Anda di halaman 1dari 6

SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK

Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas normal,


sedangkan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk menggunakan kasitas
sesungguhnya yang dicapai. Dalam perusahaan yang menggunakan system biaya standar,
analisis selisih biaya overhead pabrik dipengaruhi pula oleh kapasitas standar. Oleh karena
itu, ada 4 model analisis selisih biaya overhead pabrik: model satu selisih, model dua selisih,
model tiga selisih, dan model empat selisih.

a. Model Satu Selisih


Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi biaya
overhead pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik
sesungguhnya.

b. Model Dua Selisih


selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah
menjadi dua macam selisih: selisih terkendalikan, dan selisih volume. Selisih terkendalikan
adalah perbedaan biaya overhead sesungguhnya dengan biaya overhead yang dianggarkan
pada kapasitas standar, sedangkan selisih volume adalah perbedaan antara biaya overhead
yang dianggarkan pada jam standar dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
produk (kapasitas standar dengan tarif standar)

c. Model Tiga Selisih


selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi
tiga macam selisih: selisih pengeluaran, selisih kapasitas, dan selisih efisiensi. Selisih
pengeluaran adalah perbedaan biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead
yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya. Selisih kapasitas adalah perbedaan antara
biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya dengan biaya overhead
pabrik yang pabrik yang dibebankan kepada produk pada kapasitas sesungguhnnya (kapasitas
sesungguhnya dengan tarif standar ). Selisih efisiensi adalah tarif biaya overhead pabrik
dikalikan dengan selisih antara kapasitas standar dengan kapasitas sesungguhnya.

d. Model Empat Selisih


Model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini, selisih
efisiensi dalam model tiga selisih dipecah lebih lanjut menjadi dua selisih berikut ini : selisih
efisiensi variable dan selisih efisiensi tetap.

Contoh:
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar
disajikan sebagai berikut:
Biaya bahan baku 5 kg @Rp1.000 Rp 5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @Rp500 10.000
Biaya overhead pabrik
Variable 20 jam @Rp400 8.000
Tetap *) 20 jam @Rp300 6.000
Total Rp 29.000
Transaksi yang terjadi dalam bulan januari 19X1 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @Rp1.100
2. Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan januari 19X1 adalah
250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku 1.050 kg @Rp1.100 = Rp 1.155.000
b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp475 = 2.422.500
c. Biaya overhead pabrik = 3.650.000
Atas dasar data di atas, berikut ini disajikan analisis selisih biaya produksi langsung dan
biaya overhead pabrik:

Biaya Bahan Baku


1. Model Satu Selisih
(HSt x KSt) – (HS x KS)
(Rp1000 x 1.250) – (Rp1.100 x 1.050) = Rp 95.000 L

2. Model Dua Selisih


Selisih harga bahan baku
(HSt - HS) x KS
(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 kg = Rp105.000 R
Selisih kuantitas bahan baku
(KSt - KS) x HSt
(1.250 – 1.050) x Rp1.000 = Rp200.000 L
Total selisih biaya bahan baku Rp 95.000 L

3. Model Tiga Selisih


Selisih harga bahan baku
(HSt – HS) x KS
(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 = Rp105.000 R
Selisih kuantitas bahan baku
(KSt - KS) x HSt
(1.250 – 1..050) x Rp1.000 = Rp200.000 L
Selisih harga/kuantitas bahan baku
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas = 0
Total selisih biaya bahan baku Rp 95.000 L

Biaya Tenaga Kerja


1. Model Satu Selisih
Selisih biaya tenaga kerja
(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
(Rp500 x 5.000) – (Rp475 x 5.100) = Rp 77.500 L

2. Model Dua Selisih


Selisih tarif upah
(TUSt - TUS) x JKS
(Rp500 – Rp475) x 5.100 jam = Rp127.500 L
Selisih efisiensi upah
(JKSt - JKS) x TUSt
(5.000 – 5.100) x Rp500 = Rp 50.000 R
Total selisih biaya tenaga kerja langsung Rp 77.500 L
3. Model Tiga Selisih
Selisih tarif upah
(TUSt – TUS) x JKSt
(Rp500 – Rp475) x 5.000jam = Rp125.000 L

Selisih efisiensi upah


(JKSt - JKS) x TUS
(5.000 – 5.100) x Rp475 = Rp 47.500 R
Selisih harga/kuantitas bahan baku
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas= 0
Total selisih harga/efisiensi upah Rp 77.500 L

Selisih Biaya Overhead Pabrik


1. Model Satu Selisih
Selisih total biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan:
250 x 20 jam x Rp700 = Rp3.500.000
Selisih total biaya overhead pabrik Rp 150.000 R

2. Model Dua Selisih


Selisih tersebut dipecah menjadi dua macam selisih sebagai berikut:
Selisih terkendalikan
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal
5.200 x Rp300 = 1.560.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp2.090.000
Biaya overhead pabrik variable pada jam standar
5.000 jam x Rp400 = 2.000.000
Selisih terkendalikan Rp 90.000 R
Selisih volume
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal 5.200 jam
Jam tenaga kerja standar 5.000 jam
Selisih volume 200 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp300 per jam x

Selisih volume Rp60.000 R

3. Model Tiga Selisih


Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp150.000 tersebut dapat dipecah menjadi tiga macam
selisih berikut ini:
Selisih pengeluaran
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal
5.200 jam x Rp300 = 1.560.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp2.090.000
Biaya overhead pabrik variable yang dianggarkan
Pada jam yang sesungguhnya dicapai
5.100 jam x Rp400 2.040.000
Selisih pengeluaran Rp 50.000 R

Selisih kapasitas
Kapasitas normal 5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya 5.100 jam
Kapasitas yang tidak terpakai 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp300 per jam x

Selisih kapasitas Rp30.000 R

Selisih efisiensi
Jam standar 5.000 jam
Jam sesungguhnya 5.100 jam
Selisih efisiensi 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik Rp700 per jam x

Selisih efisiensi Rp70.000 R


4. Model Empat Selisih
Seperti telah disebutkan diatas, model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga
selisih. Selisih dalam model tiga selisih tersebut dipecah menjadi: selisih efisiensi variable
dan selisih efisiensi tetap dalam model empat selisih ini. Selisih biaya overhead pabrik dalam
contoh sebesar Rp150.000 R tersebut dipecah menjadi empat macam selisih sebagai berikut:
Selisih pengeluaran Rp 50.000 R
Selisih kapasitas 30.000 R
Selisih efisiensi yang dipecah lebih lanjut menjadi:
Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp400 40.000 R
Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp300 30.000 R
Total selisih biaya overhead pabrik Rp150.000 R

Anda mungkin juga menyukai