Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL,

RESIKO PENGENDALIAN DAN PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN


KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RMK AUDIT KEUANGAN NEGARA KELOMPOK 10


1. Arya Fadilla
2. Dimas Adytia Pratama
3. Randi
Pengendalian Internal
Pengendalian intern merupakan upaya yang dilakukan mencakup unsur-unsur
pengendalian intern: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi, serta pemantauan, untuk mengarahkan seluruh kegiatan agar
tujuan dari kegiatan dapat dicapai secara efektif, efisien, dipercayanya informasi dan
data, serta ditaatinya peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dalam
Pasal 58 dengan sangat tepat mengamanatkan kepada Presiden RI selaku Kepala
Pemerintahan, agar mengatur dan menyelenggarakan pengendalian intern di lingkungan
pemerintahan secara menyeluruh, untuk meningkatkan kinerja, transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah / negara.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses:


 Integral pada tindakan dan kegiatan
 Dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
 Untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang:
1. efektif dan efisien
2. keandalan pelaporan keuangan
3. pengamanan aset negara,
4. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Pengawasan Intern adalah seluruh proses
 Kegiatan audit
 Reviu
 Evaluasi
 Pemantauan
 Kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi
 Memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan
sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang
baik.
Organisasi Pengawas:
 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah aparat
pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden.
 Inspektorat Jenderal adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang
bertanggung jawab langsung kepada menteri/pimpinan lembaga.
 Inspektorat Provinsi adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang
bertanggung jawab langsung kepada gubernur.
 Inspektorat Kabupaten/Kota adalah aparat pengawasan intern pemerintah
yang bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota.

Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi


pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah


1. lingkungan pengendalian;
2. penilaian risiko;
3. kegiatan pengendalian;
4. informasi dan komunikasi; dan
5. pemantauan pengendalian intern.

1. Unsur SPIP: LINGKUNGAN PENGENDALIAN


PP Nomor 60/2008 mewajibkan Pimpinan Instansi Pemerintah untuk menciptakan
dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan
kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya. Hal
ini merupakan komponen yang sangat penting dan menjadi unsur dasar di dalam SPIP.
Kemampuan pimpinan untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang
kondusif akan menjadi motivasi kuat bagi para pegawai untuk memberikan yang terbaik
dalam pelaksanaan pekerjaannya. Sebaliknya, pimpinan yang tidak/kurang kompeten
dalam menciptakan lingkungan yang positif akan berpotensi mempengaruhi pegawai
untuk melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan instansinya. Pimpinan Instansi
Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang
menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern
dalam lingkungan kerjanya, melalui:

a. penegakan integritas dan nilai etika


b. komitmen terhadap kompetensi
c. kepemimpinan yang kondusif
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; minimal
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; minimal
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;
h. hubungan kerja yang baik antar instansi terkait diwujudkan dengan adanya
mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah terkait.

2. Unsur SPIP: PENILAIAN RISIKO


* Penilaian risiko terdiri atas:
a. identifikasi risiko, minimal dilakukan dengan cara:
- menggunakan metodologi yang sesuai tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan
pada tingkatan kegiatan secara komprehensif;
- menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari factor
eksternal dan factor internal; dan
- menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

b. analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah
diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah.

* Dalam rangka penilaian risiko pimpinan Instansi Pemerintah dengan berpedoman pada
peraturan perundang- undangan. menetapkan:

a. Tujuan Instansi Pemerintah;


Tujuan Instansi memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan terikat waktu serta wajib dikomunikasikan kepada seluruh pegawai.
b. Tujuan pada tingkatan kegiatan,
Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan memperhatikan ketentuan

3. Unsur SPIP: KEGIATAN PENGENDALIAN


Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
yang bersangkutan. Minimal memiliki karakteristik sebagai berikut:

- kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok;


- kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;
- kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi
Pemerintah;
- kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
- prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan;
- kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur.
Bentuk-bentuk kegiatan pengendalian:
- reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang dilaksanakan dengan
membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan.
- pembinaan sumber daya manusia; minimal dengan cara:
1. mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada
pegawai;
2. membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang
mendukung pencapaian visi dan misi; dan
3. membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan dan
pelatihan pegawai, sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas
pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta
rencana pengembangan karir.
- pengendalian atas pengelolaan sistem informasi yang dilakukan untuk
memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Kegiatan pengendalian atas
pengelolaan system informasi meliputi:
a. pengendalian umum
b. pengendalian aplikasi

4. Unsur SPIP: INFORMASI DAN KOMUNIKASI


Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan Instansi Pemerintah
harus sekurang-kurangnya:
a. menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan
sarana komunikasi
b. mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem
informasi secara terus menerus.

5. Unsur SPIP: PEMANTAUAN


Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui:
1. pemantauan berkelanjutan; melalui:
a. pengelolaan rutin d. supervisi
b. pembandingan e. rekonsiliasi
c. tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.
2. evaluasi terpisah
 Dilaksanakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas
Sistem Pengendalian Intern.
 Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah
atau pihak eksternal pemerintah.
 Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar uji
pengendalian intern
3. tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya; diselesaikan dan
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan
reviu lainnya yang ditetapkan.

A. PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN SPIP

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,


pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab
atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-
masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP).
Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengendalian intern
yang berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah. Lingkup pengaturan pengawasan intern mencakup kelembagaan,
lingkup tugas, kompetensi sumber daya manusia, kode etik, standar audit, pelaporan, dan
telaahan sejawat.
Sistem Pengendalian Intern dilakukan:
1. Pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
termasuk akuntabilitas keuangan negara

Aparat pengawasan intern pemerintah melakukan pengawasan intern melalui:


a. audit (kinerja dan tujuan tertentu); b. reviu;
c. evaluasi;
d. pemantauan;
e. kegiatan pengawasan lainnya.

Aparat pengawasan intern pemerintah terdiri atas:


a. BPKP; melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi:
 kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
 kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (Menteri Keuangan melakukan
koordinasi kegiatan yang terkait dengan Instansi Pemerintah lainnya)
 kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan
pengawasan intern; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
c. Inspektorat Provinsi; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang
didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.
d. Inspektorat Kabupaten/Kota; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan
dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah
kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota.

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah


1. Dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan
yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor (melalui
keikutsertaan dan kelulusan program sertifikasi)
2. Untuk menjaga perilaku pejabat disusun kode etik
3. aparat pengawasan intern pemerintah dan wajib ditaati oleh semua pejabat.
4. Kode etik disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman
yang ditetapkan pemerintah.
5. Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan aparat pengawasan intern
pemerintah, disusun standar audit. Dan setiap wajib melaksanakan audit sesuai
dengan standar audit
6. Standar audit disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada
pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
7. Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat pengawasan intern pemerintah
wajib membuat laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada
pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.
8. Dalam hal BPKP melaksanakan pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum
Negara laporan hasil pengawasan disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara dan kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang
diawasi.
9. Secara berkala, BPKP menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil
pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara.
10. Secara berkala, berdasarkan laporan hasil pengawasan Inspektorat Jenderal atau,
Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota menyusun dan
menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada menteri/pimpinan
lembaga, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan dan tanggung
jawabnya dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara.
11. BPKP, Insepktorat Jendral/Inspektorat Kota/Inspektorat Provinsi melakukan reviu
atas laporan keuangan sebelum disampaikan ke Menteri/Pimpinan
Lembaga/Gubernur/Walikota/Bupati/Bendahara Umum Negara/Presiden
12. Untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan intern pemerintah, secara
berkala dilaksanakan telaahan sejawat.
13. Pedoman telaahan sejawat disusun oleh organisasi profesi auditor.
14. Aparat pengawasan intern pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus
independen dan obyektif.

2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP

Pembinaan penyelenggaraan SPIP diselenggarakan oleh BPKP dan meliputi:


a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
b. sosialisasi SPIP;
c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
e. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai