21
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 21-30 ISSN: 2354-869X
1. PENDAHULUAN ditangani secara baik telah menyebabkan
Beberapa tahun terakhir ini energi pencemaran lingkungan di sekitar desa, baik
merupakan persoalan yang krusial didunia. air, tanah dan udara (bau). Kotoran hewan
Peningkatan permintaan energi yang yang berupa cairan dengan sengaja dialirkan
disebabkan oleh pertumbuhan populasi ke sungai sedangkan kotoran padat dibiarkan
penduduk dan menipisnya sumber cadangan tertumpuk di sekitar kandang. Timbulnya bau
minyak dunia serta permasalahan emisi dari dan pencemaran ini yang kadang memicu
bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada konflik sosial, dengan adanya komplain dari
setiap Negara untuk segera memproduksi dan masyarakat setempat. Dengan populasi 35
menggunakan energi terbaharukan. Selain itu, ekor sapi untuk satu kelompok tani, dengan
peningkatan harga minyak dunia hingga asumsi rata-rata per ekor sapi menghasilkan
mencapai 100 U$ per barel juga menjadi 15 kg kotoran padat, limbah yang dihasilkan
alasan yang serius yang menimpa banyak dapat mencapai kurang lebih 525 kg per hari.
negara didunia terutama Indonesia. Dalam Minimnya pengetahuan dan latar
situasi seperti ini pencarian, pengembangan, belakang pendidikan yang rendah dari para
dan penyebaran teknologi energi non BBM peternak sapi di Desa Limbangan menjadikan
yang ramah lingkungan menjadi penting, kesadaran akan lingkungan menjadi kurang,
terutama ditujukan pada keluarga miskin terkait juga dengan adanya teknologi
sebagai golongan yang banyak terkena pengolahan limbah kotoran hewan dan
dampak kenaikan BBM. Salah satu teknologi manfaat yang ada. Teknologi instalasi biogas
energi yang sesuai dengan persyaratan dari kotoran hewan, meskipun sudah mereka
tersebut adalah teknologi biogas (Darsin, dengar akan tetapi kurang tahunya
2006). pengetahuan cara membuat instalasi biogas
Desa Limbangan yang berada di dan anggapan besarnya anggaran menjadikan,
wilayah Kecamatan Madukara Kabupaten menjadikan mereka memilih solusi negatif
Banjarnegara yang berbatasan dengan dalam penanganan limbah kotoran hewan
Kabupaten Wonosobo sebagian besar agar kelangsungan usaha ternak dapat
penduduknya ber-mata pencaharian sebagai berkelanjutan.
petani dan sebagian sebagai peternak. Keberadaan limbah kotoran sapi yang
Penduduk di Desa Limbangan awalnya hanya melimpah tersebut tentunya merupakan
memelihara ternak 1 atau 2 ekor per rumah, potensi energi yang sangat bermanfaat bagi
kemudian pada tahun 2005 dibentuklah masyarakat di Desa Limbangan. Berdasarkan
kelompok tani ternak untuk memudahkan penelitian dari Arinal Hamni (2009), setiap 2
komunikasi dan peningkatan produktifitas ekor ternak sapi/kerbau atau 30 kg kotoran
para peternak. Dua diantara kelompok tani di padat dapat dihasilkan 1 m3 biogas. Dengan
Desa Limbangan antara lain Kelompok Tani rata-rata 525 kg/hari kotoran sapi maka
Unggul Mandiri dan Kelompok Tani Subur potensi energi yang dihasilkan bisa mencapai
Rahayu yang pada saat ini masing-masing 17,5 m3 per hari. Kesetaraan 1m3 biogas sama
memelihara ternak sapi mencapai 35 ekor. dengan 0,46 kg elpiji, 3,50 kg kayu bakar,
Pesatnya pertumbuhan sapi di Desa 0,62 liter minyak tanah maka potensi energi
Limbangan terjadi pada tahun 2008 dengan di Desa Limbangan untuk satu kelompok tani
mendapat titipan ternak dari pemerintah 5 sama dengan 8 kg elpiji, 61 kg kayu bakar
ekor untuk penggemukan dan menjadi 12 dan 11 liter minyak tanah atau cukup untuk
pada tahun 2009 dan terus berkembang digunakan 8-10 rumah tangga per hari.
hingga saat ini mencapai 35 ekor. Dengan Dengan melihat potensi yang ada, tentunya
keberadaan kelompok tani tersebut memang kalau dikelola dengan baik, Desa Limbangan
telah bisa menaikkan taraf hidup dan bisa menjadi desa mandiri energi dan
pendapatan ekonomi anggota kelompok. merupakan peluang usaha baru, untuk produk
Peningkatan populasi ternak sapi di biogas maupun residu dari instalasi biogas
Desa Limbangan tersebut telah meningkatkan yang berupa pupuk organik.
limbah yang dihasilkan. Pembuangan Sehubungan dengan permasalahan yang
kotoran ternak sembarangan yang tidak dihadapi oleh Kelompok Tani Ternak di Desa
22
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 21-30 ISSN: 2354-869X
Limbangan Kecamatan Madukara Kabupaten Komponen biogas yang dihasilkan dari
Banjarnegara tersebut, pengusul dari proses fermentasi berupa gas Methan (CH4)
Universitas Sains Alquran Jawa Tengah di sekitar 54-70%, gas karbondioksida (C02)
Wonosobo akan membantu mencarikan solusi sekitar 27-45%, nitrogen (N2) 3% - 5%,
yaitu memberi penyuluhan dan pelatihan hidrogen (H2) sebesar 1%, 0,1%
pemanfaatan limbah kotoran sapi, membuat karbonmonoksida (CO), 0,1% oksigen (O2),
instalasi pengolahan biogas dari kotoran sapi dan sedikit hidrogen sulfida (H2S). Gas
dan pemanfaatan produk sampingannya methan (CH4) yang merupakan komponen
berupa pupuk organik. Untuk itu, program utama biogas merupakan bahan bakar yang
pengabdian ini dilakukan untuk membuat berguna karena mempunyai nilai kalor yang
rancang bangun terkait instalasi peng0lahan cukup tinggi, yaitu sekitar 4800 sampai 6700
biogas dari kotoran sapi dan bagaimana kkal/m3, sedangkan gas metana murni
mensosialisasikan produk biogas tersebut mengandung energi 8900 Kcal/m3. Karena
kepada masyarakat sehingga dapat dijadikan nilai kalor yang cukup tinggi itulah biogas
sebagai rintisan wirausaha baru. dapat dipergunakan untuk keperluan
Keberadaan mitra nantinya akan sangat penerangan, memasak, menggerakan mesin
berpengaruh terhadap keberlangsungan model dan sebagainya.
dan teknologi yang akan diterapkan di Jenis bahan organik yang diproses
masyarakat. Disamping itu mitra juga dalam digester sangat mempengaruhi
memandang kemanfaatan teknologi ini akan produktifitas sistem biogas disamping
benar-benar bermanfaat terutama untuk parameter-parameter lain seperti temperatur
meningkatkan kualitas hidup peternak dan digester, pH, tekanan dan kelembaban udara.
ternaknya serta menghilangkan konflik sosial Salah satu cara menentukan bahan organik
yang ada. Hal lain yang mendukung yang sesuai untuk menjadi bahan masukan
pemanfaatan teknologi ini adalah, bahwa sistem biogas adalah dengan mengetahui
melalui mitra dapat menyampaikan perlunya perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N)
pernanganan limbah secara terpadu guna atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan
menghilangkan pencemaran lingkungan. yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan
bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri
2. TINJAUAN PUSTAKA methanogenik akan optimal pada nilai rasio
2.1. Biogas C/N sekitar 8-20.
Biogas merupakan gas yang mudah Sistim produksi biogas juga mempunyai
terbakar dan dihasilkan melalui proses beberapa keuntungan seperti (a) mengurangi
anaerob atau fermentasi dari bahan- pengaruh gas rumah kaca, (b) mengurangi
bahan organik diantaranya; polusi bau yang tidak sedap, (c) sebagai
kotoran manusia dan hewan, limbah domestik pupuk dan (d) produksi daya dan panas
(rumah tangga), sampah atau limbah organik (Widodo, dkk, 2006). Kesetaraan biogas
yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. dengan sumber energi lain, yaitu 1 m3 biogas
Biogas juga dikenal sebagai gas rawa atau setara dengan; elpiji 0,46 kg, 0,62 liter
lumpur dan bisa digunakan sebagai bahan minyak tanah, 0,52 liter minyak solar, 0,80
bakar. Pada umumnya semua jenis bahan liter minyak bensin, 1,50 m3 gas kota dan
organik bisa diproses untuk menghasilkan 3,50 kg kayu bakar.
biogas (Anonim, 2005).
23
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 21-30 ISSN: 2354-869X
Seekor sapi dewasa rata-rata pupuk alami yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan kurang lebih 10 kg kotoran sapi usaha pertanian maupun perkebunan.
setiap hari. Untuk menghasilkan 1 m3 gas Digester biogas memiliki tiga (3)
bio, diperlukan kira-kira 20 kg kotoran sapi. macam tipe dengan keunggulan dan
Jadi dalam sehari 1 ekor sapi menghasilkan kelemahannya masing-masing. Ketiga tipe
0,45 m3 gas bio atau 1 kg kotoran sapi biogas tersebut adalah :
menghasilkan kurang lebih 0,05 m3 gas bio. a. Tipe fixed domed plant
Dalam penggunaan sehari-hari, untuk Terdiri dari digester yang memiliki
memasak air 1 liter, dibutuhkan 40 lt (0,04 penampung gas dibagian atas digester. Ketika
m3) gas bio, dalam waktu 10 menit. Untuk gas mulai timbul, gas tersebut menekan
menanak 1/2 kg beras, dibutuhkan rata-rata lumpur sisa fermentasi (slurry) ke bak slurry.
0,15 m3 gas bio, dalam 30 menit. Penggunaan Jika pemasukan kotoran ternak dilakukan
sehari-hari dalam rumah tangga dibutuhkan terus menerus, gas yang timbul akan terus
rata-rata 3m3 gas (GTZ, 1997). menekan slurry sampai keluar dari bak slurry.
Pembuatan biogas dimulai dengan Gas yang timbul akan tertampung diatas
memasukkan bahan organik ke dalam kotoran yang mengalami fermentasi dan akan
digester, sehingga bakteri anaerob akan digunakan/dikeluarkan lewat pipa gas yang
membusukkan bahan organik tersebut dan berada diatas digester menuju tempat
menghasilkan gas yang disebut biogas. penampungan.
Biogas dapat dihasilkan pada hari ke 4-5 Keunggulan : tidak ada bagian yang
sesudah iodigester terisi penuh, dan mencapai bergerak, awet (berumur panjang), dibuat di
puncaknya pada hari ke 20-25. Biogas yang dalam tanah sehingga terlindung dari berbagai
telah terkumpul di dalam digester dialirkan cuaca atau gangguan lain dan tidak
melalui pipa penyalur gas menuju tangki membutuhkan ruangan (diatas tanah).
penyimpan gas atau langsung ke lokasi Kelemahan : rawan terjadi kertakan di bagian
penggunaannya, misalnya kompor. Biogas penampung gas, tekanan gas tidak stabil
dapat dipergunakan dengan cara yang sama karena tidak ada katup gas.
seperti cara penggunaan gas lainnya yang b. Tipe floating drum plant
mudah terbakar. Pembakaran biogas Terdiri dari satu digester dan
dilakukan dengan mencampurnya dengan penampung gas yang bisa bergerak.
oksigen (O2). Untuk mendapatkan hasil Penampung gas ini akan bergerak keatas
pembakaran yang optimal perlu dilakukan ketika gas bertambah dan turun lagi ketika gas
proses pemurnian/penyaringan karena biogas berkurang, seiring dengan penggunaan dan
mengandung beberapa gas lain yang tidak produksi gasnya. Kelebihan : konstruksi alat
menguntungkan. Keuntungan lain yang sederhana dan mudah dioperasikan. Tekanan
diperoleh adalah dihasilkannya lumpur yang gas konstan karena penampung gas yang
dapat digunakan sebagai pupuk. bergerak mengikuti jumlah gas. Jumlah gas
(Anonim,2005). bisa dengan mudah diketahui dengan melihat
naik turunya drum. Sedangkan kelemahannya
2.2. Reaktor Biogas (Biodigester) yaitu digester rawan korosi sehingga waktu
Proses menghasilkan biogas dari bahan pakai menjadi pendek.
organik, diperlukan alat yaitu Digester Biogas c. Tipe baloon plant
/Biodigester, yang bekerja dengan prinsip Konstruksi sederhana, terbuat dari
menciptakan suatu tempat penampungan plastik yang pada ujung-ujungnya dipasang
bahan organik pada kondisi anaerob (bebas pipa masuk untuk kotoran ternak dan pipa
oksigen) sehingga bahan organik tersebut keluar peluapan slurry. Sedangkan pada
dapat difermentasi oleh bakteri metanogen bagian atas dipasang pipa keluar gas.
untuk menghasilkan biogas. Biogas yang Kelebihan : biaya pembuatan murah, mudah
timbul kemudian dialirkan ketempat dibersihkan, mudah dipindahkan.
penampungan biogas sedangkan lumpur sisa Kelemahannya waktu pakai relatif singkat dan
aktifitas fermentasi dikeluarkan lalu dijadikan mudah mengalami kerusakan.
24
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 21-30 ISSN: 2354-869X
Dalam pelaksanaan kegiatan program sumber air. Tempat terbaik sekurang-
Iptek Bagi Masyarakat (IbM) di Desa kurangnya 10 meter dari rumah, sehingga
Limbangan Kabupaten Banjarnegara ini, ketika memasukkan kotoran ternak dan
digester yang digunkan menggunkan type limbah organik ke unit biogas, tidak sampai
fixed dome plant. Unit produksi biogas sangat mencemari kehidupan keluarga dan tempat
penting diletakkan di tempat yang aman, pengolahan pangan dan tidak banyak
terpisah dari rumah, tempat memasak dan membutuhkan pipa gas.
Gambar 1. Tipe biodigester: (a) Floating drum plant, (b) fixed dome plant, (c) fixed dome plant
with gas holder terpisah, (d) baloon plant, (e) chanel-typed digester with pelindung matahari dan
lapisan plastik
Biodigester biogas model fixed dome limbah organic yang tersedia. Tabel dibawah
plant ini memiliki ukuran 4, 6, 8, 10, 12 ini menunjukkan parameter dalam
m3. Besarnya biodigester yang dibuat harus menentukan ukuran biodigester.
disesuaikan dengan ketersedian bahan baku
Ukuran dan dimensi biodigester telah sesuai dengan kebutuhan, produksi gas akan
diputuskan berdasarkan jangka waktu kurang dan efeknya gas yang dikumpulkan
penyimpanan 50 hari dari 60% penyimpanan dalam penampung tidak akan memiliki
gas. Bahan baku segar yang diisikan kedalam tekanan yang cukup untuk mendorong slury
digester harus berada didalam digester yang telah mengalami proses anaerob ke
setidaknya 50 hari sebelum dikeluarkan. dalam saluran outlet.
Tmpat pengolahan harus dapat menampung
60% gas yang diproduksi dalam waktu 24
jam. Ukuran digester biogas diputuskan
berdasarkan jumlah bahan baku harian yang
tersedia. Tempat pengolahan yang tidak
25
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 21-30 ISSN: 2354-869X
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kelompok tani ternak di Desa Limbangan
3.1. Metode Pelaksanaan Kecamatan Madukara Kabupaten
Pelaksanaan pengabdian masyarakat Banjarnegara ini dilakukan dengan metode ini
berupa penerapan IPTEK bagi masyarakat sebagai berikut:
Penyuluhan
26
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 21-30 ISSN: 2354-869X
Kotoran Sapi kotoran BIOGAS
SAPI
padat
Memasak
Pengerak Motor
pupuk Obat pembasmi
organik cair serangga cair padat
pupuk
organik cair
TANAMAN
Pemanfaatan:
a. Kompor gas
b. Bahan bakar motor
c. Lampu Petromax
28
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 21-30 ISSN: 2354-869X
29
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 21-30 ISSN: 2354-869X
Tangga, Jurusan Teknik Mesin Sudarno, Nano dkk. (2010). Biogas,
Universitas Lampung. Mengolah Limbah menjadi Berkah,
Junus, M (1987). Teknik Membuat dan Bandung: Yayasan Pendidikan
Memanfaatkan Unit Gas bio. Lingkungan Kesehatan dan
Fakultas Peternakan Universitas Kesejahteraan.
Brawijaya. Gadjah Mada University Wahyono, E.H. dkk (2009). Panduan
Press: Yogyakarta. Kegiatan Lapangan PNPM LMP.
Setiawan, Ade Iwan (1996), Memanfaatkan WCS-Indonesia Program, Bogor.
Kotoran Ternak, Jakarta: Penebar
Swadaya.
30