Anda di halaman 1dari 30

PRINSIP-PRINSIP

MANAJEMEN
KEUANGAN
James C. Van Horne
John M. Wachowicz, Jr.

Pengantar
Isu di dalam tatakelola perusahaan, dilema
etika,
tuntutan
dari
para
pemangku
kepentingan
yang
saling
bertentangan,
terjadinya perampingan di dalam lingkungan
perusahaan,
globalisasi
keuangan,
ecommerce,
persekutuan
strategis,
perkembangan dari outsourcing, termasuk
sejumlah isu dan pertimbangan-pertimbangan
lainnya, kini sangat memengaruhi cara
pengambilan keputusan keuangan.
TANTANGAN SEKALIGUS
PELUANG

Penganggaran Modal dan


Estimasi Arus Kas

Penganggaran Modal melibatkan:


Pembuatan proposal proyek investasi yang
konsisten
dengan tujuan strategis perusahaan.
Estimasi arus kas operasi tambahan setelah
pajak untuk
berbagai proyek investasi.
Evaluasi arus kas tambahan (incremental)
proyek.
Pemilihan berbagai proyek berdasarkan pada
kriteria
penerimaan maksimalisasi nilai.
Evaluasi kembali berbagai proyek yang
diimplementasikan secara terus menerus

Membuat Proposal Proyek Investasi


Proposal proyek investasi dapat berasal dari
berbagai sumber. Untuk tujuan analisis, proyek
dapat diklasifikasikan ke salah satu dari lima
kategori berikut:
1. Produk baru atau perluasan produk lama.
2. Penggantian peralatan atau bangunan.
3. Penelitian dan pengembangan.
4. Eksplorasi.
5. Lain-lain (contohnya peralatan yang
berhubungan dengan keamanan dan
pengendalian polusi).

Estimasi Proyek Arus Kas


Operasi Tambahan Setelah
Pajak

Salah satu tugas yang paling penting dalam


penganggaran modal adalah mengestimasikan
arus kas di masa mendatang untuk proyek.
Hasil akhir yang kita peroleh dari analisis kita
tidak akan lebih baik tanpa ketepatan dalam
estimasi arus kas.
Arus kas harus ditentukan berdasarkan
perhitungan setelah pajak. Pengeluaran
investasi awal, serta tingkat diskonto yang
tepat, akan dicerminkan dalam perhitungan
setelah pajak

Estimasi Proyek Arus Kas OTSP


Contoh:
Jika perusahaan mempertimbangkan produk baru yang
tampaknya akan bersaing dengan produk-produk yang sudah
ada, maka akan tidak tepat untuk menyatakan arus kas dalam
bentuk perkiraan total penjualan produk baru.
Harus diperhitungkan kemungkinan kanibalisasi produkproduk yang sudah ada dan membuat estimasi arus kas
berdasarkan penjualan tambahan (incremental).
Jika berlangsungnya status quo mengakibtakan hilangnya
pangsa pasar, maka hal ini harus dipertimbangkan ketika
menganalisis apa yang akan terjadi ketika tidak melakukan
investasi baru.
Jika arus kas akan menurun karena tidak adanya investasi,
maka hal ini harus dipertimbangkan dalam analisis. Kuncinya
adalah menganalisis situasi dengan dan tanpa investai baru
serta memasukkan semua biaya dan manfaat yang relevan
dalam analisis. Hanya arus kas tambahan yang penting.

Biaya Tertanam dan Biaya Peluang


Berkaitan dengan pengeluaran investasi,
biaya tertanam (sunk cost) harus diabaikan.
Biaya masa lalu yang tidak dapat dipulihkan
tidak relevan dengan proses pengambilan
keputusan.
Harus diingat, bahwa biaya relevan tertentu
tidak selalu melibatkan pengeluaran uang
yang sesungguhnya. Jika perusahaan telah
mengalokasikan ruang di pabrik untuk suatu
proyek dan ruang ini dapat digunakan untuk
hal lainnya, biaya peluang (opportunity cost)
nya harus dimasukkan dalam evaluasi
proyek.

Komponen Aset Lancar dalam Investasi


Modal
Ketika investasi modal mengandung aset
lancar, komponen ini diperlakukan sebagai
bagian dari investasi modal bukan sebagai
keputusan modal kerja yang terpisah.
Contoh:
Dengan penerimaan sebuah proyek baru,
terkadang perlu untuk memiliki kas, piutang,
atau persediaan tambahan. Investasi modal
kerja ini diperlakukan sebagai arus kas keluar
pada saat terjadinya. Pada akhir umur proyek,
investasi modal kerja dianggap dikembalikan
dalam bentuk tambahan arus kas masuk.

Pertimbangan Inflasi
Dalam mengestimasi arus kas, perkiraan inflasi
harus diperhitungkan. Seringkali erdapat
kecenderungan untuk salah berasumsi bahwa
tingkat harga akan tetap sama sepanjang umur
proyek.
Jika tingkat permintaan imbal hasil dalam
penerimaan suatu proyek memasukkan premi
untuk inflasi (seperti yang umumnya terjadi),
maka estimasi arus kas juga harus
mencerminkan inflasi.

Arus
Arus
Arus
Arus

Karakteristik Dasar Arus Proyek


yang Relevan

kas (bukan laba akuntansi)


kas operasi (bukan arus kas pendanaan)
kas setelah pajak
tambahan (incremental)

Prinsip-prinsip Dasar yang Harus Dipatuhi


Ketika Mengestimasi Arus Kas Operasi
Tambahan Setelah Pajak
Abaikan biaya tertanam
Masukkan biaya peluang
Masukkan tambahan modal kerja neto dari perusahaan
langsung di
liabilitas jangka pendek, yang digerakkan oleh proyek
Masukkan pengaruh inflasi

Berbagai Pertimbangan Pajak


Metode Depresiasi.
Depresiasi atau penyusutan adalah alokasi sistematis
biaya aset modal sepanjang periode waktu untuk tujuan
pelaporan keuangan, pajak, atau keduanya.
Oleh karena pengurangan depresiasi dalam SPT pajak
perusahaan akan diperlakukan sebagai beban,
depresiasi akan menurunkan laba kena pajak. Jika hal
lainnya tetap sama, makin besar biaya depresiasi,
makin rendah pajak yang harus dibayar.
Walaupun depresiasi itu sendiri adalah beban nonkas,
depresiasi memengaruhi arus kas perusahaan secara
langsung dengan memengaruhi arus kas keluar pajak
yang dibayar.

Berbagai Pertimbangan Pajak


Terdapat sejumlah prosedur alternatif yang dapat
digunakan untuk mendepresiasikan aset modal.
Prosedur-prosedur tersebut meliputi metode garis
lurus dan berbagai metode depresiasi dipercepat.
Sebagian besar perusahaan yang menguntungkan
cenderung menggunakan metode depresiasi
dipercepat untuk tujuan pajak-hingga
memungkinkan perusahaan melakukan
penghapusan dengan cepat, dan karenanya,
menurunkan tagihan pajak.
Undang-undang Reformasi Pajak (Tax Reform Act)
tahun 1986 memungkinkan berbagai perusahaan
menggunakan jenis depresiasi dipercepat tertentu
untuk tujuan pajak , yang disebut dengan Modified
Accelerated Cost Recovery System (MACRS).

Berbagai Pertimbangan Pajak


Berdasarkan metode MACRS, mesin, peralatan, dan properti
digolongkan ke salah satu dari delapan kelas yang ada untuk
tujuan pemulihan biaya (depresiasi).
Tabel: Persentase Depresiasi MACRS
KELAS PROPERTI
Tahun
Pemulihan

3 Tahun

5 Tahun

lanjut

7 Tahun

10 Tahun

Tabel. Persentase Depresiasi MACRS


KELAS PROPERTI
Tahun
Pemulihan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Total

3 Tahun

5 Tahun

7 TAhun

10 Tahun

33,33%
44,45
14,45
7,41

20,00%
32,00
19,20
11,52
11,52
5,76

14,29%
24,49
17,49
12,49
8,93
8,92
8,93
4,46

10,00%
18,00
14,40
11,52
9,22
7,37
6,55
6,55
6,56
6,55
3,28

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

Penjualan atau Pembuangan


dari Aset yang dapat
Didepresiasi
Secara umum, jika aset yang dapat didepresiasi dan
digunakan dalam perusahaan, dijual lebih tinggi dari
pada nilai bukunya yang telah didepresiasi (pajak),
jumlah yang didaptkan sebagai kelebihan nilai buku
tetapi kurang dari dasar depresiasi aset, akan
dianggap sebagai penilaian ulang depresiasi dan
dikenakan pajak sebesar tarif pajak penghasilan biasa
perusahaan.
Jika aset terjual kurang dari nilai buku (pajak),
kerugian yang terjadi sama dengan perbedaan antara
harga jual dan nilai buku (pajak). Secara
umum,kerugian ini dikurangi dari penghasilan biasa
perusahaan. Akibatnya,jumlah laba kena pajak yang
sama dengan kerugian akan dilindungi dari pajak.

Menghitung Arus Kas Tambahan


Kategori arus kas berdasarkan waktunya:
Arus kas keluar awal: investasi kas neto
awal.
Arus kas neto tambahan interim: arus kas
neto yang
terjadi setelah investasi kas awal, tetapi
tidak meliputi
arus kas periode akhir.
Arus kas neto tambahan akhir tahun:
arus kas neto
akhir periode. (Arus kas akhir periode kini
ditarik untuk
diperhatikan lebih jauh karena serangkaian

Arus Kas Keluar Awal.


Secara umum arus kas keluar awal untuk suatu proyek
ditentukan dengan cara seperti Tabel di bawah ini.
(a)
(b)
( c)
(d)

Biaya aset baru


+
+
(-)

(e)
+
(-)
(f)

Pengeluaran modal (e.g. biaya instalasi,


pengiriman, dll *))
Peningkatan (penurunan) modal kerja neto **)
Hasil neto dari penjualan aset lama jika investasi
merupakan keputusan untuk penggantian
Beban pajak (penghematan pajak) karena
adanya penjualan aset lama jika investasi
merupakan investasi untuk penggantian
Arus kas keluar awal

Arus Kas Neto Tambahan Interim


Setelah terjadinya arus kas keluar awal yang dibutuhkan
untuk implementasi proyek, perusahaan berharap
mendapatkan keuntungan dari arus kas masuk di masa
mendatang dari proyek tersebut. Biasanya arus kas
mendatang dapat ditetapkan melalui prosedur bertahap
seperti
di bawah
ini.
(a) pada Tabel
Kenaikan
(penurunan)
pendapatan neto
dikurangi (ditambah)
Kenaikan (penurunan) neto biaya operasi di
luar depresiasi
(b)
( c)
(d)
(e)
(f)

+
=
+ (-)
=
+ (-)

(g)

Kenaikan (penurunan) neto biaya depresiasi


pajak
Perubahan laba neto sebelum pajak
Kenaikan (pnurunan) neto pajak
Perubahan neto laba setelah pajak
Kenaikan (penurunan) neto biaya depresiasi
pajak
Arus kas neto tambahan untuk periodeterkait

Arus Kas Neto Tambahan Tahun Terakhir


Prosedur bertahap untuk arus kas periode ini akan
diterapkan sama seperti yang dilakukan periode
interimnya. Sebagai tambahan,akan dibahas secara
khusus mengenai beberapa arus kas yang seringkali
berhubungan hanya dengan akhir proyek.
Kemungkinan arus kas akhir proyek ini adalah:
1. Nilai sisa atas aset yang dijual atau dibuang,
2. Pajak atau penghematan pajak yang berkaitan
dengan penjualan
atau pembuangan aset,
3.Perubahan modal kerja lainnya yang terjadi karena
berakhirnya
proyek-yang biasanya adalah investasi modal awal
yang kini
dikembalikan sebagai arus kas masuk tambahan.

Contoh Perluasan Aset


Faversham Fish Farm sedang mempertimbangkan untuk
pembuatan fasilitas pengeringan ikan. Agar dapat
mengoperasikan fasilitas tersebut, perusahaan perlu
mengeluarkan $90.000 untuk peralatan khusus.
Peralatan tersebut memiliki umur ekonomis empat
tahun dan masuk dalam kelas properti tiga tahun dalam
pajak. Biaya pengiriman dan instalasi sama dengan
$10.000, dan mesin tersebut memiliki perkiraan nilai
sisa, empat tahun dari sekarang, sebesar $16.500.
Mesin tersebut akan ditempatkan di gudang tidak
terpakai di sebelah pabrik pemrosesan utama. Gudang
tersebut tidak memiliki alternatif penggunaan ekonomis
lain. Tidak ada modal kerja neto tambahan yang
dibutuhkan. Departemen pemasaran memprediksi
bahwa penggunaan fasilitas yang baru akan
menghasilkan arus kas pendapatan operasi neto

AKHIR TAHUN
1
Arus kas neto
$32.258

2
$35.167

3
$36.250

4
$55.725

Dengan asumsi bahwa margin tarif pajak adalah 40%,


kini perlu diestimasikan arus kas tambahan proyek yang
relevan.
Tahap pertama adalah memperkirakan arus kas keluar
awal proyek:
Tahap A
Memperkirakan arus kas awal biaya
$90.000
+
=

Pengeluaran modal (pengiriman dan


instalasi)
$10.000
Arus kas keluar

$100.000

Tahap berikutnya adalah menghitung arus kas tambahan


di masa mendatang:
AKHIR TAHUN
1
Tahap
B

=
+
=
+

Menghitung arus kas


tambahan (tahap 1 3)
Perubahan neto
pendapatan neto di
$35.16
$36.25 $55.72 $32.25
luar depresiasi
7
5
8
Kenaikan neto biaya
(44.450)
depresiasi pajak
(33.330
(14.310 (7.410
Perubahan neto laba
) $(8.200)
)
)
sebelum pajak
Kenaikan (penurunan)
$1.837
3.280 $40.91 $24.84
neto dalampajak (tarif
5
8
40%)
(735) $(4.920)
Perubahan neto laba
(16.366 (9.939
setelah pajak
$1.102
44.450
)
)
Kenaikan neto biaya
depresiasi pajak
33.330
$24.54 $14.90

Tahap C
terakhir

Menghitung arus kas neto tambahan pada tahun

Tambahan arus kas untuk tahun terakhir


sebelum pertimbangan berakhirnya proyek $22.319

Nilai sisa akhir aset baru

Pajak akibat penjualan atau pembuangan


aset baru
$(6.600)

Arus kas neto tambahan pada tahun terakhir

$16.500

$32.219

a) Persentase depresiasi MACRS untuk aset kategori properti 3


tahun diterapkan
atas aset tersebut dengan dasar depresiasi sebesar $100.000
b) Asumsikan bahwa kerugian pajak menutupi/melindungi
penghasilan lain perusahaan.
c) Asumsikan nilai sisa dihitung dari depresiasi dan pajak dengan
tarif pajak penghasilan 40% - $16.500 (0,40) $6.600

Untuk mengetahui apakah Faversham Fish Farm akan


mendukung fasilitas pengeringan ikan tersebut atau
tidak?
Akan dilanjutkan pada bab berikutnya.
Pada contoh ini perhatian utama hanya pada
menentukan informasi arus kas relevan yang
dibutuhkan.

Contoh Penggantian Aset.


Kini kita sedang mempertimbangkan pembelian mesin
kaca mobil baru untuk menggantikan mesin lama dan
kita membutuhkan informasi arus kas untuk
mengevaluasi menarik tidaknya proyek ini.
Harga pembelian mesin kaca baru adalah $18.500, dan
membutuhkan tambahan $1.500 untuk memasangnya,
hingga total biayanya adalah $20.000.
Mesin lama yang sisa umur ekonomisnya adalah empat
tahun, dapat dijual dengan nilai buku depresiasi
pajaknya senilai $2.000. Mesin kaca lama tersebut tidak
memiliki nilai sisa jika dipertahankan hingga akhir umur
ekonomisnya.

Perhatikan bahwa, nilai sisa sama dengan nilai pajak di


buku, pajak yang timbul pada saat penjualan aset baru
adalah nol. Arus kas keluar awal untuk proyek investasi
ini karenanya adalah $18.000. dengan perhitungan
sbb: mungkin tiaklagi
Biaya aset baru
$18.500
+ Pengeluaran modal (pengiriman dan
instalasi)
$ 1.500
- Hasil neto dari penjualan aset lama
$(2.000)
+ Pajak(penghemaan pajak) dari penjualan
aset lama
0
= arus kas keluar awal
$18.000
Mesin baru tersebut dapat menghemat biaya tenaga
kerja dan pemeilharaan serta menghasilkan
penghematan kas lainnya senilai total $7.100 setahun
sebelum pajak selama empat tahun ke depan, dimana
setelahnya mungkin tidak lagi memiliki nilai sisa.

Asumsikan bahwa mesin yang baru masuk termasuk


kategori properti tiga tahun untuk depresiasi MACRS.
Selain itu asumsikan hal-hal sebagai berikut
sehubungan dengan mesin yang lama.
1. Dasar depresiasi awal adalah $9.000.
2. Mesin tersebut masuk kategori properti tiga tahun.
3. Sisa umur ekonomisnya adalah dua tahun.
Dampak dari tambahan proyek tersebut,kita harus
mengurangi biaya depresiasi atas mesin lama dari
biaya depresiasi mesin baru untuk mendapatkan biaya
depresiasi tambahan yang berkaitan dengan proyek
tersebut. Dengan informasi yang tersedia ditambah
dengan persentase depresiasi MACRS yang sesuai,
maka dapat dihitung perbedaan biaya depresiasi yang
merupakan hasil dari penerimaan proyek tersebut.

Perhitungan yang harus dilakukan adalah sbb:


TAHUN
(a
)

Dasar depresiasi mesin


baru

(b
)

Depresiasi MACRS (%)

(d
)
(e
)
(f)

Depresiasi periodik mesin


baru
Dasar depresiasi mesin
lama
Depresiasi MACRS (%)
Sisa depresiasi periodik
mesin lama
Kenaikan neto biaya
depresiasi pajak Baris
Baris (f)

(g
)

X
=

$20.00
0

$20.00
0

$20.00
0

$20.00
0

0,333

0,4445

0,1481

0,0741

$6.666
$9.000
0,1481

$8.890
$9.000
0,0741

$2.962
$9.000
0

$1.482
$9.000
0

$1.333

$667

$0

$0

$5.333

$8.323

$2.962

$1.482

Kini dapat dihitung arus kas tambahan masa


mendatang sbb:
Arus kas neto tambahan interim (tahun 1-3)
Perubahan neto pendapatan
operasi di luar depresiasi
Kenaikan neto biaya
depresiasi pajak
Perubahan neto laba
(+) sebelum pajak
Kenaikan (penurunan) neto
= dalam pajak tarif 40%
+ Perubahan neto laba setelah
pajak
Kenaikan neto biaya
depresiasi pajak

Arus kas neto tambahan


untuk tahun 1 - 3

$7.100 $7.100
(5.333
)
$1.767
(707)
$1.060

(8.232
)
$(1.12
3)
449*)
$(674)

$5.333
$8.232

$6.393 $7.549

$7.10
0

$7.10
0

(2.96
2)
$4.13
8

(1.48
2)
$5.61
8

(1.65
5)
$2.48
3

(2.24
7)
$3.37
1

$2.96
2

$1.48
2

$5.44
5

Arus kas neto tambahan tahun terakhir


=
+
=

Arus kas tambahan untuk tahun terakhir sebelum


pertimbangan akhir proyek
$4.853
Nilai sisa akhir aset baru
$
0
Pajak (penghematan pajak) jatuh tempo pada
penjualan atau pembuangan aset baru*)
$
0
Arus kas neto tambahan tahun terakhir
$4.853

Arus kas neto tambahan yang diharapkan dari proyek


penggantian adalah:
0
Arus kas neto
$4.853

1
$(18.000)

AKHIR TAHUN
2
$6.393

4
$7.549

$5.445

Anda mungkin juga menyukai