ANGGOTA KELOMPOK:
1 DESTIA WIDHA ANGGRAENI
(143010004459)
2 GALANG JUNIAR
(143010004505)
(143010004571)
4 MOHAMMAD FADLI
(143010004424)
(143010004461)
6 SITI MAYSARAH
(143010004534)
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkah, rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul Pendapatan dan Hibah Negara pada APBN ini. Adapun maksud
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem
Penganggaran yang diampu Bapak Suyono.
Dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa hasil yang dicapai masih
jauh dari sempurna, terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyajian materi
maupun tata bahasa penulisan. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih atas
kritik dan saran yang bersifat membangun dalam perbaikan serta koreksi bagi
penulis.
Akhir kata penulis persembahkan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana
Januari
sampai
31
APBN,
dan
nasional.
Mencapai stabilitas perekonomian dan menentukan arah serta prioritas
pembangunan secara umum. Dalam konteks yang lebih spesifik anggaran
suatu Negara secara sederhana bisa pula kita ibaratkan dengan anggaran
rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki 2(dua) sisi,
yakni:
o Sisi penerimaan/pemasukan dan pengeluaran/pemakaian.
o Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidak pastian
antara kedua sisi tersebut, misalnya: sisi penerimaan anggaran
rumah tangga akan sangat tergantung pada ada/tidaknya perubahan
upah/gaji. Demikian pula sisi pengeluaran anggaran rumah tangga
banyak dipengaruhi perubahan harga barang dan jasa yang di
dianggarkan
berapa
pengeluaran
dan
berapa
pula
B. Rumusan Masalah
1. Apa teori APBN secara umum?
2. Bagaimana struktur APBN?
3. Bagaimana siklus APBN?
C. Tujuan
Agar pembaca mengerti tentang pengertian APBN dan struktur APBN.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori APBN Secara Umum
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan
terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran yaitu dari 1 Januari sampai 31 Desember.
APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang.
2. Struktur APBN
Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terdiri dari :
1.
Belanja negara
Belanja terdiri atas dua jenis:
Belanja pemerintah pusat, adalah belanja yangdigunakan
untuk membiayai kegiatan pembangunan pemerintah pusat,
baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah. Belanja
pemerintah pusat dapat di kelompokkan menjadi: belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, pembiayaan bunga
utang, subsidi BBM dan subsidi non-BBM, belanja hibah,
belanja sosial (termasuk penangulangan bencana), dan
belanja lainnya.
Belanja daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke
pemerintah daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan
APBD daerah yang bersangkutan. Belanja daerah meliputi:
1. Dana bagi hasil
2. Dana alokasi umum
3. Dana alokasi khusus
4. Dana otonomi khusus
2.
Pembiayaan
Pembiayaan disini meliputi:
Pembiayaan dalam negeri, meliputi pembiayaan perbankan,
privatisasi, surat utang Negara, serta penyertaan modal
Negara.
Pembiayaan luar negeri, meliputi:
penentuan
asumsi
dasar
APBN,
perkiraan
II.
Anggaran.
Prinsip penyusunan APBN
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada
tiga, yaitu:
Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan
kecepatan penyetoran.
Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara
dan penuntutan denda.
kegiatan.
Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam
negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi
5.
nasional
Fungsi APBN
APBN adalah sebagai alat mobilisasi dana investasi. Semua
penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi
keajiban negar dalam suatu tahun. Anggaran harus dimasukkan
dalam APBN. Surplus penerimaan Negara dapat digunakan untuk
membiayai pengeluaran Negara tahun anggaran berikutnya. Oleh
karena itu apbn mempunyai beberapa fungsi, sebagai berikut:
Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran Negara
menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada
tahun
yang
bersangkutan,
pembelanjaan
atau
pendapatan
dengan
dapat
demikian
dipertanggung
membuat
rencana-rencana
untuk
mendukung
tidak.
Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran Negara harus
diarahkan
untuk
mengurangi
pengangguran
dan
efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran Negara
menjadi
alat
untuk
memelihara
dan
terdapat
dalam
PBK
mendorong
pejabat
publik
untuk
rencana
keuangan
yang
perlu
disesuaikan
dengan
Penerimaan pajak, bea masuk, bea keluar, dan penerimaan cukai oleh
Departemen Keuangan;
Penerimaan non pajak oleh departemen yang mempunyai sumber
penerimaan, dengan menunjuk bendahara penerimaan.
Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan.
Efektif, terarah, dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan
serta fungsi setiap Departemen ataupun Lembaga Pemerintah Non
Departemen.
Mengutamakan
penggunaan
produksi
dalam
negeri
dengan
memperhatikan kemampuan.
Pedoman Pokok yang harus diperhatikan dalam mengelola APBN:
kebenaran
material
mengenai
maksud
tujuan
pimpinan
organisasi
yang
(dochmatihgeid)
a. Pengawasan Intern
Adalah
alat
pengawasan
dari
Pemerintah
Pusat
(LKPP)
maupun
Laporan
Keuagan
c. Pengawasan Preventif
Dilaksanakan
untuk
mencegah
terjadinya
kesalahan
atau
UU APBN
Keppres Pelaksanaan APBN
DIPA
Limit penyimpangan uang bagi bendaharawan
d. Pengawasan Represif
Dilakukan dengan membandingkan apa yang terjadi dengan apa
yang seharusnya terjadi.
e. Pengawasan Dari Jauh (Pengawasan Pasif)
Pengujian dan penelitian terhadap Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
beserta bukti pendukung. Pemeriksaan ini hanya meninjau dari segi
formalnya tanapa diteliti segi materialnya.
f. Pengawasan Dari Dekat (Pengawasan Aktif)
Pengawasan di tempat kejadian transaksi secara langsung terhadap
pelaksanaan administrasi sebagai bukti kelengkapan SPJ yang telah
dikirimkan.
g. Pemeriksaan Kebenaran Formal Menurut Hak
Dilakukan terhadap transaksi yang mengakibatkan pembayaran atau
tagihan kepada negara, dengan memperhatikan jangka waktu, dasar
hukum, dan keabsahan dokumen.
h. Pemeriksaan Kebenaran Material Mengenai Maksud dan Tujuan
Pengeluaran
Dilakukan untuk menghindari pemborosan dengan memperhatikan
kebutuhan barang dan dana yang dianggarkan.
5. Tahap Pertanggujawaban APBN
Selambat-lambatnya 6 bulan setelah anggaran berakhir, Presiden
menyampaikan RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN
kepada DPR berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan. Laporan Keuangan meliputi :
a.
b.
c.
d.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa dalam APBN
(anggara pendapatan belanja Negara), adalah hasil dari perencanaan yang
berupa daftar mengenai bermacam-macam kegiatan terpadu,baik yang
menyakut penerimaan maupun pengeluarannya yang dinyatakan dalam
satuan uang dalam jangkah waktu tertentu,biasanya adalah satu tahun.
B. Saran
Di sini juga kami mengharapkan kepada teman-teman pembaca atau pun
di lain pihak agar memberikan suatu masukan atau hal-hal yang berkaitan
dalam penulisan makalah ini, karena disini kami membutuhkan kritik dan
saran untuk membangun atau memberikan motivasi ke depanya agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http://dheyzsbloger.blogspot.com/2012/09/makalah-apbn_13.html
http://titihardianty.blogspot.com/2010/06/siklus-anggaran-apbn.html