Anda di halaman 1dari 5

TUGAS VNG KE-1

ANGGOTA:
1. FAUZIA SURYA KENCANA
2. M IQBAL ROZAQI
3. RISKY AKIS LAJONA
4. CITRA ANGGRAINI
5. EGA SARI TRI FADILAH

1. Jelaskan yang dimasud dengan magma toletik dan kalk-alkali!


Magma kalk-alkali dan magma toleitik merupakan kedua seri dari magma seri subalkali ,
dimana seri alumina tinggi disebut kalk alkali dan seri rendah K disebut toleitik, Anggota
dari seri basalt ini secara berturut-turut yaitu subalkali dan subalkali rendah K. Dua seri
ini dapat dipisahkan berdasarkan diagram AFM (Gambar 1), dengan trend yang besar
maka toleiitik kaya akan besi pada awal pemisahannya, sedangkan seri kalk alkali
trendnya memotong diagram karena penumpukan besi pada saat kristalisasi pertama
oksida Fe-Ti. Perbedaan kimia yang utama dari seri toleiitik dengan kalk alkali adalah
kandungan Al2O3, basalt kalk alkali dan andesit mengandung 16-29%, sedangkan
toleiitiknya hanya mengandung 1216% Al2O3.

Gambar I. Diagram AFM yang menunjukkan jenis toelitik dan kalk-alkali (Wilson, 1991)
Ini adalah diagram AFM, sebuah diagram terner yang menggambarkan proporsi relatif
oksida Na2O + K2O (A), FeO + Fe2O3 (F), and MgO (M). Tanda panah menunjukan
urutan jalur magma di kelompok magma toleitik dan kalk-alkalin
Basalt subalkali rendah K atau basalt toleiitik, merupakan magma dominan yang
dihasilkan pada punggungan tengah samudera dan pada beberapa wilayah aliran basalt
(flood basalt province). Dibandingkan tipe basalt yang lainnya basalt-basalt ini
mengandung K tinggi dan kation-kation lain seperti Rb, Ba, U, Th, Pb, Zr, dan sedikit
REE. Sedangkan, magma seri kalk alkali seluruhnya dibatasi pada posisinya yang
berhubungan dengan subduksi. Akibatnya, pengenalan terhadap karakteristik kalk alkali
pada sikuen volkanik masa lalu merupakan petunjuk yang sangat penting dalam
petrogenesis. Produkproduk dari volkanisme pada busur volkanik bervariasi sesuai
dengan evolusi dari busur, dalam beberapa hal, lateral sepanjang busur. Batuan volkanik
bisa dibagi ke dalam jenis toleiitk, kalk alkali, dan alkali yang semuanya bergradasi. Jenis
magma tolelitik bisanya terbentuk pada busur muda, sedangkan magma kalk alkali pada
busur yang lebih tua dan batas benua aktif. Karakteristik kimia dari batuan-batuan busur
volkanik lebih bervariasi dibandingkan dengan MOR. Proporsi lavanya yang kaya Si02
lebih besar, khususnya pada sen kalk alkali dangan andesit yang lebih dominan.

(sumber: https://www.academia.edu/23470051/Universitas_Gadjah_Mada_)

2. Apa yang menyebabkan magma basalt lebih mudah megalami erupsi? Kenapa
magma granitik lebih sulit?
Tiap-tiap magma memiliki karakteristik yang berbeda. Rangkuman dari sifat-sifat
mangma itu seperti terlihat di dalam Tabel.

Rangkuman Sifat-sifat Magma


Batuan
Tipe Beku Kandunga
Komposisi Kimia Temperatur Viskositas
Magma yang n Gas
dihasilkan
45-55 SiO2 %,
kandungan Fe, Mg,
1000 –
Basaltik Basalt dan Ca tinggi, Rendah Rendah
1200oC
kandungan K, dan Na
rendah.
55-65 SiO2 %,
Andesiti kandungan Fe, Mg, 800 – Menenga
Andesit Menengah
k Ca, Na, dan K 1000oC h
menengah.
65-75 SiO2 %,
kandungan Fe, Mg,
650 –
Rhyolitik Rhyolit dan Ca rendah, Tinggi Tinggi
800 oC
kandungan K, dan Na
tinggi.

Sebenarnya, magma basaltik lebih sulit mengalami erupsi yang bersifat eksplosif
ketimbang magma granitik karena magma basaltik memiliki derajat fragmentasi dan
viskositas yang lebih rendah daripada magma granitik.

Magma mengandung gas-gas terlarut. Gas-gas yang terlarut di dalam cairan magma itu
akan lepas dan membentuk fase tersendiri ketika magma naik ke permukaan bumi.
Analoginya sama seperti gas yang terlarut di dalam minuman ringan berkaborasi di dalam
botol dengan tekanan tinggi. Ketika, tutup botol dibuka, tekanan turun dan gas
terlepas membentuk fase tersendiri yang kita lihat dalam bentuk gelembung-gelembung
gas. Kandungan gas di dalam magma ini akan mempengaruhi sifat erupsi dari magma
bila keluar ke permukaan bumi.

Viskositas adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak mengalir. Cairan dengan
viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk mengalir daripada cairan
dengan viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan magma. Viskositas magma
ditentukan oleh kandungan SiO2 dan temperatur magma. Makin tinggi kandungan SiO2
maka makin rendah viskositasnya atau makin kental. Sebaliknya, makin tinggi
temperaturnya, makin rendah viskositasnya.

Jadi, erupsi magmatik eksplosif umumnya melibatkan magma segar yang bersifat asam
karena banyak megandung silikat (SiO2). Sementara pada erupsi magmatik yang efusif,
magma segar yang keluar bersifat basa (basaltik) karena magmanya lebih encer dan
kurang mengandung gas.
Selain itu, magma yang bersifat asam dapat menyimpan gas lebih besar dibanding dengan
magma basa, sehingga tekanan dari dalam bumi tidak akan langsung keluar ketika
magma tersebut bersifat asam dan cenderung tertampung terlebih dahulu, hal ini yang
menyebabkan mengapa magma basalt lebih mudah megalami erupsi.

(Sumber: Geologinet, dan https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190802173202-


199-417887/tangkuban-parahu-freatik-kenali-tiga-fase-letusan-gunung-api)

3. Kenapa pada bagian mid oceanic ridge jarang ditemukan gunungapi seperti di
volcanic arc?
Mid Oceanic Ridge adalah rantai gugusan gunung api dibawah laut dimana kerak bumi
baru terbentuk dari lelehan magma dan aktivitas gunung berapi. Sepeti yang diketahui
bahwa MOR diakibatkan oleh batas divergen lempeng samudera, yang mana sifat magma
pada daerah tersebut bersifat basa. Magma basa memiliki karakteristik dimana
viksositasnya relatif rendah. Viksositas yang rendah, membuat magma pada daerah MOR
ketika keluar melalui aktivitas volkanisme bersifat efusif, yang artinya magma akan
mengalir kesekitar bukan melalui letusan. Hal ini salah satu yang mempengaruhi
mengapa di Mid Oceanic Ridge, magma yang keluar tidak terakumulasi membentuk
gunung api.

Mid Oceanic Ridge merupakan wilayah vulkanik dan tektonik linear yang sempit yang
menandai batas antara dua lempeng tektonik. MOR membentuk sekitar 65.000 km
panjangnya mengelilingi dunia, menjadikannya sebagai rantai gunung api terbesar di
dunia. (Ken. H. rubin,2014)

Lalu mengapa di zona subduksi lebih banyak gunung api. Hal ini dikarenakan Ketika dua
lempeng tektonik bertabrakan, kerak samudera yang relatif lebih padat akan ditundukkan
di bawah kerak benua yang lebih ringan. Karena proses subduksi, kerak samudera yang
relatif lebih dingin, bersama dengan air, disubstitusi ke astenosfer , di mana tekanan dan
suhu jauh lebih tinggi daripada permukaan bumi. Dalam kondisi seperti itu, pelat ke
bawah melepaskan volatil seperti H 2 O dan CO 2, yang menyebabkan peleburan
sebagian dari asthenosphere di atas. [1] Proses ini dapat menciptakan magma yang relatif
ringan, yang kemudian membentuk serangkaian gunung berapi di permukaan sepanjang
zona subduksi.

Menurut Jakson 1982 lelehan batuan silikat panas yang terbentuk di alam bersifat mobile,
sehingga hal tersebut dapat mengandung material padat dan juga gas. Zat padat yang
terdiri dari batuan asal yang tidak ikut meleleh xenolith, sisa kristal yang tidak ikut
meleleh disebut Xenocrist, dan sisa-sisa kristal yang terbentuk dari pembekuan magma.
Xenolith dan Xenocrist dapat memeberikan informasi penting tentang komposisi bumi
bagian mantel yang sulit diakses, karena Xenolith dan Xenocrist sering mengandung
fragmen dan kristal yang dianggap sebagai bagian dari minerologi asli yang berasal dari
mantel.
Sumber.
(https://en.ikipedia.org/iki/xenolith dan https://sgcobinus.files.wordpress.com)

4. Mengapa magma yang dihasilkan pada mid oceanic ridge berupa magma yqng
sifatnya mafik bukan ultramafik
Pembentukan magma pada zona konvergen termasuk di dalamnya pada island arcs dan
active continental margin. Zona konvergen identik dengan zona penjunjaman, apabila
penunjaman terjadi antara lempeng samudra dengan lempeng samudra maka disebut
sebagai active continental margin dan apabila penunjaman terjadi antara lempeng
samudra dengan lempeng benua maka disebut island arc. Selain dapat terjadi pelelehan
mantel bagian atas juga dapat terjadi anateksis. Hal ini menyebabkan magma induk
terdiferensiasi lebih lanjut. Akibatnya, terbentuk dapat terbentuk jenis magma yang
variatif tergantung intensitas diferensiasi, dari magma basa (mafik) sampai magma asam
(felsic). Pada zona ini pun dapat terbentuk batuan beku seperti riolit, diorite, andesit, dan
basalt.

Anda mungkin juga menyukai