Anda di halaman 1dari 100

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA 1


(STK4227)

PERCOBAAN 4
SEDIMENTASI

DOSEN PEMBIMBING : PRIMATA MARDINA, ST., M.Eng., Ph.D

OLEH:
KELOMPOK VII (TUJUH)

ALLAM NAUFAL 1910814210014


AZZAHARA NUR FAUZY 1910814320006
MITHA AMALIA 1910814320016

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2021
ABSTRAK

Sedimentasi merupakan peristiwa turunnya partikel padat yang semuanya tersebar rata
dalam cairan karena adanya gaya berat. Tujuan percobaan ini adalah mencari data dan membuat
grafik hubungan kecepatan sedimentasi, Vt dengan konsentrasi endapan CL, berdasarkan data
percobaan sedimentasi secara batch dan mencari kecepatan free settling, Vt. Percobaan
menggunakan 3 variasi data yaitu CaCO 3 + H2O, CaCO3 + HCl + H2O, dan CaCO3 + Al2(SO4)3. 18
H2O + H2O. CaCO3 sebanyak 30 gram dilarutkan dalam 1000 liter air dan diaduk selama 7 menit
agar larutan homogen. Larutan CaCO 3 dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 mL, perhitungan
waktu pengamatan dimulai pada tetes terakhir larutan CaCO 3 hingga menit ke-30 dan tinggi
masing-masing zona diukur, larutan HCl ditambahkan sebanyak 7 mL untuk variasi 2 dan variasi 3
ditambahkan 7 mL larutan Al 2(SO4)3. Berdasarkan hasil perhitungan dibuat grafik hubungan antara
ketinggian endapan terhadap waktu pengendapan. Penambahan HCl dan Al2(SO4)3 membuat
proses pengendapan lebih cepat. Penambahan HCl menyebabkan massa dari partikel lebih berat
sehingga mampu mengendapkan CaCO3. Sedangkan penambahan Al2(SO4)3 akan mengikat
partikel-partikel CaCO3 dan membawanya ke bawah dengan lebih cepat karena berat jenis partikel
CaCO3 otomatis bertambah besar dengan menempelnya Al2(SO4)3 pada partikel CaCO3. Nilai VL
dan CL secara berturut-turut adalah pada variasi 1 yaitu 2,714 cm/menit – 1,429 cm/menit dan
0,046 gr/mL - 0,084 gr/m. Nilai VL dan CL pada variasi 2 berturut-turut adalah 3,650 cm/menit –
2,150 cm/menit dan 0,041 gr/mL – 0,067 gr/mL. Nilai VL dan CL pada variasi 3 berturut-turut
adalah 4,760 cm/menit – 2,960 cm/menit dan 0,042gr/mL – 0,066 gr/mL.

Kata kunci : Sedimentasi, CaCO3, HCl, Al2(SO4)3, batch, free settling.

IV-i
PERCOBAAN 4
SEDIMENTASI

4.1 PENDAHULUAN

4.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mencari data dan membuat grafik hubungan kecepatan sedimentasi (VL)
dengan konsentrasi suspensi (CL) berdasarkan data percobaan sedimentasi
secara batch.
2. Mencari kecepatan free settling (Vt).

4.1.2 Latar Belakang


Sedimentasi merupakan peristiwa turunnya partikel padat yang semuanya
tersebar rata dalam cairan karena adanya gaya berat. Sedimentasi berprinsip pada
gaya gravitasi, yaitu dalam memisahkan padatan dari cairan dengan cara
mengendapkan padatan dalam suspensi. Sedimentasi ditunjukkan untuk
penyisihan suspended solid dari bagian kecil dissolved solid {McCabe, 1993 #15}
(Mc Cabe dkk., 1993).
Pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan
flokulasi, tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi
berat dan dapat tenggelam dalam waktu yang lebih singkat. Proses sedimentasi
dipengaruhi oleh gaya gravitasi, gaya apung, dan gaya dorong. Dalam proses
sedimentasi juga terjadi pembagian zona yaitu zona A (bening), zona B (keruh),
dan zona C (endapan) hingga endapannya konstan (Roessiana dkk., 2014).
Aplikasi sedimentasi pada dunia industri antara lain pada industri
kosmetik dan obat-obatan yang berupa pasta. Selain itu biasa digunakan dalam
proses water treatment. Proses sedimentasi juga banyak terjadi pada proses
pengolahan limbah maupun erosi (Roessiana dkk., 2014).Oleh karena itu,

IV-1
IV-4

percobaan ini sangat penting dilakukan agar praktikan dapat lebih memahami
perihal proses sedimentasi agar dapat diterapkan di dunia industri.
4.2 DASAR TEORI

Pemisahan dari sebuah suspensi menjadi sebuah cairan jernih pada bagian
atas dan slurry yang cukup tebal mengandung konsentrasi padatan yang tinggi
disebut sedimentasi titik pada umumnya sedimentasi dari suspensi air dilakukan
sebagai proses yang berkelanjutan dalam thickeness. Thickeness adalah tangki
besar yang menerima suspensi atau menipiskan slurry pada bagian tengah atau
bagian pinggir, memberikan cairan dari cairan jernih pada atas perasaan tadi
mentasi dan menghasilkan sebuah sludge dari bagian bawah tangki (Brown,
1956).
Asumsi-asumsi dasar dalam sedimentasi yaitu
(Coulson dan Richardson, 2002):
a. Konsentrasi partikel seragam yang membentuk beberapa lapisan
konsentrasi.
b. Efek Dinding Dapat diabaikan kan.
c. Tidak ada differential setting dari partikel sebagai hasil pemisahan, shape
size komposisi.
d. Kecepatan jatuh pada partikel hanya tergantung pada konsentrasi partikel.
e. Konsentrasi awal juga seragam atau meningkat ke dasar suspensi.
f. Kecepatan sedimentasi cenderung mendekati nol sebagai pendekatan
konsentrasi yang membatasi nilai sesuai dengan lapisan sedimen. 
Sedimentasi merupakan pemisahan parsial atau konsentrasi yang
tersuspensi dalam partikel padat dan cair karena pengaruh gaya gravitasi. Wilayah
sedimentasi ini mungkin dapat dibagi menjadi operasi bahan pengental dan
klasifikasi yang fungsional. Tujuan utama dari pengentalan adalah untuk
meningkatkan konsentrasi dari solid yang tersuspensi dalam aliran umpan, yang
mana klasifikasi tersebut memindahkan partikel dalam jumlah yang sedikit dan
juga produknya berupa effluent yang jernih, dua fungsi adalah sama dan terjadi
secara serempak (Perry, 1997).

IV-2
IV-3

Sebelum operasi secara kontinyu dilakukan konsep secara umum dari


operasi ini diperoleh dari sedimentasi sederhana secara batch. Dapat pula
diilustrasikan pada proses pengendapan dari padatan yang dengan mudah dapat
IV-3

dipisahkan dalam air pada silinder yang kosong dan membiarkan isi dari silinder
itu tidak diganggu atau didiamkan. Laju waktu dari penurunan pada ketinggian
permukaan yang tampak antara cairan jernih pada bagian atas dan juga slurry
yang mengandung partikel-partikel dapat disebut dengan laju sedimentasi
(Brown, 1956).
Sedimentasi biasanya berlangsung secara batch atau kontinu (thickener).
Secara klasifikasi dapat dijabarkan yang dimaksud dengan pembagian sedimentasi
terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut (Geankoplis, 1993):
1. Sedimentasi Batch
Sedimentasi batch adalah pemisahan padatan dan cairan dalam beberapa
tahap sehingga dapat menghasilkan suspensi padatan dan adanya perbedaan zona
dalam proses sedimentasi ini. Biasanya dari konsentrasi partikel padatan dalam
sedimentasi batch ini cukup tinggi.
2. Sedimentasi Kontinu
Dalam proses industri, operasi sedimentasi ini sering dijalankan dalam
proses kontinyu yang disebut thickener. Sedimentasi kontinyu adalah suatu proses
pemisahan padatan dalam cairan menggunakan media yang berbentuk kerucut
dalam silinder tangki vessel dengan pengaduk putaran lambat untuk
memindahkan endapan padatan ke dalam central discharge. Operasi sedimentasi
kontinyu bergantung pada operasi sedimentasi batch dan perbedaan antara operasi
kontinyu dan batch ditunjukkan oleh konsentrasi pada ketinggian yang berbeda.
Thickener merupakan unit industri yang mana konsentrasi suspensi dapat
ditingkatkan dengan cara (hindered setting). Untuk pengukuran padatan secara
dekat, dua partikel jatuh sekitar kecepatan yang sama dan garis yang menurun
tajam diamati antara cairan jernih pada bagian atas (zona A) dan slurry (zona B)
Sebagai proses yang kontinu. Pada slurry mengandung partikel-partikel dari
ukuran yang berbeda termasuk padatan partikel besar yang dapat mengendap
dengan cepat, garis dari turunan tidak tajam dan cairan jernih pada bagian atas
seperti kapur atau susu. Dalam kasus partikel yang dekat dengan bagian bawah
kontainer mulai menumpuk pada bagian bawah membentuk sludge dengan
IV-3

konsentrasi zona D. Mungkin tidak akan mudah membedakan permukaan zona B


dan D, namun dalam semua kasus
IV-4

sludge yang terkonsentrasi terbentuk sebagaimana sedimentasi berlangsung,


sehingga selama dua permukaan secara relatif jauh.  partikel padatan pada zona B
Akan terus jatuh pada kecepatan maksimum yang konstan dan tidak ada
perubahan laju sedimentasi yang dapat diamati karena densitas atau konsentrasi
dari padatan pada suspensi dekat dengan permukaan paling atas yang mendekati
konstan (Brown, 1956).
Operasi sedimentasi pada industri sering dilakukan dengan padatan yang
bekerja secara kontinyu yang disebut dengan thickener slurry, diumpamakan pada
bagian tengah dari beberapa kaki dibawah permukaan sedimentasi dengan
pembentukan cairan jenuh. Dalam beberapa kejadian, konsentrasi suspensi akan
tinggi dan terjadi hindered setting. Thickener dapat beroperasi secara batch atau
kontinyu dan terdiri dari tangki yang berisi cairan jernih yang diambil di bagian
bawah tangki (Coulson dan Richardson, 2002).
Peristiwa sedimentasi melibatkan tiga buah gaya yang terjadi, yaitu
sebagai berikut (Coulson dan Richardson, 2002):
1. Gaya Gravitasi
Gaya ini terjadi apanila berat jenis larutan lebih kecil dari berat jenis
partikel, sehingga partikel lebih cepat mengendap. Gaya ini dapat dilihat pada saat
terjadi endapan atau mulai turunnya partikell menuju ke dasar tabung untuk
membentuk endapan. Kondisi ini dipengaruhi oleh hukum II Newton, yaitu:

Fg = m.g . . . (4.1)
= ρ s . m. g

keterangan:

Fg = Gaya (N)
m = Massa partikel (Kg)
g = Kecepatan partikel (m/s2)
ρ = Densitas benda (Kg/m3)
IV-5

2. Gaya Apung atau Melayang


Gaya apung terjadi jika massa jenis partikel lebih kecil dari massa jenis
larutan sehingga padatan berada pada permukaan cairan.

m. p.g
Fa = ps . . . (4.2)

dimana:
Fa = Gaya apung (N)
ρs = Densitas padatan (Kg/m3)
m = Massa padatan (Kg)
g = Kecepatan gravitasi (m/s2)
ρ = Densitas fluida (Kg/m3)

3. Gaya Dorong
Gaya dorong terjadi pada saat larutan dipompakan ke dalam tabung
clarifier. Gaya dorong didefinisikan pada persamaan berikut:

v o 2 (ρ p g−ρg)
F d= ...(4.3)
18 π

Keterangan :
Fd = Gaya dorong (N)
V = Kecepatan (m/s)
Ρp = Massa jenis partikel (kg/m3)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Salah satu jenis pada sedimentasi adalah sedimentasi secara batch. Tinggi
dari permukaan dan konsentrasi pada zona sedimentasi secara batch dapat dilihat
pada Gambar 4.1 (Brown, 1956) :
IV-6

Gambar 4.1 Tinggi dari Permukaan dari Konsentrasi dari Zona pada
Sedimentasi Batch

Ada 4 jenis pengendapan partikel, yaitu (Mc Cabe dkk., 1993):


1. Discrate settling
Discrate settling adalah pengendapan yang memerlukan konsentrasi
suspended solid yang paling rendah titik di dalam discrate settling, ketika
secara individu mengendap dengan bebas dan tidak mengganggu atau tidak
mencampuri dengan endapan dari partikel lainnya. Contoh aplikasi dari
discrate settling adalah grif chamber.
2. Flocculant settling
Pada flocculant settling Inilah konsentrasi partikel cukup tinggi terjadi
penggumpalan (agglomeration). Peningkatan rata-rata massa partikel ini
menyebabkan partikel karam lebih cepat. Flocculant settling banyak
digunakan pada primary clarifier.
3. Hindered settling
Di dalam hindered settling atau zone settling, konsentrasi partikel tidak
terlalu tinggi (cukup) kemudian partikel  lainnya mengendap bersama-sama.
Hindered settling sebagian besar digunakan dalam secondary clarifiers.
4. Compresion settling
Compression settling berada pada konsentrasi yang paling tinggi pada
suspended solid dan terjadi pada jangkauan yang paling rendah dari
clarifiers.  Pengendapan partikel dengan cara memanfaatkan tekanan
IV-7

(compressing) massa partikel dari bawah. Tekanan (compressing) masa


terjadi tidak hanya dalam zona yang paling rendah dari secondary clarifier
tetapi juga di dalam sludge thickening.
Sifat fisik kimia dari kalsium karbonat adalah memiliki rumus kimia
CaCO3 dan berbentuk padatan titik CaCO3 tidak berbau dan berwarna putih
kalsium karbonat memiliki berat molekul sebesar 100, 0869 g/mol.  Titik didihnya
terurai dan titik leburnya sebesar 825 0C.  CaCO3 memiliki densitas sebesar 2,83
g/cm (Sciencelab, 2005a).
Sifat fisik dan kimia dari tawas antara lain memiliki rumus kimia
(Al2(SO4)3.18H2O).  Keadaan fisik berupa padatan dan tidak berbau titik pesawat
berwarna putih dan memiliki berat molekul sebesar 101, 96 g/mol,  serta titik
didih sebesar 2930 0C dan titik beku sebesar 2072 0C (Sciencelab, 2015).
Sifat fisik dan kimia asam klorida adalah memiliki rumus kimia HCl dan
berbentuk cairan. asam klorida tidak berbau dan memiliki berat molekul sebesar
36,46 g/mol. Asam Klorida mudah larut dalam air, etanol dan metanol
(Sciencelab, 2005c).
Sifat fisik dan kimia H2O antara lain (Sciencelab, 2005b):
1. Keadaan fisik : cair
2. Warna : tidak berwarna (bening)
3. pH :7
4. Titik lebur : 0 0C
5. Titik didih :100 0C
6. Densitas : 0,99823 g/mL
7. Berat molekul : 18 g/mol

pH merupakan ukuran atau derajat keasaman suatu larutan dapat pula


suatu zat padat titik parameter kekuatan asam dan basa dinyatakan dengan pH titik
dalam wujud cair, pH merupakan konsentrasi ion H+ dalam larutan itu. pH yang
cenderung tinggi akan mempercepat proses pengendapan. Semakin besar
konsentrasi larutan asam maka nilai ph akan semakin kecil (Partana, 2008).
IV-8

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan sedimentasi yaitu


sebagai berikut (Rifai, 2007):
1. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi gaya gesek yang dialami partikel karena partikel
lain semakin besar. Sehingga drag force-nya semakin besar. Peristiwa
tersebut disebabkan dengan besarnya konsentrasi berarti semakin banyak
jumlah partikel dalam suatu suspensi yang menyebabkan bertambahnya gaya
gesek antar suatu partikel dengan partikel yang lain. Gaya gesek ini bekerja
pada arah yang berlawanan dengan gerakan partikel dalam fluida. Gaya ini
disebabkan oleh adanya transfer momentum yang arahnya tegak lurus. Maka,
dengan adanya drag force yang arahnya berlawanan dengan arah partikel
menyebabkan gerakan partikel lambat karena semakin kecil gaya total ke
bawah sehingga kecepatan pengendapan semakin turun.
2. Ukuran partikel
Jika ukuran partikel semakin besar maka semakin besar pula permukaan dan
volumenya. Luas permukaan partikel berbanding lurus dengan gaya apung.
Hal ini disebabkan gaya ke atas semakin besar sehingga gaya total untuk
mengendapkan partikel semakin kecil sehingga kecepatan pengendapannya
menurun.
3. Jenis partikel
Jenis partikel berhubungan dengan densitas partikel yang berpengaruh
terhadap gaya apung dan gaya gravitasi yang dapat mempengaruhi kecepatan
pengendapan suatu partikel dalam suatu fluida statis. Densitas partikel yang
semakin besar menyebabkan gaya apung semakin kecil sedangkan gaya
gravitasinya akan semakin besar, sehingga resultan gaya ke bawah semakin
besar pula, ini berarti kecepatan pengendapan akan semakin besar pula.
4.3 METODOLOGI PERCOBAAN

4.3.1 Alat dan Rangkaian Alat


Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- Gelas ukur 1000 mL - Pengaduk kaca
- Gelas beker 1000 mL - Senter
- Neraca analitik - Stopwatch
- Pipet volume 10 mL - Penggaris 40 cm
- Propipet - Gelas Arloji
- Sudip

Rangkaian Alat

Keterangan:
1. Gelas ukur 1000 ml
2. Zona A (bening)
3. Zona B (keruh)
4. Zona C (endapan)

Gambar 4.2 Rangkaian Alat Sedimentasi

4.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
- CaCO3 30 gram - Tawas (Al2(SO4)3.18H2O) 1 % 6 mL
- HCL 0,1 N 6 mL - Akuades 1000 mL

IV-9
IV-10

4.3.3 Prosedur Kerja


1. CaCO3 ditimbang dengan gelas arloji sebanyak 30 gram menggunakan
neraca analitik.
2. Akuades diambil sebanyak 1000 Ml, lalu dimasukkan ke dalam gelas
beker berisi CaCO3 dan diaduk selama 7 menit.
3. Larutan CaCO3 diukur pH nya dengan indikator pH.
4. Larutan CaCO3 dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 mL dan waktu
pengendapan dihitung dengan stopwatch dimulai pada tetes terakhir
larutan CaCO3. Setelah itu, tinggi dari masing-masing zona diukur setiap
menit hingga menit ke -30.
5. Hasil pengamatan dicatat.
6. Langkah 1-5 diulang dengan massa CaCO3 sebanyak 30 gram dan larutan
HCl 0,1 m ditambahkan sebanyak 6 mL untuk variasi 2 dan tawas
(Al2(SO4) 1 % ditambahkan sebanyak 6 ml untuk variasi 3.
4.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Awal
Variasi 1 + Variasi 3 +
Variasi Variasi 2 + HCl
H2O Al2(SO4)3
Jumlah H2O, mL 1000 1000 1000
Tinggi cairan (awal), cm 30,8 31,1 35
Tinggi cairan (akhir), cm 30,8 31,1 35
Volume cairan total, mL 1000 1007 1007
Volume sampel, mL 1000 7 7
Jumlah CaCO3, gram 30 30 30
PH awal 7 7 8
PH akhir 8 8 7

Table 4.2 Hasil Pengamatan Sedimentasi CaCO3 + H2O


Waktu Ketinggian (cm) Zona B+C
(menit) Zona A (cm) Zona B (cm) Zona C (cm) (cm)
1 9 21,3 0,5 21,8
2 12 18,2 0,6 18,8
3 15 15 0,8 15,8
4 19 10,9 0,8 11,7
5 23,5 6,3 0,9 7,2
6 26,3 1,2 1 2,2
7 29,6 0 1 1
8 29,6 0 1 1
9 29,6 0 1 1
10 29,6 0 1 1
11 29,6 0 1 1
12 29,6 0 1 1

IV-11
IV-12

Lanjutan Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Sedimentasi CaCO3 + H2O


13 29,6 0 1 1
14 29,6 0 1 1
15 29,6 0 1 1
16 29,6 0 1 1
17 29,6 0 1 1
18 29,6 0 1 1
19 29,6 0 1 1
20 29,6 0 1 1
21 29,6 0 1 1
22 29,6 0 1 1
23 29,6 0 1 1
24 29,6 0 1 1
25 29,6 0 1 1
26 29,6 0 1 1
27 29,6 0 1 1
28 29,6 0 1 1
29 29,6 0 1 1
30 29,6 0 1 1

Table 4.3 Hasil Pengamatan Sedimentasi CaCO3 + H2O + HCl


Waktu Ketinggian (cm) Zona B+C
(menit) Zona A (cm) Zona B (cm) Zona C (cm) (cm)
1 6,5 24,3 0,3 24,6
2 11,1 19,5 0,5 20
3 15,5 14,8 0,8 15,6
4 20,2 10 0,9 10,9
5 24,1 6 1 7
6 30 0 1,1 1,1
7 30 0 1,1 1,1
IV-13

Lanjutan Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sedimentasi CaCO3 + H2O + HCl


8 30 0 1,1 1,1
9 30 0 1,1 1,1
10 30 0 1,1 1,1
11 30 0 1,1 1,1
12 30 0 1,1 1,1
13 30 0 1,1 1,1
14 30 0 1,1 1,1
15 30 0 1,1 1,1
16 30 0 1,1 1,1
17 30 0 1,1 1,1
18 30 0 1,1 1,1
19 30 0 1,1 1,1
20 30 0 1,1 1,1
21 30 0 1,1 1,1
22 30 0 1,1 1,1
23 30 0 1,1 1,1
24 30 0 1,1 1,1
25 30 0 1,1 1,1
26 30 0 1,1 1,1
27 30 0 1,1 1,1
28 30 0 1,1 1,1
29 30 0 1,1 1,1
30 30 0 1,1 1,1
IV-14

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Sedimentasi CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3


Waktu Ketinggian (cm) Zona B+C
Zona A (cm) Zona B (cm) Zona C (cm)
(menit) (cm)
1 5 26,4 0,4 26,8
2 9 20,1 0,5 20,6
3 11 14,9 0,8 15,7
4 17,4 10,7 1,2 11,9
5 29,3 0 1,2 1,2
6 29,3 0 1,2 1,2
7 29,3 0 1,2 1,2
8 29,3 0 1,2 1,2
9 29,3 0 1,2 1,2
10 29,3 0 1,2 1,2
11 29,3 0 1,2 1,2
12 29,3 0 1,2 1,2
13 29,3 0 1,2 1,2
14 29,3 0 1,2 1,2
15 29,3 0 1,2 1,2
16 29,3 0 1,2 1,2
17 29,3 0 1,2 1,2
18 29,3 0 1,2 1,2
19 29,3 0 1,2 1,2
20 29,3 0 1,2 1,2
21 29,3 0 1,2 1,2
22 29,3 0 1,2 1,2
23 29,3 0 1,2 1,2
24 29,3 0 1,2 1,2
25 29,3 0 1,2 1,2
26 29,3 0 1,2 1,2
IV-15

Lanjutan Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Sedimentasi CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3


27 29,3 0 1,2 1,2
28 29,3 0 1,2 1,2
29 29,3 0 1,2 1,2
30 29,3 0 1,2 1,2

1.
IV-16

4.4.2 Hasil Perhitungan


Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Sedimentasi CaCO3 + H2O
CL
Zo Co Zi ϴi ZL ϴL cm Vt
No VL ( ) g
(cm) (g/mL) (cm) (menit) (cm) (menit) menit ( ) (cm/s)
mL
1 30,8 0,0300 20 7,1 1 7 2,714 0,046 7,8267
2 30,8 0,0300 19 7,1 1 7 2,571 0,049 7,8267
3 30,8 0,0300 18 7,1 1 7 2,429 0,051 7,8267
4 30,8 0,0300 17 7,1 1 7 2,286 0,054 7,8267
5 30,8 0,0300 16 7,1 1 7 2,143 0,058 7,8267
6 30,8 0,0300 15 7,1 1 7 2,000 0,062 7,8267
7 30,8 0,0300 14 7,1 1 7 1,857 0,066 7,8267
8 30,8 0,0300 13 7,1 1 7 1,714 0,071 7,8267
9 30,8 0,0300 12 7,1 1 7 1,571 0,077 7,8267
10 30,8 0,0300 11 7,1 1 7 1,429 0,084 7,8267

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Sedimentasi CaCO3 + H2O + HCl


CL
Zo Co Zi ϴi ZL ϴL cm Vt
No VL ( ) g
(cm) (g/mL) (cm) (menit) (cm) (menit) menit ( ) (cm/s)
mL
1 31,1 0,0300 23 6,1 1,1 6 3,650 0,041 11,5117
2 31,1 0,0300 22 6,1 1,1 6 3,483 0,042 11,5117
3 31,1 0,0300 21 6,1 1,1 6 3,317 0,044 11,5117
4 31,1 0,0300 20 6,1 1,1 6 3,156 0,047 11,5117
5 31,1 0,0300 19 6,1 1,1 6 2,983 0,049 11,5117
6 31,1 0,0300 18 6,1 1,1 6 2,817 0,052 11,5117
7 31,1 0,0300 17 6,1 1,1 6 2,650 0,055 11,5117
8 31,1 0,0300 16 6,1 1,1 6 2,483 0,056 11,5117
9 31,1 0,0300 15 6,1 1,1 6 2,317 0,062 11,5117
10 31,1 0,0300 14 6,1 1,1 6 2,115 0,067 11,5117
IV-17

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Sedimentasi CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3


CL
Zo Co Zi ϴi ZL ϴL cm Vt
No VL ( ) g
(cm) (g/mL) (cm) (menit) (cm) (menit) menit ( ) (cm/s)
mL
1 35 0,0300 25 5,1 1,2 5 4,760 0,042 11,8807
2 35 0,0300 24 5,1 1,2 5 4,560 0,044 11,8807
3 35 0,0300 23 5,1 1,2 5 4,360 0,046 11,8807
4 35 0,0300 22 5,1 1,2 5 4,160 0,048 11,8807
5 35 0,0300 21 5,1 1,2 5 3,960 0,050 11,8807
6 35 0,0300 20 5,1 1,2 5 3.760 0,053 11,8807
7 35 0,0300 19 5,1 1,2 5 3,560 0,055 11,8807
8 35 0,0300 18 5,1 1,2 5 3,360 0,058 11,8807
9 35 0,0300 17 5,1 1,2 5 3,160 0,062 11,8807
10 35 0,0300 16 5,1 1,2 5 2,960 0,066 11,8807

4.4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan proses sedimentasi batch. Sedimentasi batch
yaitu proses pengendapan suspensi yang memiliki ukuran partikel yang seragam
akan dimasukkan dengan gelas ukur yang berdiri (Brown, 1956). Biasanya dari
konsentrasi partikel padatan dalam sedimentasi batch ini cukup tinggi
(Geankoplis, 1993).
Percobaan ini menggunakan 3 variasi data waktu campuran CaCO 3
dengan H2O, CaCO3 dan H2O dengan HCl 0,1 N, serta CaCO3 dan H2O serta
tawas Al2(SO4)3 1%. Adanya variasi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
antara kecepatan pengendapan yang terjadi dengan konsentrasi suspensi yang
berbeda-beda. Fungsi dari penambahan akuades pada CaCO 3 adalah untuk
melakukan zat-zat yang tergantung dalam CaCO3. Serta CaCO3 pada saat
pencampuran dengan akuades dilakukan selama 7 menit yang dimaksudkan agar
proses pengadukan dapat terjadi secara homogen, sehingga terbentuk suspensi
larutan kapur. Saat larutan didiamkan, akan terjadi pengendapan di dasar gelas
ukur. Larutan CaCO3 dengan akuades mengalami penguraian menjadi CO32- dan
Ca2+ (Rifai, 2007). Hal
IV-18

ini dikarenakan anionnya bergabung dengan ion dan hidrogen pada akuades
menjadi anion HCO3- dan membentuk asam lemah yang sedikit berdisosiasi
menjadi basa kuat karena karbonat yang tidak dapat larut tetapi bereaksi dengan
hidrogen membentuk asam karbonat. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut :

CaCO3 (s) + H2O (l) Ca2+(aq) + HCO3-(aq) + OH-(aq) . . . (4.1)

CaCO3 (s) + H2O(l) CaCO3 (s) + H2O (l) . . . (4.2)

Persamaan pada proses sedimentasi dilakukan untuk melihat zona yang


terbentuk pada suspensi CaCO3 yang terbagi menjadi 3 zona yaitu zona A, zona B
dan zona C. Zona A adalah zona bening, zona B adalah zona keruh, dan zona C
adalah zona endapan. Lamanya waktu pengendapan mempengaruhi slurry,
semakin ketinggian zona keruh (zona B) yang dihasilkan dan seiring berjalannya
waktu, tinggi yang dihasilkan akan kosntan (Rifai, 2007).
Proses sedimentasi dipengaruhi oleh 3 gaya yang terjadi secara berkala,
pertama adalah gaya gravitasi dimana massa jenis akuades (1 g/mL) lebih kecil
jika dibandingkan dengan massa jenis CaCO3 (2,711 g/mL) (Sciencelab, 2005a).
Oleh karena itu, maka digunakan akuades agar CaCO 3 dapat jatuh ke dasar gelas
ukur, sehingga CaCO3 lebih cepat mengendap kedua yaitu gaya apung yang
membuat beberapa partikel berada di zona keruh dalam beberapa menit pertama
dikarenakan partikel CaCO3 yang massa jenisnya lebih kecil dari akuades.
Sehingga CaCO3 mengapung dan membentuk zona A. Ketiga yaitu gaya dorong
yang dihasilkan oleh zat padat saat turunnya CaCO 3 karena pengaruh gravitasi
sehingga akuades akan memberi gaya yang sama besar dengan berat CaCO 3
tersebut. Ketika zona B sudah tidak terlihat lagi, ha; tersebut menandakan bahwa
semakin banyak CaCO3 yang terendapkan ke bagian dasar permukaan gelas ukur
bergabung dengan zona C (Coulson dan Richardson, 2002).
Data yang diperoleh melalui grafik variasi I dengan suspensi CaCO3 30
gram dan 1000 mL akuades dengan waktu pengamatan tiap menit selama 30
menit dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut :
IV-19

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Gambar 4.4 Hubungan antara Waktu (θ) dengan Ketinggian (z) pada suspensi
CaCO3 dengan H2O

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa ketinggian pada awalnya berbanding terbalik


terhadap waktu dimana semakin tinggi waktu, maka ketinggian dari zona keruh
ditambahkan, zona pengendapan semakin menurun. Ketika suspensi berada pada
bagian atas gelas ukur, hal itu menyebabkan suspensi memberikan gaya apung,
sehingga partikel menjadi melayang di zona keruh (Coulson dan Richardson,
2002). CaCO3 mulai turun karena pengaruh gaya gravitasi. Gaya dorong
dihasilkan oleh zat-padat sehingga air akan memberi gaya yang besar dengan
berat CaCO3 tersebut dan menghasilkan endapan. Pada menit ke-7 hingga menit
ke-30 ketinggian menjadi konstan, yaitu 1 cm. Hal ini dikarenakan larutan sudah
berada pada fase jenuh. Sehingga menyebabkan berkurangnya gaya dorong ke
permukaan yang dilakukan fluida dan semua partikel sudah mengendap
seluruhnya. Tidak linearnya grafik di atas karena kecepatan jatuh partikel CaCO 3
yang tidak kosntan. Hal ini disebabkan karena pada menit ke-1 sampai ke-10
suspensi dari CaCO3 mengalami penambahan konsentrasi. Semakain besar
konsentrasi, maka semakin banyak pula
IV-20

jumlah partikel yang terdapat dengan suspensi tersebut.konsentrasi yang semakin


besar akan mengakibatkan terjadinya gaya gesek dan tumbukan antar partikel
CaCO3 sehingga kecepatan pengendapan menjadi tidak konstan (Rifai, 2007).
Suspensi variasi 2 yaitu CaCO3 sebanyak 30 gram, 1000 mL akuades dan
7 mL HCl dengan waktu pengendapan tiap menit selama 30 menit dapat dilihat
pada Gambar 4.5

30

25

20
Z (cm)

15

Variasi II Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Gambar 4.5 Hubungan antara Waktu (θ) dengan Ketinggian (z) pada suspensi
CaCO3 dengan HCl

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa ketinggian pada awalnya berbanding terbalik


terhadap waktu. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu, maka ketinggian dari
zona ditambahkan, zona pengendapan semakin menurun (Rifai, 2007). Pada
grafik diatas, penambahan HCl dapat mempercepat pengendapan. Hal ini
dikarenakan HCl akan membentuk garam CaCO3 jika bereaksi dengan CaCO3.
CaCO3 tidak stabil pada kondisi asam, sehingga dapat mengendapkan asam.
Garam yang terbentuk memiliki massa yang lebih besar sehingga proses
IV-20

pengendapan berlangsung lebih cepat dan gaya tarik-menarik antar partikel tak
sejenis yaitu Ca2+ dengan Cl- dan H+ dengan CO42- membuat endapan yang
terbentuk menjadi lebih cepat (Coulson dan Richardson, 2002). Reaksinya
adalah :
IV-21

CaCO3 (s) + 2H+ (aq) + H2O (l) Ca2+(aq) + H2CO3 (aq) + H2O (l) . . .(4.3)

CaCO3(s) + 2HCl(l) + H2O(l) Ca2+(aq) + H2CO3(aq) + 2Cl-(aq) + H2O(l) . . .(4.4)

CaCO3(s) + 2HCl(l) + H2O(l) CaCl2 (s) + H2CO3 (aq) + H2O(l) . . . (4.5)

Pada menit ke-6 sampai menit ke-30 ketinggian endapan menjadi konstan yaitu
1,1 cm. Hal ini karena larutan sudah berada pada fase jenuh dan menyebabkan
berkurangnya gaya dorong ke permukaan dan sebagian partikel sudah mengendap
semua. Bentuk grafik yang tidak linear dikarenakan karena kecepatan jatuh
partikel CaCO3 yang tidak kosntan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan gaya
dorong ke permukaan dan CaCO3 mengalami penambahan konsentrasi.
Suspensi variasi 3 adalah CaCO3 30 gram, 1000 mL akuades, dan 7 mL
tawas Al2(SO4)3 dengan waktu pengendapan tiap menit selama 30 menit dan dapat
dilihat paga Gambar 4.6 berikut.

30

25

20
Z (cm)

15
Variasi III Zona B+C
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Gambar 4.6 Hubungan Waktu (θ) terhadap Ketinggian (z) pada suspensi
CaCO3 dengan Al2(SO4)3

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa ketinggian endapan berbanding terbalik dengan


waktu. Hal ini karena semakin lama waktu sedimentasi, maka zona endapan akan
IV-22

semakin tinggi dan ketinggian dari zona keruh ditambahkan, zona pengendapan
semakin menurun (Rifai, 2007). Pada variasi ke -3 ini lebih cepat daripada 2
variasi lainnya. Hal ini karena campuran tawas pada suspensi dapat mempercepat
pengendapan karena adanya gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Dengan
adanya gaya tarik menarik antara Ca2+ dan SO42- membuat partikel CaCO3 menjadi
partikel yang lebih besar sehingga lebih mudah diendapkan. Berikut adalah
reaksinya :

Al2(SO4)3.18H2O(aq)+3Ca(HCO3)2(aq) 2Al(OH)3(aq)+ 3CaSO4(s) + H2O(l) . . . (4.6)

Al2(SO4)3.18H2O(aq) +3CaCO3(s)+H2O(l) 2Al(OH)3(aq)+3CaSO4(s) +H2O(l) ) . . . (4.7)

Suspensi variasi II dan III memiliki tujuan yang sama yaitu mempercepat
pengendapan CaCO3. Suspensi II telah mencapai kondisi konstan pada menit ke-6
dan suspensi II pada menit ke-5, ketinggian endapan pada variasi II dan III adalah
1,1 cm dan 1,2 cm. Dari ketiga grafik menunjukkan bahwa proses pengendapan
dengan HCl dan yawas lebih baik karena alasan ekonomis. Tawas dapat
mengubah flok yang mudah mengendap.
Hubungan antara konsentrasi suspensi (CL) terhadap kecepatan
sedimentasi (VL) pada campuran CaCO3 dengan H2O dapat dilihat pada Gambar
4.7 berikut:
IV-23

2.5
V L (cm/menit)

1.5

0.5

0
0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
CL (g/mL)

Gambar 4.7 Hubungan Konsentrasi (CL) dengan Kecepatan


(VL) pada CaCO3 dengan H2O

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa nilai CL berbanding terbalik dengan nilai VL,
dimana semakin besar konsentrasi, maka kecepatan akan semakin kecil
(Rifai, 2007). Semakin banyaknya konsentrasi CaCO3 yang masih terdapat di zona
bening hanya sedikit. Hal ini sudah sesuai teori dengan teori yang dinyatakan oleh
Choulson dan Richardson (2002) dimana laju pengendapan akan menurun seiring
berjalannya waktu. Nilai VL dan CL terbesar pada variasi I ini adalah 2,714
cm/menit dan 0,046 g/mL.
Berikut ini merupakan grafik hubungan antara konsentrasi (C L) terhadap
kecepatan (VL) pada suspensi CaCO3 dengan HCl :
IV-24

4
3.5
3
V L (cm/menit)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08
CL (g/mL)

Gambar 4.8 Hubungan antara Konsentrasi (CL) dengan Kecepatan


(VL) pada CaCO3 dengan HCl

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa nilai CL berbanding terbalik dengan nilai VL,
dimana semakin besar konsentrasi maka kecepatan akan semakin kecil
(Rifai, 2007). Penambahan HCl bertujuan untuk mempercepat proses
pengendapan. HCl bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan. HCl
merupakan larutan asam yang membentuk garam CaCl2 jika dicampur dengan
CaCO3. Hal ini telah sesuai dengan teori Coulson dan Richardson (2002) dimana
garam yang terbentuk memiliki massa yang besar sehingga proses pengendapan
lebih cepat. Nilai VL dan CL terbesar pada variasi II ini adalah 3,650 cm/menit dan
o,041 gram.
Berikut ini hubungan antara konsentrasi suspensi (C L) pada suspensi
CaCO3 dengan Al2(SO4)3.
IV-25

5
4.5
4
3.5
V L (cm/menit)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08
CL (g/mL)

Gambar 4.9 Hubungan antara Konsentrasi (CL) dengan Kecepatan


(VL) pada CaCO3 dengan Al2(SO4)3

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa semakin banyak bahwa semakin banyak


konsentrasi partikel (CL) maka semakin kecil kecepatan pengendapannya (VL)
(Rifai, 2007). Partikel mengendap dengan cepatyang disebabkan oleh
penambahan tawas pada larutan. Tawas sebagai koagulan digunakan sebagai
bahan penjernih dan efektif menurunkan kadar CaCO3. Selain itu, tawas dapat
menyebabkan gaya tarik menarik molekul tidak sejenis dan membentuk gumpalan
sehingga padatan lebih cepat mengendap. Nilai VL dan CL terbesar pada variasi III
ini adalah 4,760 cm/menit dan 0,042 g/mL.
Berdasarkan perhitungan, nilai VL terbesar terdapat pada variasi 3 yaitu
0,041 cm/menit. Sedangkan nilai terkecil adalah pada variasi 1 yaitu 0,046
cm/menit. Semakin besar nilai VL maka semakin cepat mengendap. Sehinga
dapat diketahui urutan kecepatan pengendapan sehingga dapat diketahui urutan
kecepatan pengendapan adalah variasi III (CaCo 3 + AL2 (SO4)3). Variasi II
(CaCO3 + HCl) dan variasi I (CaCO3 + H2O). Untuk nilai CL terbesar terdapat
pada variasi III yaitu 0,042 g/mL dan 0,044 g/ml. Sehingga dapat dikatakan
dengan penambahan senyawa lain yang dapat mempengaruhi kecepatan proses
sedimentasi.
IV-25

free setting adalah kecepatan dimana padatan tiruan dan mengendap


karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Nilai kecepatan free setting (VL) pada
variasi I, II
IV-26

dan III adalah 7,8267 cm/s; 11,547 cm/s; dan 11,8807 cm/s. Nilai kecepatan free
setting (VL) pada variasi 2 memiliki nilai terbesar karena densitasnya lebih besar
dibandingan variasi lainnya. Semakin besar densitas, maka kecepatan
pengendapan akan meningkat (Brown, 1956). Hindered setting pada pengendapan
ini mempunyai konsentrasi partikel lainnya yang tidak selalu tinggi (Rifai, 2007).
pH adalah derajat keasaman suatu larutan atau zat padat. Nilai pH awal
untuk variasi I, variasi II dan variasi III adalah 7; 7 dan 8. Sedangkan nilai pH
akhir untuk ketiga variasi berturut-turut adalah 8 ; 8 dan 7. pH yang cenderung
tingi akan mempercepat proses pengendapan. Pada variasi II dan III setelah
ditambahkan HCl dan tawas, maka akan terbentuk garam yang mempunyai massa
yang lebih cepat dan adanya gaya tarik menarik antar partikel sejenis yang
membuat terbentuknya endapan (Partana, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi adalah konsentrasi,
ukuran partikel, jenis partikel, dan pH. Semakin besar konsentrasi, maka akan
menyebabkan bertambahnya gaya gesek sehingga drag force nya semakin besar.
Semakin besar ukuran partikel, maka akan mempercepat kecepatan sedimentasi,
karena besarnya ukuran partikel menyebabkan gaya gravitasi semakin besar dan
partikel lebih mudah menguap. Semakin tinggi nilai pH, maka akan mempercepat
proses sedimentasi (Rifai, 2007).
4.5 PENUTUP

4.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Nilai VL dan CL pada variasi I secara berturut-turut sebesar 2,714 cm/menit
sampai 1,429 cm/menit dan 0,046 g/mL sampai 0,084 g/mL. Nilai V L dan CL
pada variasi II secara berturut-turut adalah 3,650 cm/menit sampai 2,150
cm/menit dan 0,041 cm/menit sampai 0,067 g/mL. Nilai V L dan CL pada
variasi III secara berturut-turut adalah 4,760 g/mL sampai 2,960 cm/menit dan
0,042 g/mL sampai 0,066 g//mL.
2. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh kecepatan pengendapan partikel free
settling (Vt) pada variasi I, II dan III berturut-turut adalah 7,8267 cm/s,
11,5117 cm/s dan 11,8807 cm/s.
3. Variasi paling baik yang digunakan sebagai koagulan adalah variasi III, karena
memiliki nilai kecepatan pengendapan (VL) paling besar dibandingkan variasi
I dan II yaitu 4,760 cm/menit.

4.5.1 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah menggunakan suspensi yang berbeda.
Bahan yang digunakan seperti kopi atau tepung kanji. Agar hasil yang didapatkan
lebih bervariasi.

IV-27
DAFTAR PUSTAKA

Brown, G. G. (1956): Unit Operation. John Willey and Sons. New York.

Coulson dan Richardson (2002): Particle Techonology and Separation Process.


Butterworth Heineman Oxford. New York.

Geankoplis, C. J. (1993): Transport Processes and Unit Operation. Prentice Hall


International. New York.

Mc Cabe, W. L., Smith, J. C. dan Harriot, P. (1993): Unit Operation of Chemical


Engineering. 5th Edition. Mc Grow Hill International. New York.

Partana (2008): Kimia 1. Gamedia. Jakarta.

Perry, R. H. (1997): Perry's Chemical Engineers Handbook. Edisi Ke-7. McGraw


Hill International Inc. New York.

Rifai, A. (2007): Jurnal Kajian Pendahuluan Kelayakan Penerapan Instalasi


Pengolahan Air Limbah Domestik Secara Komersial di Pemukiman Kota
Bogor. Jurnal Air Indonesia. Vol 2.

Roessiana, L. D., setiyadi dan sandy, B. H. (2014): Model Persamaan Faktor


Koveksi pada Proses Sedimendasi dalam Keadaan Free Settling. Jurnal
Sains dan Teknologi Lingkungan. 6(2). 98-106.

Sciencelab. (2005a): MSDS CaCO3.

Sciencelab. (2005b): MSDS H2O.

Sciencelab. (2005c): MSDS HCl.

Sciencelab. (2015): MSDS Tawas.

DP.IV-1
DAFTAR NOTASI

Fg : Gaya gesek
Fa : Gaya Apung
m : massa (gram)
g : kecepatan gravitasi (m/s2)
ρ : Densitas (kg/m3)
ρs : densitas padatan (kg/m3)
Vd : kecepatan fluida (m/s)
VL : Kecepatan sedimentasi (cm/menit)
Vt : Kecepatan sedimentasi maksimum (cm/menit)
Zi : Tinggi permukaan pada Ɵi (cm)
ZL : Tinggi permukaan pada ƟL (cm)
Ɵi : Waktu pada i (menit)
ƟL : Waktu suspensi (menit)
Zo : Ketinggian suspensi (cm)
Co : Konsentrasi suspensi (gram/mL)
CL : konstanta sedimentasi (gram/mL)
BM : berat molekul (gram/mol)
K : fraksi mol
D : Diameter (g/mL)
V : Volume (mL)
ʯ : Viskositas ( g/m.s)
ʯf : Viskositas fluida (Pa.s)
r : jari-jari partikel (m)

DN.IV-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN

A. Variasi I (CaCo3 + H2O)


Data 1

25

20

15
Z (cm )

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,5 cm

Zi = 20 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

LP.IV-1
LP.IV-2

( 20 - 1 ) cm
= = 2,714 cm/menit
7 menit

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30, 8 cm
= mL = 0,046 g/mL
20 cm
LP.IV-3

Data 2

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 19 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 300 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL
LP.IV-4

( 19- 1 ) cm
= = 2,517 cm/menit
7 menit

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30, 8 cm
= mL = 0,049 g/mL
19 cm
LP.IV-5

Data 3

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 18 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL
LP.IV-6

( 18 - 1 ) cm
= = 2,429 cm/menit
7 menit

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30, 8 cm
= mL = 0,051 g/mL
18 cm
LP.IV-7

Data 4

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 17 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL
LP.IV-8

( 17 - 1 ) cm
= = 2,286 cm/menit
7 menit

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30,8 cm
= mL = 0,054 g/mL
17 cm
LP.IV-9

Data 5

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 16 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 16-1 ) cm
= = 2,143 cm/menit
7 menit
LP.IV-10

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 31,8 cm
= mL = 0,058 g/mL
16 cm
LP.IV-11

Data 6

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 15 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 15 - 1 ) cm
= = 2,000 cm/menit
7 menit
LP.IV-12

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30,8 cm
= mL = 0,062 g/mL
15 cm
LP.IV-13

Data 7

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 14 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 14 - 1 ) cm
= = 1,857 cm/menit
7 menit
LP.IV-14

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30,8 cm
= mL = 0,066 g/mL
14 cm
LP.IV-15

Data 8

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 13 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL
LP.IV-16

( 13 - 1 ) cm
= = 1,714 cm/menit
7 menit

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30, 8 cm
= mL = 0,071 g/mL
13 cm
LP.IV-17

Data 9

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 12 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL
LP.IV-18

( 12- 1 ) cm
= = 1,571 cm/menit
7 menit

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30, 8 cm
= mL = 0,077 g/mL
12 cm
LP.IV-19

Data 10

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 30,8 cm

Zi = 11 cm

ZL = 1 cm

θL = 7 menit

θi = 7,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 11- 1 ) cm
= = 1,429 cm/menit
7 menit
LP.IV-20

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 30, 8 cm
= mL = 0,084 g/mL
11 cm
LP.IV-21

B. Variasi 2 (CaCO3 + H2O + HCl)


Data 1

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi II Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31 cm

Zi = 23 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 23-1,1 ) cm
= = 3,650 cm/menit
6 menit
LP.IV-22

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31 cm
= mL = 0,041 g/mL
23 cm
LP.IV-23

Data 2

25

20

15
Z (cm )

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31 cm

Zi = 22 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 22-1 ) cm
= = 3,483 cm/menit
6 menit
LP.IV-24

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31,1 cm
= mL = 0,042 g/mL
22 cm
LP.IV-25

Data 3

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31 cm

Zi = 21 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 21-1 ) cm
= = 3,317 cm/menit
6 menit
LP.IV-26

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31 cm
= mL = 0,044 g/mL
2,1 cm
LP.IV-27

Data 4

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31,1 cm

Zi = 20 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 20 -1 ) cm
= = 3,150 cm/menit
6 menit
LP.IV-28

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31 cm
= mL = 0,047 g/mL
20 cm
LP.IV-29

Data 5

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31 cm

Zi = 19 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 19-1,1 ) cm
= = 2,983cm/menit
6 menit
LP.IV-30

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31 cm
= mL = 0,049 g/mL
19 cm
LP.IV-31

Data 6

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31,1 cm

Zi = 18 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6 menit

θi = 6,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 18-1,1 ) cm
= = 2,817 cm/menit
6 menit
LP.IV-32

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31,1 cm
= mL = 0,052 g/mL
18 cm
LP.IV-33

Data 7

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31,1 cm

Zi = 17 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 17-1,1 ) cm
= = 0,055 cm/menit
6 menit
LP.IV-34

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31,1 cm
= mL = 0,055 g/mL
17 cm
LP.IV-35

Data 8

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31,1 cm

Zi = 16 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 16-1,1 ) cm
= = 12,483cm/menit
6 menit
LP.IV-36

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31,1 cm
= mL = 0,058 g/mL
16 cm
LP.IV-37

Data 9

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31,1 cm

Zi = 15 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 15-1,1 ) cm
= = 2,317 cm/menit
6 menit
LP.IV-38

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31,1 cm
= mL = 0,062 g/mL
15 cm
LP.IV-39

Data 10

25

20

15
Z (cm)

10 Variasi I Zona B+C

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 31,1 cm

Zi = 14 cm

ZL = 1,1 cm

θL = 6,1 menit

θi = 6 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V akuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 14-1,1 ) cm
= = 2,150cm/menit
6 menit
LP.IV-40

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0300 . 31,1 cm
= mL = 0,067 g/mL
14 cm
LP.IV-41

C. Variasi 3 (CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3


Data 1

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 25 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 25 - 1,2 ) cm
= = 4,760 cm/menit
5 menit
LP.IV-42

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,042 g/mL
25 cm
LP.IV-43

Data 2

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 24 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 24 - 1,2 ) cm
= = 4,560 cm/menit
5 menit
LP.IV-44

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,044 g/mL
24 cm
LP.IV-45

Data 3

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 23 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 23 - 1,2 ) cm
= = 4,360 cm/menit
5 menit
LP.IV-46

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,046 g/mL
23 cm
LP.IV-47

Data 4

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 22 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 22- 1,2 ) cm
= = 4,160 cm/menit
5 menit
LP.IV-48

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,048 g/mL
22 cm
LP.IV-49

Data 5

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 21 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 21- 1,2 ) cm
= = 3,960 cm/menit
5 menit
LP.IV-50

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,050 g/mL
21 cm
LP.IV-51

Data 6

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 20 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 20 - 1,2 ) cm
= = 3,760 cm/menit
5 menit

C o . Zo
CL =
Zi
LP.IV-52

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,053 g/mL
20 cm
LP.IV-53

Data 7

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 19 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 19- 1,2 ) cm
= = 3,560 cm/menit
5 menit
LP.IV-54

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,055 g/mL
19 cm
LP.IV-55

Data 8

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 18 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 18 - 1,2 ) cm
= = 3,360 cm/menit
5 menit
LP.IV-56

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,058 g/mL
18 cm
LP.IV-57

Data 9

30

25

20
Z (cm )

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 17 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 17 - 1,2 ) cm
= = 3,160 cm/menit
5 menit
LP.IV-58

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,062 g/mL
17 cm
LP.IV-59

Data 10

30

25

20
Z (cm)

15

Variasi III Zona B+C


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

θ (menit)

Diketahui : Zo = 35 cm

Zi = 16 cm

ZL = 1,2 cm

θL = 5 menit

θi = 5,1 menit

Massa CaCO 3 30 gram


Co = = = 0,0300 g/mL
V a kuades 1000 mL

Ditanya : VL dan CL = ...?

Jawab :

Zi- ZL
VL =
θL

( 16 - 1,2 ) cm
= = 2,960 cm/menit
5 menit
LP.IV-60

C o . Zo
CL =
Zi

g
0,0 300 . 3 5 cm
= mL = 0,066 g/mL
16 cm
LP.IV-61

D. Kecepatan Pengendapan partikel (Vt) CaCO3 + H2O


Diketahui: Sp. Gr CaCO3 = 2,93 g/cm3 (Perry,s)
ρ H2O pada T = 28oC =0,99624 g/cm3 (Geankoplis)
x H2O pada T = 28oC = 0,00836 g/cm3.s (Geankoplis)
D partikel = 0,025 cm
g CaCO3 murni= 980 cm/s2
Ditanya : Vt = ...?
Jawab :
ρ partikel = Sp.Gr . ρ air pada T=28 oC
= 2,93 . 0,99624 g/cm3
= 2,91898

(D partikel)2 . ( ρ partikel - ρ H 2 O ) . g
Vt =
18 x
g g cm

Vt =
(
(0,025 cm)2 . 2,91898
cm 3
- 0,99624
cm 3
. 980 2
s )
g
18 . 0,00836
c m 3 .s
Vt = 7,8267 cm/s

E. Kecepatan Pengendapan Partikel (Vt) CaCO3 + H2O + HCl


Diketahui: Sp. Gr CaCO3 = 2,93 g/cm3 (Perry’s)
ρ H2O pada T = 28oC =0,99624 g/cm3 (Geankoplis)
x H2O pada T = 28oC = 0,00836 g/cm3.s (Geankoplis)
D partikel = 0,025 cm
g CaCO3 murni= 980 cm/s2
v HCl = 7 mL
ρ HCl = 1,18 g/cm3 (Perry’s)
Ditanya: Vt = ...?
Jawab:
m HCl = ρ.v
= 1,18 g/cm3 . 7 mL
LP.IV-62

= 8,26 gram
m
n HCl =
Bm
8 ,26 gram
=
36, 46 gram/mol
= 0,2265 mol

n HCl
x HCl =
n HCl + n H 2 O
0 , 2265 mol
x HCl =
( 0 ,2265 + 55,55555 ) mol
x HCl = 0,0041

x H2O = 1 – 0,0041
= 0,9954

1
ρ mix = x HCl x H2 O
+
ρ HCl ρ H2 O
1
= 0,00 41 0 , 2265
+
1,18 0,99624
= 0,9969 g/cm3

ρ CaCO3 + ρ mix = 2,9189 g/cm3 + 0,9969 g/cm3


= 3,9158 g/cm3

(D partikel)2 . ( ρ CaC O 3 + ρ mix - ρ H 2 O ) . g


Vt =
18 x
g g cm

Vt =
(
(0,025 cm)2 . 3,9158
cm 3
- 0,99624
cm 3
. 980 2
s )
g
18 . 0,00836
c m 3 .s
Vt = 11,5117 cm/s
LP.IV-63

F. Kecepatan Pengendapan Partikel (Vt) CaCO3 + H2O + Al2(SO4)3


Diketahui: Sp. Gr CaCO3 = 2,93 g/cm3 (Perry’s)
ρ H2O pada T = 28oC =0,99624 g/cm3 (Geankoplis)
x H2O pada T = 28oC = 0,00836 g/cm3.s (Geankoplis)
D partikel = 0,025 cm
g CaCO3 murni= 980 cm/s2
v Al2(SO4)3 = 7 mL
ρ Al2(SO4)3 = 0,98 g/cm3 (Perry’s)
Ditanya: Vt = ...?
Jawab:
m Al2(SO4)3 = ρ.v
= 0,98 g/cm3 . 7 mL
= 6,86 gram

m
n Al2(SO4)3 =
Bm
6,86 gram
=
34 2 gram/mol
= 0,0201 mol

n A l 2 (S O 4 ) 3
x Al2(SO4)3 =
n A l 2 (S O 4 ) 3 + n H 2 O
0,0 201 mol
=
( 0,0 201 + 55,55555 ) mol
= 0,0004

x H2O = 1 – 0,0004
= 0,9996
LP.IV-64

1
ρ mix = x A l 2 (S O4 )3 x H2 O
+
ρ A l 2 (S O4 ) 3 ρ H2 O
1
= 0,000 4 0,9996
+
0,98 0,99624
= 0,9962 g/cm3

ρ CaCO3 + ρ mix = 2,9189 g/cm3 + 0,9962 g/cm3


= 3,9151 g/cm3

(D partikel)2 . ( ρ CaC O 3 + ρ mix - ρ H 2 O ) . g


Vt =
18 x
g g cm

Vt =
(
(0,025 cm)2 . 3,9151
cm 3
- 0,99 629
cm 3
. 980 2
s )
g
18 . 0,00836
c m 3 .s
Vt = 11,8807 cm/s

Anda mungkin juga menyukai