TUGAS AKHIR
Diajukan oleh :
Luthfi Aziz Bakhtiyar
NPM : 133060019166
Mahasiswa Program Studi Diploma III Akuntansi
Jurusan Akuntansi
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Dinyatakan Lulus Program Diploma III Keuangan
Tahun 2016
NAMA
NOMOR POKOK MAHASISWA
: AKUNTANSI
: AKUNTANSI PEMERINTAH
Mengetahui
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
NIP 196903121990031001
: 133060019166
SPESIALISASI
BIDANG TUGAS AKHIR
: AKUNTANSI PEMERINTAH
(Penilai I/Pembimbing)
NIP .............
2. ............................................
.................
NIP ............
(Penilai II)
KATA PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM WARROHMATULLAHI
WABARAKATUH,
Syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT semata,
Tuhan semesta alam yang Maha Sempurna dan Maha Segalanya. Dengan kuasa-Nya
penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.
Shalawat serta salam terhatur kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, insan terbaik
di muka bumi pilihan Allah SWT yang telah membawa cahaya kepada seluruh umat
manusia.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR.......................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN LULUS TUGAS AKHIR...........................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
Assalamualaikum warrohmatullahi wabarakatuh,..................................................iv
daftar isi.....................................................................................................................iv
daftar Tabel...............................................................................................................vii
daftar gambar...........................................................................................................viii
Daftar Lampiran........................................................................................................ix
BAB I pendahuluan....................................................................................................1
A. Latar Belakang Penulisan................................................................................
Tangerang Selatan, Juli 2016
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................
C. Ruang Lingkup Pembahasan...........................................................................
D. Metode Pengumpulan Data.............................................................................
E. Sistematika Penulisan......................................................................................
Luthfi Aziz Bakhtiyar
BAB II DATA DAN FAKTA......................................................................................7
A. Profil Kabupaten Nganjuk...............................................................................
1.
Letak Geografis..........................................................................................7
2.
Kondisi Perekonomian...............................................................................8
3.
4.
Kabupaten Nganjuk..........................................................................................13
2.
Kabupaten Nganjuk..........................................................................................15
3.
4.
2.
Klasifikasi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.25
3.
modal................................................................................................................27
4.
5.
B. Pembahasan...................................................................................................35
1.
2.
3.
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Ringkasan Penatausahaan Pengeluaran.......................................................18
Tabel II.2 Dokumen Sumber Belanja...........................................................................19
DAFTAR GAMBAR
Gambar III. 1 Format Penyajian Belanja pada LRA....................................................34
Daftar Lampiran
Lampiran I
Lampiran II
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Semangat menuju reformasi keuangan negara telah dicapai dengan keluarnya tiga
paket Undang-Undang yang mengatur tentang Keuangan Negara. Ketiga paket
Undang-Undang ini menjawab ketidakpastian pengertian keuangan negara, ruang
lingkup serta pembahasan keuangan negara lainnya. Kepastian peraturan ini telah
dituangkan dalam Undang Nomor 1 Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara. Tidak hanya untuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
telah mempunyai peraturan khusus yang mengatur keuangan daerah sejak ada
desentralisasi dalam bentuk otonomi daerah. Peraturan pertama yang mengatur
pengelolaan keuangan daerah adalah PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang mewajibkan daerah mengurus rumah
tangganya sendiri, namun PP ini telah dicabut. Selanjutnya diganti dengan PP No. 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pemerintah daerah memiliki
wewenang dalam menyusun kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah
daerah yang mengacu
pemahaman tentang teori-teori dan konsep-konsep yang terkait dengan tema yang
dibahas penulis dalam Tugas Akhir ini.
2. Metode Penelitian Lapangan
Penelitian Lapangan dilakukan penulis secara langsung pada pemerintah daerah
yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara akurat, tepat dan
lengkap dalam menyusun Tugas Akhir. Tujuan penelitian lapangan adalah penulis
dapat melihat praktik akuntansi pemerintah daerah secara riil yang terjadi di
objek penelitian.
3. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan proses tanya jawab dengan pegawai yang terkait
secara langsung, khususnya pegawai bagian akuntansi dan pelaporan keuangan di
tingkat pemerintah daerah. Tujuan wawancara adalah memastikan informasi
secara langsung dengan pegawai terkait yang melaksanakan praktik akuntansi.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini akan dibagi menjadi empat bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran umum dan penjelasan mengenai pendahuluan atas laporan
yang direncanakan akan ditulis oleh penulis. Meliputi latar belakang penulisan, tujuan
penulisan, ruang lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan. Pada bab ini terangkum alasan dan tujuan penulis membuat membuat karya
tulis dengan tema dan objek yang telah dipilih. Ruang lingkup pembahasan penulis
dibatasi pada belanja dan tidak membahas mengenai transfer dan penyajian belanja
pada Laporan Arus Kas.
I
DATA DAN FAKTA
A
1. Letak Geografis
Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten dari 38 kabupaten/ kota yang
ada di Provinsi Jawa Timur. Berada di sebelah barat provinsi paling timur di pulau
Jawa dan tidak mempunyai wilayah lautan. Secara astronomis, Kabupaten Nganjuk
berada pada 1115 sampai dengan 11113 Bujur Timur dan 720 sampai dengan
750 Lintang Selatan. Ibukota Kabupaten Nganjuk berada di kecamatan Nganjuk
yang menjadi pusat pemerintahan. Luas wilayah Kabupaten Nganjuk 122.433,1 Ha
terbagi menjadi 20 kecamatan dan 284 desa dan kelurahan. Sebagian besar kecamatan
di Nganjuk adalah dataran rendah, dengan 4 (empat) kecamatan termasuk dataran
tinggi.
Secara geografis Nganjuk memiliki batas-batas wilayah yaitu sebelah utara
Kabupaten Nganjuk berbatasan dengan Kabupaen Bojonegoro. Pada wilayah bagian
selatan berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Trenggalek. Sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kediri, sedangkan wilayah bagian barat
berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun dan Ponorogo.
2. Kondisi Perekonomian.
Secara umum kondisi perekonomian Kabupaten Nganjuk mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi dari tahun 2013 ke 2014 yaitu dari 5,54% menjadi 5,10%.
realisasi sebesar Rp. 766.124.471.252,60 atau 80,08%. Anggaran tersebut terdiri dari
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Apabila dibandingkan
dengan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2014 dengan Anggaran Rp.
814.520.758.001,00 dan realisasi sebesar Rp. 644.061.220.873,66 atau 79,07%.
Sehingga mengalami kenaikan sebesar 11,89% untuk jumlah realisasi namun untuk
presentase
realisasi
hanya
meningkat
sedikit
yaitu
1,01%.
Perkembangan
produktivitas secara nyata pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan
metode atas dasar harga berlaku di tahun 2014 sebesar Rp. 17.259.839,30 (dalam
juta) ada kenaikan dari tahun 2013 sebesar 10,84%. Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Nganjuk dengan metode PDRB atas dasar harga konstan 2010 di tahun
2014 sebesar 5,10%. Pendapatan perkapitanya sebesar Rp. 12.328.590,08 atau naik
10,03% tahun sebelumnya.
3. Visi dan Misi.
Visi, misi dan program kepala daerah tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Nganjuk Nomor 9 Tahun 2013 digunakan untuk menentukan arah kebijakan, prioritas
program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan bertahap selama lima tahun
dari 2014 sampai dengan tahun 2018. Visi dan misi Kabupaten Nganjuk adalah
sebagai berikut:
a. Visi
Visi Kabupaten Nganjuk adalah terwujudnya kejayaan Nganjuk berlandaskan iman
dan taqwa, dengan prioritas sektor utama pembangunan yang bertumpu pada
10
11
berdasarkan tahun anggaran 2015 meliputi 72 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
termasuk DPRD beserta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Kelembagaan Pemerintah Daerah Nganjuk terdiri dari Lembaga Desentralisasi dan
Lembaga Vertikal.
a. Lembaga Desentralisasi, terdiri dari:
Sekretarat Daerah; Sekretariat DPRD; Inspektorat; Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah; Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Daerah; Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah; Badan Kepegawaian Daerah; Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Daerah; Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga; Dinas Kesehatan Daerah; Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Daerah; Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah; Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan Daerah; Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Daerah; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah; Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah; Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi,
Pertambangan dan Energi Daerah; Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah; Dinas Pertanian Daerah; Dinas Peternakan dan Perikanan Daerah; Dinas
Kehutanan Daerah; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah; Kantor Lingkungan
Hidup Daerah; Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakata
Daerah; Satuan Polisi Pamong Praja Daerah; Kantor Ketahanan Pangan Daerah;
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; Kantor Informasi dan Komunikasi Daerah;
Dua puluh kecamatan; Dua puluh kelurahan; Dua RSUD.
b. Lembaga Vertikal, terdiri dari:
12
2. Fungsi:
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi:
13
Insentif
Pemungutan
Pajak
Daerah,
Insentif
pegawai
1.045.819.679.981,67
tahun
dari
anggaran
2015
anggaran
adalah
sebesar
Rp
Rp
14
dan
pemeliharaan,
minuman,
belanja
belanja
barang
perjalanan
yang
akan
dinas,
belanja
diserahkan
kepada
Rp
342.258.306.364,60
372.541.159.697,00
sehingga
dari
anggaran
presentase
sebesar
realisasi
Rp
mencapai
91,87%.
Belanja modal merupakan alokasi pengeluaran anggaran untuk
perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi serta memenuhi kriteria kapitalisasi.
Aset tetap ini digunakan untuk kegiatan operasional sehari-hari
satuan kerja dengan tujuan tidak untuk dijual. Peraturan Bupati
Nganjuk Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 21 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
15
16
17
4) Penilaian belanja berdasarkan nilai yang tercatat dan disajikan dalam LRA.
5) Penyajian belanja pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disajikan sesuai dengan
klasifikasi ekonomi dan dengan mata uang rupiah. Apabila menggunakan mata
uang asing, perlu dijabarkan ke dalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal transaski. Pengungkapan pada CaLK berisi pengeluaran belanja tahun
berkenaan setelah tahun anggaran berakhir, penjelasan tidak terserapnya anggaran
belanja dan informasi lainnya yang dianggap perlu.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk diatur dalam Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 yang ditetapkan pada tanggal 29 Agustus 2014
untuk penerapan SAP berbasis akrual tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Bupati
Nomor 22 Tahun 2014, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan,
dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai
dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah Kabupaten Nganjuk.
SAPD Pemda Nganjuk terdiri dari Sistem Akuntansi SKPD, Sistem Akuntansi PPKD,
dan Bagan Akun Standar.
SAPD yang membahas belanja telah diatur pada Sistem Akuntansi Beban dan
Belanja Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 yaitu :
1. Sistem Akuntansi Beban dan Belanja dalam lingkup SKPD pada Lampiran I.
2. Sistem Akuntansi Beban dan Belanja dalam lingkup PPKD pada Lampiran II.
3. Bagan Akun Standar Belanja pada Lampiran III.
18
Bagan Akun Standar pada Lampiran III telah dirubah dengan Peraturan Bupati
Nganjuk Nomor 29 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nganjuk
Nomor 22 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk.
Sistem Akuntansi Belanja pada SKPD Pemerintah Daerah Nganjuk membahas
tentang pihak terkait, dokumen terkait, serta sistem dan prosedur akuntansi. Pihak
yang terkait dalam belanja SKPD adalah Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran,
PPKD selaku BUD, Bendahara Pengeluaran, PPK-SKPD dan Pihak Ketiga/ Pihak
Terkait. Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) dilakukan oleh Kuasa BUD dengan
diotorisasi oleh BUD selaku PPKD.
Untuk Surat Permintaan Pembayaran (SPP) UP/ GU/ TU bendahara pengeluaran
mengajukan SPP-UP/ GU/ TU kepada PPK-SKPD dan PPK-SKPD akan menguji
kelengkapan dan kebenarannya. Sementara untuk SPP-LS, selain PPK-SKPD dan
bendahara pengeluaran, PPTK juga terlibat dalam menyiapkan dokumen untuk SPPLS. Setelah dokumen lengkap SPP-UP/ GU/ TU dan SPP-LS akan disetujui oleh
Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Dengan lengkapnya
dokumen SPP, maka PA/ KPA akan mengotorisasi dan menerbitkan Surat Perintah
Membayar (SPM) UP/GU/TU dan SPM-LS.
Tabel II.1 Ringkasan Penatausahaan Pengeluaran
Fungsi/ Tugas
PPTK
Bendahara
PPK-SKPD
PA/ KPA
Pengeluar
1. Penyiapan dokumen
SPP- UP/GU/TU
2. Penyiapan dokumen
an
19
SPP-LS
3.
Pengesahan
SPP
Transaksi Belanja
Dokumen Sumber
Lampiran Dokumen
1.
Belanja mekanisme
Sumber
SPM, SPD, BAST
2.
LS
Belanja mekanisme
3.
4.
UP/GU/TU
Penerimaan PFK
Pelunasan PFK
transaksi lainnya
SPM
SPM
20
21
dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Klasifikasi ekonomi (jenis belanja) adalah
pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu
aktivitas (Budi Mulyana:2014). Klasifikasi ekonomi Pemerintah Daerah Kabupaten
Nganjuk meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, dan belanja tak terduga.
Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi
utama pemerintah pusat/ daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
(Budi Mulyana:2014). Tujuan klasifikasi fungsi untuk pengelolaan keuangan negara
adalah keselarasan dan keterpaduan dalam mengeola keuangan negara. Klasifikasi
fungsi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk ada 11 meliputi : pelayanan umum,
ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum,
kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan, serta perlindungan sosial. Fungsi
pertahanan dan agama tidak ada dikarenakan merupakan urusan pemerintah pusat.
Klasifikasi menurut urusan pemerintahan Pemerintah Kabupaten Nganjuk yaitu
terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan. Belanja urusan wajib
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak. Terdapat 24
bidang urusan wajib diantaranya adalah bidang pendidikan, bidang kesehatan, serta
bidang pekerjaan umum. Sedangkan urusan pilihan digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat serta keunggulan dan kekhasan Nganjuk. Terdapat 8 bidang urusan pilihan
diantaranya adalah bidang pertanian, bidang kehutanan dan bidang pariwisata.
Klasifikasi belanja menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan organisasi
pengguna anggaran (Budi Mulyana:2014). Pada Pemerintah Kabupaten Nganjuk
22
terdapat 72 SKPD yang terdapat satu pengguna anggaran di tiap SKPD. Sehingga
klasifikasi belanja berdasarkan organisasi pada Pemerintah Kabupaten Nganjuk
terdapat 72 rincian anggaran dan realisasi. Tujuan klasifikasi organisasi adalah
mengetahui pencapaian target kinerja tiap SKPD.
4. Jurnal Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal.
Proses akuntansi yang terkait pencatatan adalah penjurnalan. Di Pemerintah
Daerah Kabupaten Nganjuk, penjurnalan dicatat oleh PPK-SKPD (Pejabat
Penatausahaan Keuangan) untuk masing-masing SKPD dan PPK-PPKD untuk satu
PPKD. Untuk melakukan pencatatan, PPK perlu memperhatikan kapan diakuinya
belanja. Pengakuan belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal ada dua
mekanisme yaitu mekanisme LS dan UP/GU/TU.
Dalam Lampiran I Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk telah diatur sistem dan
prosedur akuntansi. Sistem dan prosedur akuntansi ini menjelaskan tentang akuntansi
beban dan belanja pada SKPD. Sedangkan untuk belanja pada PPKD sebagai wakil
Pemda tidak terdapat akun belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.
Pada saat kas dikeluarkan langsung dari kas daerah yaitu melalui mekanisme LS
dan terbitnya SP2D LS, maka PPK-SKPD mencatat pada buku besar kas dengan
jurnal sebagai berikut :
23
Debit/Kredit
Debit
Kredit
Uraian
Belanja Pegawai/ Belanja Barang dan Jasa/ Belanja Modal
Perubahan SAL
Pada saat kas dikeluarkan dari Bendahara Pengeluaran dan telah dibuat SPJ dari
SP2D UP/GU/TU yang telah diterbitkan oleh kuasa BUD, maka PPK-SKPD mencatat
pada buku besar kas dengan jurnal sebagai berikut :
Debit/Kredit
Debit
Kredit
Uraian
Belanja Pegawai/ Belanja Barang dan Jasa/ Belanja Modal
Perubahan SAL
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A Landasan Teori
1. Pengertian belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.
Berdasarkan Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP) dalam
PMK No. 238/PMK.05/2011 tercantum pengertian belanja pegawai pada Pemerintah
Pusat yaitu:
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk
uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun
luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan termasuk pembayaran honorarium kegiatan kepada
non pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan tertentu terkait dengan suatu
prestasi, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Pemerintah Daerah memiliki dua kelompok belanja yaitu belanja tidak langsung
dan belanja langsung. Di dalam kedua kelompok ini terdapat belanja pegawai pada
24
dalam
melaksanakan
program
dan
kegiatan
pemerintahan
daerah.
25
atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan,
dan aset tetap lainnya. Kriteria sesuatu disebut aset tetap yaitu dengan
mengidentifikasi masa manfaat lebih dari 12 bulan, perolehan aset ini tidak untuk
dijual karena untuk operasional dan pelayanan pada masyarakat, nilai perolehan aset
telah memenuhi batas nilai kapitalisasi yang telah ditetapkan pada kebijakan
akuntansi.
2. Klasifikasi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.
Klasifikasi belanja dalam perencanaan dan penganggaran seharusnya sama dengan
klasifikasi pada pelaporan sebagai pertanggungjawaban. Realitanya terdapat
perbedaan klasifikasi anggaran dan pelaporan. Sehingga banyak terjadi perbedaan
penafsiran dari pejabat yang mengelola keuangan daerah. Selain itu, terdapat berbagai
macam peraturan perundang-undangan tentang klasifikasi yang berisiko dalam
kesalahan pengklasifikasian belanja. Dalam rangka menerapkan dan menyamakan
persepsi tentang klasifikasi belanja, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
selanjutnya disebut KSAP menyusun Buletin Teknis 04 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Belanja Pemerintah.
Tujuan klasifikasi belanja berbeda-beda tergantung pengguna informasinya, antara
lain sebagai berikut:
1.
2.
3.
26
4.
27
program dan kegiatan. Contoh belanja barang dan jasa adalah belanja perjalanan
dinas, belanja pemeliharaan, pembelian alat tulis kantor serta belanja listrik, air,
telepon. Untuk tujuan pelaporan menurut Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, belanja
barang dan jasa diklasifikasikan menurut jenis belanja yaitu belanja operasi.
Kemudian belanja barang dan jasa dirinci menjadi belanja barang (operasional dan
non operasional) dan jasa, belanja pemeliharaan, serta belanja perjalanan dinas.
Belanja modal termasuk dalam kelompok belanja langsung menurut Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 karena berkaitan langsung dengan program dan kegiatan.
Pemenuhan belanja modal bagi masyarakat sangat penting karena merupakan aset
berwujud yang dapat dimanfaatkan secara luas. Contoh dari belanja modal yaitu
adalah pengeluaran seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Untuk penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual, Permendagri Nomor 64 Tahun 2013
mengklasifikasi belanja modal berdasarkan jenis belanja yaitu belanja modal tanah,
belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja
modal jalan, irigasi, dan jaringan serta belanja modal aset tetap lainnya yang termasuk
kedalam pos belanja modal. Belanja modal ini akan dirinci lebih dalam pada Bagan
Akun Standar (BAS) yang terdapat pada Lampiran III Permendagri Nomor 64 Tahun
2013.
28
29
potongan. Potongan seperti PPh, PPN, Taspen dan Askes/ BPJS tidak dicatat oleh
PPK-SKPD, karena akan dicatat oleh Fungsi Akuntansi PPKD.
Pengakuan belanja barang dan jasa menggunakan mekanisme LS dan mekanisme
UP/ GU/ TU sesuai dengan Lampiran II Permendagri Nomor 64 Tahun 2013. Belanja
barang dan jasa mekanisme LS terjadi ketika rekening kas umum daerah berkurang
dengan terbitnya SP2D-LS. Pada buku jurnal LO, PPK-SKPD akan melakukan
pengakuan beban barang dan jasa setelah BAST diterima walaupun belum terjadi
pengeluaran kas karena prinsip akrual penuh. Pengakuan dengan mekanisme UP/ GU/
TU yaitu ketika bendahara pengeluaran menerima uang muka dari KPPN setelah
terbitnya SP2D-LS UP/ GU/ TU dan membelanjakan dana UP/ GU/ TU dengan syarat
dokumen surat pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran telah dibuat. Pengukuran
belanja barang dan jasa berdasarkan azas bruto yaitu jumlah kas keluar dari rekening
kas umum daerah atau kas di bendahara pengeluaran tanpa mengkompensasikan
dengan pengeluaran.
Pengakuan belanja modal mengikuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2013 yaitu dengan mekanisme LS dan mekanisme UP/GU/TU. Belanja modal
dalam mekanisme LS diakui setelah terbit SP2D-LS yaitu rekening kas umum daerah
keluar untuk belanja modal. Secara akrual, aset tetap diakui ketika telah terjadi serah
terima barang dari pihak ketiga kepada SKPD.. Apabila menggunakan mekanisme
UP/ GU/ TU yaitu belanja modal melalui bendahara pengeluaran, akan diakui ketika
SPJ pengeluaran belanja modal telah dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran. Secara
akrual, aset tetap dapat diakui terlebih dahulu berdasarkan bukti pembayaran belanja
modal yang akan dicatat PPK-SKPD kedalam jurnal akrual. Pengukuran belanja
30
modal menggunakan azas bruto berupa nilai perolehan aset tetap tanpa
mengkompensasikan
dengan
pengeluaran.
Apabila
nilai
perolehan
tidak
memungkinkan, maka nilai wajar aset tetap akan digunakan. Untuk aset tetap yang
yang dibangun sendiri (swakelola), biaya perolehan meliputi biaya tenaga kerja, biaya
bahan baku, biaya perencanaan dan segala biaya yang berhubungan dengan perolehan
aset tetap tersebut sampai dapat dimanfaatkan.
4. Jurnal standar belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.
Dalam penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD), diatur jurnal
standar yaitu jurnal debet dan jurnal kredit yang akan digunakan untuk mencatat
transaksi. Berikut ini jurnal merupakan jurnal standar menurut Permendagri Nomor
64 Tahun 2013:
a. Jurnal Belanja dan Beban Pegawai
Bendahara Pengeluaran menyerahkan bukti pengeluaran transaksi beban pegawai
menggunakan UP dengan daftar gaji, PPK-SKPD akan mencatat jurnal akrual. Setelah
keluar kas dan SPJ bendahara pengeluaran sebagai realisasi anggaran belanja
pegawai, maka PPK-SKPD mencatat jurnal kas. PK-SKPD menggunakan dokumen
SP2D-LS yang menjadi dasar untuk mencatat beban pada buku jurnal akrual dan
belanja pada buku besar kas. Berikut ini merupakan tabel jurnal belanja dan beban
pegawai :
Mekanism
e
31
LS
Dr Belanja Pegawai
Dr Beban Pegawai
Dr Belanja Pegawai
Cr RK-PPKD
Mekanism
e
UP/GU/TU Dr Beban Barang dan Jasa
LS
Cr RK-PPKD
32
jurnal kas. Untuk mekanisme LS, dicatat pada jurnal akrual ketika berpindah hak
kepemilikan dengan BAST serta belanja dicatat pada jurnal kas ketika SP2D-LS terbit.
Mekanisme
Buku besar akrual
UP/GU/TU Dr Aset Tetap
LS
33
Realisasi Anggaran
menggambarkan
perbandingan
antara
anggaran dengan
realisasinya dalam satu periode pelaporan. Belanja disajikan menurut klasifikasi jenis
belanja yaitu belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga serta transfer.
Belanja Pegawai termasuk kedalam belanja operasi yaitu merupakan pos
pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari. Dalam masalah kodefikasi akun
Gambar III. 1 Format Penyajian Belanja pada LRA
anggaran dengan kodefikasi akun laporan realisasi anggaran tidak sama, perlu
dilakukan konversi atas ketidaksamaan tersebut. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
mengklasifikasi belanja pegawai kedalam 2 pos yaitu belanja langsung dan belanja
tidak
langsung.
Sedangkan
format
LRA
menurut
SAP
berbasis
akrual
mengklasifikasikan belanja pegawai menurut jenis belanja yaitu terdapat dalam satu
pos belanja pegawai.
Sumber : Permendagri Nomor 64 Tahun 2013
Belanja barang dan jasa dalam laporan realisasi anggaran harus disajikan sesuai
dengan format SAP berbasis akrual yaitu setelah konversi. Menurut Permendagri
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
34
35
menurut urusan pemerintahan serta rincian belanja menurut belanja langsung dan
tidak langsung.
Belanja Pegawai diungkapkan di CaLK mengenai untuk apa saja belanja pegawai
tahun anggaran berjalan digunakan serta penjelasan informasi keuangan lainnya
seperti belanja pegawai BLU. Pada belanja barang dan jasa pengungkapan yang
diperlukan yaitu rincian belanja barang dan jasa serta keterangan jumlah konversi
yang menyebabkan realisasi belanja barang dan jasa berkurang. Hal yang perlu
diungkapkan pada belanja modal adalah penyebab realisasi yang rendah, reklasifikasi
aset tetap, dan keterangan ketidaksesuaian karakteristik belanja modal.
Pentingnya CaLK ini untuk pemegang kepentingan lainnya tidak hanya
pemahaman pada manajemen entitas akuntansi atau pelaporan saja. Pemegang
kepentingan eksternal contohnya adalah masyarakat, LSM, pemeriksa, donatur,
mahasiswa dan pemerintah yang lebih tinggi (Pemerintah Pusat).
G. Pembahasan
1. Evaluasi atas belanja pegawai.
Inti permasalahan : honorarium PNS, honorarium non-PNS, dan uang lembur masuk
kedalam belanja pegawai.
2. Evaluasi atas belanja barang dan jasa.
3. Evaluasi atas belanja modal.
36
IV
SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan
Mengemukakan simpulan yang dapat ditarik dari permasalahan yang telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya. Tidak sedatail bab pembahasan dan jangan terlalu
banyak.
H. Saran
Memberikan saran untuk perbaikan ke depan sesuai simpulan-simpulan
tersebut. Dikemukan secara jelas dan mempunyai dasar atau keterkaitan dengan
pembahasan yang dikemukakan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Suryanovi, Sri. 2011. Bahan Ajar Akuntansi Pemerintah II. Jakarta: Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN).
Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan: Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan
Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/ PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum
Sistem Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 21 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 29 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah Kabupaten Nganjuk
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 21 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk
38
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 24 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur
Penatausahaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah
Badan Pusat Statistik.2015. Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2015.
Nganjuk:Badan Pusat Statistik Kabupaten Nganjuk.
Badan Pusat Statistik. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nganjuk
menurut Pengeluaran 2010-2014. Nganjuk: Badan Pusat Statistik Nganjuk
39
LAMPIRAN-LAMPIRAN