Anda di halaman 1dari 5

2.

SEDIMENTASI

2.1. TUJUAN
1. Mengetahui secara nyata batas pemisahan antara liquid dan solid pada interval
waktu tertentu
2. Mengetahui kecepatan pengendapan partikel dan persen partikel terendapkan
pada interval waktu tertentu.
3. Menghitung kedalaman zona settling

2.2. DASAR TEORI


Sedimentasi adalah pemisahan antara solid (padatan) dengan cairan secara
gravitasi untuk meremoval suspended solid. Biasanya bangunan ini digunakan pad
water treatment, wastewater treatment dan advanced wastewater treatment.

Pada water treatment pengaplikasian bangunan sedimentasi ini pada :


1. Pengendapan dilakukan sebelum rapid sand filtrasi
2. Pengendapan dari koagulasi flokulasi untuk menuju ke rapid sand filter
3. Pengendapan dari koagulasi flokulasi dengan menggunakan lime soda pada tipe
Softening plan
4. Pengendapan untuk meremoval Besi dan Mangan

Prinsip dari operasional sedimentasi antara water treatment dan wastewater


treatment adalah sama. Begitu juga dengan peralatan – peralatannya dan
rumusannya.

Macam – macam Pengendapan :


1. Tipe I (Grit Chamber)
2. Tipe II ( Primary sedimentation)
3. Tipe III ( Final Clarifier / Secondary Sedimentation)
4. Tipe IV ( Final Clarifier dan Sludge thickener)

III -1
TIPE – TIPE PENGENDAPAN
TIPE I
Pengendapan Tipe I (free Settling) adalah pengendapan partikel diskrit atau
partikel nonfloculent pada suspensi cair.
Pengendapan tipe ini tidak ada interaksi antara partikel, dimana partikel mengendap
dengan sendirinya.
Desain ini digunakan pada pengolahan awal untuk menghilangkan kekeruhan yang
diakibatkan oleh partikel yang berukuran besar.
Contoh unit pengendapan tipe pengendapan ini adalah Grit Chamber yang merupakan
pengendapan partikel – partikel pasir dan bangunan prasedimentasi yaitu untuk
mengendapkan partikel-partikel diskrit sebelum kepengolahan lebih lanjut.
Nre adalah angka yang menunjukkan aliran air apakah : laminer, Transisi atau
turbulen
Untuk aliran laminer, range nilai Nre adalah < 1
Untuk aliran transisi, range nilai 1 - 104
Untuk aliran turbulen, 104 < Nre
Partikel diskrit dapat dianalisis dengan menggunakan hukum Newton dan Stokes.

TIPE II
Pengendapan pada tipe ini untuk partikel flokulen. Dimana partikel flokulen ini
dapat terbentuk dengan kecepatan pengadukan yang tinggi. Settling type II
merupakan proses pengendapan partikel-partikel tersuspensi. Partikel tersuspensi
terbentuk pada proses flokulasi dan koagulasi. Partikel membentuk flok selama di
zona settling sehingga bertambah ukurannya dan akan mengendap dengan kecepatan
yang lebih besar. Desain ini digunakan setelah proses koagulasi dan flokulasi pada
pengolahan air bersih maupun air buangan
Contoh unit tipe pengendapan ini adalah Primary settling pada pengolahan
wastewater dan Primary Settling setelah proses Koagulasi – Flokulasi pada proses
pengolahan water dan wastewater.

TIPE III
Settling tipe III atau hinderet settling adalah settling dari partikel konsentrasi
intermediate dimana partikel saling berdektan, sehingga gaya partikel merintangi
settling dari partikel yang berdekatan. Partikel tetap berada posisi fixed relatif satu
sama lain dan semuanya mengendap pada kecepatan konstan. Hasilnya massa

III -2
mengendap sebagai zone. Pada permukaan settling ada perbedaan interfase solid –
cairan antara massa partikel settling dan cairan yang terklarifikasi.
Settling type III merupakan proses pengendapan partikel-partikel yang
dihasilkan dari proses biologi.Pengendapan yang terbentuk akan direcycle pada bak
pengolahan biologi karena endapan yang dihasilkan mengandung bakteri yang
dibutuhkan oleh pengolahan biologi.
Contoh unitnya adalah Final Clarifier untuk proses setelah Activated Sludge
(pengolahan biologis).

TIPE IV
Adalah tipe compressing settling dimana pengendapan yang terjadi dengan
pemadatan Sludge dengan cara mengurangi kadar air, atau memisahkan antara solid
dan cairan.
Pada tipe ini partikel diskrit maupun partikel flokulen dapat diendapkan dengan
cara Compressing.
Contoh unit pada tipe ini adalah Final Clarifier dan Sludge Thickener. Tipe
pengendapan ini didasarkan pada “Flux Concept” (kecepatan pengendapan solid per
unit area)

2.3. ALAT
1. Coloum Test (Settling coloum)
2. Erlemeyer 100 ml
3. Beaker glass 100 ml
4. Peralatan analisa Tss
5. Peralatan analisa Kekeruhan

2.4. BAHAN
1. Air permukaan/Air Limbah
2. Sampel setelah proses koagulasi dan flokulasi
3. Sampel proses hasil pengolahan biologi
4. Sampel pengolahan lumpur
5. Kertas saring

III -3
2.5. PROSEDUR PERCOBAAN
2.5.1. SEDIMENTASI TIPE I
a. Siapkan sampel air asli (air permukaan/air limbah) aduk merata.
b. Ambil 100 ml sampel awal lakukan analisa pH, Kekeruhan dan TSS sebagai nilai
parameter sampel awal.
c. Masukkan sampel pada alat settling coloum yang telah dibersihkan dan diukur
tinggi titik sampling dan diameternya.
d. Aduklah perlahan-lahan agar sampel homogen kembali dan hentikan
e. Mulailah sampling pada titik sampling dengan variasi waktu 0,5 menit,1 menit,
2 menit, 4 menit, 6 menit dan 8 menit
f. Setiap sampling yang diambil, dianalisa pH, kekeruhan dan TSS nya.
g. Buatlah grafik untuk menghitung fraksi removal dan kecepatan settlingnya
(settling type 1).

Gambar Settling Coloum Type 1

150 cm 120 cm

Titik sampling

2.5.2. SEDIMENTASI TIPE II


a. Siapkan sampel air secara homogen
b. Lakukan proses koagulasi-flokulasi pada sampel dengan dosis/konsentrasi
koagulan yang optimum.
c. Ambil 100 ml dianalisis sampel awal pH, Kekeruhan dan TSS sebagai sampel
awal.
d. Masukkan sampel pada alat settling coloum yang telah dibersihkan dan diukur
tinggi titik sampling dan diameternya.
e. Aduklah perlahan-lahan agar sampel homogen kembali dan hentikan

III -4
f. Mulailah sampling pada tiap-tiap titik sampling (pada kedalaman 30 cm, 60 am,
90 cm dan 120 cm) dengan variasi waktu 10 menit,20 menit, 30 menit, 45
menit, 60 menit dan 90 menit
g. Setiap sampling yang diambil dianalisa pH, kekeruhan dan TSS nya.
h. Buatlah grafik untuk menghitung persen removal dan kecepatan settlingnya
(settling type 2).

Gambar Settling Coloum Type II

30 cm

150 cm

Titik sampling

2.5.3. SEDIMENTASI TIPE III DAN IV


a. Siapkan sampel air outlet proses pengolahan biologis (tipe 3) dan inlet
pengolahan lumpur secara homogen
b. Masukkan sampel pada alat gelas ukur 1000 mL
c. Aduklah perlahan-lahan agar sampel homogen kembali dan hentikan
d. Catat tinggi endapan setiap 10 menit
e. Buatlah grafik untuk menghitung persen removal dan kecepatan settlingnya
(settling tipe 3 dan 4).

2.6. PEMBAHASAN
2.1. Hitung persen Removal (%R) setiap proses sedimentasi
2.2. Hitung kecepatan pengendapan partikel pada proses sedimentasi
2.3. Pengaruh Tss dan Kekeruhan pada proses sedimentasi

III -5

Anda mungkin juga menyukai