Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

W312100013 -Pengambilan
Keputusan Manajerial

Pengambilan Keputusan
Intuitif

Abstrak Sub-CPMK

Pada pembahasan kali ini, kita akan Mahasiswa mengerti Pengambilan Keputusan
membahas mengambil keputusan Manajerial Mengambil Keputusan Dengan Metode
dengan Metode Intuitif Intuitif yg tidak optimal dalam pengambilan
keputusan karena intuisi ini digunakan pada situasi
tertentu seperti situasi yang tidak pasti. (CPMK-5)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

10
Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM
FEB S1 Manajemen
Pendahuluan
Sebagian besar manusia menggunakan keputusan intuitif dalam aktivitas keseharian,
misalnya dalam hal memilih pasangan hidup, mengevaluasi pekerjaan, memilih makan
untuk makan malam,memutuskan jalan mana yang harus ditempuh untuk menuju tempat
pelerjaan.

Dalam pengambilan keputusan, kata intuitif sering kali dilawankan dengan rasional, dan
dihubungkan dengan pseudoscience. Sesungguhnya, intuisi memiliki dasar ilmiah dan
telah menjadi bidang riset tersendiri dalam psikologi.

Jung (1927/1971) merupakan ilmuan pertama yang dikenal membahas mengenai


pengambilan keputusan intuitif (intuitive decision making), yang dikenal sebagai Jung’s
Typologi of Decision Making. Menurut Jung, manusia dipengaruhi oleh salah satu dari
empat fungsi ketika dia memecahkan masalah. Fungsi tersebut adalah:

1. Sensasi (sensing), yang berupa persepsi melalui pancaindra


2. Pemikiran (thinking), yang memberikan arti dan pengertian
3. Perasaan (feeling), yang memberikan penilaian dan keputusan.
4. Intuisi (intuition), yang memberikan arah mengenai berbagai kemungkinan masa
depan (Jung,1976).

Dalam teorinya, Jung berpendapat bahwa setiap orang merupakan kombinasi dari keempat
hal tersebut dengan salah satu fungsi yang dominan. Jung mengatakan ini sebagai fungsi
dominan (dominan function), yang merupakan kelebihan orang tersebut. Sebaliknya, atau
lawan dari fungsi tersebut adalah fungsi inferior (inferior function), yang merupakan
kelemahannya. Misalkan, ketika seseorang memiliki “pemikiran” sebagai fungsi
dominannya maka fungsi inferiornya (biasanyaa adalah perasaan). Apabila fungsi dominan
adalah intuisi maka fungsi inferiornya adalah sensing. Menurut intuisi dan sensasi adalah
cara untuk memersepsikan persoalan (perceiving). Sementara itu, pemikiran dan perasaan
adalah cara untuk menyelesaikan persoalan (judging). Kombinasi keduanya menghasilkan
empat kombinasi gaya pengambilan keputusan.

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel Persentase Kombinasi Empat Gaya Pengambilan Keputusan

Seluruh Peserta Peserta Pria Peserta Wanita


Gaya Keputusan
n % n % n %
Tipe sensai (sensing) 23 13 10 14 13 13
Tipe intuisu (intuition) 66 38 27 38 39 39
Tipe pemikiran
33 19 19 27 14 14
(thinking)
Tipe perasaan
50 29 15 21 35 35
(feeling)
Jumlah 172 99 71 100 101 101

Pada tahun 1981, Keegan mengapdosi teori ini dan mengaplikasikannya dalam
manajemen. Menurutnya, teori Carl Jung memiliki orisinilitas dalam menjelaskan mengapa
sebagian orang sukses dalam mengambil keputusan, sedangkan yang lainnya gagal.
Terdapat dua instrument yang hingga kini dikembangkan untuk mengukur gaya
pengambilan keputusan berdasarkan teori Jung.

Pertama, Keegan (1980,1982) dengan Keegan’s Type Indicato (KTI) nya terdiri dari 32
item,

Kedua, The Myer Type Indicator (MBTI) (Myer dan Mc.Canly, 1985) yang terdiri dari 132
Indikator.

Pengertian Intuisi

Sigmund Freud dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan konsep yang
berhubungan dengan intuisi, walaupun kemudian teori-teorinya banyak ditentang karena
tidak sesuai dengan psikologi empiris. Bagi Freud, intuisi adalah bagian pengetahuan
manusia yang berada di alam bawah sadar. Dia membaginya menjadi dua, yaitu id (insting)
dan superego (moralitas).

Arsitektur kesadaran manusia menurutnya memiliki tiga tingkatan, yaitu kesadaran


(conscious), prakesadaran (subconscious), dan bawah sadar (unconscious). Pengetahuan
yang ada dalam kesadaran hanya meliputi 10% saja dari seluruh pengetahuan yang dimiliki

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
manusia, sedangkan pengetahuan yang separuh disadari (pra-kesadaran) dan
pengetahuan yang di bawah sadar meliputi 90% dari pengetahuan yang dimiliki,

Dalam teori tentang ego yang dibahas oleh Jung dalam tipologi psikologi (1921), intuisi
adalah fungsi ketidakrasionalan yang dihadapkan secara langsung pada sensasi dan
dihadapkan secara tidak langsung pada fungsi rasional dari pemikiran dan perasaan. Jung
mendefinisikan intuisi sebagai persepsi melalui yang tidak disadari menggunakan rasa dan
persepsi sebagai awal, untuk mengedepankan ide-ide, gambaran, kemungkinan-
kemungkinan, jalan keluar dari persoalan yang tak terselesaikan, dengan sebuah proses
yang tidak disadari.

Sukar membayangkan bagaimana intuisi tersebut bekerja dan memberikan ide kepada
pemiliknya, sebab tidak seperti rasionalitas, yang menjawab sebuah permasalahan secara
verbal atau numeric. Intuisi memberikannya dalam bentuk pola yang hanya dipahami oleh
sistem otak-hormonal-jantung manusia. Sebagai ilustrasi, ketika seseorang berjalan
ditengah hutan bertemu dengan binatang yang berbahaya, maka sistem limbic yang
menghubungkan otak dengan jantung melalui sistem hormonal “secepat kilat” memberikan
alarm dalam bentuk debaran jantung yang semakin cepat, produksi gula yang semakin
banyak sebagai persiapan hit or run, dan tingkat kewaspadaan yang semakin tinggi, tanpa
pemiliknya menyadari proses tersebut.

Intuisi merupakan kombinasi dari data empiris, observasi yang dalam, dan kemampuan
untuk menemukan jalan singkat pada permukaan realitas yang tipis. Intuisi seperti sebuah
mesin yang bergerak lambat, menangkap berbagai data secara langsung, dan memberikan
anda berbagai pemahaman tanpa Anda sadari dari mana pemahaman tersebut berasal.
Tak heran, beberapa ilmuawan yang menumpukan pengetahuannya melalui proses intuisi,
sebagaimana Albert Einstein dan Immanuel Kant, merupakan ilmuawan dengan
pemahaman yang begitu dikagumi.

Intuisi bisa juga didefinisikan sebagai sebuah pemahaman atau mengetahui tanpa sumber-
sumber yang disadari (conscious resource) untuk dipikirkan, diselidiki, atau dirasionalkan.

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gaya Pembelajaran Intuitif

Intuitife Leaner adalah orang-orang yang cenderung berfokus pada dunia kemungkinan
berbeda dengan sensing learning, yang tertarik pada “di sini” dan “sekarang”. Dengan
demikian, intuitive learner menikmati ide-ide abstrak, kemungkinan-kemungkinan, dan
potensi. Terdapat dua tipe intuitive learner, yaitu:
Mereka yang intuisinya dominan, yang bertindak tidak atas dasar keputusan rasional
melainkan atas dasar intensitas persepsi belaka, yaitu tipe extraverted dan tipe introverted.

1. Tipe extraverted adalah mereka yang terus menerus mengejar berbagai


kemungkinan sehingga sering kali meninggalkan kemungkinan-kemungkinan yang
ada. Bahkan, sebelum kemungkinan tersebut memberikan hasil, muncul
kemungkinan lainnya. Di pihak lain,

2. Tipe introverted adalah mereka yang diarahkan oleh gambaran bawah sadarnya
dalam menjelajahi dunia yang simbolis ketika berupaya mencari arti sebuah makna
atau peristiwa. Namun demikian, mereka tidak memiliki ketertarikan menjadi pemain
di dalamnya.

Menurut Jung, tipe extraverted pada umumnya adalah kaum wiraniaga;


speculator/spekulasi; pemberontak; dan “lelaki hidung belang” (playboy) yang rela
meninggalkan pasangannya untuk mencari kemungkinan baru romantisme. Tipe
introverted biasanya adalah paranormal, nabi dan filsuf.

Intuisi : Memahami Tanpa Deduksi dan Penalaran

Intuisi adalah menerima masukan dan ide-ide dari dalam diri tanpa mengetahui secara
tepat bagaimana hal tersebut dan dari mana hal tersebut berasal. Anda hanya tahu bahwa
ide-ide tersebut bukan berasal dari pemikiran anda. Secara tiba-tiba anda mengetahui dan
memahami sesuatu. Seperti halnya kreativitas, intuisi sering kali datang ketika anda
memutuskan diri dari aktivitas yang menghasilkan kenyamanan. Anda sedang berasyik-
masyuk dengan aktivitas yang menghasilkan kenyamanan.

Pengambilan keputusan intuitif jauh melebihi dari sekadar menggunakan “akal sehat”
(common sense) karena hal ini meliputi sensor-sensor tambahan untuk memersepsikan
dan menyadari informasi dari luar pemikirian, namun masih berasal dari dalam diri.

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
5 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Terkadang, hal ini dikacaukan dengan firasat (gut feeling), indera keenam, insting, suara
dari dalam, atau bimbingan spiritual.

Pengetahuan Bawah Sadar

Istilah pengetahuan bawah sadar (subconscious knowledge) tidak lazim digunakan dalam
psikologi. Istilah ini biasanya dicampurkan dengan istilah pikiran bawah sadar
(sub/unconscious mind). Pikiran bawah sadar adalah kemampuan dalam melakukan
proses penerjemahan symbol-simbol yang merupakan pengetahuan bawah sadar, dimana
tersimpan dalam gudang “bawah sadar”.

Pikiran bawah sadar (unconscious mind) adalah sebuah istilah yang diperkenalkan seorang
filsuf di abad ke-18, Christoper Riegel, di mana didefinisikan sebagai bagian dari pikiran
yang memungkinkan adanya kumpulan fenomena mental yang muncul dalam pemikiran
seseorang, namun tidak disadari oleh orang itu pada saat terjadinya. Hal ini merupakan
bagian yang menguasai pengetahuan bawah sadar yang meliputi perasaan yang tidak
disadari (unconscious feeling), keahlian yang tidak disadari (unconscious skill), persepsi
yang tidak disadari (unconscious perception), pemikiran yang tidak disadari (unconscious
thoughts), dan reaksi otomatis (automatic reaction), ketakutan-ketakutan dan hasrat-hasrat
tersembunyi.

Pengetahuan bawah sadar merupakan sumber dari mimpi-mimpi diwaktu malam,


pemahaman tiba-tiba (yaitu pemahaman yang secara mendadak muncul tanpa melalui
proses pemikiran dan sebab-sebab yang jelas). “gudang” kenangan yang terlupakan, tetapi
tidak lagi bisa digali ke pemikiran sadar, dan tempat dari pengetahuan implicit (yaitu seluruh
hal yang telah dipelajari hingga kita mampu melakukannya tanpa berpikir). Ini halnya seperti
seseorang yang memindahkan gigi persnelingnya pada saat kenderaan melambat. Salah
satu contoh bagaimana pengetahuan bawah sadar ini dimanfaatkan adalah ketika
seseorang menghadapi masalah pelik dan tidak mampu menemukan jalan keluar, dan tiba-
tiba saja memperoleh pencerahan mendadak yang mengandung solusi permasalahannya.

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Channeling : Mengambil Pengetahuan Bawah Sadar.

Dalam kondisi normal, tidak ada seorangpun yang mampu mengambil pengetahuan bawah
sadar dari tempatnya, sehingga pengambilan keputusan manusia selalu dipimpin oleh
pikiran sadar, yaitu otak. Lalu bagaimanakah tejadinya fenomena seseorang yang tiba-tiba
memperoleh pencerahan (enlightment) dan memahami jalan keluar permasalahan secara
mendadak?

Sebuah penjelasan yang bisa dipahami secara empiris adalah bahwa orang-orang yang
tiba-tiba tercerahkan dengan jawaban yang berasal dari pikiran bawah sadar adalah
mereka yang berada dalam keadaan santai, terlepas dari rutinitas kesehariannya. Mereka
mengakses ide bawah sadar tersebut ketika menunaikan shalat, bermeditasi, atau bahkan
saat membuang hajat di toilet. Tidak pernah ada seseorang yang memperoleh ide
cemerlang dalam sebuah rapat yang sangat menekan. Seorang pemusik memperoleh
barisa nada lagunya dalam situasi keheningan, demikian juga dengan pengarang. Pelukis
selalu mencari suasana tenang untuk menghasilkan mahakarya (masterpiece), mengapa?
Ketahuilah bahwa frekuensi otak manusia tidak sama.

Terdapat berbagai pandangan tentang intuisi, yaitu intuisi sebagai suatu pengetahuan,
sebagai pendekatan untuk merespon suatu fenomena, dan sebagai suatu proses berfikir.
Taylor and Francis Group 2010, mendefinisikan intuisi sebagai suatu proses berfikir. Group
tersebut menyatakan bahwa input dan proses dikelola dengan menggunakan pengetahuan
yang diperoleh dari proses pembelajaran yang lama dan telah diakumulasikan dalam
memori.

Pengelolaan input tersebut merupakan proses otomatis dengan tanpa menggunakan


pikiran sadar. Dari input dan proses tersebut diperoleh output berupa perasaan (feeling)
sebagai dasar untuk mengembangkan intuisi. Intuisi juga dapat didefinisikan sebagai
perasaan untuk mengenali sesuatu dengan tanpa penjelasan, tetapi intuisi bukan sesuatu
yang mesterius. Inilah yang membuat intuisi menjadi menarik untuk dipelajari. Berdasarkan
pengertian di atas, maka intuisi dibentuk dari proses yang panjang, otomatis, tidak
menggunakan pikiran sadar, dan tidak dapat dijelaskan asal usulnya.

Intuisi dikembangkan dari pengetahuan yang telah lama diperoleh dan diakumulasikan di
dalam memori. Dalam Weil, Kakabadse menyatakan bahw intuisi merupakan metode yang
syah (legitimate) dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya, Kakabadse juga

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
berpendapat bahwa pengambilan keputusan dengan intuisi digunakan dalam situasi
ambigu, tidak stabil atau pada waktu terdapat informasi yang berlebihan.

Senada dengan Kakabadse, Robbins (2001), menyatakan bahwa pengambilan keputusan


dengan intuisi dapat dilakukan pada kondisi:

(1) ketidak pastian yang tinggi,


(2) keterbatasan / ketidak lengkapan bukti,
(3) tidak dapat diprediksinya vareabel secara rasional/ilmiah,
(4) terbatasnya fakta,
(5) tidak sepenuhnya fakta terkait dengan permasalahan,
(6) terbatasnya data untuk analisis,
(7) terdapat beberapa alternatif solusi yang baik dan argumentatif, dan
(8) keterbatasan waktu.

Seperti telah disajikan di atas bahwa terdapat hubungan erat antara pengalaman dengan
intuisi, semakin banyak mpengalaman semakin baik intuisi yang dihasilkan. Sebagai
ilustrasi, berikut disampaikan hasil riset tentang hubungan antara pengalaman dengan
intuisi.

Robbins dan Judge (2009) menyampaikan hasil riset tentang pemain catur. Riset tersebut
memilih pemain catur pemula dan pemain tingkat grandmaster sebagai obyek yang diteliti.
Mereka diminta untuk mengamati 25 buah anak catur yang disusun di atas papan catur
seperti pada permainan catur sesungguhnya/riil. Setelah 5 sampai 10 detik, anak catur
tersebut dipindahkan, dan mereka diminta mengembalikan masing-masing anak catur pada
posisi semula. Ternyata, pemain pemula hanya dapat menempatkan 6 buah anak catur
yang benar, sedangkan pemain grandmaster dapat menempatkan 24.

Kemudian penelitian dilanjutkan dengan meletakkan lagi 25 buah anak catur di atas papan
catur secara acak, kemudian dipindahkan. Mereka diminta untuk menyusun kembali anak
catur tersebut pada posisi semula. Ternyarta hasilnya sama antara pemain pemula dengan
pemain grandmaster yaitu masing-masing menempatkan sekitar 6 anak catur yang benar.
Permainan tersebut menunjukkan bahwa intuisi terkait erat dengan pengalaman
seseorang.

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pada permainan pertama pemain grandmaster jauh lebih unggul dari pada pemain pemula,
oleh karena pemain grandmaster telah berpengalaman ribuan kali dalam bermain catur,
mereka mampu mengenali posisi dan pengelompokkan anak catur yang sedang dimainkan.

Robbins dan Judge (2009) juga menyatakan bahwa pemain catur profesional mampu
bermain 50 permainan secara simultan, sehingga keputusan hanya diambil dalam hitungan
detik. Pada permainan kedua, menunjukkan bahwa kemampuan pemain grandmaster
sama dengan kemampuan pemain pemula, oleh karena anak catur disusun secara acak
atau bukan pada posisi permainan yang sebenarnya, sehingga mereka sama-sama tidak
mempunyai pengalaman. Dengan tidak adanya pengalaman, mereka kesulitan dalam
mengidentifikasi, mengelompokkan, dan mempolakan posisi anak catur tersebut, dan pada
akhirnya mereka tidak mampu menempatkan kembali anak catur pada posisi semula.

Hasil riset tentang intuisi berikutnya, Klein (2002), menyatakan bahwa 90% keputusan
penting diambil berdasarkan intuisi. Walaupun pengambilan keputusan dengan intuisi
sering dilakukan, namun para pengambil keputusan tidak secara eksplisit menyatakan
bahwa keputusan berasal dari intuisi. Biasanya setelah keputusan ditetapkan, kemudian
dimunculkan dalam model rasional, agar secara formal dapat akuntabilitaskan, dan
dijelaskan mengapa keputusan tesebut diambil. Dengan uraian tersebut maka seorang
pemimpin harus mempunyai kemampuan intuitf yang baik. Kemampuan intuitif perlu
dikembangkan oleh karena kemampuan intuitif merupakan kemampuan yang dapat
membedakan antara pemimpin satu dengan pemimpin lainnya. Semakin baik kemampuan
intuitif yang dimiliki, semakin sukses pemimpin tersebut.

Untuk meningkatkan kemampuan intuitif, perlu diperhatikan kiat-kiat berikut :

1) Menyiapkan kondisi fisik


Intuisi akan dapat bekerja manakala badan sehat / fit, dengan perasaan tenang, senang
dan situasi yang nyaman. Sebaliknya intuisi sulit timbul pada kondisi sakit, lelah sedih,
galau, takut dan perasaan negatif lainnya.

2) Mengembangkan pengalaman
Pengalaman daoat dikembangkan dengan cara mencatat dan mengevaluasi kejadian
penting yang telah kita alami, merenungkan, dan menginternalisasi makna kejadian
tersebut pada suasana yang tenang. Pengalaman juga dapat dikembangkan dari orang
lain yang telah melakukan. Pengalaman orang lain yang telah dikemas dalam bentuk

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
informasi kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu, dan dianalisis untuk
mendapatkan suatu simpulan. Simpulan tersebut kita internalisasi, ingat-ingat dalam
memori, untuk membangkitkan intuisi dalam merespon kejadian-kejadian.

3) Belajar
Belajar dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan, seminar, dan membaca buku dsb.
Dengan belajar maka pengetahuan dan wawasan seseorang akan bertambah dan
selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan intuisi untuk memberikan menilai atas situasi
yang terjadi.

4) Mengamati momen timbulnya intuisi


Momen timbulnya intuisi setiap orang tidak sama, misalnya ada yang momennya datang
pada waktu sedang di kamar kecil, pada waktu di pantai, pada waktu menikmati musik dan
sebagainya. Untuk itu setiap orang perlu mengobservasi momen-momen yang tepat bagi
dirinya yang dapat memunculkan intuisi. Dalam psikologi, Lang (2011), intuisi timbul dari
pikiran dibawah sadar dimana pikiran dibawah sadar mengalir gelombang theta yang
dibarengi dengan munculnya kecerdasan diri.

5) Melatih diri
Melatih diri untuk berintuisi, dengan cara memprediksi kemungkinan apa yang akan terjadi,
misalnya secara sederhana dengan memprediksi situasi yang akan datang dari kejadian
kecil, misalnya memprediksi siapa yang sms / menelpon pada waktu nada panggil
handphone berdering?, apakah rapat akan dimulai tepat waktu?, dan sebagainya. Dapat
juga berlatih dengan memprediksi keadaan yang akan terjadi sesuai bidang profesi masing-
masing.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan dapat


dilakukan dengan menggunakan metode rasional dan intuisi secara simultan. Weil (2008)
menyatakan bahwa metode rasional dan intuisi merupakan dua metode penting yang saling
melengkapi (komplementer) dalam proses pengambilan keputusan.

Daftar Pustaka

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

1. Rachmadi Triono, Pengambilan Keputusan Manajerial, Salemba Empat, 2012


2. Stonger, James.A.F (1996).Manajemen.Prentice Hall Inc.
3. Johannes Supranto.(1991).Teknik Pengambilan Keputusan.Penerbit Rineka Cipta-
Jakarta.
4. Pangestu Subagyo,(1990).Dasar-dasar operations Research. Penerbit BPFE
Yogyakarta.

2022 Pengambilan Keputusan Manajerial Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Hery Derajad Wijaya, S.Kom., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai