Anda di halaman 1dari 48

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

TUGAS AKHIR

EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI BELANJA PADA LAPORAN


KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGANJUK TAHUN
2015

Diajukan oleh :
Luthfi Aziz Bakhtiyar
NPM : 133060019166
Mahasiswa Program Studi Diploma III Akuntansi
Jurusan Akuntansi
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Dinyatakan Lulus Program Diploma III Keuangan
Tahun 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
TANDA PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR

NAMA
NOMOR POKOK MAHASISWA

: LUTHFI AZIZ BAKHTIYAR


: 133060019166

DIPLOMA III KEUANGAN


SPESIALISASI

: AKUNTANSI

BIDANG TUGAS AKHIR

: AKUNTANSI PEMERINTAH

JUDUL TUGAS AKHIR

: EVALUASI ATAS PENERAPAN


AKUNTANSI
BELANJA
PADA
LAPORAN
KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
NGANJUK TAHUN 2015

Mengetahui

Menyetujui

Ketua Jurusan Akuntansi

Dosen Pembimbing,

Yuniarto Hadiwibowo, S.E., S.S.T, Ak., M.A.,Ph.D.

Tohirin, Ak., MM., CA.

NIP19740609 199502 1 001

NIP 196903121990031001

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI TUGAS AKHIR
NAMA

: LUTHFI AZIZ BAKHTIYAR

NOMOR POKOK MAHASISWA

: 133060019166

DIPLOMA III KEUANGAN


: AKUNTANSI

SPESIALISASI
BIDANG TUGAS AKHIR

: AKUNTANSI PEMERINTAH

JUDUL TUGAS AKHIR

: EVALUASI ATAS PENERAPAN


AKUNTANSI BELANJA PADA
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN NGANJUK TAHUN
2015

Tangerang Selatan, ...2016


1. .............................................
....................

(Penilai I/Pembimbing)

NIP .............
2. ............................................
.................
NIP ............

(Penilai II)

KATA PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM WARROHMATULLAHI
WABARAKATUH,
Syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT semata,
Tuhan semesta alam yang Maha Sempurna dan Maha Segalanya. Dengan kuasa-Nya
penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.
Shalawat serta salam terhatur kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, insan terbaik
di muka bumi pilihan Allah SWT yang telah membawa cahaya kepada seluruh umat
manusia.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR.......................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN LULUS TUGAS AKHIR...........................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
Assalamualaikum warrohmatullahi wabarakatuh,..................................................iv
daftar isi.....................................................................................................................iv
daftar Tabel...............................................................................................................vii
daftar gambar...........................................................................................................viii
Daftar Lampiran........................................................................................................ix
BAB I pendahuluan....................................................................................................1
A. Latar Belakang Penulisan................................................................................
Tangerang Selatan, Juli 2016
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................
C. Ruang Lingkup Pembahasan...........................................................................
D. Metode Pengumpulan Data.............................................................................
E. Sistematika Penulisan......................................................................................
Luthfi Aziz Bakhtiyar
BAB II DATA DAN FAKTA......................................................................................7
A. Profil Kabupaten Nganjuk...............................................................................
1.

Letak Geografis..........................................................................................7

2.

Kondisi Perekonomian...............................................................................8

3.

Visi dan Misi...............................................................................................9

4.

Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk..................11

5. Tugas Pokok dan Fungsi Entitas Pelaporan..................................................12

B. Gambaran Umum Belanja Pemerintah Kabupaten Nganjuk.........................13


1.

Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal Pemerintah Daerah

Kabupaten Nganjuk..........................................................................................13
2.

Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Belanja Pemerintah Daerah

Kabupaten Nganjuk..........................................................................................15
3.

Klasifikasi Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk...................20

4.

Jurnal Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal..................21

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN...........................................23


A. Landasan Teori...............................................................................................23
1.

Pengertian belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal..............23

2.

Klasifikasi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.25

3.

Pengakuan dan pengukuran belanja pegawai, belanja barang dan belanja

modal................................................................................................................27
4.

Jurnal standar belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.........29

5.

Pelaporan belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal................31

B. Pembahasan...................................................................................................35
1.

Evaluasi atas belanja pegawai..................................................................35

2.

Evaluasi atas belanja barang dan jasa.......................................................35

3.

Evaluasi atas belanja modal......................................................................35

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................37


A. Simpulan........................................................................................................37
B. Saran..............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................39
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................41

DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Ringkasan Penatausahaan Pengeluaran.......................................................18
Tabel II.2 Dokumen Sumber Belanja...........................................................................19

DAFTAR GAMBAR
Gambar III. 1 Format Penyajian Belanja pada LRA....................................................34

Daftar Lampiran

Lampiran I

Laporan Realisasi Anggaran LKPD Nganjuk Tahun 2015

Lampiran II

Neraca LKPD Nganjuk Tahun 2015

Lampiran 131 Format Surat Penyediaan Dana (SPD) Pemkab Nganjuk


Lampiran 143 Format Surat Perintah Pembayaran (SPP) UP Pemkab Nganjuk
Lampiran 149 Format Surat Perintah Pembayaran (SPP) GU Pemkab Nganjuk
Lampiran

Bagan Organisasi DP2KAD Nganjuk

10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Semangat menuju reformasi keuangan negara telah dicapai dengan keluarnya tiga
paket Undang-Undang yang mengatur tentang Keuangan Negara. Ketiga paket
Undang-Undang ini menjawab ketidakpastian pengertian keuangan negara, ruang
lingkup serta pembahasan keuangan negara lainnya. Kepastian peraturan ini telah
dituangkan dalam Undang Nomor 1 Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara. Tidak hanya untuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
telah mempunyai peraturan khusus yang mengatur keuangan daerah sejak ada
desentralisasi dalam bentuk otonomi daerah. Peraturan pertama yang mengatur
pengelolaan keuangan daerah adalah PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang mewajibkan daerah mengurus rumah
tangganya sendiri, namun PP ini telah dicabut. Selanjutnya diganti dengan PP No. 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pemerintah daerah memiliki
wewenang dalam menyusun kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah
daerah yang mengacu

pada standar akuntansi pemerintahan.


Pengelolaan Keuangan Daerah menjadi penting karena menjadi bagian yang tidak
bisa terpisahkan dari penyelenggaraan negara. Pertanggungjawaban dalam bentuk
laporan keuangan yang transparan dan akuntabel menjadi syarat utama dalam
pengawasan oleh masyarakat. Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 telah mengatur
tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah
Daerah. Di dalam lampiran Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 telah ada panduan
untuk pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi
sesuai kondisi dan sumber daya daerah masing-masing. Bagi Pemerintah Daerah,
kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi ini diatur dengan peraturan kepala daerah.
Kebijakan Akuntansi berdasarkan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 21 Tahun 2014
adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktikpraktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi diperlukan daerah sebagai pedoman
yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip yang
telah dipilih. Sedangkan sistem akuntansi menurut Peraturan Bupati Nganjuk Nomor
22 Tahun 2014 yaitu rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan,
dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai
dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah Kabupaten Nganjuk.
Kabupaten Nganjuk telah menggunakan basis akrual mulai tahun 2015 sesuai
amanat Undang-Undang. Penerapan akuntansi belanja pada pemerintah daerah perlu
dilihat lebih dalam apakah sesuai dengan peraturan daerah yang telah ditetapkan.
Program dan kegiatan pemerintah dilaksanakan dengan merealisasikan belanja. Hal

ini membuat belanja mempunyai pengaruh signifikan pada pertumbuhan ekonomi


suatu daerah. Selain itu, belanja merupakan pos pengeluaran pemerintah daerah selain
transfer dan pembiayaan yang berpengaruh besar pada kesejahteraan rakyat. Oleh
karena itu, perlu peraturan yang jelas dan pelaksanaan sesuai prosedur sebagai bentuk
pelayanan yang baik untuk masyarakat. Penulis akan mencoba mengevaluasi
penerapan akuntansi belanja dengan memilih judul Tugas Akhir Evaluasi Atas
Penerapan Akuntansi Belanja Pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Nganjuk Tahun 2015.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain
untuk :
1. Mengetahui kesesuaian kebijakan akuntansi belanja dan sistem akuntansi belanja
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk dengan Standar Akuntansi Pemeritahan
2. Mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi belanja pegawai, belanja barang dan
belanja modal dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
3. Mengetahui kesesuaian penyajian dan pengungkapan belanja pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Nganjuk dengan PSAP 02 dan PSAP 04 dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan
4. Mempelajari lebih mendalam tentang klasifikasi belanja pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Nganjuk
5. Menambah dan menguji pengetahuan penulis khususnya di bidang Akuntansi
Pemerintah Daerah

6. Membandingkan teori yang penulis dapat di bangku kuliah dengan praktik


birokrasi yang sebenarnya terjadi di lapangan
7. Memenuhi salah satu persyaratan lulus dari Program Diploma III Keuangan
Spesialisasi Akuntansi pada Politeknik Keuangan Negara STAN
C. Ruang Lingkup Pembahasan
Untuk membatasi permasalahan, penulis membatasi pembahasan dalam tugas
akhir ini pada penerapan akuntansi belanja pada LKPD Nganjuk Tahun 2015.
Akuntansi Belanja yang akan dibahas hanya mencakup belanja pegawai, belanja
barang dan belanja modal. Fokus penulis membahas mengenai evaluasi penerapan
akuntansi belanja. Evaluasi ini lebih lanjut membahas tentang kebijakan akuntansi
belanja dan sistem akuntansi belanja, pengakuan dan pelaporan, serta penyajian dan
pengungkapan untuk belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Dalam
penyajian dan pengungkapan penulis hanya membahas belanja yang disajikan pada
LRA dan CaLK, tidak termasuk Laporan Arus Kas.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun Tugas Akhir ini, metode yang akan digunakan penulis untuk
mendapatkan data yang relevan dan akurat adalah sebagai berikut :
1. Metode Penelitian Kepustakaan
Dengan metode ini, penulis berusaha untuk membaca, mempelajari dan menelaah
berbagai literatur yang tersedia antara lain buku, artikel, jurnal, catatan-catatan
kuliah, peraturan perundang-undangan, makalah yang berasal dari media cetak
dan elektronik. Tujuan penelitian kepustakaan ini adalah untuk memperoleh

pemahaman tentang teori-teori dan konsep-konsep yang terkait dengan tema yang
dibahas penulis dalam Tugas Akhir ini.
2. Metode Penelitian Lapangan
Penelitian Lapangan dilakukan penulis secara langsung pada pemerintah daerah
yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara akurat, tepat dan
lengkap dalam menyusun Tugas Akhir. Tujuan penelitian lapangan adalah penulis
dapat melihat praktik akuntansi pemerintah daerah secara riil yang terjadi di
objek penelitian.
3. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan proses tanya jawab dengan pegawai yang terkait
secara langsung, khususnya pegawai bagian akuntansi dan pelaporan keuangan di
tingkat pemerintah daerah. Tujuan wawancara adalah memastikan informasi
secara langsung dengan pegawai terkait yang melaksanakan praktik akuntansi.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini akan dibagi menjadi empat bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi gambaran umum dan penjelasan mengenai pendahuluan atas laporan
yang direncanakan akan ditulis oleh penulis. Meliputi latar belakang penulisan, tujuan
penulisan, ruang lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan. Pada bab ini terangkum alasan dan tujuan penulis membuat membuat karya
tulis dengan tema dan objek yang telah dipilih. Ruang lingkup pembahasan penulis
dibatasi pada belanja dan tidak membahas mengenai transfer dan penyajian belanja
pada Laporan Arus Kas.

BAB II DATA DAN FAKTA


Dalam bab ini, penulis akan menyajikan data-data yang terkait dengan profil
Kabupaten Nganjuk sebagai objek penelitian. Meliputi letak geografis, kondisi
perekonomian, visi dan misi, struktur organisasi serta tugas dan fungsi pokok entitas
pelaporan. Disajikan data-data mengenai pengertian akuntansi belanja, kebijakan
akuntansi belanja dan sistem akuntansi belanja Pemerintah Daerah Kabupaten
Nganjuk, klasifikasi belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk dan manfaatnya
serta LRA dan CaLK Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2015.
BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan teori yang dijadikan landasan penulis dalam
membahas akuntansi belanja. Diantaranya meliputi pengertian belanja, kebijakan
akuntansi belanja dan sistem akuntansi belanja Pemerintah Daerah Kabupaten
Nganjuk, pengakuan dan pengukuran belanja pada Pemerintah Daerah Nganjuk serta
tata cara penyajian dan pengungkapan belanja dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Teori dan peraturan-peraturan yang ada akan digunakaan penulis untuk
mengevaluasi kesesuaiannya dengan praktik yang terjadi di lapangan. Evaluasi ini
juga dalam rangka memberi solusi atas permasalahan yang mungkin terjadi pada
praktik akuntansi belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi simpulan dari bab-bab yang telah dibahas dan diuraikan
sebelumnya mengenai kebijakan akuntansi belanja dan saran yang mungkin
dibutuhkan entitas pelaporan untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas dalam
menerapkan kebijakan akuntansi dalam belanja.

I
DATA DAN FAKTA
A

Profil Kabupaten Nganjuk

1. Letak Geografis
Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten dari 38 kabupaten/ kota yang
ada di Provinsi Jawa Timur. Berada di sebelah barat provinsi paling timur di pulau
Jawa dan tidak mempunyai wilayah lautan. Secara astronomis, Kabupaten Nganjuk
berada pada 1115 sampai dengan 11113 Bujur Timur dan 720 sampai dengan
750 Lintang Selatan. Ibukota Kabupaten Nganjuk berada di kecamatan Nganjuk
yang menjadi pusat pemerintahan. Luas wilayah Kabupaten Nganjuk 122.433,1 Ha
terbagi menjadi 20 kecamatan dan 284 desa dan kelurahan. Sebagian besar kecamatan
di Nganjuk adalah dataran rendah, dengan 4 (empat) kecamatan termasuk dataran
tinggi.
Secara geografis Nganjuk memiliki batas-batas wilayah yaitu sebelah utara
Kabupaten Nganjuk berbatasan dengan Kabupaen Bojonegoro. Pada wilayah bagian
selatan berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Trenggalek. Sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kediri, sedangkan wilayah bagian barat
berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun dan Ponorogo.
2. Kondisi Perekonomian.
Secara umum kondisi perekonomian Kabupaten Nganjuk mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi dari tahun 2013 ke 2014 yaitu dari 5,54% menjadi 5,10%.

Perekonomian Nganjuk sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Selain


sektor tersebut, penyumbang terbesar dalam produk domestik regional bruto (PDRB)
adalah sektor kehutanan dan perikanan. Kontribusi ketiga sektor ini dalam PDRB
adalah sebesar 32,91% untuk pertanian, 18,23% untuk kehutanan dan 12,73% untuk
perikanan. Kontribusi sektor lain : konstruksi (10,12%); administrasi pemerintahan
(4,91%); informasi dan komunikasi (4,32%); jasa pendidikan (3,91%); jasa lainnya
(2,79%); jasa keuangan dan asuransi (2,23%); pertambangan dan penggalian (2,08%);
penyediaan akomodasi dan makan minum (1,72%); real estate (1,58%); transportasi
dan pergudangan (1,38%); jasa kesehatan dan kegiatan sosial (0,60%); jasa
perusahaan (0,32%); pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah (0,11%); pengadaan
listrik dan gas (0,04%).
Untuk sektor pertanian di tahun 2014, dengan luas lahan persawahan 43.026 Ha
menghasilkan produksi padi sebesar 5.508.811,95 Kw atau turun 0,3% dari tahun
2013. Lahan pertanian di Kabupaten Nganjuk sangat luas dan tersebar merata di
berbagai kecamatan. Produk unggulan pertanian Kabupaten Nganjuk adalah bawang
merah yang sebagian besar ada di kecamatan Sukomoro. Pada tahun 2014 produksi
bawang merah sebesar 119.660,1 ton atau turun 3,07% dari tahun sebelumnya. Pada
sektor industri pengolahan yang ada adalah industri kecil dan kerajinan rumah tangga.
Jumlah industri kecil sebesar 1.114 unit usaha dan industri kerajinan rumah tangga
sebesar 15.275 unit usaha. Dari jumlah industri sebanyak 16.389 unit usaha tersebut
mampu menyerap tenaga kerja 60.807 orang.
Pencapaian kinerja APBD Tahun Anggaran 2015 tertuang dalam seluruh program
dan kegiatan dengan anggaran belanja langsung sebesar Rp. 933.341.580.295,00 dan

realisasi sebesar Rp. 766.124.471.252,60 atau 80,08%. Anggaran tersebut terdiri dari
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Apabila dibandingkan
dengan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2014 dengan Anggaran Rp.
814.520.758.001,00 dan realisasi sebesar Rp. 644.061.220.873,66 atau 79,07%.
Sehingga mengalami kenaikan sebesar 11,89% untuk jumlah realisasi namun untuk
presentase

realisasi

hanya

meningkat

sedikit

yaitu

1,01%.

Perkembangan

produktivitas secara nyata pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan
metode atas dasar harga berlaku di tahun 2014 sebesar Rp. 17.259.839,30 (dalam
juta) ada kenaikan dari tahun 2013 sebesar 10,84%. Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Nganjuk dengan metode PDRB atas dasar harga konstan 2010 di tahun
2014 sebesar 5,10%. Pendapatan perkapitanya sebesar Rp. 12.328.590,08 atau naik
10,03% tahun sebelumnya.
3. Visi dan Misi.
Visi, misi dan program kepala daerah tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Nganjuk Nomor 9 Tahun 2013 digunakan untuk menentukan arah kebijakan, prioritas
program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan bertahap selama lima tahun
dari 2014 sampai dengan tahun 2018. Visi dan misi Kabupaten Nganjuk adalah
sebagai berikut:

a. Visi
Visi Kabupaten Nganjuk adalah terwujudnya kejayaan Nganjuk berlandaskan iman
dan taqwa, dengan prioritas sektor utama pembangunan yang bertumpu pada

10

pengembangan perdagangan dan industri berbasis potensi pertanian untuk keadilan


dan kesejahteraan masyarakat.
b. Misi
Misi adalah upaya-upaya nyata yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Misi ini berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata untuk setiap
penyelenggara pemerintahan di daerah Kabupaten Nganjuk. Misi yang ditetapkan
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk terbagi menjadi enam misi yaitu :
1. Terus mengembangkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan
pelayanan prima dengan nuansa kehidupan yang religius.
2. Meningkatnya pelayanan bidang kesehatan dan pendidikan bagi seluruh lapisan
masyarakat Kabupaten Nganjuk untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di Masa Depan.
3. Memacu pertumbuhan ekonomi melalui pembinaan ekonomi kerakyatan yang
bertumpu pada perdagangan dan industri yang berbasis potensi pertanian.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap mengedepankan
aspek pelestarian lingkungan hidup.
5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu penopang
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
6. Mengembangkan pola kehidupan dan hubungan masyarakat yang adil, berartabat,
tertib dan tentram.
4. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk.
Organisasi Pemerintah Kabupaten Nganjuk mengurus dua bidang dalam
pemerintahan yaitu 24 Bidang Urusan Wajib dan 8 Bidang Urusan Pilihan yang

11

berdasarkan tahun anggaran 2015 meliputi 72 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
termasuk DPRD beserta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Kelembagaan Pemerintah Daerah Nganjuk terdiri dari Lembaga Desentralisasi dan
Lembaga Vertikal.
a. Lembaga Desentralisasi, terdiri dari:
Sekretarat Daerah; Sekretariat DPRD; Inspektorat; Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah; Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Daerah; Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah; Badan Kepegawaian Daerah; Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Daerah; Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga; Dinas Kesehatan Daerah; Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Daerah; Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah; Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan Daerah; Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Daerah; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah; Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah; Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi,
Pertambangan dan Energi Daerah; Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah; Dinas Pertanian Daerah; Dinas Peternakan dan Perikanan Daerah; Dinas
Kehutanan Daerah; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah; Kantor Lingkungan
Hidup Daerah; Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakata
Daerah; Satuan Polisi Pamong Praja Daerah; Kantor Ketahanan Pangan Daerah;
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; Kantor Informasi dan Komunikasi Daerah;
Dua puluh kecamatan; Dua puluh kelurahan; Dua RSUD.
b. Lembaga Vertikal, terdiri dari:

12

Kantor Departemen Agama; Badan Pusat Statistik Nganjuk; Badan Pertanahan


Nasional Nganjuk; Pengadilan Agama (PA) Nganjuk; Kepolisian Resor Nganjuk
(POLRES); Kejaksaan Negeri Nganjuk (KEJARI).
5. Tugas Pokok dan Fungsi Entitas Pelaporan.
Dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Nganjuk, Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah sebagai entitas pelaporan mempunyai kewajiban
melakukan proses konsolidasi dari laporan keuangan seluruh SKPD dan laporan
keuangan PPKD.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD)
Kabupaten Nganjuk mempunyai satu kepala dinas, sekretariat dan enam bidang.
Berdasarkan Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 26 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nganjuk Lampiran XIVB memuat Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Nganjuk yaitu :
1. Tugas pokok:
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.

2. Fungsi:
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi:

13

a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset


b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pengelolaan
keuangan dan aset
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan
aset
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.
F. Gambaran Umum Belanja Pemerintah Kabupaten Nganjuk
1. Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal Pemerintah Daerah
Kabupaten Nganjuk.
Belanja Pegawai di Pemerintah Kabupaten Nganjuk mencakup belanja yang tidak
terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja pegawai tahun anggaran
2015 meliputi Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan Guru PNS,
Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta
KDH/WKDH,

Insentif

Pemungutan

Pajak

Daerah,

Insentif

Pemungutan Retribusi Daerah, Honorarium PNS, Honorarium Non


PNS, dan Uang Lembur. Rincian Belanja pegawai ini berkurang dari
tahun 2014 yang sebelumnya ada Biaya Pemungutan Pajak dan
Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/ masyarakat. Realisasi
belanja

pegawai

1.045.819.679.981,67

tahun
dari

anggaran

2015

anggaran

adalah
sebesar

Rp
Rp

1.188.434.826.502,00 dengan presentase realisasi belanja pegawai


mencapai 88%.

14

Belanja Barang dan Jasa di Pemerintah Kabupaten Nganjuk


adalah belanja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang
dan jasa yang mendukung pelaksanaan program dan kegiatan.
Bersifat habis pakai yang digunakan untuk diserahkan atau dijual
kepada masyarakat serta termasuk belanja perjalanan. Belanja
barang dan jasa meliputi pembelian bahan pakai habis kantor,
belanja bahan/material, belanja jasa kantor, belanja premi asuransi,
belanja cetak dan penggandaan, belanja sewa sarana, serta belanja
makanan

dan

pemeliharaan,

minuman,
belanja

belanja

barang

perjalanan

yang

akan

dinas,

belanja

diserahkan

kepada

masyarakat/pihak ketiga. Rincian belanja barang dan jasa tahun


anggaran 2015 terdapat 29 belanja dengan realisasi setelah
konversi

Rp

342.258.306.364,60

372.541.159.697,00

sehingga

dari

anggaran

presentase

sebesar

realisasi

Rp

mencapai

91,87%.
Belanja modal merupakan alokasi pengeluaran anggaran untuk
perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi serta memenuhi kriteria kapitalisasi.
Aset tetap ini digunakan untuk kegiatan operasional sehari-hari
satuan kerja dengan tujuan tidak untuk dijual. Peraturan Bupati
Nganjuk Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 21 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah

15

Daerah Kabupaten Nganjuk telah mengatur besaran nilai kapitalisasi


Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan dan Aset Tetap
Lainnya. Rincian belanja modal Pemerintah Daerah Kabupaten
Nganjuk meliputi Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan Mesin,
Belanja Gedung dan Bangunan, Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
dan Belanja Aset Tetap Lainnya. Realisasi belanja modal tahun
anggaran 2015 sebesar Rp 361.295.978.864 dari total jumlah
anggaran sebesar Rp 493.533.813.898 sehingga realisasi mencapai
73,21%.
2. Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Belanja Pemerintah Daerah
Kabupaten Nganjuk.
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 telah mewajibkan Pemerintah Daerah untuk
menyusun Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah paling
lambat 31 Mei 2014. Hal ini dikarenakan penerapan basis akrual yang wajib
dilaksanakan tahun anggaran 2015. Pemerintah Kabupaten Nganjuk telah membuat
kebijakan akuntansi yaitu dengan keluarnya Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2014
yang ditetapkan pada tanggal 29 Agustus 2014. Peraturan ini menjadikan Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 25 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah Kabupaten Nganjuk beserta perubahannya dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku karena basisnya adalah kas menuju akrual. Kebijakan ini dirubah lampirannya
dengan keluarnya Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 30 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 21 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
Kabupaten Nganjuk.

16

Kebijakan Akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,


aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan (PSAP 01). Kebijakan akuntansi
pemerintah daerah Nganjuk terdiri dari kebijakan akuntansi pelaporan keuangan dan
kebijakan akuntansi akun. Kebijakan akuntansi nomor 06 pada kebijakan akuntansi
akun mengatur tentang akuntansi beban dan belanja. Ruang lingkup kebijakan
akuntansi belanja ini adalah perlakuan akuntansi untuk belanja yang meliputi definisi,
pengakuan, pengukuran, penilaian, penyajian dan pengungkapan. Berikut ini
merupakan penjelasan atas ruang lingkup kebijakan akuntansi Pemda Nganjuk :
1) Pengertian belanja Pemerintah Daerah Nganjuk adalah semua pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dan kas di bendahara pengeluaran yang
mengurangi saldo SAL dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemda Nganjuk.
2) Pengakuan belanja pada Pemerintah Daerah Nganjuk ada 2 yaitu ketika kas keluar
dari RKUD dari transaksi 72 SKPD dan 1 PPKD (DP2KAD mewakili pemda)
serta kas keluar dari bendahara pengeluaran saat surat pertanggungjawaban sudah
disahkan oleh BUD/ Kuasa BUD. Dalam hal BLU yaitu di RSUD Nganjuk dan
RSUD Kertosono diakuinya belanja diatur dalam peraturan tersendiri tentang
BLU.
3) Pengukuran belanja dilaksanakan dalam asas bruto yaitu dengan tidak
mngkompensasikan dengan pengeluaran untuk mendapatkan belanja tersebut.
Pengukuran untuk melakukan pencatatan didasarkan pada nilai nominal belanja
yang terdapat pada dokumen yang sah seperti SP2D LS dan SP2D UP/GU/TU.

17

4) Penilaian belanja berdasarkan nilai yang tercatat dan disajikan dalam LRA.
5) Penyajian belanja pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disajikan sesuai dengan
klasifikasi ekonomi dan dengan mata uang rupiah. Apabila menggunakan mata
uang asing, perlu dijabarkan ke dalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal transaski. Pengungkapan pada CaLK berisi pengeluaran belanja tahun
berkenaan setelah tahun anggaran berakhir, penjelasan tidak terserapnya anggaran
belanja dan informasi lainnya yang dianggap perlu.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk diatur dalam Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 yang ditetapkan pada tanggal 29 Agustus 2014
untuk penerapan SAP berbasis akrual tahun 2015. Berdasarkan Peraturan Bupati
Nomor 22 Tahun 2014, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan,
dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai
dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah Kabupaten Nganjuk.
SAPD Pemda Nganjuk terdiri dari Sistem Akuntansi SKPD, Sistem Akuntansi PPKD,
dan Bagan Akun Standar.
SAPD yang membahas belanja telah diatur pada Sistem Akuntansi Beban dan
Belanja Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 yaitu :
1. Sistem Akuntansi Beban dan Belanja dalam lingkup SKPD pada Lampiran I.
2. Sistem Akuntansi Beban dan Belanja dalam lingkup PPKD pada Lampiran II.
3. Bagan Akun Standar Belanja pada Lampiran III.

18

Bagan Akun Standar pada Lampiran III telah dirubah dengan Peraturan Bupati
Nganjuk Nomor 29 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nganjuk
Nomor 22 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk.
Sistem Akuntansi Belanja pada SKPD Pemerintah Daerah Nganjuk membahas
tentang pihak terkait, dokumen terkait, serta sistem dan prosedur akuntansi. Pihak
yang terkait dalam belanja SKPD adalah Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran,
PPKD selaku BUD, Bendahara Pengeluaran, PPK-SKPD dan Pihak Ketiga/ Pihak
Terkait. Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) dilakukan oleh Kuasa BUD dengan
diotorisasi oleh BUD selaku PPKD.
Untuk Surat Permintaan Pembayaran (SPP) UP/ GU/ TU bendahara pengeluaran
mengajukan SPP-UP/ GU/ TU kepada PPK-SKPD dan PPK-SKPD akan menguji
kelengkapan dan kebenarannya. Sementara untuk SPP-LS, selain PPK-SKPD dan
bendahara pengeluaran, PPTK juga terlibat dalam menyiapkan dokumen untuk SPPLS. Setelah dokumen lengkap SPP-UP/ GU/ TU dan SPP-LS akan disetujui oleh
Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Dengan lengkapnya
dokumen SPP, maka PA/ KPA akan mengotorisasi dan menerbitkan Surat Perintah
Membayar (SPM) UP/GU/TU dan SPM-LS.
Tabel II.1 Ringkasan Penatausahaan Pengeluaran
Fungsi/ Tugas

PPTK

Bendahara

PPK-SKPD

PA/ KPA

Pengeluar
1. Penyiapan dokumen
SPP- UP/GU/TU
2. Penyiapan dokumen

an

19

SPP-LS
3.
Pengesahan

SPP

UP/GU/TU dan SPP-LS


4.
Persetujuan
SPP

UP/GU/TU dan SPP-LS


5.
Penerbitan
SPM

UP/GU/TU dan SPP-LS


Sumber : Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 24 Tahun 2008
Untuk SPM diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPP terbit dan dikembalikan
paling lambat 1 hari sejak SPP terbit dikarenakan SPP dinyatakan tidak lengkap. Surat
Penolakan SPM diberikan kepada Bendahara Pengeluaran agar melakukan
penyempurnaan SPP. Begitu juga dengan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
diterbitkan paling lambat 2 hari sejak diterima SPM dan dikembalikan paling lambat 1
hari sejak diterima SPM. Surat Penolakan Penerbitan SP2D diserahkan kepada
Pengguna Anggaran agar melakukan penyempurnaan SPM. Apabila SPM telah
lengkap, maka Kuasa BUD akan menerbitkan SP2D. Dokumen sumber dan lampiran
dokumen sumber dibutuhkan untuk penatausahaan belanja dan sebagai bukti
menghasilkan data akuntansi.
Tabel II.2 Dokumen Sumber Belanja
No.

Transaksi Belanja

Dokumen Sumber

Lampiran Dokumen

1.

Belanja mekanisme

SP2D, nota debit bank,

Sumber
SPM, SPD, BAST

2.

LS
Belanja mekanisme

bukti pengeluaran lainnya


Bukti pengesahan SPJ

barang dan jasa


SPM, SPD, bukti

3.
4.

UP/GU/TU
Penerimaan PFK
Pelunasan PFK

SP2D, bukti potongan


Surat setoran, nota kredit,

transaksi lainnya
SPM
SPM

20

bukti potongan, bukti


pengeluaran lainnya
Sumber : Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 24 Tahun 2008
Sistem dan Prosedur Akuntansi Belanja untuk SKPD adalah proses pencatatan dan
pengakuan belanja oleh PPK-SKPD dan untuk PPKD dicatat oleh PPK-PPKD. Pada
SKPD hanya terdapat belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.
Untuk PPKD yaitu DP2KAD wakil Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk
mengurus belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja batuan keuangan, dan belanja
tak terduga. Semua belanja dicatat di buku besar kas dan dicatat beban di buku besar
akrual kecuali untuk belanja modal. Pada belanja modal, belanja yang akan dicatat
sebagai beban hanya belanja yang menjadi beban satu periode saja. Beban dari
belanja modal adalah beban penyusutan yang akan muncul dalam Laporan
Operasional. Pada belanja barang dan jasa, buku besar akrual akan mencatat beban
barang dan jasa secara periodik serta melakukan inventarisasi fisik. Sehingga akan
didapat saldo Persediaan dan beban barang dan jasa di akhir tahun pada Laporan
Operasional.
3. Klasifikasi Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefiniskan klasifikasi adalah penyusunan
bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang
ditetapkan. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 27 mengatur tentang
belanja daerah diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan,
serta jenis belanja. Klasifikasi menurut fungsi, program dan kegiatan, serta organisasi
disajikan di CaLK sedangkan klasifikasi menurut ekonomi (jenis belanja) disajikan

21

dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Klasifikasi ekonomi (jenis belanja) adalah
pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu
aktivitas (Budi Mulyana:2014). Klasifikasi ekonomi Pemerintah Daerah Kabupaten
Nganjuk meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, dan belanja tak terduga.
Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi
utama pemerintah pusat/ daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
(Budi Mulyana:2014). Tujuan klasifikasi fungsi untuk pengelolaan keuangan negara
adalah keselarasan dan keterpaduan dalam mengeola keuangan negara. Klasifikasi
fungsi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk ada 11 meliputi : pelayanan umum,
ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum,
kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan, serta perlindungan sosial. Fungsi
pertahanan dan agama tidak ada dikarenakan merupakan urusan pemerintah pusat.
Klasifikasi menurut urusan pemerintahan Pemerintah Kabupaten Nganjuk yaitu
terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan. Belanja urusan wajib
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak. Terdapat 24
bidang urusan wajib diantaranya adalah bidang pendidikan, bidang kesehatan, serta
bidang pekerjaan umum. Sedangkan urusan pilihan digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat serta keunggulan dan kekhasan Nganjuk. Terdapat 8 bidang urusan pilihan
diantaranya adalah bidang pertanian, bidang kehutanan dan bidang pariwisata.
Klasifikasi belanja menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan organisasi
pengguna anggaran (Budi Mulyana:2014). Pada Pemerintah Kabupaten Nganjuk

22

terdapat 72 SKPD yang terdapat satu pengguna anggaran di tiap SKPD. Sehingga
klasifikasi belanja berdasarkan organisasi pada Pemerintah Kabupaten Nganjuk
terdapat 72 rincian anggaran dan realisasi. Tujuan klasifikasi organisasi adalah
mengetahui pencapaian target kinerja tiap SKPD.
4. Jurnal Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal.
Proses akuntansi yang terkait pencatatan adalah penjurnalan. Di Pemerintah
Daerah Kabupaten Nganjuk, penjurnalan dicatat oleh PPK-SKPD (Pejabat
Penatausahaan Keuangan) untuk masing-masing SKPD dan PPK-PPKD untuk satu
PPKD. Untuk melakukan pencatatan, PPK perlu memperhatikan kapan diakuinya
belanja. Pengakuan belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal ada dua
mekanisme yaitu mekanisme LS dan UP/GU/TU.
Dalam Lampiran I Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk telah diatur sistem dan
prosedur akuntansi. Sistem dan prosedur akuntansi ini menjelaskan tentang akuntansi
beban dan belanja pada SKPD. Sedangkan untuk belanja pada PPKD sebagai wakil
Pemda tidak terdapat akun belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.
Pada saat kas dikeluarkan langsung dari kas daerah yaitu melalui mekanisme LS
dan terbitnya SP2D LS, maka PPK-SKPD mencatat pada buku besar kas dengan
jurnal sebagai berikut :

23

Debit/Kredit
Debit
Kredit

Uraian
Belanja Pegawai/ Belanja Barang dan Jasa/ Belanja Modal
Perubahan SAL

Pada saat kas dikeluarkan dari Bendahara Pengeluaran dan telah dibuat SPJ dari
SP2D UP/GU/TU yang telah diterbitkan oleh kuasa BUD, maka PPK-SKPD mencatat
pada buku besar kas dengan jurnal sebagai berikut :
Debit/Kredit
Debit
Kredit

Uraian
Belanja Pegawai/ Belanja Barang dan Jasa/ Belanja Modal
Perubahan SAL

BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A Landasan Teori
1. Pengertian belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.
Berdasarkan Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP) dalam
PMK No. 238/PMK.05/2011 tercantum pengertian belanja pegawai pada Pemerintah
Pusat yaitu:
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk
uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun
luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan termasuk pembayaran honorarium kegiatan kepada
non pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan tertentu terkait dengan suatu
prestasi, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Pemerintah Daerah memiliki dua kelompok belanja yaitu belanja tidak langsung
dan belanja langsung. Di dalam kedua kelompok ini terdapat belanja pegawai pada

24

lingkup SKPD. Belanja pegawai tidak langsung menurut Permendagri Nomor 13


Tahun 2006 Pasal 38 merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan
tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan. Uang representasi dan
tunjangan pimpinan dan
anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta
penghasilan dan penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundangundangan dianggarkan dalam belanja pegawai. Sedangkan belanja pegawai
langsung adalah pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan
kegiatan pemerintahan daerah (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006).
Belanja barang dan jasa termasuk kedalam kelompok belanja langsung pada
pemerintah daerah. Menurut Pasal 52 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, pengertian
belanja barang dan jasa yaitu digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan
barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian
jasa

dalam

melaksanakan

program

dan

kegiatan

pemerintahan

daerah.

Pembelian/pengadaan barang dan/atau pemakaian jasa mencakup belanja barang


pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan
bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana
mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan
minuman, pakaian dinas atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari
tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai.
Belanja modal berdasarkan Pasal 53 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan

25

atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan,
dan aset tetap lainnya. Kriteria sesuatu disebut aset tetap yaitu dengan
mengidentifikasi masa manfaat lebih dari 12 bulan, perolehan aset ini tidak untuk
dijual karena untuk operasional dan pelayanan pada masyarakat, nilai perolehan aset
telah memenuhi batas nilai kapitalisasi yang telah ditetapkan pada kebijakan
akuntansi.
2. Klasifikasi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.
Klasifikasi belanja dalam perencanaan dan penganggaran seharusnya sama dengan
klasifikasi pada pelaporan sebagai pertanggungjawaban. Realitanya terdapat
perbedaan klasifikasi anggaran dan pelaporan. Sehingga banyak terjadi perbedaan
penafsiran dari pejabat yang mengelola keuangan daerah. Selain itu, terdapat berbagai
macam peraturan perundang-undangan tentang klasifikasi yang berisiko dalam
kesalahan pengklasifikasian belanja. Dalam rangka menerapkan dan menyamakan
persepsi tentang klasifikasi belanja, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
selanjutnya disebut KSAP menyusun Buletin Teknis 04 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Belanja Pemerintah.
Tujuan klasifikasi belanja berbeda-beda tergantung pengguna informasinya, antara
lain sebagai berikut:
1.

Untuk administrasi anggaran dan akuntansi anggaran;

2.

untuk penyajian laporan keuangan sesuai penggunanya;

3.

untuk menyusun laporan realisasi anggaran;

26

4.

untuk pengendalian anggaran (budget monitoring) dan pengawasan.


Pada pemerintah daerah, peraturan yang digunakan adalah Peraturan Pemerintah

Nomor 58 Tahun 2005 yang kemudian dijabarkan dalam Permendagri Nomor 13


Tahun 2006. Belanja diklasifikasikan kedalam belanja langsung (BL) dahulu disebut
dengan belanja pembangunan/ proyek dan belanja tidak langsung (BTL) dahulu
disebut dengan belanja rutin. Khusus untuk belanja pegawai terdapat pada belanja
langsung dan tidak langsung. Belanja pegawai langsung adalah belanja yang
dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang
dilaksanakan pegawai. Contoh belanja pegawai langsung adalah honorarium PNS atau
non PNS dalam memberikan jasa untuk sebuah program kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat. Sedangkan belanja pegawai tidak langsung adalah belanja yang
dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Contoh belanja pegawai tidak langsung adalah gaji pokok PNS, tunjangan jabatan dan
uang lembur PNS. Output dari belanja pegawai tidak langsung sulit diukur karena
merupakan pengeluaran yang bersifat rutin untuk kegiatan operasional organisasi.
Berbeda dengan belanja pegawai langsung yang outputnya bisa dibandingkan dengan
target program yang diharapkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat jasa dari
pegawai tersebut. Berdasarkan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, belanja pegawai
diklasifikasikan menurut jenis belanja yaitu pos belanja operasi yang dilaporkan di
laporan realisasi anggaran. Sehingga apabila terdapat perbedaan dalam kodefikasi
akun anggaran dengan akun laporan realisasi anggaran perlu dilakukan konversi.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, belanja barang dan jasa
termasuk ke dalam belanja langsung (BL) yang berhubungan langsung dengan

27

program dan kegiatan. Contoh belanja barang dan jasa adalah belanja perjalanan
dinas, belanja pemeliharaan, pembelian alat tulis kantor serta belanja listrik, air,
telepon. Untuk tujuan pelaporan menurut Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, belanja
barang dan jasa diklasifikasikan menurut jenis belanja yaitu belanja operasi.
Kemudian belanja barang dan jasa dirinci menjadi belanja barang (operasional dan
non operasional) dan jasa, belanja pemeliharaan, serta belanja perjalanan dinas.
Belanja modal termasuk dalam kelompok belanja langsung menurut Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 karena berkaitan langsung dengan program dan kegiatan.
Pemenuhan belanja modal bagi masyarakat sangat penting karena merupakan aset
berwujud yang dapat dimanfaatkan secara luas. Contoh dari belanja modal yaitu
adalah pengeluaran seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Untuk penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual, Permendagri Nomor 64 Tahun 2013
mengklasifikasi belanja modal berdasarkan jenis belanja yaitu belanja modal tanah,
belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja
modal jalan, irigasi, dan jaringan serta belanja modal aset tetap lainnya yang termasuk
kedalam pos belanja modal. Belanja modal ini akan dirinci lebih dalam pada Bagan
Akun Standar (BAS) yang terdapat pada Lampiran III Permendagri Nomor 64 Tahun
2013.

28

3. Pengakuan dan pengukuran belanja pegawai, belanja barang dan belanja


modal.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah,
pengakuan adalah :
Pengakuan adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu
kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan,
pendapatan-LO dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas
pelaporan yang bersangkutan.
Dalam pengakuan terdiri dari dua basis akuntansi yaitu basis kas dan basis akrual.
Basis kas digunakan untuk belanja dan pendapatan pada Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) dan basis akrual digunakan pada beban dan pendapatan pada Laporan
Operasional (LO). Sedangkan Pengukuran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
proses akuntansi. Pengertian pengakuan menurut Permendagri Nomor 64 Tahun 2013
adalah:
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan.
Belanja pegawai menurut Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 diakui dengan
dua mekanisme yaitu mekanisme LS dan UP/ GU/ TU. Pada mekanisme LS belanja
pegawai diakui ketika telah terbit SP2D-LS dari kuasa BUD. Khusus pengeluaran
melalui bendahara pengeluaran yaitu dengan menggunakan uang persediaan/ ganti
uang/ tambah uang, belanja pegawai diakui saat surat pertanggungjawaban (SPJ)
bendahara pengeluaran telah disahkan oleh kuasa BUD. Pengukuran belanja pegawai
menggunakan azas bruto yaitu dengan mencatat jumlah belanja pegawai sebelum

29

potongan. Potongan seperti PPh, PPN, Taspen dan Askes/ BPJS tidak dicatat oleh
PPK-SKPD, karena akan dicatat oleh Fungsi Akuntansi PPKD.
Pengakuan belanja barang dan jasa menggunakan mekanisme LS dan mekanisme
UP/ GU/ TU sesuai dengan Lampiran II Permendagri Nomor 64 Tahun 2013. Belanja
barang dan jasa mekanisme LS terjadi ketika rekening kas umum daerah berkurang
dengan terbitnya SP2D-LS. Pada buku jurnal LO, PPK-SKPD akan melakukan
pengakuan beban barang dan jasa setelah BAST diterima walaupun belum terjadi
pengeluaran kas karena prinsip akrual penuh. Pengakuan dengan mekanisme UP/ GU/
TU yaitu ketika bendahara pengeluaran menerima uang muka dari KPPN setelah
terbitnya SP2D-LS UP/ GU/ TU dan membelanjakan dana UP/ GU/ TU dengan syarat
dokumen surat pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran telah dibuat. Pengukuran
belanja barang dan jasa berdasarkan azas bruto yaitu jumlah kas keluar dari rekening
kas umum daerah atau kas di bendahara pengeluaran tanpa mengkompensasikan
dengan pengeluaran.
Pengakuan belanja modal mengikuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2013 yaitu dengan mekanisme LS dan mekanisme UP/GU/TU. Belanja modal
dalam mekanisme LS diakui setelah terbit SP2D-LS yaitu rekening kas umum daerah
keluar untuk belanja modal. Secara akrual, aset tetap diakui ketika telah terjadi serah
terima barang dari pihak ketiga kepada SKPD.. Apabila menggunakan mekanisme
UP/ GU/ TU yaitu belanja modal melalui bendahara pengeluaran, akan diakui ketika
SPJ pengeluaran belanja modal telah dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran. Secara
akrual, aset tetap dapat diakui terlebih dahulu berdasarkan bukti pembayaran belanja
modal yang akan dicatat PPK-SKPD kedalam jurnal akrual. Pengukuran belanja

30

modal menggunakan azas bruto berupa nilai perolehan aset tetap tanpa
mengkompensasikan

dengan

pengeluaran.

Apabila

nilai

perolehan

tidak

memungkinkan, maka nilai wajar aset tetap akan digunakan. Untuk aset tetap yang
yang dibangun sendiri (swakelola), biaya perolehan meliputi biaya tenaga kerja, biaya
bahan baku, biaya perencanaan dan segala biaya yang berhubungan dengan perolehan
aset tetap tersebut sampai dapat dimanfaatkan.
4. Jurnal standar belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.
Dalam penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD), diatur jurnal
standar yaitu jurnal debet dan jurnal kredit yang akan digunakan untuk mencatat
transaksi. Berikut ini jurnal merupakan jurnal standar menurut Permendagri Nomor
64 Tahun 2013:
a. Jurnal Belanja dan Beban Pegawai
Bendahara Pengeluaran menyerahkan bukti pengeluaran transaksi beban pegawai
menggunakan UP dengan daftar gaji, PPK-SKPD akan mencatat jurnal akrual. Setelah
keluar kas dan SPJ bendahara pengeluaran sebagai realisasi anggaran belanja
pegawai, maka PPK-SKPD mencatat jurnal kas. PK-SKPD menggunakan dokumen
SP2D-LS yang menjadi dasar untuk mencatat beban pada buku jurnal akrual dan
belanja pada buku besar kas. Berikut ini merupakan tabel jurnal belanja dan beban
pegawai :

Mekanism
e

Buku besar akrual

Buku besar kas

31

UP/GU/TU Dr Beban Pegawai

LS

Dr Belanja Pegawai

Cr Kas di Bendahara Pengeluaran

Cr Estimasi Perubahan SAL

Dr Beban Pegawai

Dr Belanja Pegawai

Cr RK-PPKD

Cr Estimasi Perubahan SAL

b. Jurnal Belanja dan Beban Barang dan Jasa


Bendahara Pengeluaran menyerahkan bukti transaksi beban barang dengan uang
persediaan, PPK-SKPD akan mencatat pada jurnal akrual. Untuk realisasi belanja,
PPK-SKPD akan mencatat pada jurnal kas. Untuk mekanisme LS, pengakuan beban
barang ketika Berita Acara Serah Terima telah diterima dan telah keluar kas daerah,
PPK-SKPD akan mencatat pada jurnal akrual. Selanjutnya realisasi belanja yang
terjadi dengan keluarnya SP2D-LS, maka PPK-SKPD akan mencatat pada jurnal kas.
Dibawah ini merupakan tabel jurnal belanja dan beban barang dan jasa :

Mekanism

Buku besar akrual

e
UP/GU/TU Dr Beban Barang dan Jasa

LS

Buku besar kas


Dr Belanja Barang dan Jasa

Cr Kas di Bendahara Pengeluaran

Cr Estimasi Perubahan SAL

Dr Beban Barang dan Jasa

Dr Belanja Barang dan Jasa

Cr RK-PPKD

Cr Estimasi Perubahan SAL

c. Jurnal Belanja Modal dan Aset Tetap


Dengan mekanisme UP, berdasarkan Bukti Acara Penerimaan Barang, PPK-SKPD
membuat bukti memorial aset tetap yang diotorisasi Pengguna Anggaran dan dicatat
pada buku besar akrual. Selanjutnya terjadi realisasi belanja, maka akan dicatat pada

32

jurnal kas. Untuk mekanisme LS, dicatat pada jurnal akrual ketika berpindah hak
kepemilikan dengan BAST serta belanja dicatat pada jurnal kas ketika SP2D-LS terbit.

