Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 11 :

Arif Muluk Rahman (188320291)


Pita Sari Br Sembiring (188320280)
Penyimpangan Biaya Standar dengan
biaya yang ditetapkan Perusahaan

Biaya Standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu


produk pada kondisi operasi tertentu .
dalam proses operasional, Perusahaan Manufaktur memiliki
biaya-biaya yang ditetapkan diawal sebelum perusahaan tersebut
memproduksi suatu barang. Namun demikian terdapat juga
penyimpangan biaya Standar terhadap biaya yang ditetapkan oleh
Perusahaan .
Mulyadi (2001: 307) menyatakan penyimpangan biaya yang
sesungguhnya dari biaya standar disebut sebagai selisih (variance).
Selisih biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar yang dianalisis
dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, kemudian dicari
jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan perusahaan
tersebut.
Terdapat dua macam kapasitas dalam analisis selisih biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung yaitu: kapasitas sesungguhnya dan kapasitas
standar.
Sedangkan dalam analisis biaya overhead pabrik dikenal tiga macam kapasitas
yaitu: kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar dan kapasitas normal.
Kapasitas yang terakhir ini digunakan untuk menghitung tarif biaya overhead
pabrik. Oleh karena itu pembahasan analisis ini dibedakan menjadi dua
analisis yaitu analisis selisih biaya produksi langsung (biaya bahan baku &
biaya tenaga kerja langsung) dan biaya overhead pabrik .
I. Analisis Biaya Produksi Langsung

Menurut Mulyadi (2001: 307) terdapat tiga model analisis biaya produksi langsung
yaitu:
a. Model satu selisih (the one way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak
dipecahkan ke dalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu
macam selisih harga dan selisih kuantitas.
Analisis dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:
St = Hst x Kst – Hs x Ks
Dimana: St = Total selisih; Hst = Harga standar; Kst = Kuantitas standar; Hs = Harga
sesungguhnya; Ks = Kuantitas sesungguhnya.
 
b. Model dua selisih (the two way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar
dipecahkan menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas
atau efisiensi.
Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
Sh = (Hst-Hs) x Ks dan Sk = (Kst-Ks) x Hst.
Dimana: Sh = selisih harga; Hst = harga standar; Hs = Harga sesungguhnya; Sk
Selisih kuantitas; Ks = kuantitas sesungguhnya; Kst = kuantita standar.
c. Model tiga selisih (the three way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecahkan
menjadi tiga macam selisih: selisih harga, selisih kuantitas dan selisih efisiensi.
Masing-masing selisih tersebut dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:
Sh = (Hst-Hs) x Ks; Sk = (Kst-Ks) x Hst dan Shk = (Hst-Hs) x (Kst- Ks)
Dimana: Sh = selisih harga; Hst = harga standar; Hs = Harga sesungguhnya; Sk Selisih
kuantitas; Ks = kuantitas sesungguhnya; Kst = kuantita standar.
II. Selisih Biaya Overhead Pabrik

Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi biaya overhead pabrik
dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya.Untuk lebih rinci, terkadang selisih BOP yang dihitung dengan
model satu selisih dapat dipecahkan menjadi tiga selisih: selisih pengeluaran, selisih
kapasitas dan selisih efisiensi.
Selisih pengeluaran adalah perbedaan BOP sesungguhnya dengan BOP yang
dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya. Selisih efisiensi adalah tarif BOP dikali
dengan selisih antara kapsitas standar dengan kapasitas sesungguhnya.
Contoh Permasalahan

Diketahui :
• Pada suatu usaha produksi pakaian, jumlah produksi yang dianggarkan adalah sebanyak 1.500 unit.
• Harga jual perunit adalah Rp.40.000
• Bahan baku yang diprediksi butuh sebanyak 3.000 m kain
• Karyawan A,B, dan C bekerja sama untuk membuat 1 unit pakaian jadi dengan waktu 1 jam 20 menit.
• Upah karyawan adalah Rp. 4.500 per jam
• Total biaya overhead pabrik yang dianggarkan adalah sebesar 1.500 unit dengan nilai Rp. 13.500.000,
terdiri atas biaya overhead variabel sebesar Rp. 6.000.000 dan overhead tetap sebesar Rp. 7.500.000.
• Tarif overhead pabrik ditentukan berdasarkan JKL (Jam Tenaga Kerja Langsung)
• Tenaga Kerja bekerja 5 hari per minggu dengan jam kerja perharinya adalah 8 jam dan minggu efektif
pertahun adalah 50 minggu.
Perhitungan Biaya Standar

• I. Biaya Bahan Baku Standar


• a. Harga Bahan baku standar Rp. 3.000.000 : 3000 m = Rp. 1000/m
• b. Kuantitas Penggunaan Bahan Baku Standar = 3.000 m : 1.500 unit = 2 m/unit

• II. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar


Karyawan JKL Per Jumlah Total JKL Upah per Total Biaya TKL
Minggu Minggu/ Per Tahun JKL
Tahun
A 40 jam 50 minggu 2.000 jam Rp. 4.500 Rp. 9.000.000
B 40 jam 50 minggu 2.000 jam Rp. 4.500 Rp. 9.000.000
C 40 jam 50 minggu 2.000 jam Rp. 4.500 Rp. 9.000.000
6.000 jam Rp. 27.000.000
Perhitungan Biaya Standar (II)

• o Tarif tenaga kerja langsung standar = Rp. 27.000.000 : 6.000 JKL = Rp.4.500/JKL
• o Penggunaan Tenaga kerja langsung standar = 1,33 JKL + 1,33 JKL + 1,33 JKL = 4 JKL per unit

• III. Biaya Overhead Pabrik Standar


• a. Tarif BOP Variabel : Rp. 6.000.000 : 6.000 JKL = Rp. 1.000 /JKL
• b. Tarif BOP Tetap : Rp. 7.500.000 : 6.000 JKL = Rp. 1.250 /JKL
• c. Tarif BOP Total : Rp. 13.500.000 : 6.000 JKL = Rp. 2.250 /JKL

• IV. Biaya Produksi Standar Per Unit sebesar Rp.29.000, terdiri dari 3 hal berikut.
• a. Biaya Bahan Baku Standar/unit : Rp. 1.000 x 2 m = Rp. 2.000
• b. Biaya TKL Standar : Rp. 4.500 x 4 JKL =Rp.18.000
• c. Biaya Overhead Pabrik Standar : Rp. 2.250 x 4 JKL = Rp. 9.000
• Jadi, total Biaya Produksi Standar adalah Rp. 29.000 x 1.500 unit = Rp. 43.500.000
• Keuntungan : (40.000-29.000) x 1.500 unit = Rp. 16.500.000
Perhitungan Penyimpangan Biaya

• Ternyata dalam perhitungan sesungguhnya, biaya standar mengalami


penyimpangan. Karena harga dan jumlah bahan baku sesungguhnya adalah 3.500
meter dan harga per meter adalah Rp.900, selain itu dikarenakan adanya gangguan
teknis kuantitas jam kerja mengalami peningkatan menjadi 6050 JKL dan tarif
sebesar Rp.4600.
Perhitungan Penyimpangan Biaya(II)

• • Penyimpangan Bahan Baku Total


Kuantitas Harga Beli Jumlah
Biaya Bahan Baku 3500 Rp.900 Rp.3.150.000
Sesungguhnya
Biaya Bahan Baku 3000 Rp.1000 Rp.3.000.000
Standar
Penyimpangan Rp. 150.000
Biaya
Status (merugikan)
Perhitungan Penyimpangan Biaya (III)

• • Penyimpangan Biaya Tenaga Kerja Total


Kuantitas Harga Beli Jumlah
Biaya TKL 6050 Rp.4600 Rp.27.830.000
Sesungguhnya
Biaya TKL 6000 Rp.4500 Rp.27.000.000
Standar
Penyimpangan Rp. 830.000
Biaya
Status (merugikan)

• Total Penyimpangan : 150.000 + 830.000 = Rp. 980.000


• Biaya Produksi Sesungguhnya : 43.500.000 + 980.000 = Rp. 44.480.000
• Persentase Penyimpangan: 980.000/43.500.000 x 100% = 2,25% lebih besar dari Total biaya
produksi standar.
Terimakasih


Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai