Anda di halaman 1dari 8

SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organik
2. Mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan aromatik.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN


Gelas Kimia 250 Ml/400 Ml (2/1 Buah)
Kaca Arloji (1 Buah)
Spatula (1 Buah)
Pengaduk (1 Buah)
Kertas pH (5 Lembar)

III. BAHAN YANG DIGUNAKAN


Asam Asetat
Natrium Hidroksida
Asam Benzoat
Kloroform
n-Heksana

IV. DASAR TEORI


Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan ph lebih
kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu
asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan
dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian,
mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan
dalam air. Garam dalam pelajaran kimia adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif
(kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
Sifat-sifat asam basa menurut suante arrhenius yaitu :
Asam : rasanya manis, dapat bereaksi dengan kebanyakn logam membentuk gas, merubah
lakmus dari biru kemerah, menghantarkan arus listrik, menghasilkan CO2 apabila
direaksikan dengan karbonat dan bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
Basa : rasanya alkalis, licin, merubah lakmus dari merah menjadi biru, menghantarkan
arus listrik, bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.

Secara Umum, Asam Memiliki Sifat Sebagai Berikut :


Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif
terhadap logam.
Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.

Secara Umum, Basa Memiliki Sifat Sebagai Berikut :


Mempunyai rasa pahit dan merusak kulit. Terasa licin seperti sabun bila terkena
kulit.
Dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi kertas lakmus biru.

Sifat Kimia
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh
di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka untuk
asam klorida (hcl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan
A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H 3O+ ada dalam larutan; asam
hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - hcl, hbr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF,
relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan
oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO 3, H2SO4, dan
hclo4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.
Larutan asam lemah dan garam dari basa konjugatnya membentuk larutan
penyangga.
Reaksi Asam
1. Reaksi asam dengan logam
Asam dapat bereaksi dengan logam menghasilkan zat lain dan menghasilkan gas
hidrogen. Contohnya adalah reaksi antara asam sulfat dengan logam magnesium.
2. Reaksi asam dengan senyawa karbonat
Asam dapat bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat lain, gas CO 2 dan
air. Sebagai contoh, reaksi antara kalsium karbonat dengan larutan hcl. Pada reaksi ini
terbentuklah kalsium klorida.
3. Reaksi asam dengan oksida logam
Asam dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan zat lain dan air. Sebagai
contoh, reaksi antara asam sulfat dengan tembaga oksida.

Jenis-Jenis Asam
Asam Askorbat
Asam Karbonat
Asam Sitrat
Asam Etanoat
Asam Laktat
Asam Klorida
Asam Nitrat
Asam Fosfat
Asam Sulfat

Jenis-Jenis Basa
Amonia
Kalsium Hidroksida
Kalsium Oksida
Magnesium Hidroksida
Natrium Hidroksida

Senyawa Alifatik
Naoh
 Nama Sistematis Natrium Hidroksida
 Nama Lain Soda Kaustik
 Rumus Molekul Naoh
 Massa Molar 39,9971 G/Mol
 Penampilan Zat Padat Putih
 Densitas 2,1 G/Cm³, Padat
 Titik Leleh 318°C (591 K)
 Titik Didih 1390°C (1663 K)
 Kelarutan Dalam Air 111 G/100 Ml (20°C)
 Kebasaan (Pkb) -2,43

Asam Asetat
 Nama Sistematis Asam Etanoat, Asam Asetat
 Nama Alternatif Asam Metanakarboksilat, Asetil Hidroksida (Acoh), Hidrogen
Asetat (Hac), Asam Cuka
 Rumus Molekul CH3COOH
 Massa Molar 60.05 G/Mol
 Densitas Dan Fase 1.049 G Cm−3, Cairan 1.266 G Cm−3, Padatan
 Titik Lebur 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)
 Titik Didih 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)
 Penampilan Cairan Tak Berwarna Atau Kristal
 Keasaman (Pka) 4.76 Pada 25 °C

Senyawa Aromatik
Asam Benzoat
 Rumus Molekul C6H5COOH
 Massa Molar 122,12 G/Mol
 Penampilan Padatan Kristal Tak Berwarna
 Densitas 1,32 G/Cm3, Padat
 Titik Leleh 122,4 °C (395 K)
 Titik Didih 249°C (522 K)
 Kelarutan Dalam Air Terlarutkan (Air Panas) 3,4 G/L (25 °C)
 Kelarutan Dalam THF, Etanol, Metanol : THF 3,37 M, Etanol 2,52 M,
Metanol 2,82 M
 Keasaman (Pka) 4,21
Kloroform
 Rumus Molekul Chcl3
 Massa Molar 119.38 G/Mol
 Penampilan Colorless Liquid
 Densitas 1.48 G/Cm3
 Titik Leleh -63.5 °C
 Titik Didih 61.2 °C
 Kelarutan Dalam Air 0.8 G/100 Ml At 20 °C
 Struktur Bentuk Molekul Tetrahedral

V. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

VI. LANGKAH KERJA


A. pengecekan pH
1. Menyiapkan zat-zat yang akan diperlukan, beserta alat yang digunakan.
2. Mengambil sejumlah ph paper universal dan lakmus sesuai dengan jumlah bahan
yang diperlukan.
3. Menetesi masing-masing bahan.
4. Memeriksa dan mencatat hasilnya.
5. Mengulang sekali lagi.