Mekanisme
Buku besar akrual
UP/GU/TU Dr Aset Tetap
LS

Cr Kas di Bendahara Pengeluaran


Dr Aset Tetap
Cr RK-PPKD

Buku besar kas


Dr Belanja Modal
Cr Estimasi Perubahan SAL
Dr Belanja Modal

Cr Estimasi Perubahan SAL


5. Pelaporan belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.
Dalam Paragraf 60 Kerangka Konseptual PP 71 tahun 2010 dijelaskan bahwa
laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary
reports), laporan finansial dan catatan atas laporan keuangan. Untuk laporan
pelaksanaan anggaran meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Laporan finansial terdiri dari empat laporan yaitu
Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dan Laporan
Arus Kas (LAK). Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan laporan yang
tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran dan laporan finansial karena
menjelaskan secara rinci pos-pos dalam kedua laporan yang lain.
Semua transaksi yang melalui proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan
laporan keuangan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun oleh SKPKD
selaku pihak yang melakukan konsolidasian. Belanja disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Menurut PSAP 02, Laporan Realisasi
Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi
yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. Laporan

33

Realisasi Anggaran

menggambarkan

perbandingan

antara

anggaran dengan

realisasinya dalam satu periode pelaporan. Belanja disajikan menurut klasifikasi jenis
belanja yaitu belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga serta transfer.
Belanja Pegawai termasuk kedalam belanja operasi yaitu merupakan pos
pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari. Dalam masalah kodefikasi akun
Gambar III. 1 Format Penyajian Belanja pada LRA
anggaran dengan kodefikasi akun laporan realisasi anggaran tidak sama, perlu
dilakukan konversi atas ketidaksamaan tersebut. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
mengklasifikasi belanja pegawai kedalam 2 pos yaitu belanja langsung dan belanja
tidak

langsung.

Sedangkan

format

LRA

menurut

SAP

berbasis

akrual

mengklasifikasikan belanja pegawai menurut jenis belanja yaitu terdapat dalam satu
pos belanja pegawai.
Sumber : Permendagri Nomor 64 Tahun 2013
Belanja barang dan jasa dalam laporan realisasi anggaran harus disajikan sesuai
dengan format SAP berbasis akrual yaitu setelah konversi. Menurut Permendagri
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang

34

bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 39


Tahun 2012 Pasal 21 dan Pasal 39 disebutkan bahwa realisasi hibah berupa barang
dan/ atau jasa dan realisasi bantuan sosial berupa barang dikonversi sesuai SAP pada
LRA dan diungkapkan pada CaLK. Hal ini menyebabkan belanja barang dan jasa
akan berkurang setelah dikonversi karena belanja barang untuk hibah dan bantua
sosial dari sebelumnya belanja barang dan jasa akan beralih menjadi belanja hibah
dan belanja bantuan sosial.
Belanja Modal pada Laporan Realisasi Anggaran dirinci menjadi belanja tanah;
belanja peralatan dan mesin; belanja gedung dan bangunan; belanja jalan, irigasi dan
jaringan; serta belanja aset tetap lainnya. Semua belanja modal ini dicatat berdasarkan
nilai perolehannya dan penyajiannya harus sesuai dengan saldo akhir buku besar
masing masing aset tersebut.
Selain penyajian, pengungkapan adalah bagian penting dari proses akuntansi.
Catatan Atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos
laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai yang tidak disajikan
dalam Laporan Keuangan lainnya. Pada PSAP 04 diatur mengenai tujuan CaLK
adalah meningkatkan transparansi Laporan Keuangan dan penyediaan pemahaman
yang lebih baik, atas informasi keuangan pemerintah. Pada Buletin Teknis 04 diatur
tentang pengungkapan belanja dalam CaLK yaitu penambahan informasi yang tidak
disajikan dalam lembar muka Laporan Keuangan. Informasi tersebut antara lain
adalah rincian belanja menurut organisasi, rincian belanja menurut fungsi dan
klasifikasi belanja, rincian belanja menurut program dan kegiatan, rincian belanja

35

menurut urusan pemerintahan serta rincian belanja menurut belanja langsung dan
tidak langsung.
Belanja Pegawai diungkapkan di CaLK mengenai untuk apa saja belanja pegawai
tahun anggaran berjalan digunakan serta penjelasan informasi keuangan lainnya
seperti belanja pegawai BLU. Pada belanja barang dan jasa pengungkapan yang
diperlukan yaitu rincian belanja barang dan jasa serta keterangan jumlah konversi
yang menyebabkan realisasi belanja barang dan jasa berkurang. Hal yang perlu
diungkapkan pada belanja modal adalah penyebab realisasi yang rendah, reklasifikasi
aset tetap, dan keterangan ketidaksesuaian karakteristik belanja modal.
Pentingnya CaLK ini untuk pemegang kepentingan lainnya tidak hanya
pemahaman pada manajemen entitas akuntansi atau pelaporan saja. Pemegang
kepentingan eksternal contohnya adalah masyarakat, LSM, pemeriksa, donatur,
mahasiswa dan pemerintah yang lebih tinggi (Pemerintah Pusat).
G. Pembahasan
1. Evaluasi atas belanja pegawai.
Inti permasalahan : honorarium PNS, honorarium non-PNS, dan uang lembur masuk
kedalam belanja pegawai.
2. Evaluasi atas belanja barang dan jasa.
3. Evaluasi atas belanja modal.

36

IV
SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan
Mengemukakan simpulan yang dapat ditarik dari permasalahan yang telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya. Tidak sedatail bab pembahasan dan jangan terlalu
banyak.
H. Saran
Memberikan saran untuk perbaikan ke depan sesuai simpulan-simpulan
tersebut. Dikemukan secara jelas dan mempunyai dasar atau keterkaitan dengan
pembahasan yang dikemukakan.

37

DAFTAR PUSTAKA
Suryanovi, Sri. 2011. Bahan Ajar Akuntansi Pemerintah II. Jakarta: Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN).
Mulyana, Budi. 2014. Akuntansi Pemerintah Daerah. Tangerang Selatan: Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan
Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/ PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum
Sistem Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 21 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 29 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 22 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah Kabupaten Nganjuk
Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Nganjuk Nomor 21 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk

38

Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 24 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur
Penatausahaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah
Badan Pusat Statistik.2015. Kabupaten Nganjuk Dalam Angka Tahun 2015.
Nganjuk:Badan Pusat Statistik Kabupaten Nganjuk.
Badan Pusat Statistik. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nganjuk
menurut Pengeluaran 2010-2014. Nganjuk: Badan Pusat Statistik Nganjuk

39

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai