DISUSUN OLEH
Kelompok 1
Nama :
1. Anita Farlina
2. Dheo Rizky Ramadhana
3. Gita Dara Safitri
4. Oktavia Yunita
5. R. Aji Kurniawan
6. Sindy Oyutri
Kelas : 3 KA
Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry)
menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih pekat konsentrasinya), Pemisahan dapat
berlangsung karena adanya gaya gravitasi yang terjadi pada butiran tersebut. Proses sedimentasi
dalam industri kimia banyak digunakan ,misalnya pada proses pembuatan kertas dimana slurry
berupa bubur selulose yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water
treatment),dan proeses pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula.
Proses sedimentasi dalam dunia industri dilakukan secara sinambung dengan menggunakan
alat yang dikenal dengan nama thickener,sedangkan untuk skala laboratorium dilakukan secara
batch. Data-data yang diperoleh dari prinsip sedimentasi secara batch dapat digunakan untuk
proses yang sinambung.
Pada unit pemisahan , misalnya untuk mengambik senyawa magnesium dari air laut.
Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, misalnya pada pabrik
gula.
Pengolahan air sungan menjadi boiler feed water.
Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam clarifier dengan prinsip
perbedaan terminal velocity
Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara mekanik menjadi dua bagian,
yaitu slurry dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dan
supernatant adalah bagian cairan yang bening. Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu
dengan mendiamkan suspensi hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust,
1980).
Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu :
1. Cara Batch
Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasi batch
paling mudah dilakukan, pengamatan penurunan ketinggian mudah. Mekanisme
sedimentasi batch pada suatu silinder / tabung bisa dilihat pada gambar berikut :
Keterangan :
A = cairan bening
Pada sedimentasi semi-batch , hanya ada cairan keluar saja, atau cairan masuk
saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang masuk atau beningan yang
keluar. Mekanisme sedimentasi semi-batch bisa dilihat pada gambar berikut :
Keterangan :
A = cairan bening
3. Cara Kontinyu
Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan beningan yang dikeluarkan secara
kontinyu. Saat steady state, ketinggian tiap zona akan konstan. Mekanisme sedimentasi
kontinyu bisa dilihat pada gambar berikut :
A = cairan bening
Kondisi free settling dan hindered settling dapat diamati pada grafik hubungan
antara ZL dan θL. Dimana untuk kondisi free settling ditunjukkan saat grafik masih
berupa garis lurus, sedangkan saat grafik mulai melengkung merupakan kondisi hindered
settling.
2. CST (Clarifier Settling Tank)
Settling tank adalah suatu tangki yang digunakan untuk pengendapan minyak. Settling tank
terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu :
1) Bentuk bak bersambung yang disebut continuous settling tank (CST)
2) Bentuk silinder yang disebut cylindrical settling tank (CyST).
Kedua bentuk ini memiliki mekanisme pemisahan dan pengendapan yang berbeda.
Kedua jenis CST tersebut memiliki fungsi yang sama hanya berbeda dari segi kontruksi nya
saja, berfungsi sebagai tempat pemisahan minyak, sludge serta benda lain (NOS) yang terikut ke
dalam crude oil. Prinsip pemisahan tersebut berdasarkan perbedaan berat jenis dari masing-
masing komponen crude oil. Konstruksi tangki berbentuk kerucut pada sisi bawah yang akan
mempermudah drain terhadap material lain yang harus dilaksanakan secara continue.
Proses pemisahan ini dapat berlangsung sempurna apabila temperatur minyak dapat
dipertahankan 90 – 95 0C, karena pada suhu ini kekentalan (viscositas) minyak lebih rendah,
sehingga fraksi-fraksi yang mempunyai SG ≥ 1,0 akan berada di bagian dasar tangki dan
mengendap. Campuran minyak yang terdapat dalam CST terdiri dari 3 (tiga) lapisan, yaitu
lapisan minyak, lapisan sludge dan lapisan lumpur. Kapasitas tangki bervariasi antara 60 ton – 90
ton, dan kapasitas ini sangat mempengaruhi proses pemisahan minyak dan sludge karena
berhubungan langsung dengan “retention time” crude oil berada di tangki (semakin lama berada
dalam tangki semakin sempurna pemisahannya).
Pada CST terdapat beberapa komponen pendukung yang berfungsi untuk mengoptimalisasi
efektifitas kerja, yaitu :
1. Oil skimmer berfungsi untuk mengatur tinggi keluaran hasil pemisahan antara oil flow
dan sludge underflow. Pengaturan ketinggiannya biasa nya di sesuaikan dengan
ketinggian minyak di CST (max 60 cm dr ketinggian minyak). Pengaturan CST yang
terlalu dalam dapat mengakibatkan banyak minyak terikut ke sludge under flow,
sedangkan pengaturan yang terlalu dangkal akan memperlambat pengutipan minyak dan
dapat mengakibatkan CST menjadi penuh (mengurangi kapasitas kerja pemisahaan
minyak)
Oil Skimmer
3. Buffer tank, alat ini terletak di atas CST berfungsi untuk menjaga bentuk aliran
bergejolak keluaran dari minyak yang di pompakan dari COT. Hal ini bertujuan agar
minyak yang turun ke CST menjadi tenang, sehingga tidak mengganggu proses
pemisahan minyak dan sludge di dalam CST.
4. Open steam dan close stem berfungsi untuk menjaga suhu tetap 90 C. Minyak dan sudge
akan cepat terpisah pada suhu 90 C karena antara minyak dan sludge mempunyai berat
jenis yg berbeda.
3. DECANTER
Decanter adalah alat yang bertindak sebagai unit pemurnian. Decanter yang berfungsi
memisahkan fase padat, fase minyak dan fase air. Salah satu fungsi dari stasiun pemurnian
adalah untuk memisahkan minyak dari fase lainnya dengan pemurnian supaya tidak terjadi
penurunan mutu. Keberhasilan dalam pengoperasian decanter dipengaruhi oleh :
a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak, air dan lumpur
mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut.
Fungsi dekanter adalah untuk memisahkan sisa minyak dan air yang masih terdapat
pada sludge untuk dikembalikan ke proses CST.
Decanter bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid atau fase
liquid-solid. Prinsipnya cairan atau suspensi dimasukkan dalam decanter yang biasanya
berbentuk silinder dari bagian porosnya, lalu decanter diputar dengan kecepatan tertentu
tergantung bahan yang akan dipisahkan. Dengan putaran tersebut akan menciptakan gaya
sentrifugal pada cairan atau suspensi tersebut, dan makin besar massa zat, maka akan makin
besar pula gaya sentrifugal yang diderita, sehingga zat yang yang berat jenisnya lebih besar akan
terdesak ke arah dinding decanter dimana terdapat outlet untuk mengeluarkan zat tersebut. Dan
zat dengan berat jenis yang lebih kecil akan tertahan di bagian poros yang di situ juga dibuatkan
outlet untuk mengeluarkan zat yang lebih ringan tersebut.
Prinsip kerja decanter juga berdasarkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh bowl
yang berputar secara horizontal. Produk yang masuk ke dalam decanter akan masuk ke dalam
bowl melalui distribution chamber. Dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang muncul dari
sistem putaran tinggi dari bowl secara horizontal, proses pemisahan ketiga unsur ini dapat
berlangsung cepat sekali. Setelah terjadi proses pemisahan maka solid akan disalurkan menuju
tempat pembuangan lumpur yang tidak mungkin diproses lagi melalui decanter solid conveyor,
sludge yang merupakan fasa berat akan menuju ke drain dan tiba di sludge pit yang memiliki
temperatur sekitar 90 oC sampai dengan 100 oC, sedangkan minyak yang merupakan fasa ringan
akan dipompa kembali menuju continous settling tank untuk diproses kembali. Sludge yang
sebelumnya masih mengandung sekitar 5 % minyak murni, setelah melalui proses di decanter ini
tinggal menyisakan kadar minyak sekitar 0,85 % sampai dengan 1,2 %.
Alat ini bekerja memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat
atau fraksi padat dengan cairan, dengan penggunaan tersendiri.
Cairan minyak yang masuk dari Crude Oil Tank ke dalam Decanter dipisahkan
menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Fraksi padat yang berbentuk lumpur padat
diangkut dengan bak trailer ke kebun, sedangkan fraksi cair dipompakan ke dalam
Settling Tank untuk diolah lebih lanjut. Tujuan pengolahan ini merupakan cara
pengurangan bahan padatan dalam cairan dengan maksud agar pemisahan minyak dalam
settling tank.
Decanter dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifier yakni minyak yang
berasal dari Settling Tank atau Buffer Tank diolah menjadi dua fraksi yaitu fraksi minyak
dan fraksi cairan yang masih mengandung Sludge. Karena prinsip kerja alat ini
menggantikan Oil Purifier maka mekanisme pemisahan berpegang kepada kemurnian
minyak, akibatnya Sludge yang keluar masih mengandung minyak, sehingga perlu diolah
lagi dengan menggunakan Sludge Separator atau Decanter, sedangkan fraksi minyak
bersih langsung diolah ke Vacuum Drier.
Decanter sebagai pengganti Sludge Separator, yaitu mengolah cairan yang berasal
dari Sludge Tank dipisahkan. Cairan dipisahkan menjadi cairan minyak dan Sludge.
Cairan minyak yang dipisahkan dipompakan ke Settling Tank, sedangkan fraksi Sludge
dibuang ke Fa tPit untuk diteruskan ke unit pengolah limbah.
b. Three-Phase Decanter
Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase Decanter, hanya
terdapat perbedaan dari fase fraksi. Pada alat ini dihasilkan 3 fraksi yaitu fraksi minyak,
fraksi air (cair) dan fraksi padat.
Alat ini dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifier dan akan menghasilkan
fraksi minyak, fraksi air dan padatan. Fraksi air yang masih mengandung minyak
dilanjutkan pengolahannya pada Sludge Separator, dan Sludge dan minyak akan terpisah.
Decanter yang berfungsi memisahkan fase padat, fase minyak dan fase air
memberikan peluang penempatannya dihulu, tengah dan diakhir proses klarifikasi.
Umumnya penempatan di :
Cairan yang keluar dari bagian bawah Settling Tank mengandung lumpur
yang tinggi dan kadar minyak yang mencapai 10%. Cairan ini diolah dalam
Decanter akan menghasilkan : phase padat akan dibuang, phase minyak
dipompakan ke Settling Tank sedangkan phase cair tetap dialirkan ke Sludge
Tank. Cara ini akan mengurangi beban lumpur yang masuk ke dalam Sludge
Separator, umumnya digunakan adalah Decanter-3-phase. Cara ini akan
membantu Sludge Separator dan dapat menggantikan “Sand Cyclone” dan
“Strainer”.
c. Hilir Klarifikasi
Decanter dapat di gunakan untuk pengolahan minyak juga dan di luar negeri decanter
diaplikasi kan sebagai alat pengolahan limbah.
Secara garis besar kegunaan decanter adalah untuk memisahkan serat-serat halus (non-oil
solid) yang terkandung dalam minyak kasar (crude oil) dari crude oil tank (COT). Serat halus ini
berasal dari serat atau ampas yang terputus-putus pada waktu pengepresan. Dengan
berkurangnya serat halus ini, cairan minyak tidak akan terlalu kental, sehingga proses pemisahan
didalam CST akan lebih sempurna. Jadi tujuan utama pengoperasian decanter adalah untuk
memisahkan sludge menjadi light phase, heavy phase dan solid.
Dalam pengaplikasian pada pengutipan minyak ada beberapa faktor keberhasilan dalam
pengoperasian decanter ini:
a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena rasio antara minyak, air dan lumpur
mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut.