Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI


PRAKTIKUM ACARA I : PENGENALAN MIKROSKOP, DMP DAN
ANAPOL

OLEH:
MUHAMMAD FADLI TARIDATU
D061221008

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2024
BAB I memperkenalkan dan memberikan
PENDAHULUAN
pemahaman awal pada praktikkan
1.1 Latar Belakang
mengenai mineral optik dan
Mineral Optik dan Petrografi petrografi mengenai penggunaan
menjelaskan tentang sifat-sifat optik mikroskop polarisasi. Tujuan dari
mineral dalam suatu batuan, dengan praktikum ini adalah:
menggunakan mikroskop polarisasi
1. Untuk mengetahui bagian
yang mana sifat – sifat optik dari
bagian mikroskop polarisasi
berbagai mineral berbeda satu
2. Untuk mengetahui cara
dengan lainnya dalam batuan yang
mengukur DMP
beragam. Pengamatan dan telaah
3. Untuk mengetahui perbedaan
sifat – sifat optik mineral dalam
analisator dan polarisator
deskripsi dan klasifikasinya meliputi
1.1 Alat dan Bahan
komposisi, tekstur dan struktur
Adapun alat dan bahan yang
mineral untuk menentukan nama
digunakan dalam praktikum ini,
mineral dan proses terbentuknya.
yaitu:
Oleh karena itu maka 1. Buku Penuntun Praktikum
dilakukanlah Praktikum Mineral Mineral Optik dan Petrografi
Optik dan Petrogi acara I. 2023

1.2 Maksud dan Tujuan 2. Alat Tulis Menulis

3. Mikroskop Polarisasi
Adapun maksud diadakannya
4. Sampel sayatan tipis mineral
praktikum ini adalah untuk
5. Lembar Kerja Praktikum mengidentifikasi sifat-sifat optik

(LKP) mineral ataupun batuan yang tembus

6. Lap Kasar dan Halus cahaya, setelah disayat setebal 0,03

BAB II mm. sedang jenis mikroskop


TINJAUAN PUSTAKA
polarisasi pantul digunakan untuk
2.1 Pengertian Mikroskop
mengamati mineral ataupun batuan
Polarisasi
yang tidak tembus cahaya (opaq).
Mikroskop terdiri dari dua
(Chaerul Muhammad.2014).
kata yang diambil dari bahasa
2.2 Bagian – Bagian Mikroskop
Yunani yaknimicros yang artinya
Polarisasi
kecil danscopeinyang artinya

melihat. Jadi mikroskopadalah Adapun bagian – bagian Dari

sebuah alat yang digunakan untuk Mikroskop Polarisasi Sebagai

melihat objek berukuran kecil Berikut; (Hamid Umar.2020).

yangtidak dapat dilihat dengan mata A. Tubus Atas


telanjang. Mikroskop polarisasi
a. Eye Piece; Tempat untuk
mempunyai sifat dan penggunaan
melihat medan pandang
yang berbeda jika dibandingkan
b. Lensa Okuler; Untuk
dengan mikroskop jenis lainnya.
memperbesar bagian objek
Mikroskop polarisasi inipun terbagi
c. Tabung berisikan lubang
atas 2 (dua) bagian, yaitu jenis
kompensator, analisator,dan
mikroskop polarisasi bias dan
lensa amici betrand
mikroskop polarisasi pantul. Jenis

mikroskop ini digunakan untuk


d. Reolver; untuk mengganti c. Meja Objek; untuk tempat

lensa yang digunakan meletakkan objek saat

e. Lensa objektif; untuk pengamatan.

menangkap dan memperbesar d. Penjepit Preparat; sebagai

bayangan sayatan mineral di alat penjepit.

meja objek e. Lubang Objek; sebagai

f. Kondensor; untuk lubang untuk mengamati

memusatkan Cahaya yang preparat.

datang dari cermin f. Skala absis; untuk

dibawahnya menunjukkan posisi atau

g. Pengatur Kondensor; untuk kedudukan preparate yang

mengatur pemusatan Cahaya diamati.

pada kondensor. g. Sekrup pengarah kasar; untuk

B. Tubus Tengah mengatur skala meja objek

dalam skala besar.


a. Lengan Mikroskop; sebagai
h. Sekrup pengarah halus; untuk
pegangan pada saat
mengatur skala meja objek
mengambil atau
dalam skala kecil.
memindahkan mikrospkop.
C. Tubus Bawah
b. Lensa Objektif;sebagai alat

untuk memperbesar objek a. Iluminator; untuk menangkap

yang diamati. dan meneruskan sinar yang

dari Cahaya lampu.


b. Brightness control dial, untuk b. Nyalakan mikroskop dengan

menghidupkan dan menekan tombol on.

mematikan sumber Cahaya.


c. Atur pencahayaan dengan
c. Selubung Iluminator; untuk
mengamati pada lensa okuler sambil
alat pelindung dari debu atau
menyesuaikan intensitas
kotoran.
pencahayaan, kondenser, serta
d. Kaki Mikroskop; sebagai
bukaan diafragma. Sesuaikan pula
tumpuan dari keseluruhan
cakupan medan pandang dengan
mikroskop.
mengatur lensa okuler.
e. Kondensor; penerus Cahaya
d. Lakukan prosedur centering
masuk.
dengan meletakkan kertas bertanda x
f. Kabel Mikroskop; sebagai
di bagian tengah meja putar. Apabila
penghubung antara
saat meja objek diputar, tanda x
mikroskop dengan sumber
masih bergerak terhadap pusat meja,
arus listrik.
maka lakukan centering dengan
2.3 Cara Menggunakan
menggeser tuas centering pada meja
Mikroskop Polarisasi
putar. Jika tanda x telah berada di
Alur dan cara penggunaan
tengah medan pandang saat diputar,
mikroskop polarisasi adalah sebagai
maka mikroskop telah center.
berikut: (Sutarto,dkk.2019)
e. Mikroskop siap untuk
a. Sambungkan kabel ke
digunakan dengan meletakkan
sumber/outlet listrik yang terpasang

di meja pengamatan.
peraga berupa sayatan tipis batuan khusus tanda optik mineral.

pada meja putar. Pengamatan konoskop dilakukan

dengan memasang kondenser dan


f. Pilih lensa objektif sesuai
lensa Bertrand.
perbesaran yang diinginkan dengan

cara menggeser pada bagian tabung j. Jika pengamatan telah

lensa, bukan pada ujung lensanya. selesai, ambil peraga sayatan tipis

dan taruh pada tempat semula.


g. Atur fokus dengan memutar

tombol fokus kasar (menaik- k. Matikan mikroskop,

turunkan meja objek) dan fokus kembalikan posisi aksesoris-

halus. aksesoris mikroskop seperti semula.

Cabut kabel dari sumber listrik dan


h. Pengamatan dapat dilakukan
lepaskan dari mikroskop.
dengan memutar meja objek untuk

mengamati sifat optiknya. Putar meja 2.4 Diameter Medan Pandang

objek dengan halus, dan kunci


Dalam melakukan
putaran jika perlu menggunakan tuas
pengamatan terhadap mineral mikro,
yang tersedia.
salah satu hal yang diperhatikan

i. Pengamatan plane polarized adalah ukuran mineral. Ukuran

dilakukan tanpa analisator. mineral ini berkaitan dengan

Pengamatan cross polarized diameter medan pandang.

dilakukan dengan memasang Pengukuran medan pandang

analisator, ditambah baji membantu dalam menentukan

kompensator untuk pengamatan ukuran mineral, butir, dan lain-lain.


Selain itu, juga dilakukan tegak (N-S) atau benang horizontal

pengamatan analisator-analisator (E-W) sehingga memudahkan dalam

untuk mengetahui daya arbsorbsi penentuan sifat-sifat optik yang

mineral. Sebelum melakukan berhubungan dengan sumbu-sumbu

pengamatan diameter medan kristalografi dan sumbu-sumbu

pandang, yang perlu diperhatikan sinarnya. Pengaturan arah getar

adalah menyetringkan mikroskop, analisator harus dilakukan agar

pengaturan arah getaran polarisator benar-benar tegak lurus

sejajar dengan salah satu benang menggunakan peraga. Apabila arah

silang, dan pengaturan arah getar getar kedua nikol sudah saling tegak

analisator agar tegak lurus arah getar lurus sama sekali karena cahaya yang

polarisator. Centering penting tadinya terpilih oleh polarisator

dilakukan agar pada saat pengamatan sehingga hanya yang bergetar pada

dengan menggunakan perputaran satu arah saja kemudian terserap oleh

meja objek, mineral yang kita amati analisator seluruhnya.. dengan

tetap berada pada medan pandangan demikian apabila kenampakannya

(tidak keluar dari medan pandangan). belum gelap sama sekali, berarti

Pengaturan arah getar polarisator kedudukan analisator belum tegak

harus dilakukan agar kita tahu persis lurus polarisator dan harus memutar

arah getaran sinar biasa dan luar analisator. (Syarifuddin Erick.2014)

biasa yang diteruskan oleh


2.5 Analisator Polarisator
polarisator searah dengan salah satu
(Erick, 2014)Analisator (Upper
arah benang silang, apakah benang
Nicol or Analyzer) adalah suatu
bagian yang vital terbuat dari yang bergetar pada satu arah bidang

lembaran polaroid atau prisma nikol datar saja yang diteruskan. Didalam

seperti polarisator. Hanya saja arah mikroskop lembar Polaroid ini

getaran sinar diatur persis saling diletakkan sehingga arah getar

tegak lurus, yaitu sejajar dengan sinarnya sejajar dengan salah satu

benang silang pada arah yang arah benang silang N-S atau E-W.

berbeda. Namun kedudukan (Sasmita,Indah Amalia.2014).

analisator dapat diatur atau diputar.


BAB III
Dikatakan kedudukan nikol silang METODOLOGI PENELITIAN

(Crossed Nichols) bila arah 3.1 Metode

getarannya tepat saling tegak lurus. Praktikum Mineral Optik dan

Analisator ini mudah dikeluar Petrografi Acara I “Pengenalan

masukkan sesuai dengan macam atau Mikroskop, DMP dan Anapol”

metode penelitiannya. Bagian ini dilaksanakan pada hari Jumat 29

dipasang untuk penelitian dengan Februari 2024, pukul 08.00-10.00

ortoskop nikol silang dan untuk WITA di Laboratorium Petrografi,

penelitian konoskopik. Polarisator Departemen Teknik Geologi,

(Lower Nicol or Polarizer) yang Fakultas Teknik, Universitas

terdiri dari suatu lembaran Polaroid Hasanuddin. Adapun metode yang

yang telah dibuat oleh pabrik, dilakukan adalah mengidentifikasi

fungsinya menyerap cahaya secara bagian – bagian mikroskop polarisasi

memilih dan kuat (Selective nsecara langsung untuk mengamati

Arbsorption) sehingga hanya cahaya diameter medan pandang, serta

analisator dan polarisator.


3.2 Tahapan Penelitian 3.2.2 Tahap Praktikum

Metode praktikum kali ini Pada tahap ini, praktikan akan

menggunakan metode kualitatif dan melakukan identifikasi terhadap

kuantitatif. Secara kualitatif, dimana bagian-bagian mikroskop polarisasi,

melakukan pengamatan dan DMP dan Anapol, adapun

pendeskripsian bagian-bagian identifikasi yang dilakukan oleh

mikroskop. Secara kuantitatif, praktikan yaitu bagian-bagian

dimana dilakukan pengukuran mikroskop beserta pengamatan

terhadap diameter medan pandang sayatan tipis dengan DMP serta

serta analisator polarisator. Analisator dan Polarisator.

Pada praktikum ini, terdapat 3.2.3 Analisis Data

beberapa tahapan-tahapan dalam Pada tahap ini, pada tahapan

pembuatan laporan, antara lain : ini akan dilakukan analisis data

deskripsi yang telah diambil saat


3.2.1 Tahap Pendahuluan
praktikum. Untuk menunjang
Pada tahap ini, praktikan akan
analisis data, akan diberi bimbingan
diberi tugas pendahuluan. dimana
oleh para asisten.
pada tahap ini praktikan akan

mempelajari literatur-literatur yang 3.2.4 Tahap Penyusunan Laporan

terkait dengan mikroskop polarisasi, Pada tahap ini, praktikan akan

DMP dan Anapol. membuat laporan dari hasil analisis


data sebagai hasil akhirnya dalam

bentuk jurnal dan dilakukan asistensi

terhadap laporan tersebut kepada

asisten agar jurnal yang dihasilkan

menjadi lebih baik.

3.2.5 Tahap Pengumpulan


Laporan

Pada tahap ini, praktikan

melakukan pengumpulan laporan

yang telah di ACC oleh asisten

sebagai tahap akhir dari tahapan

penelitian.

Tabel 3.1 Diagram Alir DAFTAR PUSTAKA

Chaerul, M. (2019). Mineral Optik dan Petrografi. Makassar: YCAB Publisher.

Erick, S. (2014). Pengenalan Mikroskop Polarisasi. 10.


Sasmita, I. A. (2014). Pengenalan Mikroskop Polarisasi. 14.
Sutarto, Soesilo, J., Sutanto, & Yudiantoro, D. F. (2019). Mineral Optik.
Yogayakarta: Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasioal “Veteran”.
Umar, H. (2020). Mikroskopis Mineralogi. Makassar: Penerbit KBM Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai