Anda di halaman 1dari 6

Modul 1.

Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi


A. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami konsep dan urgensi, landasan dan tujuan
pendidikan pancasila (C3, A3, P2)
B. Materi Pokok
1. Landasan Historis Pendidikan Pancasila
2. Landasan Sosiologis Pendidikan Pancasila
3. Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila
4. Landasan Yuridis Pendidikan Pancasila
C. Uraian Materi
1. Landasan Historis Pendidikan Pancasila
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang panjang
sejak zaman kerajaan Kutai Sriwijaya, Majapahit, sampai datangnya bangsa lain
menjajah Bangsa Indonesia. beratus-ratus tahun bangsa Indonesia berada dalam
cengkraman penjajahan dan berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai
suatu bangsa yang merdeka Mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul
dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. setelah itu, bangsa Indonesia
berhasil menemukan jati dirinya yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan
karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain yang oleh para pendiri bangsa
Indonesia disimbolkan dalam suatu rumusan sederhana namun mendalam yang
meliputi lima prinsip (lima sila) dalam yang diberi nama Pancasila.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, terutama dalam masa globalisasi
dan Reformasi saat ini bangsa Indonesia harus memiliki visi serta pandangan
hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat
internasional. bangsa Indonesia harus memiliki rasa nasionalisme nasionalisme
dan rasa kebangsaan yang kuat titik Hal ini dapat terlaksana karena suatu
kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah bangsa yang telah
melahirkan bangsa Indonesia. nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar negara secara objektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia. nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa Indonesia
sendiri sebagai Kausa materialis Pancasila. oleh karena itu, kehidupan bangsa
Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. atas dasar
pengertian dan alasan historis tersebut, generasi muda penerus bangsa terutama
kalangan intelektual kampus perlu mengkaji memahami dan mengembangkan
berdasarkan pendekatan ilmiah titik generasi muda Indonesia akan memiliki
suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai
Pancasila casila tersebut. konsekuensinya, secara historis Pancasila dalam
kedudukannya sebagai dasar filsafat negara ideologi bangsa dan negara bukannya
Suatu ideologi yang menguasai bangsa. nilai-nilai dari sila-sila Pancasila itu
melekat dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri.
Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan
Weltanschauung. Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara (Philosofische
Grondslag) karena mengandung unsur-unsur sebagai berikut: alasan filosofis
berdirinya suatu negara; setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan
nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung)
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama, budaya, dan adat
istiadat.
2. Landasan Sosiologis Pendidikan Pancasila
Setiap bangsa di dunia dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara
senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup agar tidak terombang-
ambing dalam Kancah pergaulan pergaulan internasional setiap bangsa memiliki
ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. negara
komunis dan liberalis Meletakkan dasar filsafat negara nya pada suatu ideologi
tertentu misalnya ideologi komunisme berdasarkan konsep pemikiran Karl Marx.
Bangsa Indonesia dan beberapa negara lain berdasarkan ideologinya
pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa Indonesia sendiri
nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila bukan hanya hasil konseptual individu melainkan suatu hasil karya
bangsa Indonesia yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara seperti Soekarno
Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta Soepomo serta para tokoh pendiri
negara lainnya. suatu karya bangsa Indonesia yang dapat disejajarkan dengan
karya besar bangsa lain di dunia ini adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan
negara yang mendasarkan pandangan hidup pada suatu prinsip nilai yang
tertuang dalam sila-sila Pancasila. Oleh karena itu, para generasi penerus bangsa
terutama kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami
secara dinamis dan mengembangkannya sesuai dengan tuntutan zaman.
Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu
hingga sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat
Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong.
Misalnya dapat dilihat, bahwa kebiasaan bergotongroyong, baik berupa saling
membantu antar tetangga maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa-
desa. Kegiatan gotong royong itu dilakukan dengan semangat kekeluargaan
sebagai cerminan dari sila Keadilan Sosial. Gotong royong juga tercermin pada
sistem perpajakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat secara
bersama-sama mengumpulkan iuran melalui pembayaran pajak yang
dimaksudkan untuk pelaksanaan pembangunan.
3. Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila
Pancasila adalah dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia titik oleh karena itu nilai-nilai Pancasila harus direalisasikan dalam
setiap aspek kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. secara filosofis
dan objektif, bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara
mendasarkan hidupnya pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila
sebagai filosofi bangsa Indonesia. secara filosofis bangsa Indonesia adalah sebagai
bangsa yang berketuhanan dan kemanusiaan. Hal ini berdasarkan kenyataan
objektif bangsa bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang maha esa. syarat
mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang terwujud kan sebagai rakyat
(merupakan unsur pokok negara), sehingga secara filosofis negara persatuan
dalam berkerakyatan. konsekuensinya, rakyat adalah merupakan dasar ontologis
demokrasi demokrasi karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara.
Berdasarkan pengertian filosofis tersebut, nilai-nilai Pancasila
merupakan dasar filsafat negara titik penyelenggaraan negara harus bersumber
pada nilai-nilai Pancasila termasuk peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Pancasila harus menjadi sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik dalam
pembangunan nasional bidang ekonomi politik hukum sosial budaya maupun
pertahanan dan keamanan.
4. Landasan Yuridis Pendidikan Pancasila
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat) dan salah
satu cirinya atau istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu pemerintahan
berdasarkan hukum (rule of law). Pancasila sebagai dasar negara merupakan
landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara hukum
tersebut. Hal tersebut berarti pendekatan yuridis (hukum) merupakan salah satu
pendekatan utama dalam pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah
pendidikan Pancasila. Urgensi pendekatan yuridis ini adalah dalam rangka
menegakkan Undang-Undang (law enforcement) yang merupakan salah satu
kewajiban negara yang penting. Penegakan hukum ini hanya akan efektif, apabila
didukung oleh kesadaran hukum warga negara terutama dari kalangan
intelektualnya. Dengan demikian, pada gilirannya melalui pendekatan yuridis
tersebut mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan negara hukum
formal dan sekaligus negara hukum material sehingga dapat diwujudkan
keteraturan sosial (social order) dan sekaligus terbangun suatu kondisi bagi
terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat sebagaimana yang dicita-citakan
oleh para pendiri bangsa. Kesadaran hukum tidak semata-mata mencakup hukum
perdata dan pidana, tetapi juga hukum tata negara. Ketiganya membutuhkan
sosialisasi yang seimbang di seluruh kalangan masyarakat, sehingga setiap warga
negara mengetahui hak dan kewajibannya. Selama ini sebagian masyarakat masih
lebih banyak menuntut haknya, namun melalaikan kewajibannya. Keseimbangan
antara hak dan kewajiban akan melahirkan kehidupan yang harmonis sebagai
bentuk tujuan negera mencapai masyarakat adil dan makmur.
Dalam rangka menyempurnakan perkuliahan pendidikan Pancasila yang
digolongkan dalam mata kuliah dasar umum di perguruan tinggi, Dirjen Dikti,
menerbitkan SK, Nomor 25/DIKTI/KEP/1985, tentang Penyempurnaan
Kurikulum Inti Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Sebelumnya, Dirjen Dikti telah
mengeluarkan SK tertanggal 5 Desember 1983, Nomor 86/DIKTI/Kep/1983,
tentang Pelaksanaan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Pola Seratus Jam di Perguruan Tinggi. Kemudian, dilengkapi dengan SK Kepala BP-
7 Pusat tanggal 2 Januari 1984, Nomor KEP/01/BP-7/I/1984, tentang Penataran
P-4 Pola Pendukung 100 Jam bagi Mahasiswa Baru Universitas/Institut/Akademi
Negeri dan Swasta, menyusul kemudian diterbitkan SK tanggal 13 April 1984, No.
KEP-24/BP-7/IV/1984, tentang Pedoman Penyusunan Materi Khusus sesuai
Bidang Ilmu yang Diasuh Fakultas/Akademi dalam Rangka Penyelenggaraan
Penataran P-4 Pola Pendukung 100 Jam bagi Mahasiswa Baru
Universitas/Institut/Akademi Negeri dan Swasta.
Dalam rangka mengintensifkan kembali pembudayaan nilai-nilai
Pancasila kepada generasi penerus bangsa melalui pendidikan tinggi, pecinta
negara proklamasi, baik elemen masyarakat, pendidikan tinggi, maupun instansi
pemerintah, melakukan berbagai langkah, antara lain menggalakkan seminar-
seminar yang membahas tentang pentingnya membudayakan Pancasila melalui
pendidikan, khususnya dalam hal ini melalui pendidikan tinggi. Di beberapa
kementerian, khususnya di Kementerian Pendidikan Nasional diadakan seminar-
seminar dan salah satu output-nya adalah terbitnya Surat Edaran Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Nomor 914/E/T/2011, pada tanggal 30 Juni 2011,
perihal penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah di perguruan
tinggi. Dalam surat edaran tersebut, Dirjen Dikti merekomendasikan agar
pendidikan Pancasila dilaksanakan di perguruan tinggi minimal 2 (dua) SKS
secara terpisah, atau dilaksanakan bersama dalam mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan dengan nama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS.
Menurut penjelasan pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan mata
kuliah pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman
dan penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia. Dengan
landasan tersebut, Ditjen Dikti mengembangkan esensi materi pendidikan
Pancasila yang meliputi:
1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar negara
4. Pencasila sebagai ideologi negara
5. Pancasila sebagai sistem filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
Rangkuman
Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian,
dan keahlian, sesuai dengan program studinya masing-masing. Selain itu,
mahasiswa diharapkan mampu memberikan kontribusi yang konstruktif dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan mengacu kepada nilai-nilai
Pancasila. Jadi, mata kuliah Pancasila merupakan 46 proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan
knowledge, attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam
membangun jiwa profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-
masing dengan menjadikan nilainilai Pancasila sebagai kaidah penuntun (guiding
principle) sehingga menjadi warga negara yang baik (good citizenship). 2.
Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Urgensi pendidikan Pancasila, yaitu
dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan
pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar) bagi calon pemegang
tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu,
agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah
terpengaruh oleh pahampaham asing yang dapat mendorong untuk tidak
dijalankannya nilai-nilai Pancasila. Pancasila. Jadi, mata kuliah Pancasila
merupakan 46 proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student
centered learning, untuk mengembangkan knowledge, attitude, dan skill
mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa
profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing dengan
menjadikan nilainilai Pancasila sebagai kaidah penuntun (guiding principle)
sehingga menjadi warga negara yang baik (good citizenship).

Anda mungkin juga menyukai