MODUL SEDIMENTASI II
Oleh:
NIM : 15315078
2017
PRAKTIKM PFK TL 3101
MODUL SEDIMENTASI II
NIM : 15315078
______________________ __________________________
Sedimentasi tipe III (sedimentasi setelah proses pengolahan biologis seperti activated
sludge atau oxidation ditch): pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya antar-
partikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap
Keterangan :
Keterangan :
Tabel 1. Hasil Pengukuran Nilai TSS Air Keruh dari Proses Sedimentasi II
21,5 42 34 29 20 10 9 8
61,5 50 39 32 24 12 10 8,67
81,5 52 40 35 30 14 10,67 9
101,5 54 44 36 31 19 11 10
% 𝑅𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
= × 100%
𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑑𝑖𝑡𝑖𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
Contoh perhitungan dilakukan pada waktu 3 menit di kedalaman 21,5 cm, sebagai
berikut:
57 𝑁𝑇𝑈 − 42 𝑁𝑇𝑈
% 𝑅𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100% = 26,32%
57 𝑁𝑇𝑈
Pada kedalaman dan waku yang berbeda, persamaan yang digunakan masih sama. Hasi
perhitungan % Removal Turbiditas dicantumkan pada table 5.1
2. Kemudian, plot dan buat kontur dengan interval waktu tiga dan/atau lima menit
dengan sumbu x menyatakan waktu dan sumbu y menyatakan kedalaman. Ini
dilakukan untuk membuat grafik iso removal yang terlampir dengan menggunakan
data persentase removal turbiditas yang telah dicari pada perhitungan awal.
3. Dalam menentukan persentase removal total pada menit kelima, gunakan hasil
pengolahan data yang telah dihitung, dengan menggunakan persamaan
Sebagai contoh:
4. Untuk menentukan waktu detensi desain (td), digunakan data waktu detensi dari
pengolahan data grafik sebesar 14 menit dan scale factor waktu detensi sebesar 1,75.
Perhitungan dapat dilakukan dengan mensubstitusikan data pada rumus berikut
Td desain = 14 x 1,75
Volume = 42,53472 m3
7. Setelah itu, kita pun dapat menghitung tinggi air dari bak yang didesain dengan
menggunakan data volume air sebesar 42,53472 m3 dan luas penampang bak desain
sebesar 62,5 m2. Perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut
Tinggi air = volume air / luas penampang bak sedimentasi
8. Untuk menghitung lebar dari bak didesain, digunakan data perbandingan panjang dan
lebar bak yakni 3:1. Juga digunakan data luas penampang bak desain sebesar 62,5 m2.
Perhitungan menggunakan persamaan berikut
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖
Lebar bak = √ 3
62,5 m2
Lebar bak = √ 3
REMOVAL Waktu
(%) 5 7,5 10 17,5 22,5
26,32 0,5
40,35 0,4 0,86
49,12 0,54
64,91
82,46 0,3 0,88
84,21 0,4
85,96
(Sumber : Perhitungan)
Waktu %RT
5 26,32
7,5 40,35
10 43,858
17,5 82,46
22,5 83,51
(Sumber : Perhitungan)
50
40
30 %RT
20
10
0
0 5 10 15 20 25
Waktu
(Sumber : Perhitungan)
Untuk membuat grafik iso removal yang terlampir, digunakan data persentase
penyisihan TSS yang telah dicari pada perhitungan sebelumnya. Kemudian, data
tersebut diplotkan dan dibuat kontur dengan interval waktu 5 menit. Sumbu x
adalah waktu dan sumbu y adalah kedalaman.
Gambar 6. Plotting Grafik Iso Removal
(Sumber : Pengolahan Data)
VI. Analisis
Praktikum kali ini dimulai dengan pengukuran jarak keran-keran pada bak
sedimentasi yang akan dijadikan tempat sampling air. Lalu, sampel air keruh
berpartikel flokulen dimasukkan ke dalam bak sedimentasi hingga mencapai 30
liter. Setelah itu, pada bak sedimentasi dimasukkan tawas Al2(SO4)3 sebanyak 60
mL sebagai koagulan, untuk membentuk flok dari partikel flokulen yang ada pada
air keruh tersebut sehingga flok akan terendapkan.
Berhubung partikel flokulen tidak dapat mengendap dengan sendirinya, diperlukan
penambah koagulan pada air keruh. Setelah ditambahkan koagulan berupa tawas,
dilakukan rapid mixing selama satu menit dengan kecepatan putaran mixing sebesar
100 rpm. Rapid mixing dilakukan untuk mencampurkan koagulan yang dimasukkan
secara merata pada sampel air keruh tersebut.
Proses dilanjutkan dengan melakukan slow mixing selama 10 menit dengan
kecepatan putaran a sebesar 60 rpm. Slow mixing dilakukan untuk membentuk flok
pada air keruh. Tepat setelah dilakukan mixing, pada tiap keran diambil sampel air
dan kemudian dilakukan kembali pengambilan sampel pada setiap 3 menit
setelahnya selama 15 menit. Setelah 15 menit, pengambilan sampel dilakukan
dengan interval 5 menit sampai dengan menit ke-30. Kemudian, semua sampel
yang telah diambil tersebut diukur nilai kekeruhannya dengan menggunakan
turbidimeter. Setelah selesai melakukan pengambilan sampel, air yang berada pada
bak sedimentasi dikeluarkan dan bak sedimentasi dibersihkan dari sampel air. Alat
penampung hasil sedimentasi pada bak juga dibersihkan dari partikel yang
mengalami pengendapan.
Dari hasil pengukuran pada data percobaan sedimentasi ini, dapat diamati bahwa
di awal percobaan nilai dari TSS pada sampel air masih tinggi dan terus menurun.
Setelah beberapa lama waktu, nilai dari TSS tersebut semakin menurun. Hal ini
disebabkan oleh penambahan koagulan yang mengendapkan partikel flokulen pada air
tersebut yang semakin lama semakin bekerja dengan baik untuk mengendapkan. Nilai
total removal yang dialami oleh air keruh dengan partikel flokulen tersebut juga
semakin meningkat seiring dengan waktu. Hal ini menandakan bahwa penyisihan
partikel flokulen menjadi semakin banyak pula dengan waktu yang terus bertambah.
Dari hasil pengolahan data, dapat diperhitungkan waktu detensi yang menyatakan
waktu yang diperlukan oleh partikel flokulen dalam air keruh tersebut untuk mencapai
keadaan pengendapan secara optimal. Dalam perhitungan didapatkan waktu detensi
selama 11 menit. Waktu detensi ini akan mempengaruhi perhitungan desain dari bak
sedimentasi. Dengan nilai debit yang diberikan, maka dimensi dari bak sedimentasi
yang cocok untuk dirancang adalah dengan panjang sebesar 13.693 meter, lebar sebesar
4.564 meter, dan tinggi sebesar 1,18056 meter.
Dalam melakukan praktikum tersebut, dapat diperoleh hasil yang kurang presisi
dan kurang akurat. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi selama melakukan praktikum, diantaranya yaitu adanya air yang
tersumbat dari pengambilan sampel sebelumnya, sehingga saat melakukan pengukuran
kekeruhan untuk sampel berikutnya akan menjadi terpengaruhi oleh sampel tersebut.
Dinding bak sedimentasi yang kurang jernih juga mempengaruhi pengamatan
penurunan kekeruhan sehingga pada percobaan, penurunan kekeruhan menjadi tidak
dapat diukur dengan benar dan pada akhirnya digunakan literature untuk melakukan
perhitungan yang menyebabkan hasil yang didapatkan menjadi kurang akurat. Mixing
yang dilakukan dengan menggunakan perkiraan untuk menentukan kecepatan dari
mixingnya karena hanya dilakukan secara manual dapat menyebabkan kesalahan
berupa adanya human error. Kemudian pada saat pengukuran kekeruhan, sampel yang
tidak dihomogenkan terlebih dahulu akan menyebabkan nilai kekeruhan menjadi
kurang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, waktu pengambilan sampel
yang tidak tepat akan menyebabkan tingkat kekeruhan yang terukur menjadi tidak
sesuai dengan waktu yang ditetapkan tersebut.
Dalam bidang Teknik lingkungan, sedimentasi partikel flokulen ini dapat
digunakan dalam pengolahan air untuk air minum. Hal tersebut dilakukan untuk
mengendapkan partikel-partikel yang ada di dalam air tersebut dan menyebabkan air
tersebut tidak layak untuk digunakan menjadi layak untuk dipergunakan bagi keperluan
sehari-hari. Proses ini juga dapat digunakan dalam pengolahan air limbah pada industri
sehingga sebelum air limbah dibuang ke dalam sungai, air limbah tersebut dapat sesuai
dengan baku mutu untuk pembuangan air limbah dan tidak mencemari sungai.
VII. Kesimpulan
1. Total removal partikel flokulen dari sampel air keruh yang diuji dalam proses
sedimentasi adalah sebagai berikut:
T %RT
5 26.32
7.5 40.35
10 43.858
17.5 82.46
22.5 83.51
2. Waktu detensi (td) adalah selama 14 menit, dimana diperoleh desain bak
sedimentasi yang cocok untuk debit air sebesar 2500 m3/detik sebesar 62,5 m2
untuk luas penampang, 0,68056 m untuk tinggi air, 1,18056 untuk tinggi bak
(freeboard), 4,564 m untuk lebar, dan 13,693 m untuk tinggi.
3. Dari perhitungan, didapatkan desain untuk bak sedimentasi yang cocok untuk debit
air sebesar 2500 m3/hari yaitu:
Tinggi Air 0,68056 m
Lebar Bak 4,564 m
Panjang Bak 13,693 m
Tinggi Bak (freeboard) 1,18056 m