sekitar kawasan industri. Hal ini dikarenakan air hujan tersebut umumnya bersifat
asam, sehingga berbahaya jika dikonsumsi langsung tanpa proses pemasakan.
3.Mata Air
Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara
alamiah maupun rembesan air hujan yang turun di bagian atas dari suatu
pegunungan. Sebelum muncul ke permukaan melalui celah bebatuan/tanah, air
tersebut telah melalui proses penyaringan secara alamiah. Oleh karena itu, air dari
mata air ini, bila secara visual tidak tercemar oleh kotoran, sudah langsung dapat
dijadikan sebagai air minum. Walaupun demikian, untuk menghindari terjadinya
resiko penurunan kesehatan, lebih disarankan untuk mengolah air tersebut dengan
cara memasaknya sebelum digunakan sebagai air minum.
Air ini berasal dari lapisan yang lebih dalam di banding dengan air yang bersumber
dari sumur bor dangkal. Dalamnya air dari permukaan tanah biasanya di atas 15
meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur di kedalaman seperti ini sudah
cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung, tanpa melalui proses
pengolahan (Notoatmodjo, 2007). Walaupun demikian, kelarutan dari beberapa
logam yang berasal dari sumur tersebut turut untuk diperhitungkan dalam
kelayakan penggunaannya sebagai air minum. Apabila secara organoleptik tidak
ada indikasi ditemukannya kotoran secara visual maupun tidak adanya bau dan
rasa, maka air tersebut sudah layak untuk dikonsumsi langsung sebagai air minum.
Kekeruhan
Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan dapat menyebabkan air
tersebut keruh. Kekeruhan dalam air dapat berasal dari liat, dan bahan organik.
Baku Mutu (ambang batas) maksimal kekeruhan air yang memenuhi persyaratan
layak minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 5 NTU.
Warna
Warna pada air disebabkan adanya bahan kimia atau mikroorganisme (plankton
maupun koloni bakteri) yang terlarut dalam air. Warna yang disebabkan oleh bahan
kimia disebut sebagai apparent color dan berbahaya bagi tubuh manusia,
sedangkan warna yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut true color yang
juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Air yang layak dikonsumsi harus jernih
dan tidak berwarna sesuai dengan parameter amatan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, menyatakan bahwa kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk parameter warna dalam air minum adalah 15 pada satuan
skala TCU (True Color Unit).
Air murni tidak berbau jika dicium dan tidak memiliki rasa. Bau dan rasa yang
timbul dalam air, dapat disebabkab oleh adanya kehadiran organisme, bahan
mineral, gas terlarut dan bahan-bahan organik lainnya.
Temperatur
2.Kualitas Kimia
pH (potensial hydro) merupakan derajat keasaman suatu larutan. Air yang baik
adalah air yang bersifat netral yaitu memiliki pH = 7. Air dengan pH kurang dari 7
dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat basa.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, kadar maksimum
pH air yang layak minum adalah dengan kisaran 6,5-8,5.
Alkalinitas
Kebanyakan air yang bersifat alkalis disebabkan oleh karena kandungan garamgaram alkalis yang ada di dalam tanah. Keasaman air dapat disebabkan oleh
adanya karbon dioksida (CO2) maupun gas-gas lain hasil dekomposisi bahan
organik dalam air.
Tingkat Kesadahan
Adanya ion kalsium Ca++ dan magnesium Mg++ di dalam air, akan menyebabkan
tingginya sifat kesadahan. Air yang mempunyai tingkat kesadahan terlalu tinggi
dapat merugikan kehidupan manusia, misalnya menyebabkan sabun kurang
membusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun, dapat menimbulkan endapan
3.Kualitas Biologis
Syarat kualitas air minum dari aspek biologis dapat dilihat dari segi keberadaan
bakteri indikator pencemaran air. Bakteri indikator ini adalah bakteri yang dapat
digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau kotoran manusia atau hewan.
Mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator polusi kotoran adalah bakteri
yang tergolong dalam Escherichia coli, Streptococcus fekal, dan Clostridium
perfringens. Beberapa alasan pemilihan bakteri-bakteri tersebut sebagai indikator
pencemaran air adalah sebagai berikut :
Bakteri-bakteri tersebut dapat digunakan sebagai indikator kontaminan kotoran
karena terdapat dalam jumlah besar di dalam kotoran manusia dan hewan.
Prosedur untuk uji bakteri indikator harus sangat spesifik, dalam artian tidak
memberikan hasil positif yang salah. Uji bakteri ini juga harus sangat sensitif, yang
berarti dapat mendeteksi adanya bakteri indikator walaupun dalam jumlah yang
sangat kecil.
Prosedur untuk melakukan uji bakteri indikator harus aman, yang berarti tidak
boleh membahayakan bagi kesehatan orang yang melakukannya.
Jumlah bakteri indikator harus dapat menunjukkan tingkat polusi, yang berarti
kira-kira jumlahnya sebanding dengan jumlah mikroorganisme patogen yang
terdapat di dalam air (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
Adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum
itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung
patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli
harus nol dalam 100 ml.
Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif, mempunyai sifat-sifat merugikan dan
membentuk gas pada glukosa dan laktosa. Toksin yang diproduksi Escherichia coli
dapat menyebabkan diare baik pada binatang maupun manusia. Kemampuan
melekat (adhesi) bakteri pada permukaan epitel mukosa usus halus dengan
perantaraan plasmid yang merupakan ciri khas Escherichia coli, salah satu strain
Escherichia coli ini juga ada yang mampu melakukan invasi (menembus ke dalam
mukosa usus pada anak dan orang dewasa).
Escherichia coli berbentuk batang pendek (kokobasil), gram negatif, ukuran 0,40,7m X 1,4 m, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai
kapsul. Escherichia coli membelah setiap 20 menit. Bila faktor-faktor luar tetap baik,
maka dalam waktu 24 jam akan terbentuk sebanyak 272 kuman. Sebab-sebab
kematian bakteri bisa akibat kurangnya nutrient bakteri ataupun akibat ekskresi
yang meningkat (Tamher, 2008).
Sistematika
Kerajaan
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gammaproteobacteria
Ordo
: Enterobakteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
d.
Penyakit diare
Pneumonia
1 komentar:
Balas
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Digital Clock
Arsip Blog
2012 (9)
September (1)
sistem reproduksi ppt
Agustus (8)
Translate
Powered by Translate
Mengenai Saya
Foto saya
dicky bayu
mp3
MUSIKASIKASIK
Reff 1:
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Reff 2:
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa
Bridge:
Jangan menyerah (6x)
Coda:
Dan tak kenal putus asa (2x)