Anda di halaman 1dari 29

SEDIMENTASI

I. Tujuan
1. Dapat menjelaskan prinsip dasar sedimentasi.
2. Dapat mempelajari laju sedimentasi dengan parameter-parameter yang
mempengaruhinya.

II. Perincian Kerja


a) Persiapan
1. Disediakan kapur yang butirannya halus dan bebas dari kotoran.
2. Disediakan alat-alat yang diperlukan.
3. Dibuat perencanaan kerja sesuai dengan topik percobaan.
b) Topik Percobaan
1. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol.
2. Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variabel kontrol.
3. Sedimentasi dengan penambahan zat flokulan.

III. Alat Dan Bahan yang Digunakan


a) Alat yang digunakan
• Baskom
• Ayakan
• Spatula
• Gelas kimia
• Neraca teknik
• Gelas ukur plastik
• Labu semprot
• Stopwach
• Seperangkat alat sedimentasi

b) Bahan yang digunakan


• Air
• Kapur halus (CaCO3)
• Zat Flokulan : Lead (II) trihydrat acetate (Pb(CH3COOH)2.3H2O)

IV. Dasar Teori


Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa
komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran
homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa).
Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-
padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cairgas, gas-gas, campuran padat-
cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses
pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan
yang diinginkan.
Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat
empat prinsip utama proses pemisahan, yaitu:
• Sedimentasi
• Flotasi
• Sentrifugasi
• Filtrasi
Proses sedimentasi adalah proses separasi secara mekanis yang
memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Sedimentasi dilakukan untuk
memisahkan partikel –partikel padat maupun cair dari suatu cairan atau
gas tertentu. Melalui proses sedimentasi ini, maka partikel – partikel
padat dapat diklasifikasikan menurut massa jenis dan ukuran
partikelnya.
Contoh proses sedimentasi:
• Pengendapan lumpur dan zat padat lainnya pada cairan yang
keruh

• Pemisahan minyak dan air ditempat pencucian mobil


Dibandingkan dengan proses filtrasi, maka proses sedimentasi
cenderung lebih ekonomis jika partikel –partikel penyusun campuran
tersebut memiliki perbedaan massa jenis yang besar, ukuran partikel
yang besar dan campuran tersedia dalam jumlah yang sangat banyak.

A
A
B
B
C C D
D
( a) ( b) (c) ( d) ( e)

Gambar 1a memperlihatkan suspensi didalam suatu tabung


pengendap dengan kedalaman Ho dan dibiarkan mengendap dengan
sendirinya dalampengaruh gaya berat. Sesuai dengan laju
pengendapannya, maka akan trbentuk endapan didasar tabung pada zone
D dan bersamaan dengan itu terbentuk pula suatu lapisan – lapisan lain
(zone A, B dan C seperti terlihat pada gambar 1b).
Zone A adalah suatu lapisan dimana terdapat suatu cairan yang
paling jernih, sedangkan zone B adalah lapisan dimana terdapat suspensi
awal.
Dibawah zone B terdapat zone C yang mengandung partikel -
partikel padat dengan konsentrasi lebih besar daripada dizone B. Jika
partikel padat pada suspensi sulit teraglomerasi, maka zane A akan
terlihat agak keruh sekeruh zone B sehingga batas antar muka (interface)
zane A dan zone B menjadi kabur dan sulit diamati.
Selama proses pengendapan berlangsung, kedalaman zone A dan
zone D bertambah, sedangkan zone C tetap dan zone B berkurang
(gambar 1c). Dengan makin bertambahnya zone D, maka terjadi pula
proses pemampatan (kompresi), dimana ruang-ruang antar partkiel
dibagian bawah zone D yang terisi oleh cairan seakan–akan terperas
keluar akibat tertekan oleh berat partikel-partikel yangterus berjatuhan
dari zone C Proses pemampatan ini mengakibatkan memadatnya
endapan dibagian bawah zone D.
Seterusnya setelah zone B makin menipis dan akhirya
menghilang, perlahan-lahan zone C juga akan ikut menghilang sehingga
akhirnya seluruh partikel – partikel padat berada di zone D (gambar 1d).
Setelah itu praktis hanya proses pemampatan saja yang masih
berlangsung. Proses pemampatan ini akan berhenti jika telah terjadi
kondisi kesetimbangan mekanik antara zat cair dengan endapan. Dengan
selesainya prose pemampatan ini, maka selesai pula proses pengendapan
(gambar 1e).
Laju sedimentasi partikel dapat diamati secara garis dengan
menggambarkan setiap halaman interface zane A dan zone B pada satuan
waktu tertentu. Laju sedimentasi suatu suspensi tertentu bergantung
kepada banyak faktor antara lain:

1) Konsentrasi suspensi
Laju pembentukan endapan menurun dengan meningkatnya
konsentrasi tetapi penurunannya lebih lambat dari pada saat konsentrasi
meningkat Semakin tinggi konsentrasi suspensi semakin rendah pula laju
turunnya garis padatan karena besarnya kecepatan ke atas cairan yang
dipindahkan berdasarkan konsentrasi dan sifat partikel untuk berinteraksi
dari suspensi yang akan mengendap tipe sedimentasi dibedakan atas 4 type
yaitu:
➢ Tipe 1: Klasifikasi tingkat 1
Menunjukkan pengendapan dari partikel bebas yang ada dalam suspensi
yang mempunyai konsentrasi kepadatan rendah partikel akan
mengendapkan secara individu dan tidak berinteraksi dengan partikel
sekelilingnya.
➢ Tipe 2: Klasifikasi tingkat 2
Menunjukkan pengendapan dari partikel yang mempunyai
kecenderungan untuk berinteraksi atau dengan mengumpul partikel
sekelilingnya pada suspensi yang mempunyai kepadatan rendah dengan
penggumpalan massa partikel bertambah besar dan akan diendapkan
dalam waktu yang lama.
➢ Tipe 3: Klasifikasi daerah pengendapan
Menunjukkan pengendapan yang mempunyai konsentrasi tinggi dimana
gaya interaksi antara partikel cenderung untuk tetap dalam posisinya dan
menyebabkan pengendapan partikel secara merata sehingga terlihat suatu
perbedaan yang jelas pada lapisan permukaan cairan.
➢ Tipe 4: Daerah kompresi
Menunjukkan pengendapan partikel sedemikian rupa sehingga bentuk
suatu struktur yang kompak. Hal ini disebabkan oleh massa partikel yang
bertambah secara terus menerus selama proses pengendapan
berlangsung.
2) Perbandingan luas permukaan dengan kedalaman suspensi
Semakin luas permukaan suatu suspensi maka kedalaman suspensi
tersebut semakin rendah maka proses pengendapannya pun akan
berlangsung semakin cepat.
3) Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel maka proses pengendapan akan semakin
cepat dan sebaliknya semakin kecil ukuran partikel maka proses
pengendapan akan berlangsung lambat.
4) Adanya zat flokulan yang memicu menggumpalnya partikel- partikel
menjadi partikel berukuran lebih besar. Dengan penambahan flokulan
akan banyak membantu pembentukan gumpalan-gumpalan baru karena
terdapat inti dari kelompok-kelompok yang saling bersatu sehingga
akan terbentuk endapan yang lebih besar dan berat yang sangat mudah
dipisah penggabungan partikel dapat terjadi bilamana ada kontak antara
partikel tersebut. Pada flokulasi terjadi penambahan volume, massa dan
kohesi dari partikel-partikel.Ukuran partikel ini diubah dengan cara:
➢ Difusi sempurna secara cepat dari koagulan dengan pengadukan
singkat.
➢ Pengadukan secara perlahan-lahan dan merata untuk menambah
muatan partikel-partikel koloid.

➢ Pemakaian produk sebagai agen flokulasi dengan mempercepat


reaksi.
5) Pengadukan
Pengadukan data menyebabkan penggabungan partikel melalui kontak
yang dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri. Semakin cepat
pengadukan maka akn semakin lambat proses pengendapan dan
sebaliknya. Hal ini terjadi karena apabila pengadukan cepat maka flok
yang sudah terbentuk pecah lagi atau flok belum terbntuk secara
sempurna.
6) Aliran
Aliran berpengaruh terhadap konsentrasi cairan suspensi yang tidak
seragam. Peningkatan laju alir massa sebagai akibat tingginya densitas
padatan dalam lapisan sedimen sehingga proses pengendapan
berlangsung lambat.
7) Dan lain sebagainya.
Dalam percobaan ini dipelajari 4 faktor yang mempengaruhi kecepatan
pengendapan suatu suspensi, yakni faktor ketinggian suspensi, faktor
konsentrasi suspensi, faktor penambahan zat flokulan dan ukuran
partikel. Zat flokulan adalah zat yang memiliki sifat mampu membentuk
partikel–partikel menjadi suatu flok (gabungan partikel–partikel
menjadi partikel berukuran lebih besar). Sehingga pengendapan
berlangsung relative lebih cepat.
Berikut adalah rumus sedimentasi:

Ln H – He = -b. t + Ln Hc – He

Keterangan:
• H : Ketinggian interface A – B pada saat t
• He : Ketinggian akhir sediment
• Hc : Ketinggian kritis, yakni ketinggian interface A – D
• t : Waktu proses sedimentasi
• b : Konstanta pengendapan

Persamaan di atas adalah persamaan linear antara Ln ( H- He )


terhadap waktu t. Dengan metode analisa regresi linear, maka untuk
beberapa data H dan t akan di dapatkan b dan Hc.
Sedimentasi adalah pemisahan solid – liquid menggunkan
pengendapan secara gravitasi menggunakan pengendapan secara gravitasi
untuk menyisihkan suspended solid. Pada umumnya. Sedimentasi
digunakan dalam pengolahan air minum, pengolhan air limbah, dan pada
pengolhan air limbah, dan pada pengolahan air limbah. Pada pengolahan
air minum, terapan sedimen khususnya untuk:
1. Pengendapan air permukaan, khusunya untuk pengolahan dengan
filter pasir cepat.
2. Pengendapan flok hasil koagulasi – flokulasi, khususnya sebelum
disaring dengan filter pasir cepat
3. Pengendapan flok hasil penurunan kesadahan menggunakan soda
kapur.
4. Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan.
Pengolahan air limbah, sedimentasi umumnya digunakan untuk:
1. Penyisihan grit, pasir, atau slit (lanau)
2. Penyisihan padatan tersuspensi pada clarifer pertama
3. penyisihan flok / lumpur biologis hasil proses actived sludge pada
clarifier akhir.
4. pada penyisihan humus pada clarifier akhir setelah tricklinga filter.

V. Prosedur Kerja
a) Variasi konsentrasi sama dengan ketinggian suspensi berbeda
1) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
2) Mengayak bubuk kapur ke dalam baskom bersih.
3) Menimbang bubuk kapur sebanyak 63,15g, 50,63 g, dan 42,10 g.
4) Lalu dimasukkan pada masing – masing tabung 1,2 dan 3. Pada
masing – masing tabung yg telah terisi kapur di tambahkan air
bersih sebanyak 1200mL, 1000 mL, dan 800 Ml.
5) Tabung ditutup kemudian dihomogenkan dengan cara dikocok
secara bersaman.
6) Dipasang tabung pada alat, catat ketinggian suspensi. Lalu di
aktifkan stopwatch setiap selang 3 menit dicatat ketinggian
endapannya.
7) Pencatatan dihentikan setelah dicapai ketinggian endapan yang
konstan.
b) Variasi ketinggian suspensi sama dengan konsentrasi berbeda
1) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
2) Air bersih di tambahkan pada masing – masing tabung A B dan
C hingga ketinggian setiap tabung sama. Tabung ditutup
kemudian dihomogenkan dengan cara dikocok secara bersaman.
3) Dipasang tabung pada alat, catat ketinggian suspensi. Lalu di
aktifkan stopwatch setiap selang 3 menit dicatat ketinggian
endapannya.
4) Pencatatan dihentikan setelah dicapai ketinggian endapan yang
konstan.
c) Variasi konsentrasi sama, ketinggian suspensi sama, dengan
penambahan zat flokulan berbeda.
1) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
2) Mengayak bubuk kapur ke dalam baskom bersih.
3) Menimbang bubuk kapur sebanyak 63,15 g. Lalu dimasukkan
pada masing – masing tabung 1,2, dan 3 kemudian di tambahkan
air sebanyak 1200 mL.
4) Pada masing – masing tabung di tambahkan zat flokulan
sebanyak 0,075 g, 0,15 g, dan 0,225 g.
5) Tabung ditutup kemudian dihomogenkan dengan cara dikocok
secara bersaman.
6) Dipasang tabung pada alat, catat ketinggian suspensi. Lalu di
aktifkan stopwatch setiap selang 3 menit dicatat ketinggian
endapannya.
7) Pencatatan dihentikan setelah dicapai ketinggian endapan yang
konstan.
8)
VI. Data Pengamatan
a) Variasi konsentrasi sama dengan ketinggian suspensi berbeda
H (cm)
Waktu (t) Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
menit (1200 mL, (1000 mL, (800 mL,
63,15 g) 52,63 g) 42,10 g)
0 595 490 355
3 336 335 180
6 235 280 90
9 116 142 73
12 101 104 66
15 87 88 61
18 82 79 58
21 79 74 57
24 75 69 54
27 75 69 54
30 75 69 52
33 73 63 52
36 72 62 51
39 71 61 51
42 70 61 50
45 70 61 50
48 70 61 50

b) Variasi konsentrasi berbeda dengan ketinggian suspensi sama


H (cm)
Waktu (t)
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
menit
(1200 mL, (1000 mL, (800 mL,
]
63,15 g) 52,63 g) 42,10 g)
0 595 582 580
3 336 405 365
6 235 279 225
9 116 168 84
12 101 101 75
15 87 83 63
18 82 76 59
21 79 69 57
24 75 69 54
27 75 68 53
30 75 65 53
33 73 65 51
36 72 65 51
39 71 61 51
42 70 60 50
45 70 60 50
48 70 60 50

c) Variasi konsentrasi sama, ketinggian suspensi sama dan penambahan


flokulan.

H (cm)
Waktu
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
(t)
(63,15g, 0,075 g (63,15g, 0,15 g (63,15g, 0,225
menit
& 1200mL) & 1200mL) g & 1200mL)
0 580 580 580
3 171 169 172
6 109 125 123
9 108 115 116
12 102 112 112
15 102 110 110
18 102 110 109
21 102 110 108
24 107
27 105
30 105
33 105

VII. Perhitungan
1) Menghitung Konsentrasi Awal Larutan CaCO3
• Variabel A (Konsentrasi Suspensi Sama, Tinggi Suspensi
Berbeda)
Karena variabel A konsentrasi suspense sama, maka:
✓ Volume Air = 1200 mL
Massa kapur = 63,15 gram
Konsentrasi suspense pada variable A (Tabung 1)
63,15
= 1200 + 63,15 × 100 %

=5%
✓ Volume Air = 1000 mL
Massa kapur = 52,63 gram
Konsentrasi suspense pada variable A (Tabung 2)
52,63
= 1000 + 52,63 × 100 %

=5%
✓ Volume Air = 800 mL
Massa kapur = 42,10 gram
Konsentrasi suspense pada variable A (Tabung 3)
42,10
= 800 + 42,10 × 100 %

=5%
• Variabel B (Konsentrasi Suspense Berbeda, Tinggi Suspensi
Sama)
Maka,
✓ Volume Air = 1200 mL
Massa kapur = 63,15 gram
Konsentrasi suspense pada variable B (Tabung 1)
63,15
= 1200 +63,15 × 100 %

=5%
✓ Volume Air = 1200 mL
Massa kapur = 52,63 gram
Konsentrasi suspense pada variable B (Tabung 2)
52,63
= 1200 +52,63 × 100 %

= 4,2 %
✓ Volume Air = 1200 mL
Massa kapur = 42,10 gram
Konsentrasi suspense pada variable B (Tabung 3)
42,10
= 1200 +42,10 × 100 %

= 3,4 %
• Variabel C (Konsentrasi sama, Tinggi Suspensi Sama dan
Penambahan Flokulan Berbeda)
❖ Konsentrasi CaCO3 (Tabung 1,2 dan 3)
Volume Air = 1200 mL
Massa kapur = 63,15 gram
Konsentrasi suspense pada variable B (Tabung 3)
63,15
= 1200 +63,15 × 100 %

=5%
Massa Flokulan
✓ Tabung 1 = 0.075 gram
✓ Tabung 2 = 0.15 gram
✓ Tabung 3 = 0.225 gram
2) Membuat Grafik Hubungan Antara Waktu (Menit) Dengan Tinggi
Suspense (Cm) Variabel A
Tabel 1.1 Hubungan H (cm) dengan Waktu (menit)
H (cm)
Waktu (t) Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
menit (1200 mL, (1000 mL, (800 mL,
63,15 g) 52,63 g) 42,10 g)
0 595 490 355
3 336 335 180
6 235 280 90
9 116 142 73
12 101 104 66
15 87 88 61
18 82 79 58
21 79 74 57
24 75 69 54
27 75 69 54
30 75 69 52
33 73 63 52
36 72 62 51
39 71 61 51
42 70 61 50
45 70 61 50
48 70 61 50

Pada tabung 1 variabel A

Grafik 1.1. Hubungan antara tinggi suspense (Tabung 1, 1200 mL) VS


waktu (menit) untuk variable A
Tabel 1.1.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)
Waktu (t) menit Tabung 1 H-He Ln (H-He)
6 23,5 16,5 2,803360381
9 11,6 4,6 1,526056303
12 10,1 3,1 1,131402111
15 8,7 1,7 0,530628251
18 8,2 1,2 0,182321557
21 7,9 0,9 -0,10536052

Grafik 1.1.1. Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)


untuk variable A tabung 1
• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln (Hc-He)
y = -0.1826x + 3,4768
Slope = -0.1826
b = -0.1826
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln (Hc-He)
𝑒 3,4768 = Hc - He
Hc = 𝑒 3,4768 + He
Hc = 32,36 + 7
Hc = 39,36
Pada tabung 2 variabel A

Grafik 1.2. hubungan antara tinggi suspense ( Tabung 2, 1000 mL) VS


waktu (menit) untuk variable A
Tabel 1.2.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)
Waktu (t) menit Tabung 1 H-He Ln (H-He)
3 33,5 27,4 3,310543013
6 28 21,9 3,086486637
9 14,2 8,1 2,091864062
12 10,4 4,3 1,458615023
15 8,8 2,7 0,993251773
18 7,9 1,8 0,587786665
21 7,4 1,3 0,262364264
24 6,9 0,8 -0,22314355
Grafik 1.2.1. Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)
untuk variable A tabung 2
• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln(Hc-He)
y = -0,1955x + 3,9741
Slope = -0.1955
b = -0.1955
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln(Hc-He)
𝑒 3,9741 = Hc - He
Hc = 𝑒 3,9741 + He
Hc = 53,20 + 6,1
Hc = 59,3
Pada tabung 3 variabel A

Grafik 1.3 hubungan antara tinggi suspense ( Tabung 3, 800 mL) Vs


waktu (menit) untuk variabel A

Tabel 1.3.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)


Waktu (t) menit H H-He Ln (H-He)
3 18 13 2,564949357
6 9 4 1,386294361
9 7,3 2,3 0,832909123
12 6,6 1,6 0,470003629
15 6,1 1,1 0,09531018
18 5,8 0,8 -0,22314355
21 5,7 0,7 -0,35667494
24 5,4 0,4 -0,91629073

Grafik 1.3.1. Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)

untuk variable A tabung 3


• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln(Hc-He)
y = -0,1453x + 2,4438
Slope = - 0,1453
b = - 0,1453
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln(Hc-He)
𝑒 2,4438 = Hc - He
Hc = 𝑒 2,4438+ He
Hc = 11,52+ 5
Hc = 16,52
3) Membuat Grafik Hubungan Antara Waktu (menit) dengan suspense
(cm) Untuk Variabel B
Tabel 3.1 Hubungan H (cm) dengan Waktu (menit)

H (cm)
Waktu (t) Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
menit (1200 mL, (1000 mL, (800 mL,
63,15 g) 52,63 g) 42,10 g)
0 595 582 580
3 336 405 365
6 235 279 225
9 116 168 84
12 101 101 75
15 87 83 63
18 82 76 59
21 79 69 57
24 75 69 54
27 75 68 53
30 75 65 53
33 73 65 51
36 72 65 51
39 71 61 51
42 70 60 50
45 70 60 50
48 70 60 50
Pada tabung 1 variabel B

Grafik 3.1. Hubungan antara tinggi suspense (cm) VS waktu (menit)


untuk variable B Tabung 1
Tabel 3.1.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)
Waktu (t) menit H H-He Ln (H-He)
6 23,5 16,5 2,803360381
9 11,6 4,6 1,526056303
12 10,1 3,1 1,131402111
15 8,7 1,7 0,530628251
18 8,2 1,2 0,182321557
21 7,9 0,9 -0,10536052
24 7,5 0,5 -0,69314718

Grafik 3.1.1. Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)


untuk variable B tabung 1
• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln(Hc-He)
y = -0,175x + 3,3932
Slope = -0.175
b = -0.175
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln(Hc-He)
𝑒 3,3932 = Hc - He
Hc = 𝑒 3,3932 + He
Hc = 29,76 + 7
Hc = 36,76
Pada tabung 2 variabel B

Grafik 3.2. Hubungan antara tinggi suspense (cm) VS waktu (menit)


untuk variable B Tabung 2

Tabel 3.2.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)


Waktu (t) menit H H-He Ln (H-He)
6 27,9 21,9 3,086486637
9 16,8 10,8 2,379546134
12 10,1 4,1 1,410986974
15 8,3 2,3 0,832909123
18 7,6 1,6 0,470003629
21 6,9 0,9 -0,10536052

Grafik 3.2.1. Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)


untuk variable B tabung 2
• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln(Hc-He)
y = -0,2121x + 4,2085
Slope = -0,2121
b = -0,2121
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln(Hc-He)
𝑒 4,2085 = Hc - He
Hc = 𝑒 4,2085+ He
Hc = 67,25 + 6
Hc = 73,25
Pada tabung 3 variabel B

Grafik 3.3. Hubungan antara tinggi suspense (cm) VS waktu (menit)


untuk variable B Tabung 3
Tabel 3.3.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)

Waktu (t) menit H H-He Ln (H-He)


6 22,5 17,5 2,862200881
9 8,4 3,4 1,223775432
12 7,5 2,5 0,916290732
15 6,3 1,3 0,262364264
18 5,9 0,9 -0,10536052
21 5,7 0,7 -0,35667494
24 5,4 0,4 -0,91629073
Grafik 3.3.1. Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)
untuk variable B tabung 3
• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln(Hc-He)
y = -0,1847x + 3,3263
Slope = -0.1847
b = -0.1847
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln(Hc-He)
𝑒 3,3263 = Hc - He
Hc = 𝑒 3,3263 + He
Hc = 27,83 + 5
Hc = 32,83

4) Membuat Grafik Hubungan Antara Waktu (Menit) Dengan Tinggi


Suspense (Cm) Untuk Variabel C
Tabel 4.1 Hubungan H (cm) dengan Waktu (menit)
H (cm)
Waktu
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
(t)
(63,15g, 0,075 g (63,15g, 0,15 g (63,15g, 0,225
menit
& 1200mL) & 1200mL) g & 1200mL)
0 580 580 580
3 171 169 172
6 109 125 123
9 108 115 116
12 102 112 112
15 102 110 110
18 102 110 109
21 102 110 108
24 102 110 107
27 102 110 105
30 102 110 105
33 102 110 105

Pada tabung 1 variabel C

Grafik 4.1. Hubungan antara tinggi suspense (cm) VS waktu (menit)


untuk variable C Tabung 1
Tabel 4.1.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)

Waktu (t) menit H H-He Ln (H-He)


3 17,1 6,9 1,931521412
6 10,9 0,7 -0,35667494
9 10,8 0,6 -0,51082562
Grafik 4.1.1. Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)
untuk variable C tabung 1
• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln(Hc-He)
y = -0,4071x + 2,797
Slope = -0, 4071
b = -0, 4071
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln(Hc-He)
𝑒 2,797 = Hc - He
Hc = 𝑒 2,797 + He
Hc = 16,39 + 10,2
Hc = 26,59
Pada tabung 2 variabel C

Grafik 4.2 Hubungan antara tinggi suspense (cm) VS waktu (menit)


untuk variable C Tabung 2
Tabel 4.2.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)

Waktu (t) menit H H-He Ln (H-He)


3 16,9 5,9 1,774952351
6 12,5 1,5 0,405465108
9 11,5 0,5 -0,69314718
12 11,2 0,2 -1,60943791

Grafik 4.2.1. Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)


untuk variable C tabung 2
• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln(Hc-He)
y = -0,3751x + 2,7824
Slope = -0,3751
b = -0,3751
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln(Hc-He)
𝑒 2, 7824 = Hc - He
Hc = 𝑒 2, 7824 + He
Hc = 16,16 + 11
Hc = 27,16
Pada tabung 3 variabel C

Grafik 4.3 Hubungan antara tinggi suspense (cm) VS waktu (menit)


untuk variable C Tabung 3

Tabel 4.3.1 Hubungan Waktu (menit) dengan ln (H-He)


Waktu (t) menit H H-He Ln (H-He)
3 17,2 6,7 1,902107526
6 12,3 1,8 0,587786665
9 11,6 1,1 0,09531018
12 11,2 0,7 -0,35667494
15 11 0,5 -0,69314718
18 10,9 0,4 -0,91629073
21 10,8 0,3 -1,2039728
24 10,7 0,2 -1,60943791

Grafik 4.3.1 Hubungan Waktu (menit) VS ln (H-He)


untuk variable C tabung 3
• Mencari Nilai b
Ln(H-He) = -b.t + ln(Hc-He)
y = -0,1465x + 1,7031
Slope = -0,1465
b = -0,1465
• Membuktikan Nilai Hc
Intercept = ln(Hc-He)
𝑒 1,7031 = Hc - He
Hc = 𝑒 1,7031 + He
Hc = 5,49 + 10,5
Hc = 15,99

Anda mungkin juga menyukai