Anda di halaman 1dari 8

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Operasi pemboran merupakan proses kelanjutan dari eksplorasi untuk
menginformasikan ada tidaknya kandungan minyak dan gas bumi di dalam
suatu lapisan di bawah permukaan bumi. Proses pemboran berkaitan dengan
penentuan waktu yang digunakan lumpur untuk mencapai lag total dalam
hubungannya dengan proses analisa cutting dan log.
Lag time adalah kecepatan pergerakan suatu benda (padat, cair, atau
gas) dari dasar lubang bor sampai ke permukaan oleh media lumpur.
Penggunaan serta penghitungan lag time sangat penting dalam pekerjaan
mud logging, karena lumpur tersebut akan membawa hasil cutting dari dasar
sumur ke permukaan yang merupakan suatu data pemboran.
Oleh karena itu, diperlukan adanya perhitungan lag time dalam suatu
operasi pemboran agar mendapatkan waktu yang efisien dan tidak
menimbulkan kesalahan interpretasi. Laporan ini dibuat berdasarkan operasi
pemboran di sumur minyak “R-1” dengan data yang tersedia berupa bagian-
bagian sumur pemboran beserta ukurannya dan waktu dimulainya operasi
pemboran.

I.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pertemuan operasi pemboran ini adalah agar mahasiswa
memahami tentang operasi pemboran dan perhitungan lag time.
Tujuan dari pertemuan operasi pemboran ini adalah:
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lag time.
2. Mengetahui bagian-bagian sumur pemboran beserta ukuran dan
satuannya.
3. Mengetahui skema pemboran minyak dan gas bumi,
4. Mengetahui cara perhitungan lag down, lag up, dan lag total.
5. Memastikan waktu yang dibutuhkan sampel cutting untuk diterima di
permukaan.

Nama : Muhammad Hendrika Pratama Page 1


NIM : 111.150.102
Plug :9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018

BAB II
METODE

II.1. Langkah Kerja


1. Menganalisa dokumen-dokumen yang dibutukan berupa bagian-bagian
sumur pemboran beserta satuannya.
2. Menghitung pump capacity dengan rumus:
𝑃𝑢𝑚𝑝 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 = 0,000243 𝑥 𝐷2 𝑥 𝐿 𝑥 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
3. Mengitung kapasitas dan volume bagian dalam pipa dengan rumus:
𝐼𝐷𝐷𝑃2
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑝𝑎 =
1029,4
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑝𝑎 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑝𝑎 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑖𝑝𝑎
4. Mengitung kapasitas dan volume bagian dalam collar dengan rumus:
𝐼𝐷𝐷𝐶 2
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟 =
1029,4
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟
5. Mengitung lag down dengan rumus:
𝐿𝑎𝑔 𝑑𝑜𝑤𝑛 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑛𝑒𝑟 𝑃𝑖𝑝𝑎 + 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑛𝑒𝑟 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟
6. Menghitung kapasitas dan volume annulus collar dengan rumus:
𝐷𝐻 2 − 𝑂𝐷𝐷𝐶 2
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐷𝐶 =
1029,4
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐷𝐶 = 𝐾𝑎𝑝 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐷𝐶 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑟𝑖𝑙𝑙 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟
7. Menghitung kapasitas dan volume annulus pipa dengan casing dengan
rumus:
𝐼𝐷𝐶𝑆𝐺 2 − 𝑂𝐷𝐷𝑃2
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 =
1029,4
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐷𝑃 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔
8. Menghitung kapasitas dan volume annulus pipa tanpa casing dengan
rumus:
𝐷𝐻 2 − 𝑂𝐷𝐷𝑃2
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 =
1029,4
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐷𝑃 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑂𝑝𝑒𝑛 𝐻𝑜𝑙𝑒

Nama : Muhammad Hendrika Pratama Page 2


NIM : 111.150.102
Plug :9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018

9. Menghitung lag up dengan rumus:


𝑉 𝐿𝑎𝑔 𝑈𝑝 = 𝑉 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐷𝐶 + 𝑉 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑑𝑔 𝐶𝑠𝑔 + 𝑉 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑡𝑝 𝐶𝑠𝑔
10. Hitung lag total dengan rumus:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑔 𝐷𝑜𝑤𝑛 + 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑔 𝑈𝑝
𝐿𝑎𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑝𝑢𝑚𝑝 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑆𝑃𝑀

Nama : Muhammad Hendrika Pratama Page 3


NIM : 111.150.102
Plug :9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018

BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Data
Operasi pemboran memerlukan data-data berupa bagian-bagian dalam
sumur pemboran beserta ukurannya. Di bawah ini merupakan data-data sumur
pemboran dalam operasi pemboran yang dilakukan di sumur minyak” R-1”.
1. Bit Size : 5,5”
2. Diameter mud pump 3,2”
3. Panjang stroke 11,2 inch
4. SPM 70 str/m
5. Efisiensi 75%
6. Outer Diameter Casing 16”
7. Inner Diameter Casing 13,4”
8. Kedalaman casing 815 ft
9. Outer Diameter Drill Pipe 8,6”
10. Inner Diameter Drill Pipe 7,1”
11. Kedalaman pipa 1890 ft
12. Outer Diameter Drill Collar 5,3”
13. Inner Diameter Drill Collar 3,6”
14. Panjang drill collar 565 ft
15. Diameter drill hole 11,1”

III.2. Perhitungan Lag Time


Berdasarkan data-data sumur pemboran minyak “R-1” di atas, maka dapat
dilakukan perhitungan lag time dalam sumur minyak “R-1”. Lag time dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu kecepatan aliran lumpur tergantung dari kecepatan
pompa yang memompa lumpur dari (pit) masuk ke dalam pipa (drill string) dan
keluar dari bit lewat jets, kemudian naik ke atas lewat annulus hingga ke
permukaan dan ukuran/diameter lubang bor, dimana lubang bor dengan diameter
besar akan mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat daripada lubang
dengan diameter kecil. Oleh karena itu, dapat dilakukan estimasi pukul berapa

Nama : Muhammad Hendrika Pratama Page 4


NIM : 111.150.102
Plug :9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018

sampel cutting akan dapat sampai di permukaan. Di bawah ini merupakan


perhitungan lag time di sumur minyak “R-1”.

III.2.1. Perhitungan Pump Capacity


Hal yang pertama kali dilakukan adalah dengan menghitung kapasitas
pompa menggunakan data diameter, panjang, dan efisiensi dari pompa tersebut.

𝑃𝑢𝑚𝑝 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 = 0,000243 𝑥 𝐷2 𝑥 𝐿 𝑥 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎


= 0,000243 𝑥 3,22 𝑥 11,2 𝑥 75%
= 𝟎, 𝟎𝟐𝟏 𝒃𝒃𝒍/𝒔𝒕𝒌

III.2.2. Perhitungan Lag Down


Selanjutnya, langkah yang dilakukan adalah perhitungan lag down. Lag
Down adalah waktu yang dibutuhkan lumpur pengeboran untuk melakukan
perjalanan dari atas permukaan sampai dasar pengeboran.
a) Volume Inner Pipe
Dalam perhitungan kapasitas dan volume bagian dalam pipa (inner pipe)
dapat dilakukan menggunakan data diameter bagian dalam pipa dan panjang
pipa.
𝐼𝐷𝐷𝑃2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑝𝑎 = 1029,4 x Panjang pipa
7,12
= 1029,4 x 1890

= 92,554 𝑏𝑏𝑙
b) Volume Inner Collar
Dalam perhitungan kapasitas dan volume bagian dalam collar (inner
collar) dapat dilakukan menggunakan data diameter dalam collar dan
panjang collar.
𝐼𝐷𝐷𝐶 2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟 = 1029,4 x panjang collar
3,62
= 1029,4 x 565

= 7,113 𝑏𝑏𝑙

Nama : Muhammad Hendrika Pratama Page 5


NIM : 111.150.102
Plug :9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018

c) Lag Down
Setelah volume inner pipe dan volume inner collar ditemukan,
selanjutnya adalah menjumlahkan keduanya untuk mendapatkan nilai lag
down.
(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑛𝑒𝑟 𝑃𝑖𝑝𝑎 + 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑛𝑒𝑟 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟)
𝐿𝑎𝑔 𝑑𝑜𝑤𝑛 =
𝑝𝑢𝑚𝑝 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑆𝑃𝑀
(92,554 + 7,113)
=
0,021 𝑋 70
= 99,667/1,47
= 67,801 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

III.2.3. Perhitungan Lag Up


Langkah selanjutnya adalah perhitungan lag up. Lag up merupakan waktu
yang dibutuhkan lumpur pengeboran untuk melakukan perjalanan dari dasar
pengeboran sampai ke permukaan.
a) Kapasitas dan Volume Annulus Drill Collar
Dalam perhitungan lag up, yang dilakukan pertama adalah menghitung
volume annulus drill collar yang dapat dicari menggunakan data diameter
drill hole, diameter bagian luar drill collar, dan panjang drill collar.
(𝐷𝐻 2 − 𝑂𝐷𝐷𝐶 2 ) 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑟𝑖𝑙𝑙 𝑐𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐷𝐶 =
1029,4
(11,12 − 5,32 ) 𝑥 565
=
1029,4
= 52,208 𝑏𝑏𝑙
b) Kapasitas dan Volume Annulus Pipa dengan Casing
Setelah itu, menghitung volume annulus pipa yang menggunakan casing
dengan menggunakan data diameter bagian dalam casing, diameter bagian
luar pipa, dan panjang casing.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐷𝑃 𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔
(𝐼𝐷𝐷𝐶𝑆𝐺 2 − 𝑂𝐷𝐷𝑃2 ) 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎
=
1029,4

Nama : Muhammad Hendrika Pratama Page 6


NIM : 111.150.102
Plug :9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018

(13,42 − 8, 62 ) 𝑋 815
=
1029,4
= 83,606 𝑏𝑏𝑙

c) Volume Annulus Pipa tanpa Casing (Open Hole)


Selanjutnya, menghitung volume annulus pipa tanpa casing (open hole)
dengan menggunakan data diameter drill hole, diameter bagian luar pipa,
dan panjang open hole.
(𝐷𝐻 2 − 𝑂𝐷𝐷𝑃2 ) 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 =
1029,4
(11,12 − 8, 62 )𝑥 10,75
=
1029,4
= 51,432 𝑏𝑏𝑙
Volume annulus total = 52,208+83,606+51,432 = 187,246
d) Lag Up
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑎𝑔 𝑈𝑝 =
𝑝𝑢𝑚𝑝 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑆𝑃𝑀
187,246
=
0,021 𝑋 70
= 127,378 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

III.2.4. Perhitungan Lag Total


Lag time = lag down + lag up
= 67,801 + 127,378
= 195,179 menit

III.2.5. Perhitungan Sampel Cutting sampai di Permukaan


Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan untuk sampel diterima di
permukaan dalam pengeboran di sumur minyak “R-1” adalah total lag time atau
195,179 menit atau 3 jam 15 menit 11 detik. Sehingga, apabila pukul 01.15
operasi pemboran dimulai, maka sampel cutting akan dapat diterima pukul
04:30:11.

Nama : Muhammad Hendrika Pratama Page 7


NIM : 111.150.102
Plug :9
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2018

BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi lag time ada dua, yaitu kecepatan aliran
lumpur dan ukuran/diameter lubang bor.
2. Perhitungan operasi pemboran di sumur minyak “R-1” menghasilkan data
sebagai berikut :
𝐿𝑎𝑔 𝐷𝑜𝑤𝑛 = 67,801 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐿𝑎𝑔 𝑈𝑝 = 127,378 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐿𝑎𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 195,179 menit atau 3 jam 15 menit 11 detik
3. Sampel cutting di sumur minyak “R-1” dapat diterima di permukaan pukul
04:30:11. apabila operasi pemboran dimulai pukul 01.15.

Nama : Muhammad Hendrika Pratama Page 8


NIM : 111.150.102
Plug :9

Anda mungkin juga menyukai