Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat
murni dari suatu campuran, sering disebut juga sebagai pemurnian dan juga untuk
mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
1. Sedimentasi
Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan
(slurry) menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih pekat konsentrasinya),
Pemisahan dapat berlangsung karena adanya gaya gravitasi yang terjadi pada
butiran tersebut. Proses sedimentasi dalam industri kimia banyak digunakan, misalnya
pada proses pembuatan kertas dimana slurry berupa bubur selulose yang akan
dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water treatment), dan proeses
pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula.
- Pada unit pemisahan. Misalnya untuk mengambil senyawa magnesium dari air
laut
- Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah. Misalnya pada
pabrik gula
- Pengolahan air sungai menjadi boiler feed water.
a. Cara Batch
Keterangan :
A = cairan bening
b. Cara Semi-Batch
Pada sedimentasi semi-batch, hanya ada cairan keluar saja, atau cairan masuk
saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang masuk atau beningan yang
keluar. Mekanisme sedimentasi semi-batch bisa dilihat pada gambar berikut :
Keterangan :
c. Cara Kontinyu
Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan beningan yang dikeluarkan
secara kontinyu. Saat steady state, ketinggian tiap zona akan konstan. Mekanisme
sedimentasi kontinyu bisa dilihat pada gambar berikut :
Keterangan :
A = cairan bening
Kondisi free settling dan hindered settling dapat diamati pada grafik hubungan
antara ZL dan θL. Dimana untuk kondisi free settling ditunjukkan saat grafik masih
berupa garis lurus, sedangkan saat grafik mulai melengkung merupakan
kondisi hindered settling.
2. Flotasi
Flotation (flotasi) berasal dari kata float yang berarti mengapung atau
mengambang. Flotalasi dapat diartikan sebagai suatu pemisahan suatu zat dari zat
lainnya pada suatu cairan/larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat yang
akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap berada fasa air sedangkan zat
yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung udara dan akan terbawa ke
permukaan larutan dan membentuk buih yang kemudian dapat dipisahkan dari cairan
tersebut. Secara umum flotation melibatkan 3 fase yaitu; cair (sebagai media), padat
(partikel yang terkandung dalam cairan) dan gas (gelembung udara).
Flotability adalah sifat kimia dari mineral yaitu kekuatan mengapung mineral
yang tergantung pada senang tidaknya terhadap udara. Terdapat dua macam jenis
mineral, yaitu :
Dengan mendasarkan sifat mineral tersebut maka mineral yang satu dengan
lainnya dapat dipisahkan dengan gelembung udara.
3. Sentrifungasi
4. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan proses penyerapan sustu zat dipermukaan sistem koloid.
Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorben.
Pemanfaatan sifat adsorpsi sistem koloid antara lain untuk penyembuhan sakit perut,
penjernihan air keruh dengan tawas, penjernihan gas oleh zat padat.
Contoh :
(i) Sistem koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Sistem koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-.
Adsorpsi dapat di manfaatkan dalam berbagai hal, antara lain sebagai berikut :
a. Proses pemutihan gula pasir pada industri gula dengan tanah diatomi dan arang
tulang.
c. Pewarnaan serat sutra, wool atau kapas dalam larutan Al2(SO4)3 pada industri
tekstil.
- Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas yang beracun.
- Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar.
5. Absorpsi
Absorpsi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen fluida dari
campurannya dengan menggunakan solven atau fluida lain. Absorpsi dapat dilakukan
pada fluida yang relatif berkonsentrasi rendah maupun yang bersifat konsentrat. Prinsip
operasi ini adalah memanfaatkan besarnya difusivitas molekul-molekul gas pada larutan
tertentu. Dengan demikian bahan yang memiliki koefisien partisi hukum Henry rendah
sangat disukai dalam operasi ini.
Tujuan dari operasi ini umumnya adalah untuk memisahkan gas tertentu dari
campurannya. Biasanya campuran gas tersebut terdiri dari gas inert dan gas yang
terlarut dalam cairan. Cairan yang digunakan juga umumnya tidak mudah menguap dan
larut dalam gas. Sebagai contoh yang umum dipakai adalah absorpsi amonia dari
campuran udara-amonia oleh air. Setelah absorpsi terjadi, campuran gas akan di-
recovery dengan cara distilasi.
Peristiwa absorpsi adalah salah satu peristiwa perpindahan massa yang besar
peranannya dalam proses industri. Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan kontak
antara dua fasa. Operasi ini dapat terjadi secara fisika maupun kimia. Contoh dari
absorpsi fisika antara lain sistem amonia-udara-air dan aseton-udara-air. Sedangkan
contoh dari absorpsi kimia adalah NOx-udara-air, dimana NOx akan bereaksi dengan
air membentuk HNO3.
Peralatan yang digunakan dalam operasi absorpsi mirip dengan yang digunakan
dalam operasi distilasi. Namun demikian terdapat beberapa perbedaan menonjol pada
kedua operasi tersebut, yaitu sebagai berikut:
Pada absorpsi cairan solven masuk dari bagian atas kolom di bawah titik didih,
sedangkan pada distilasi cairan solven masuk bersama-sama dari bagian tengah kolom.
Pada absorpsi difusi dari gas ke cairan bersifat irreversible, sedangkan pada
distilasi difusi yang terjadi adalah equimolar counter diffusion.
Rasio laju alir cair terhadap gas pada absorpsi lebih besar dibandingkan pada
distilasi.
6. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses yang membentuk kristal padat, baik dari gas, cairan
atau molekul. Kristalisasi adalah proses dimana ion, atom atau molekul yang menyusun
kisi kristal membuat link ke bentuk kristal, yang digunakan dalam kimia untuk
memurnikan zat padat. Langkah kristalisasi adalah dengan cara memisahkan komponen
kemudian mentransfer molekul cair ke fasa padat terhadap kristal yang mengendap.
Kristaliasi Adalah tindakan yang memerlukan setiap bahan kimia yang secara komersial
tersedia dalam bentuk bubuk atau kristal, baik gula atau sukrosa dan natrium klorida.
Proses Kristalisasi
Proses kristalisasi terdiri dari dua nukleasi utama, peristiwa dan pertumbuhan
kristal. Nukleasi adalah langkah di mana molekul-molekul zat terlarut terdispersi dalam
pelarut awal untuk mengumpulkan ke dalam kelompok, pada skala nanometer
(meninggikan konsentrasi zat terlarut dalam suatu daerah kecil), yang menjadi stabil di
bawah kondisi operasi saat ini. Kelompok ini stabil merupakan inti atom. Namun,
7. Evaporasi
Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang
sulit menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile solvent)
dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya. Pelarut yang ditemui dalam sebagian
besar sistem larutan adalah air. Umumnya, dalam evaporasi, larutan pekat merupakan
produk yang diinginkan, sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang. Sebagai contoh
adalah pemekatan larutan susu, sebelum dibuat menjadi susu bubuk. Beberapa sistem
evaporasi bertujuan untuk mengambil air pelarutnya, misalnya dalam unit desalinasi air
laut untuk mengambil air tawarnya. Evaporasi berbeda dengan distilasi, dalam hal uap
yang dihasilkan biasanya merupakan komponen tunggal; bahkan jika uapnya adalah
multikomponen, tidak ada usaha untuk memurnikan uapnya menjadi fraksi-fraksi
komponen penyusunnya.
Skema Elektroforesis
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa komponen yang bermuatan positif akan
bergerak searah dengan medan listrik menuju kutub negatif. Apabila dalam campuran
terdapat dua jenis komponen, yakni (1) komponen negatif (-), dan (2) komponen netral
(N), maka komponen negatif akan bergerak menuju kutub positif (+) sedangkan
komponen netral (N) akan tetap diam. Skema alat elektroforesis secara sederhana dapat
dilihat pada gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut dapat dilihat komponen yang
bermuatan positif akan mengalir ke arah kutub negatif, sedangkan komponen
bermuatan negatif akan mengalir ke arah kutub positif.
10. Presipitasi
Presipitasi adalah pembentukan padat dalam larutan selama reaksi kimia. Ketika
reaksi terjadi, terbentuk padat disebut presipitat, dan cairan yang tersisa di atas padat
disebut supernate. Serbuk yang berasal dari curah hujan juga historis dikenal sebagai
bunga.
Presipitasi dapat juga terjadi ketika seorang antisolvent (pelarut di mana produk
yang tak terpecahkan) ditambahkan, secara drastis mengurangi kelarutan produk yang
diinginkan. Setelah itu, presipitat dapat dengan mudah dipisahkan dengan filtrasi,
decanting, atau sentrifugasi). Sebuah contoh akan menjadi sintesis chromic
tetraphenylporphyrin klorida: air yang ditambahkan pada reaksi DMF solusi, dan
produk presipitat. Presipitasi ini juga berguna dalam memurnikan produk: bmim-Cl
mentah diambil di asetonitril, dan jatuh ke dalam etil asetat, dimana presipitat.
Dalam metalurgi, presipitasi dari larutan padat juga merupakan cara yang
berguna untuk memperkuat paduan; proses ini dikenal sebagai penguatan larutan padat.
Perak klorida (AgCl) telah membentuk yang solid, yang diamati sebagai
presipitat.
Reaksi ini dapat ditulis menekankan terdisosiasi ion dalam larutan gabungan.
Hal ini dikenal sebagai persamaan ion.
Ag+ (aq) + NO3- (aq) + K+ (aq) + Cl- (aq) → AgCl (s) + K+ (aq) + NO3- (aq)
Sebuah cara terakhir untuk mewakili reaksi presipitat dikenal sebagai reaksi
ionik bersih. Dalam kasus ini, setiap penonton ion (orang-orang yang tidak memberikan
kontribusi pada reaksi) yang tersisa dari rumus sepenuhnya. Ini menyederhanakan
persamaan di atas sebagai berikut:
Kation sensitivitas
11. Rekristalisasi
Cara ini sering dilakukan untuk memisahkan atau memurnikan suatu zat padat
yang dapat mengkristal. Kristal dibentuk oleh ion ion, atom atom, molekul molekul
yang tersusun secara sistematik dan bertahap, sehingga membentuk geometri tertentu.
Bentuk kristal bergantung kepada sifat sifat, ukuran dan gaya elektrostatik antara ion
ion, atom atom, molekul molekul penyusun kristal. Bila zat mengkristal dari
larutannya, ion ion, atom atom, molekul molekul yang berlainan sifatnya, akan
cenderung dikeluarkan dari susunan kristal karena tidak dapat masuk dalam susunan
kristal secara bertahap. Dengan demikian jika kita melakukan rekristalisasi maka kristal
yang didapat akan lebih murni dari kristal sebelumnya.
Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala 2013 14
Tahapan yang diperlukan dalam melakukan rekristalisasi adalah sebagai berikut.
- Zat padat yang akan dimurnikan dilarutkan dengan pelarut yang sesuai, sambil
di kocok atau diaduk bila perlu sambil dipanaskan hingga mendekati titik
didihnya, kemudian diuapkan sampai larutan mendekati jenuh
- Ketika larutan masih panas dilakukan penyaringan untuk memisahkan partikel
yang tidak larut
- Biarkan menjadi dingin secara perlahan dan zat yang larut akan mengkristal
- Kristal yang di dapat dicuci dengan sedikit pelarut yang masih baru untuk
menghilangkan kotoran kotoran yang menempel dipermukaannya, kemudian
kristal tersebut dikeringkan
Pemilihan Pelarut
- Pengotor harus sangat larut atau hanya sedikit larut dalam pelarut tersebut
- Pelarut harus mudah dihilangkan dari kristal murninya
- Tidak terjadi reaksi antara pelarut dengan zat yang dipisahkan
- Pelarut harus tidak sangat mudah menguap atau mudah terbakar
Pembentukan Kristal
Penyaringan
12. Sublimasi
Proses sublimasi sangat mirip dengan proses distilasi. Istilah distilasi digunakan
untuk perubahan dari cairan menjadi uap setelah mengalami pendinginan berubah
menjadi cairan atau padatan. Sedangkan sublimasi adalah proses dari perubahan bentuk
padatan langsung menjadi uap tanpa melalui bentuk cair dan setelah mengalami
pendinginan langsung terkondensasi menjadi padatan kembali.
Garis antara solid dan liquid merupakan kurva keseimbangan antara cairan dan
uap, Garis antara liquid dan gas merupakan kurve keseimbangan antara gas dan cair,
Titik leleh normal suatu senyawa ialah suhu dimana padatan dan cairan berada
pada keseimbangan pada tekanan 1 atmosfer. Jika pada sistem tersebut tekanan
diturunkan sampai mencapai dibawah titik triple, maka zat dari keadaan uap dapat
langsung terkondensasi menjadi padatan atau sebaliknya, proses ini disebutmenyublim.
Pada beberapa zat, tekanan uapnya pada titik triple berada pada suhu kamar sehingga
zat tersebut dapat mengalami sublimasi pada suhu kamar. Misalnya saja kamfer pada
titik triple suhunya 79C dan tekanan uapnya 370 mmHg. Karbon dioksida (CO2) pada
titik triple suhunya 56,4C dan tekanan uapnya 5,11 atm.
Pada beberapa senyawa, tekanan uap pada titik triple sangat rendah. Misalnya
benzena pada titip triple tekanannya 6mmHg dan suhunya 122C, Naftalen pada titik
triple tekanannya 7mmHg dan suhunya 80C. Karena tekanan uapnya sangat rendah,
maka pada tekanan atmosfer zat tersebut dalam bentuk cairan sehingga kurang baik
untuk disublimasikan. Agar sublimasi dapat dilakukan maka tekanan pada permukaan
cairan harus diturunkan dengan cara di vakumkan.
13. Kromatografi
14. Distilasi
15. Filtrasi