I. PENDAHULUAN
Tempe adalah makanan khas Indonesia. Cara pembuatan tempe telah
ditemukan sebelum tahun 1990, tetapi pembuatannya masih sederhana. Kualitas
tempe yang baik yang dapat diperoleh dengan memilih kedelai yang bermutu baik,
pengolahan yang tepat dan penggunaan kedelai yang baik itu tidak dicampur bahan
lainnya.
Pembuatan tempe didasarkan pada proses fermentasi, faktor inokulum dan
kapang dari jenis Rhizopus yang berperan penting dalam proses tersebut. Selama
proses fermentasi, jenis-jenis mikroba lain mungkin turut campur, tetapi tidak
menunjukkan aktivitas nyata. Fermentasi kapang hanya berlangsung aktif hanya 1
hari, setelah itu mulai terbentuk spora yang berwarna putih kehitaman, karena mulai
dipengaruhi aktivitas bakteri pembusuk.
Syarat mutu biji kedelai yang baik adalah:
a. Bebas dari sisa tanaman (kulit polong, potongan batang atau ranting), batu
kerikil, tanah atau biji-biji lainnya.
b. Biji kecipir tidak terkena serangan hama dan penyakit.
c. Biji kecipir tidak rusak dan tidak kecil.
d. Kulit biji tidak keriput.
KEDELAI
Dicuci
Direbus 30 menit
Direndam 22 jam
Dicuci
Direbus 40 menit
Ditiriskan
TEMPE KEDELAI
V. DATA PENGAMATAN
Hari / Tanggal Kemasan Plastik Bungkus Daun Pisang
Warna : Putih
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Bau : Tidak berbau
Wujud : Lembek
Wujud : Lembek
Hari ke 1 Pengamatan : Terdapat uap
Pengamatan : Terasa hangat,
(09 November 2017) air pada kemasan, terasa agak
terlihat jamur berwarna
hangat, jamur belum
putih pada celah daun
sepenuhnya membalut
pisang.
kedelai.
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau Warna : Putih
Wujud : Mulai Bau : Tidak berbau
Hari ke 2 mengeras Wujud : Mulai
(10 November 2017) Pengamatan : Jamur semakin mengeras
putih dan semakin rapat, Pengamatan : Terasa hangat,
terasa hangat, tekstur mulai teksturnya mulai mengeras.
mengeras.
Warna : Putih
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Bau : Tidak berbau
Wujud : Padat tidak
Wujud : Padat
sepadat pada kemasan
Hari ke 3 Pengamatan : Biji kedelai
plastik
(11 November 2017) sudah ditutupi jamur putih
Pengamatan : Terasa hangat,
secara merata, temperaturnya
ketika tempe dibuka, masih
masih hangat, teksturnya
ada bagian yang belum
padat dan keras.
merata ditutupi jamur.
Perhitungan Ekonomi
Modal
Plastik (4 bungkus) : Rp 5.00
Kedelai 1 kg : Rp 10.500
Gas : Rp 4.000
Lilin 1 batang : Rp 1.000
Korek kayu : Rp 5.00
Laru / ragi 1,5 ons : Rp 1.500
Total Modal : Rp 18.000
Tempe yang dihasilkan 4 bungkus plastik dan 4 bungkus tempe daun pisang dengan
total berat 1,7 kg
Keuntungan
Harga jual tempe : Rp 3.000
Harga jual keseluruhan : Rp 3.000 x 8 bungkus = Rp 24.000
Keuntungan = harga jual – modal
= Rp 24.000 – Rp 18.000 = Rp 6.000
VI. ANALISIS PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dalam pembuatan tempe dapat dianalisa
bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih kedelai dengan kualitas yang
baik, agar tempe yang dihasilkan kualitasmya juga baik. Kedelai dibersihkan dan dicuci
hingga bersih. Setelah itu, kedelai direbus selama 30 menit dan direndam sekitar 22 jam
(semalaman) agar pori-pori pada kedelai menjadi terbuka. Kedelai yang telah direndam
kemudian dibuang kulit arinya. Kedelai dicuci lagi hingga bersih dan direbus kembali
dengan air bersih yang baru, setelah itu ditiriskan. Perebusan tersebut dilakukan selama
40 menit. Kedelai tersebut didinginkan sambil diangin-anginkan dan diratakan.
Setelah dingin, ragi tempe ditaburkan pada kedelai yang sudah dingin, tujuan dari
pendinginan kedelai terlebih dahulu sebelum ditaburi ragi adalah agar ragi tidak mati
karena kedelai terlalu panas. Jumlah ragi yang digunakan harus disesuaikan dengan
banyak kedelai yang dipakai. Setelah ragi ditaburkan secara merata, kedelai lalu
dimasukkan ke dalam bungkus dari plastik dan sebagian dimasukkan ke dalam bungkus
dari daun pisang. Pada kedelai yang di bungkus plastik dilakukan penusukkan dengan
tusuk gigi pada plastiknya. Kedelai yang telah dibungkus di simpan pada tempat yang
aman selama 2-3 hari .
Pada saat pengamatan hari pertama, kedelai yang telah dibungkus terasa agak hangat
karena terjadinya proses fermentasi pada kedelai. Pada kedelai yang dibungkus plastik,
terlihat jelas benang putih (hifa) dari jamur tempe mulai tumbuh dan pada plastik terdapat
embun. Pada hari kedua, pertmbuhan jamur tempe semakin banyak dan terlihat lebih
rapat dengan benang putih (hifa) yang semakin menutupi kedelai. Di hari ketiga, tempe
sudah benar-benar jadi dan masih terasa hangat pada tempe.
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tempe adalah
makanan khas Indonesia yang cara pembuatanya telah ada sebelum tahun 1990, tetapi
pembuatannya masih sederhana. Kualitas tempe yang baik diperoleh dari pemilihan
kedelai yang bermutu baik. Pembuatan tempe didasarkan pada proses fermentasi.
Faktor inokulum dan kapang jenis Rhizopus memiliki peran penting dalam proses
pembuatan tempe.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet.2017.Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya