Anda di halaman 1dari 7

PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

2
Pemetaan Menggunakan
Drone

RASTER2 8
PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

2.1. Pengenalan Jenis-Jenis Drone/ UAV Untuk Pemetaan


Banyak yang ingin melakukan pembelian drone untuk keperluan survei dan pemetaan. Drone
memungkinkan anda menangkap foto udara untuk menghasilkan peta akurat dan model 3D
di sekitarnya. Dengan menganalisis peta, anda dapat membuat keputusan yang lebih cepat
dan tepat yang meningkatkan efisiensi, meningkatkan keselamatan, dan efektifitas
operasional. Dengan manfaat seperti ini, tidak mengherankan jika penggunaan drone
meningkat di berbagai industri termasuk konstruksi, pertanian, survei, penambangan, dan
banyak lagi.
Drone memiliki beberapa jenis, kebanyakan orang jika disebut drone, maka yang
dibayangkan adalah pasti Copter. Seperti DJI Phantom, Xiro, Syma dan sejenisnya. Drone
yang biasa disingkat UAV (Unmanned Aerial Vihicle) adalah sebuah wahana tanpa awak yang
dikendalikan dari jarak jauh. Drone bisa dibagi menjadi dua jenis berdasarkan bentuknya,
yaitu Multirotor danFixed Wing (Zona Spasial, 2018).
a. Drone Multi-Rotor
Pesawat multi-rotor adalah model drone yang paling umum digunakan untuk
membuat peta dan model. Drone multi-rotor terdiri dari body utama dan beberapa
rotor yang menggerakkan baling-baling untuk melakukan penerbangan dan
manuver pesawat. Setelah di udara, drone multi-rotor menggunakan baling-baling
untuk mengendalikan gerakan dengan memvariasikan kecepatan relatif masing-
masing rotor untuk menghasilkan daya dorong. Ini menyajikan beberapa
keuntungan ketika digunakan untuk pemetaan komersial.

Beberapa jenis Drone Mutirotor pabrikan DJI


(https://www.dji.com/)

RASTER2 9
PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

Keuntungan :
- Kemampuan manuver yang lebih besar: pesawat multi-rotor dapat
melakukan lepas landas dan pendaratan vertikal. Drone ini hanya
membutuhkan sedikit ruang untuk terbang, dapat terbang dengan posisi hold,
dan bermanuver juga berkeliling objek untuk pemeriksaan, pemetaan, dan
pemodelan yang mudah.
- Harga yang lebih rendah: drone multi-rotor dapat dibeli dengan harga yang
lebih murah. Anda dapat membeli quadcopter profesional seharga 20 juta,
sedangkan fixed wings drone dengan kualitas yang sama bisa berkali-kali lipat
harganya.
- Lebih kompak: drone multi-rotor tidak memerlukan sayap yang lebar, karena
mereka menggunakan baling-baling untuk melakukan manuver. Drone ini
dirancang untuk dilipat dan dikemas ke dalam kontainer yang lebih kecil.
Membuatnya lebih mudah untuk diangkut.
- Kemudahan penggunaan: drone multi-rotor lebih mudah diterbangkan oleh
manusia dan autopilot. Cepat melakukan manuver, dan mampu membuat
gerakan ke arah mana pun. Drone jenis ini bisa dipelajari lebih cepat. Selain itu,
pada saat pendaratan, pilot lebih mudah mengendalikan drone karena ia
dapat menstabilkan kondisi saat pendaratan dengan baling-balingnya.
- Kapasitas muatan lebih banyak: drone multi-rotor umumnya bisa membawa
lebih banyak beban karena desain mereka. Namun, ini akan membutuhkan
drone yang lebih besar dan lebih mahal jika Anda ingin membawa muatan
yang signifikan seperti DSLR besar atau rig kamera lainnya. Tak lupa, daya
angkat rotor mesti ditingkatkan jika ingin mengangkat lebih banyak beban.
Kekurangan:
- Jangkauan lebih pendek: Satu batasan dari drone multi-rotor adalah jarak
terbang pada kapasitas satu baterai. Kebanyakan drone multi-rotor dapat
terbang hanya sekitar 30 menit sebelum kembali ke pangkalan untuk
penggantian baterai. Anda dapat mengimbangi penurunan ini dengan membeli
baterai tambahan.
- Kurang stabil di angin: Aerodinamika pesawat multi-rotor membuatnya lebih
rentan terhadap angin. Ini berarti anda harus berhati-hati dalam penggunaan
di wilayah dengan angin kencang. Anda mungkin harus membeli kendaraan
multi-rotor yang lebih berat, lebih stabil, dan lebih mahal.

b. Drone Fixed Wings


Drone fixed wings dirancang seperti jenis pesawat yang lebih konvensional, terlihat
mirip dengan pesawat terbang pada umumnya. Memiliki body utama dan dua sayap
dengan satu baling-baling. Setelah di udara, kedua sayap menghasilkan daya angkat
yang mengkompensasi beratnya – memungkinkan pesawat untuk stabil dalam
penerbangan. Jenis pesawat ini kurang umum dalam pemetaan drone diluar
pertanian dan aplikasi minyak & gas.

RASTER2 10
PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

Drone Fix Wings pabrikan Parrot


(https://www.parrot.com/)

Keuntungan
- Rentang sayap yang signifikan: Pesawat fixed wings dapatterbang lebih lama
daripada drone multi-rotor pada satu baterai tunggal. Ini idealuntuk
memetakan area yang sangat besar atau linier karena drone ini dapatterbang
tanpa harus sering mengganti baterai selama misi penerbangan.
- Stabilitas yang lebih besar: Desain airframe sayap pesawat memberi stabilitas
yang lebih besar dalam angin kencang dibandingkan drone multi-rotor. Ini
penting untuk terbang di lingkungan yang terdapat angin kencang.
- Aman saat fail safe: Jika drone ini kehilangan daya motor, secara teori ia dapat
meluncur turun menggunakan daya aerodinamika sayapnya. Memberi
kesempatan yang lebih baik untuk bertahan ketika jatuh.
- Keuntungan penerbangan linear: drone fixed wings ideal untuk penerbangan
jarak jauh, seperti inspeksi pipa. Namun, kemampuan ini saat ini terbatas pada
persyaratan peraturan line-of-sight (LOS) di AS dan negara-negara lain dimana
peraturan LOS telah diberlakukan.
Kekurangan
- Memerlukan landasan untuk terbang: Pesawat fixed wings membutuhkan
area lepas landas yang lebih besar dan zona pendaratan untuk penerbangan.
Hal ini dapat membuatnya tidak cocok untuk beberapa kasus penggunaan. Ini
juga memerlukan lebih banyak waktu untuk pengaturan, lepas landas, dan
pendaratan.
- Harga yang lebih tinggi: pesawat fixed wings cenderung lebih mahal daripada
drone multi-rotor. Meskipun harga dapat berubah di masa depan, itu dapat
memengaruhi budget perusahaan secara keseluruhan.
- Menantang untuk terbang: Pesawat sayap tetap lebih sulit untuk terbang, baik
untuk manusia dan kondisi autopilot, terutama dalam kondisi lapangan yang
sukar. Beberapa pesawat dapat terbang dengan tolakan tangan, namun
beberapa pesawat lainnya memerlukan slider untuk take off.
- Kurang praktis: jangkauan jelajah yang tinggi dari drone fixed wings
didapatkan dari bentuk aerodinamika pesawat, ini berarti drone lebih sulit
untuk berkemas, dan membutuhkan perakitan sebelum penerbangan.
- Kurang efisien untuk pemetaan area: Pesawat fixed wings kurang cocok untuk
pemetaan area. Ini karena banyak corner diperlukan untuk menghasilkan pola
grid dan mendapatkan overlay foto yang mencukupi dari area target. Drone

RASTER2 11
PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

fixed wings membutuhkan area yang lebih besar untuk berputar, dan tidak
memiliki kemampuan manuver seperti drone multi-rotor.

