ACARA 3
EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM4)
Asisten Praktikum :
1. Muhammad Rifqy Haidar
2. Rahmat Agung Pramono
3. Achmadi Anwarul Fahmi
4. Afif Hamidi
5. Rohmatul Hidayah
UNIVERSITAS JEMBER
2022
i
DAFTAR ISI
3.1.1 Alat........................................................................................................ 10
3.1.2 Bahan............................................................................................... 10
ii
BAB 6 PENUTUP ................................................................................................ 30
LAMPIRAN .......................................................................................................... 33
iii
4
BAB 1 PENDAHULUAN
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang dari suatu
sumber hasil aktivitas manusia mupun proses-proses alam yang tidak mempunyai
nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena penanganannya,
baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar.
Sampah dan pengelolaannya kini menjadi hal yang mendesak sebab apabila tidak
dilakukan penanganan yang baik akan menyebabkan hal yang tidak diharapkan
sehingga dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian
dan pengolahan sampah yang tepat terutama sampah organik. Salah satu
pemanfaatan sampah organik yang mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat
adalah dengan cara fermentasi karena teknologi yang digunakan sangat sederhana
dan biaya penanganan yang murah (Arifan, 2020).
Oleh karena itu perlu adanya kajian percobaan pembuatan Em4 dan Pupuk
organik cair dalam praktikum kali ini dengan beberapa perlakuan penambahan mol
menggunakan nasi, terasi, buah, sayur dan tape dengan penambahan gula merah dan
difermentasi selama 4 minggu.
5
1.2 Tujuan
Limbah organik adalah barang yang dianggap sudah tidak diperlukan dan
dibuang oleh pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar (Sudrajat, 2014). Sampah atau limbah organik dapat
mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil
dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil
pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah,
rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh
bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau
pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95 %) berupa sampah organik
sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya
sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75 % terdiri dari sampah organik dan
sisanya anorganik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah dan
sampah organik kering. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah yang
mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa
sayuran. Sedangkan bahan yang termasuk sampah organik kering adalah sampah
yang mempunyai kandungan air yang rendah. Contoh sampah organik kering
adalah kayu dan ranting kering, dan dedaunan kering (Fahri, 2018).
2.2 EM4
Pada dasarnya, limbah cair dari bahan organik bisa dimanfaatkan sebagai
pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung unsur
hara, khususnya N, P, K dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah
ini dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah. Dari sebuah
penelitian di China menunjukan penggunaan limbah cair organik mampu
meningkatkan produksi pertanian 11% lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan bahan organik lain. Bahkan di China penggunaan pupuk kimia
sintetik untuk pupuk dasar mulai tergeser dengan keunggulan pupuk cair organik
(Fahri, 2018).
9
2.4 Fermentasi
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
Pencampuran
Fermentasi 7 hari
Kulit
buah EM 1
500 g
Fermentasi 7 hari
Gula 500 ml
Air beras 1 L EM 2
Bekatul 1 kg
Fermentasi 7 hari
EM 3
Fermentasi 7 hari
EM 4
Selesai
13
Mulai
Buah Sayur
500 g 500 g
Pengecilan ukuran
100 g
gula Pencampuran
merah
Penutupan +
selang
Fermentasi 4
minggu
Pupuk cair
Selesai
14
Mulai
Perebusan
t= 20 menit
Pendinginan
t= 5 menit
Fermentasi 4
minggu
Pupuk cair
Selesai
15
POC Buah
Sayur ++++ + ++++ ++
MOL Nasi
POC Buah
Sayur
++ + +++++ +
MOL
Terasi
POC Ikan
+ + ++ +++
MOL Nasi
POC Ikan
MOL +++++ +++++ + +++
Terasi
POC Buah
Sayur ++++ ++++ +++ ++++
MOL Nasi
POC Buah
Sayur
++++ ++ +++++ ++++
MOL
Terasi
POC Ikan
++ ++ +++ ++++
MOL Nasi
POC Ikan
MOL +++ + ++++ ++
Terasi
POC Buah
Sayur ++++ + ++++ +++++
MOL Nasi
POC Buah
Sayur
+++++ ++ ++++ +++++
MOL
Terasi
POC Ikan
++++ ++ ++++ ++++
MOL Nasi
POC Ikan
MOL ++++ +++++ +++++ ++++
Terasi
POC Buah
Sayur + + +++++ +++++
MOL Nasi
POC Buah
Sayur
+++++ +++ +++++ +++++
MOL
Terasi
POC Ikan
++++ ++ ++++ ++++
MOL Nasi
POC Ikan
MOL ++++ +++++ +++++ ++++
Terasi
POC Buah
Sayur + + +++++ +++++
MOL Nasi
POC Buah
Sayur
++++ ++ ++++ +++
MOL
Terasi
POC Ikan
+++++ +++ ++++ +++++
MOL Nasi
POC Ikan
MOL +++++ ++ ++ +++
Terasi
Keterangan:
Warna Bau
+ : Kuning pucat + : Tidak menyengat
++ : Kuning ++ : Sedikit menyengat
+++ : Kuning pekat +++ : Cukup menyengat
++++ : Coklat pucat ++++ : Menyengat
+++++ : Coklat pekat +++++ : Sangat menyengat
Gelembung Tekstur
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 EM4
Bioaktivator yang saat ini sering digunakan untuk pembuatan pupuk organik
cair adalah EM4. Jalaludin dkk. (2016) menyatakan bahwa EM4 merupakan
campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan. Jumlah mikroorganisme
fermentasi didalam EM4 berkisar 80 jenis. Mikroorganisme tersebut dipilih yang
25
Pupuk organik cair merupakan larutan yang terbuat dari bahan organik atau
makhluk hidup yang telah mati. Bahan organik akan mengalami pembusukan oleh
mikroorganisme sehingga fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk ini digunakan
untuk menyuburkan tanaman karena kandungan nutrisinya cukup lengkap
(mengandung hara makro dan mikro esensial bagi tanaman). Bahan baku pupuk
cair yang sangat bagus yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang
mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran (wortel,
labu, sawi, selada, kulit jeruk, pisang, durian kol). Kandungan selulosa dari bahan
organik (C/N ratio) yang semakin besar mengakibatkan bakteri pengurai akan
mengurai lebih lama. Pupuk organik cair lebih mudah terdekomposisi dan kaya
nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Zahroh, 2015).
26
warna, tekstur, bau, dan gelembung yang berbeda selama proses fermentas hal ini
cair 2-3 minggu atau 1-1,5 bulan. Umumnya bahan organik yang segar mempunyai
rasio C/N tinggi, sepeti jerami padi 50-70. Prinsip pembuatan pupuk adalah
menurunkan rasio C/N bahan organik sehingga sama dengan rasio C/N tanah (<
20). Dengan semakin tingginya rasio C/N bahan maka proses pembuatan pupuk
akan semakin lama karena rasio C/N harus diturunkan. Pembuatan pupuk dapat
berlangsung dalam kondisi aerob maupun anaerob. Ciri fisik pupuk cair yang baik
membusuk. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk
hasil warna pada POC limbah ikan MOL Nasi (+) kuning pucat, gelembung (+)
tidak ada gelembung, bau (++) sediki menyengat, tekstur (+++) sedang encer.
Sedangkan pada mol terasi diperoleh hasil warna pada POC limbah ikan MOL
terasi (+++++) coklat pekat, gelembung (+++++) sangat banyak gelembung, bau
(+) tidak menyengat, tekstur (+++) sedang. Selanjutnya pada minggu ke – 1
diperoleh hasil warna pada POC limbah ikan MOL Nasi (++) kuning, gelembung
(++) sedikit gelembung, bau (+++) cukup menyengat, tekstur (++++) kental.
Sedangkan pada mol terasi diperoleh hasil warna pada POC limbah ikan MOL
terasi (+++) kuning pekat, gelembung (+) tidak ada gelembung, bau (++++)
menyengat, tekstur (++) encer. Selanjutnya pada minggu ke – 2 diperoleh hasil
warna pada POC limbah ikan MOL Nasi (++++) coklat pucat, gelembung (++)
sedikit gelembung, bau (++++) menyengat, tekstur (++++) kental. Sedangkan pada
mol terasi diperoleh hasil warna pada POC limbah ikan MOL terasi (++++) coklat
pucat, gelembung (+++++) sangat banyak gelembung, bau (+++++) sangat
menyengat, tekstur (++++) kental. Selanjutnya pada minggu ke – 3 diperoleh hasil
warna pada POC limbah ikan MOL Nasi (++++) coklat pucat, gelembung (++)
sedikit gelembung, bau (++++) menyengat, tekstur (++++) kental. Sedangkan pada
mol terasi diperoleh hasil warna pada POC limbah ikan mol terasi (++++) coklat
pucat, gelembung (+++++) sangat banyak gelembung, bau (+++++) sangat
menyengat, tekstur (++++) kental. Selanjutnya pada minggu ke – 4 diperoleh hasil
warna pada POC limbah ikan MOL Nasi (+++++) coklat pekat, gelembung (+++)
cukup gelembung, bau (++++) menyengat, tekstur (+++++) sangat kental.
Sedangkan pada mol terasi diperoleh hasil warna pada POC limbah ikan MOL
terasi (+++++) coklat pekat, gelembung (++) sedikit gelembung, bau (++) sedikit
menyengat, tekstur (+++) sedang.
karena sukrosa yang terkandung dalam larutan gula merupakan substrat yang
mudah dicerna dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Pembuatan
pupuk organik cair dengan proses fermentasi keberhasilannya ditandai dengan
adanya lapisan putih pada permukaan, bau yang khas, dan warna berubah dari hijau
menjadi coklat dan pupuk yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan. Lapisan
putih pada permukaan pupuk merupakan actinomycetes, yaitu jenis jamur tumbuh
setelah terbentukya pupuk.
Dan diperkuat oleh pendapat (Zahroh, 2015) bahwa pupuk cair yang
dihasilkan dari limbah ikan nila memiliki karakteristik warna sedikit cerah sampai
dengan warna gelap dan pekat. Pupuk cair yang dihasilkan dari limbah ikan patin
memiliki karakteristik warna agak cerah, tidak pekat sampai dengan warna gelap,
pekat dan sedikit berminyak. Pupuk cair yang dihasilkan dari limbah ikan kembung
memiliki karakteristik warna cerah dan cemerlang, tidak pekat sampai dengan
warna agak gelap dan pekat, tetapi tidak berminyak. Perlu adanya proses lebih
lanjut yaitu proses pemurnian pupuk cair yang dihasilkan, perlakuan penghilangan
komponen gas yang masih terdapat pada pupuk cair
30
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pada minggu ke – 0 em4 diperoleh hasil warna pada em4 (++++) coklat
pucat, gelembung pada em4 (+) tidak ada gelembung, bau pada em4 (++++)
menyengat, tekstur pada em4 (++++) kental. Selanjutnya pada minggu ke –
1 pengamatan em4 diperoleh hasil warna pada em4 (++++) coklat pucat,
gelembung pada em4 (+) tidak ada gelembung, bau pada em4 (++++)
menyengat, tekstur pada em4 (+++++) sangat kental. Selanjutnya pada
minggu ke – 2 pengamatan em4 diperoleh hasil warna pada em4 (+++++)
coklat pekat, gelembung pada em4 (++) sedikit gelembung, bau pada em4
(++++) menyengat, tekstur pada em4 (++++) kental. Selanjutnya pada
minggu ke – 3 pengamatan em4 diperoleh hasil warna pada em4 (++++)
coklat pucat, gelembung pada em4 (++) sedikit gelembung, bau pada em4
(+++) cukup menyengat, tekstur pada em4 (++++) kental. kemudian pada
minggu terakhir minggu ke – 4 pengamatan em4 diperoleh hasil warna pada
em4 (+++++) coklat pekat, gelembung pada em4 (++++) banyak
gelembung, bau pada em4 (++++) menyengat, tekstur pada em4 (+++)
sedang.
2. Biogas merupakan gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup
dalam kondisi kedap udara). Prinsip pembuatan biogas adalah adanya
dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas)
untuk menghasilkan gas yang sebagian besar berupa gas metana (CH4) dan
karbondioksida (CO2).
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum EM4 dan
POC ini dimana praktikan harus mengetahui jenis jenis mol yang akan ditambahkan
dan memahami gas yang terbentuk dari hasil selama pembuatan EM4 dan tidak
boleh jijik selama proses pembuatan berlangsung.
31
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E., N.F. Rizqiani, Yuwono, dan N. Widya, 2007. Pengaruh Dosis dan
Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Buncis (Phasheolus vulgaris L.) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan
Arifan, F. (2020). Pemanfaatan Nasi Basi Sebagai Mikro Organisme Lokal (MOL)
Untuk. JURNAL PENGABDIAN VOKASI, 1-4.
Endah, R. D., Sperisa, D., Nur, A. & Paryanto. (2007). Pengaruh kondisi fermentasi
terhadap yield etanol pada pembuatan bioetanol dari pati garut. Jurnal Gema
Teknik, 10(2), 83-88.
Fahri, A. (2018). Pengaruh Waktu Fermentasi dan Volume Bio Aktivator EM4.
Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 1-17.
Jalaludin, Nasrul Z.A., dan Rizki, S. (2016). Pengolahan Sampah Organik Buah-
buahan menjadi Pupuk dengan Menggunakan Efektif Mikroorganisme.
Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 5-(1): 17-29.
LAMPIRAN
Pemerasan EM4
35
B. Dokumentasi pembuatan POC limbah buah dan sayur MOL nasi (P1)
Pengecilan ukuran limbah buah sayur Penuangan gula merah dalam MOL
nasi sebanyak 100ml
C. Dokumentasi pembuatan POC limbah buah dan sayur MOL terasi (P2)
Gula merah cacah dan air yang akan Pelarutan gula merah menggunakan hot
digunakan untuk melarutkan plate
Pencampuran sedikit MOL nasi pada Pencampuran gula merah dan MOL
larutan gula merah agar tidak nasi pada ikan yang sudah dihancurkan
menggumpal
Gula merah cacah dan air yang akan Pelarutan gula merah menggunakan hot
digunakan untuk melarutkan plate
Pencampuran sedikit MOL terasi pada Pencampuran gula merah dan MOL
larutan gula merah terasi pada ikan yang sudah
dihancurkan