B. Test kelarutan
1. Menyiapkan 2 ml minyak goreng ke dalam 10 tabung reaksi
2. menambahkan senyawa-senyawa yang akan di tes kelarutaya (etanol, eter,
heksan dan 7 larutan lainya.
3. Memeriksa dan mencatat hasilnya
4. Menambahkan H2SO4 pada etanol, eter dan heksan yang telah di campur
minyak tadi
5. Memeriksa dan mencatat hasilnya
VII. DATA PENGAMATAN

VIII. ANALISA PERCOBAAN


Dalam praktikum uji sifat asam dan basa kali ini, senyawa organik yang digunakan
adalah minyak goreng,anilin, heksan, clorofom, NaOH, Methanol, Etanol, dan HCl.
Untuk senyawa alkohol, alkohol mempunyai gugus fungsi R-OH. Alkohol mudah
larut dalam air karena dapat membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat besifat asam.
Semakin panjang ikatan karbon maka akan semakin besar pH-nya. Sudah jelas sekali
bahwa alkohol adalah asam lemah. Dari hasil pengamatan menggunakan kertas pH
indikator universal, alkohol yang diamati memiliki sifat asam dan didapatkan pH sebesar
5.
Pada turunan alkohol yaitu metanol, etanol dan butanol berdasarkan hasil percobaan
yang menunjukkan hanya bitanol yang dapat melarutkan minyak goreng sedangkan
metanol dan etanol tidak larut. Dalam prinsip like disolves like dijelaskan bahwa
kelarutan dapa dipengaruhi oleh kesamaan struktur yang membentuk molekulnya.
Molekul H2O dibentuk oleh atom H dan O oleh sebuah ikatan sigma. Adanya gugus OH
ini membuat alkohol memiliki polaritas yang hampir sama dengan polaritas air. Namun
kepolaritasan yang dimiliki senyawa senyawa turunan alkohol tidak akan sebanding
dengan polaritas air. Namun kepolaritasan yang dimiliki senyawa senyawa turunan
alkohol tidak sebanding dengan polaritas air, hal ini dipengaruhi oleh kehadiran gugus
alkil pada molekulnya. Seperti yang diketahui gugus alkil merupakan gugus non polar ,
semakin panjang alkil yang dimiliki oleh suatu senyawa maka semakin besar sifat non
polarnya. Pada metanol dan etanol dimana gugus alkil kedua senyawa ini tidak terlalu
panjang dan tidak merubah tingkat keelektronegatifan sehingga metanol dan etanol tidak
dapat larut dalam minyak (non polar). Sedangkan butanol gugus alkilnya mendominasi
atau panjang sehingga bersifat non polar dan dapat melarutkan minyak.
Untuk senyawa chlorofom, NaOH , dan HCl menunjukkan kepolaritasannya dalam
kelarutan pada pelarut dimana senyawa senyawa tersebut tidak dapat arut dalam senyawa
non polar. Seperti yang dijelaskan pada literatur kecenderungan suatu zat untuk larut
sempurna dalam pelarutannya dipengaruhi oleh kesamaan polaritas, kesamaan zat
tersebut untuk berubah menjadi kutub kutub yang berupa kation dan anion dan
membentuk senyawa baru. Pada chlorofom, NaOH, dan HCl ikatan antar atomnya
dibentuk dari ikatan ikatan kovalen atau ikatan ikatan polar. Dimana ikatan ionik apabila
diputuskan, maka atom yang memiliki tingkat elektronegatifan lebih tinggi akan
bermuatan negatif dan atom lainnya bermuatan positif. Ketika kedua zat ini dicampurkan
maka bagian parsial negatif untuk membentuk ikatan baru sehingga dihasilkan zat baru.
Pencampuran NaOH dan minyak goreng terbentuk endapan hal tersebut dikarenakan
ketika bas (NaOH) dicampur asam (minyak goreng) akan terbentuk garam.
Pada senyawa anilin dan hexan yang mampu melarutkan minyak goreng yang
merupakan senyawa non polar. Hal tersebut menunjukkan babhwa anilin dan hexan juga
merupakan senyawa non polar. Pada literatur dijelaskan bahwa senyawa non polar hanya
bisa berikatan antar senyawa alkil.

IX. KESIMPULAN
Dalam percobaan mengenai sifat asam basa senyawa organik dapat disimpulkan bahwa:
1. Senyawa organik dapa larut dalam pelarut polar dan non polar, Kelarutan
senyawa organik tergantung pada kemampuan senyawa organik untuk membentuk
ikatan hidrogen dengan atom atom elektronegatif sehingga dapat larut dalam
senyawa non polar.
2. Senyawa yang merupakan senyawa non polar :
 Anilin
 Hexan
 Butanol
 Minyak Goreng

3. Senyawa yang merupakan senyawa polar :


 Metanol
 Etanol
 Chlorofom
 NaOH
 HCl

X. DAFTAR PUSTAKA
 Penuntun praktikum satuan proses “Politeknik Negeri Sriwijaya”
 Id.m.wikipedia.org/wiki/asam_basa
 https://www.slideshare.net/MithaPratiwi1/laporan-tetap-sifat-asam-dan-basa-
senyawa-organik

Anda mungkin juga menyukai