Tabel Perbandingan Drone Multirotor dan Fix Wings


(Zona Spasial, 2018)

2.2. Regulasi Terkait Pengoperasian Drone


Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah memiliki regulasi mengenai penggunaan drone,
berikut beberapa regulasi yang didunakan untuk mengatur pengoperasian drone ;
a. UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan
b. PP No. 4 Tahun 2018 Tentang Pengamanan Wilayah Udara Nasional
c. Permenham No. 26 Tahun 2013 Tentang Pengamanan Survei dan Pemetaan
Wilayah Nasional
d. PM No. 163 Tahun 2015 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian
107 (CASR Part 107) Tentang Sistem Pesawat Udara Kecil Tanpa Awak.
e. PM No. 180 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Tanpa
Awak di Ruang Udara yang dilayani Indonesia.
f. PM No. 47 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 180 Tahun 2015 tentang Pengendaian Pengoperasian Pesawat Tanpa Awak
di Ruang Udara yang dilayani Indonesia

RASTER2 12
PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

A C
B

Wilayah udara konseptual UAV


(https://nodrone.angkasapura2.co.id/)

A. Terbang di area bandar udara untuk keperluan tertentu membutuhkan izin terbang.
B. Terbang di area controlled space membutuhkan izin terbang.
C. Terbang di ruang udara manapun diatas tinggi 150m membutuhkan izin terbang.
D. Terbang dibawah 150m diluar area terlarang dan terbatas untuk keperluan hobi dan
rekreasi tidak membutuhkan izin terbang

2.3. Pengaplikasian Drone di beberapa bidang disiplin ilmu


Pada Awal kemunculannya, Drone hanya dimanfaatkan untuk bidang keamanan dan
pertahanan untuk keperluan pengintaian atau pengawasan serta untuk mengangkut
persenjataan seperti misil atau bom. Seiring perkembangannya, pemanfaatannya pun tidak
hanya terbatas pada hal tadi. Kini Drone juga sudah digunakan untuk kebutuhan pemetaan
utuk kebutuhan beberapa disiplin ilmu, antara lain:
a. Perkebunan
b. Geologi/ Pertambangan
c. Infrastruktur
d. Batas Wilayah
e. Kelautan dan Perikanan
f. Dan lain sebagainya

2.4. Data dalam Pemetaan Drone


Pemetaan Menggunakan Drone adalah sebuah aktivitas untuk mendapatkan sebuah peta
wilayah dengan gambar yang dihasilkan oleh drone (Fotogrametri). Pemetaan menggunakan
drone mulai populer pada semester kedua tahun 2016, sampai hari ini drone menjadi
populer di kalangan para Kartografer (Liu Purnomo, 2017)
Secara umum fotogrametri merupakan teknologi geo-informasi dengan memanfaatkan data
geo-spasial yang diperoleh melalui pemotretan udara. Proses ini menghasilkan Peta
Orthophoto Mosaic (mapping foto). Produk ini masih dapat dikembangkan lagi menjadi Peta
Garis / Peta Topografi yang detail dengan skala yang diinginkan.

RASTER2 13
PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

Data Vektor ( .shp .gpx .geojson, etc) berupa titik,


Data Raster (.tif .tff .tiff .ecw, etc) berupa gambar
garis, dan area yang didapat dari digitasi data
yang memiliki georeferensi
Raster

DEM (Digital Elevation Model)/


Otomosaic
DSM (Digital Surface Model)

DEM (Digital Elevation Model)/


DTM (Digital Terrain Model)
DSM (Digital Surface Model)

Gambar disarikan dari Aerial Mapping Course


(Univ. Jenderal Soedirman, 2020)

RASTER2 14

Anda mungkin juga menyukai