
250 ml
 Sebagai tempat
penampungan

23
NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

transfer aquades
 Tidak Harus
Steril untuk
pengukuran
kimia
 Wadah sampel
untuk pengukuran
pH dan TDS

6. Plastik wadah steril  Untuk sampel air


2 liter dari sumur

7. Coolbox  Untuk menjaga


kondisi sampel
 Minimal kapasitas
6 L (disesuaikan
jumlah sampel
yang dibawa)

8. Ice Pack Gel  Lebih awet


bungkus ice
pack gel yang
berbahan seperti
jirigen (lihat
gambar)
dibandingkan
dengan icepack
gel kemasan
plastik sachet
dalam
penyimpanan/

24
NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

pengawetan
sampel dalam
perjalanan.

NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR


KETERANGAN

UJI
MIKROBIOLOGI

1. Mikropipet  Pipet untuk


terkalibrasi
menghisap air 1 ml.
Agar akurat dalam
pencampuran
bahan reagen,
dibutuhkan pipet
yang akurat.
 Dapat
menggunakan
mikropipet yang
dilengkapi dengan
tips disposable. Mikropipet

2. Tips Mikropipet  Tips steril sekali


Tips Steril
Steril pakai sesuai
kebutuhan,
disposable
 Ukuran Tips
menyesuaikan

25
NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

kebutuhan yang
diatur sesuai
ukuran Mikropipet
 HARUS
menggunakan tips
steril untuk
pengujian
mikrobiologi
 Ukuran Tips
menyesuaikan
kebutuhan yang
diatur sesuai
ukuran Mikropipet

3. Syringe steril  Berukuran 50-100


ml
 Dikemas satuan
 Digunakan untuk
menarik 100 ml air
sampel yang berada
dalam membran
filter sistem, agar air
sampel yang ada
dapat keluar dengan
cepat

4. Coolbox  Untuk menjaga


kondisi sampel
 Minimal
kapasitas 6 L
(disesuaikan
jumlah sampel

26
NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

yang dibawa)

5. Ice Pack Gel  Lebih awet bungkus


ice pack gel yang
berbahan seperti
jirigen (lihat
gambar)
dibandingkan
dengan icepack gel
kemasan plastik
sachet dalam
penyimpanan/
pengawetan
sampel dalam
perjalanan.

6. Wadah Steril Untuk  Pada titik sampling


Sampel Air yang air point of use
Tidak Mengandung (air siap minum) ,
Klorin sample air
dimasukkan
terlebih dahulu ke
dalam wadah steril
yang berukuran
250-500 ml
 Setiap botol
dikemas dalam
plastik steril

27
NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

Wadah Steril Untuk 1. Sample air yang


Sampel Air yang mengandung
Mengandung Klorin Klorin, maka di
masukkan ke dalam
Plastik Tiosulfat
2. Wadah plastik steril
yang dapat
menampung air +/-
250 ml

7. Inkubator Portable  Kapasitas


penyimpanan
minimal 20 sampel
 Warming up time
kurang dari 15
menit. Suhu 45oC
didapat kurang
dari 20 menit
 Dapat melihat
pertumbuhan
bakteri tanpa perlu
dibuka tutup
(bertutup
transparan)
 Terdapat
pengukuran suhu
inkubasi dilengkapi
dengan
thermometer
incubator
 Suhu terkalibrasi,

28
NO ALAT SPESIFIKASI/ CONTOH GAMBAR
KETERANGAN

Akurasi suhu +/-


0,5oC.
 Suhu pada rentang
0oC-50oC. Suhu
stabil pada set
point yang
dibutuhkan sample
air sekitar 36 +/- 1
o
C
 Dapat
dioperasikan pada
tegangan rendah
22 V atau 12 VDC

8. Coloni Counter  Lebih baik


digital
 Manual masih
bisa dipakai

Atau

Kebutuhan Bahan Utama

29
No Bahan Spesifikasi Keterangan Ilustrasi Gambar
Utama
1. Compact AOAC&Microval -
Dry E Coli Certified
(EC)
2. Nitrit Range 0-0,5 mg/l Kompatibel
(NO2) dengan
photometer ZE-
200

3. Nitrat Range 0-20 mg/l Kompatibel


(NO3) dengan
photometer ZE-
200

4. Chrom Range : 0 - 1.0 Kompatibel


Val 6 mg/l dengan
photometer ZE-
200

30
No Bahan Spesifikasi Keterangan Ilustrasi Gambar
Utama
8. Firespray Alkohol 70% -
atau
alkohol
70%

9. Membran  Membran  Sebagai satu


filter filter diameter kesatuan
sistem 47 mm , pore sistem yang

size 0,45µm. kondisinya steril


untuk
 Kompatibel
digunakan
dengan
sebagai alat
ketersediaan
penyaring air.
EC/DC yang
 Sampel
disediakan.
sebanyak 100
 Sistem vacum
ml dan
menggunakan
kemudian
sistem syringe
membran
isap bawah,
filternya
termasuk cup
ditanam dan
funnel 100 ml
dibiakan dalam
yang
compact dry
kompatibel
e.coli/coliform
dengan
agar dapat
diameter
melihat jumlah
membran
bakteri yang
Dikemas
terkandung
satuan, dalam
dalam 100 ml
kondisi steril.
air sampel.

 1 rumah
tangga

31
No Bahan Spesifikasi Keterangan Ilustrasi Gambar
Utama
diperlukan 2
buah
membrane
filter, 1 kab/
kota 400
buah.
 Hasil uji
validasi untuk
coliform ada
penyimpangan
hasil.
Sebaiknya
menggunakan
membrane
filter di 2 titik
sampel
(merujuk pada
permenkes
492)

Kebutuhan Bahan Pendukung

32
No Bahan Pendukung Spesifikasi Ilustrasi Gambar
(Menyesuaikan dengan
alat ukur yang
digunakan)

1 Larutan standar untuk


komparasi-Certified
Reference Materials (CRM)
15 ppm
a. Nitrat
0.2 ppm
b. Nitrit
0.05 ppm
c. Krom total

2 Masker medis 3 ply

33
3 Plastik steril Ukuran 2 liter

4 Plastik limbah medis Ukuran medium

5 Kontainer limbah Ukuran 5 liter


cair/derigen

6 Tisu

7 Baterai
Fotometer/Spektrofotometer

34
8 Baterai TDS-meter

9 Baterai pH-meter  Baterai LR-44, atau


sesuaikan dengan
spesifikasi ala tph-
meter

10 Sarung Tangan Handscoon  Sarung tangan karet

11 Alcohol Swab

12 Hand sanitizer

13 Pemantik Api

35
36
BAB IV
ORGANISASI PENYELENGGARA

Kegiatan surveilans kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan


Provinsi/Kabupaten/Kota dan puskesmas dalam hal ini sanitarian atau penanggungjawab
kesehatan lingkungan di seluruh Puskesmas.

1. Peran Kementerian Kesehatan


1. Melakukan penyiapan kebijakan dan panduan untuk pelaksanaan surveilans kualitas
air minum (SKAM).
2. Melaksanakan koordinasi kepada provinsi untuk memastikan pendanaan dan
pelaksanaan surveilans kualitas air minum sesuai standar di tingkat kab/kota.
3. Melaksanakan supervisi dan monitoring program surveilans kualitas air minum di
provinsi/kabupaten/kota.
4. Melakukan penyiapan aplikasi e-monev PKAM dan mekanisme feedback kepada
provinsi/kabupaten/kota dan puskesmas.
5. Melakukan diseminasi hasil surveilans kualitas air minum kepada stakeholder terkait
untuk ditindaklanjuti dalam perbaikan program penyelenggaraan pengamanan kualitas
air minum.

2. Peran Dinas Kesehatan Provinsi


1. Melakukan advokasi kepada pemerintah daerah kab/kota pelaksanaan SKAM sebagai
basis data capaian fasilitasi managemen dan teknis usulan perencanaan kepada
kabupaten/kota untuk memastikan pendanaan dan pelaksanaan surveilans kualitas air
minum sesuai standar.
2. Melaksanakan supervisi dan monitoring pelaksnaan surveilans kualitas air minum di
kabupaten/kota
3. Melakukan pendampingan manajemen data hasil surveilans kualitas air minum yang
harus diinput ke dalam sistem aplikasi e-monev PKAM
4. Melakukan diseminasi hasil surveilans kualitas air minum kepada stakeholder terkait
untuk ditindaklanjuti

3. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


1. Memastikan ketersediaan pendanaan pelaksanaan SKAM.
2. Menyiapkan 1 orang pejabat struktural atau penanggungjawab pengelola program
kesehatan lingkungan sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan surveilans kualitas
air minum

37
3. Melaksanakan penyiapan sumberdaya petugas teknis (sanitarian puskesmas)
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi data melalui rapat koordinasi dengan
Puskesmas untuk;
a. Persamaan persepsi dalam pelaksanaan surveilans kualitas air minum
b. Penetapan jumlah dan lokasi sasaran sampel.
c. Penentuan titik sampel Puskesmas dengan memperhatikan kriteria responden
yang memiliki akses terjauh, menengah, dan terdekat dari Puskesmas.
d. Melaksanakan penyiapan alat uji kualitas dan kelengkapannya (sanitarian kit yang
terkalibrasi) bersama tim Puskesmas.
4. Melaksanakan penyiapan bahan reagensia uji kualitas air secara fisik (TDS, suhu,
pH), kimia (nitrat, nitrit, krom valensi 6, atau disesuaikan dengan karakteristik wilayah),
mikrobiologi (e.coli, total coliform), dan instrument wawancara, serta form IKL yang
sesuai standar (terlampir).
5. Melaksanakan pendampingan pada saat proses surveilans kualitas air minum di
lapangan (wawancara, IKL, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air)
6. Melakukan pendampingan manajemen data dan menganalisis hasil wawancara, IKL,
pengambilan sampel air, pengujian kualitas air minum setelah diinput ke dalam sistem
aplikasi e-monev PKAM untuk pengolahan dan analisis hasil.
7. Menyusun pelaporan hasil surveilans kualitas air minum kepada pimpinan untuk
menjadi bahan tindaklanjut.
8. Menyiapkan bahan publikasi hasil surveilans kualitas air minum kepada stakeholder
terkait untuk ditindaklanjuti.

4. Peran Puskesmas
1. Melaksanakan penyiapan alat uji kualitas dan kelengkapannya (sanitarian kit yang
terkalibrasi)
2. Melaksanakan penyiapan bahan reagensia uji kualitas air secara fisik (TDS, suhu,
pH), kimia (nitrat, nitrit, arsen, atau disesuaikan dengan karakteristik wilayah),
mikrobiologi (e.coli, total coliform), dan instrument wawancara, serta form IKL yang
sesuai standar
3. Melaksanakan wawancara, IKL, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air ke titik
sampel
4. Melakukan pengolahan dan penginputan data ke dalam sistem aplikasi e-monev
PKAM
5. Menyiapkan bahan sosialisasi hasil surveilans kualitas air minum untuk masyarakat
agar meningkatkan kepedulian terhadap air minum aman
6. Penyiapan bahan reagensia uji kualitas dan penerapan hasil

38
Kegiatan surveilans kualitas air minum dilakukan setiap tahun untuk mendapatkan data
rumah tangga dengan akses kualitas air minum layak dan aman.

Waktu pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:


Kegiatan Triwulan
I II III IV
Kementerian Kesehatan
(a) Penyiapan surat edaran ✔
(b) Penyiapan pedoman teknis, video tutorial, dan media lainnya ✔
(c) Peningkatan kapasitas petugas
(d) Penyiapan sistem aplikasi e-monev PKAM berjalan lancar ✔
(e) Melakukan monitoring, evaluasi, dan manajemen data ✔
(f) Diseminasi ke stakeholder ✔
Dinas Kesehatan Provinsi
(a) Koordinasi kepada kabupaten/kota ✔
(b) Supervisi dan monitoring di kabupaten/kota ✔
(c) Pendampingan manajemen data ✔
(d) Diseminasi ke stakeholder ✔
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(a) Penyiapan koordinator pelaksana ✔
(b) Penyiapan sumberdaya petugas, alat, bahan reagensia dan ✔
instrument
(c) Pendampingan pada saat proses surveilans IKL ✔
(d) Pendampingan manajemen data observasi ✔
(e) Pelaporan hasil surveilans fisik dan wawancara ✔
(f) Diseminasi data ke stakeholder ✔
Puskesmas
(a) Penyiapan alat uji kualitas dan kelengkapannya ✔
(b) Memastikan kembali bahan reagensia, instrument wawancara, form ✔
IKL secara target sasaran wilayah kerja
(c) Pelaksanaan wawancara, IKL, pengujian kualitas air ✔
(d) Pengolahan data dan input data ke sistem pengolahan dan analisis ✔
data aplikasi e-monev PKAM
(e) Penyiapan bahan sosialisasi hasil surveilans ke masyarakat ✔
Catatan; Cut-off data dasar (baseline) dikunci pada akhir bulan Juni setiap tahunnya.

39
BAB V
PELAPORAN

A. SISTEMATIKA PELAPORAN
Pelaporan kegiatan surveilans kualitas air minum mencakup informasi sbb;
1. Pemetaan sebaran titik sampling rumah tangga per Puskesmas
2. Rekapitulasi data kuesioner per Puskesmas
3. Rekapitulasi data Inspeksi Kualitas Lingkungan per Puskesmas
4. Rekapitulasi data hasil uji kualitas air minum per Puskesmas
5. Tabulasi data yang mencakup (a) jenis sarana air minum, (b) hasil IKL, (c) hasil
uji kualitas air minum

B. TAHAPAN PELAPORAN
Pengiriman semua data dilakukan secara berjenjang sbb;

Pengirim Data Pelaksana Pengirim Data Penerima Data


Puskesmas Sanitarian/Petugas Kesling Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Dinas Kesehatan Pengelola Program Kesling Dinas Kesehatan Provinsi
Kabupaten/Kota
Dinas Kesehatan Provinsi Pengelola Program Kesling Kementerian Kesehatan

40
Tim Penyusun

1. Ely Setyawati, SKM, MKM


2. Widya Utami, SKM, MKM
3. Indah Hidayat, ST, MT
4. Nurlaila, SKM, MKM
5. Ikha Purwandari, SKM, MKM
6. Dr. Joko Irianto, SKM, M.Kes
7. Dr. Miko Hananto, SKM, M.Kes
8. Andre Yunianto, S.Si
9. Dra.Athena Anwar, M.Si
10. Zahra, S.Si.,MKM
11. Ginoga Veridona, S.Kom, MKM
12. Mardi, Amd, Ak.
13. Conny Loyce Siagian, S.Si
14. Andreas Bayu Fariska, S.Si

41
LAMPIRAN 1. PEMBIAYAAN

No. Rincian Kegiatan Unit Cost (Rp) Keterangan


1 Penyatuan Persepsi Pelaksanaan 50 orang x belanja Dalam bentuk rapat
Surveilans Kualitas Air Minum RT melalui bahan konsumsi x 2 koordinasi bersama
Sosialisasi dengan pendampingan lintas kali tim puskesmas
sektor pembangunan air dan sanitasi (sanitarian)
2 Penyediaan reagen, alat dan bahan 10 sampel minimal per Diusulkan
surveilans untuk minimal @ 200 sampel puskesmas x 2 titik x 8 menggunakan dana
air minum di sarana dan air siap minum parameter x ±Rp BOK per masing-
250.000,- masing
Bahan pendukung Rp Puskesmas/JKN
200.000,-
3 Standarisasi Alat Uji Kualitas Lingkungan 1 paket alat x Rp Diusulkan
(Sanitarian Kit) melalui Kalibrasi dan 100.000.000,- (kontak menggunakan dana
Komparasi lab pengkalibrasi BOK per masing-
B/BTKL-PP) masing
Puskesmas/APBD
4 Mobilisasi Peralatan Dikoordinasikan oleh
Dinkes Kab/Kota
5 Pendampingan Teknis Pusat/Provinsi ke Menggunakan dana
Kab/Kota sampai Puskesmas dalam APBN dan
pelaksanaan Surveilans Kualitas Air Dekonsentrasi
Minum rumah tangga (virtual) sesuai
standar
6 Penyiapan dan review media virtual untuk Dilaksanakan oleh
Peningkatan kapasitas Pusat dan Provinsi
sanitarian/pengelola Kesling di
Puskesmas dan pelaksanaan
peningkatan kapasitas sanitarian (virtual)
7 Publikasi dan Diseminasi setelah Dilaksanakan oleh
Surveilans kualitas air minum (Virtual Pusat
dan tatap muka)
8 Penyediaan administrasi kepada seluruh Dilaksanakan oleh
Koodinator Pelaksana Teknis Pusat atau
dikendalikan oleh

42

Anda mungkin juga menyukai