Anda di halaman 1dari 7

1. PT Oki menggunakan system biaya standar.

Data biaya standar untuk menghasilkan


20.000kg produk X adalah sebagai berikut :
Bahan Baku A 10.000 liter @ Rp 130 Rp 1.300.000
Bahan Baku B 15.000 liter @ Rp 80 Rp 1.200.000
25.000 liter Rp 2.500.000

Biaya tenaga kerja 40 jam @ Rp 450 Rp 18.000


Biaya overhead pabrik 40 jam @ Rp 500 Rp 20.000

Catatan akuntansi perusahaan tersebut bulan Oktober 20X1 menunujkkan pemakaian bahan
baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya, dan biaya overhead pabrik
sesungguhnya, selama bulan tersebut sebagai berikut:
Bahan Baku A 10.750 liter @ Rp 135
Bahan Baku B 16.250 liter @ Rp 78
Total 27.000 liter

Atas dasar data tersebut diatas hitunglah :


a. Selisih komposisi bahan baku
b. Selisih hasil (Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik)

Jawab :
a. Selisih komposisi bahan baku
Biaya bahan
Jenis Bahan Baku Kuantitas Harga Standar/liter baku per 20.000
satuan produk
(kilo)
Jumlah %
A 10.000 liter 40%* Rp 130 Rp 135
B 15.000 liter 60%** Rp 80 Rp 78
25.000 liter 100% Rp 213

*10.000/25.000 x 100 = 40%, **15.000/25.000 x 100 = 60%


Misalkan jumlah produk X yang dihasilkan 20.000kg dengan pemakaian bahan baku A =
10.750 liter dan B =16.250 liter
Tabel perhitungan selisih komposisi bahan
Kuantitas sesungguhnya Selisih Harga Selisih
bahan baku yang dipakai komposisi standar komposisi
Jenis Bahan Komposisi Menurut Menurut Bahan Bahan Bahan
Baku Standar komposisi komposisi baku baku per baku
sesungguhnya standar (liter) kg
(2) x 27.000 (3) – (4) (5) x (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A 40% 10.750 liter 10.800 50 liter Rp 130 Rp6.500 L
B 60% 16.250 liter 16.200 50 liter Rp 80 Rp4.000 R
27.000 27.000 Rp2.500 L

b. Perhitungan Selisih hasil bahan baku :


Untuk menghasilkan 20.000kg dibutuhkan 25.000 liter atau sebesar 80%
Bahan Baku diolah sebanyak 27.000 liter harus dikalikan 80% x 27.000 = 21.600 kg
Hasil sesungguhnya 20.000, peringkasan perhitungan :
Hasil sesungguhnya 20.000
Hasil menurut standar 80% x 27.000 21.600
1.600 kg
Perhitungan harga satuan : Rp 2.500.000/20.000 = Rp 125
Jadi, selisih hasil dalam rupiah adalah 1.600 x Rp 125 = Rp 200.000 R

c. Selisih hasil biaya tenaga kerja


Hasil sesungguhnya x biaya tenaga kerja standar per satuan produk
(20.000 x Rp450) =Rp 9.000.000
Hasil standar x biaya tenaga kerja standar per satuan produk
(21.600 x Rp450) =Rp 9.720.000
Selisih hasil biaya tenaga kerja =Rp 720.000 R

d. Selisih hasil biaya overhead pabrik


Hasil sesungguhnya x biaya overhead pabrik per satuan produk
(20.000 x Rp500) =Rp 10.000.000
Hasil standar x biaya overhead pabrik per satuan produk
(21.600 x Rp500) =Rp 10.800.000
Selisih hasil biaya overhead pabrik =Rp 800.000 R
2. Data berikut ini diambilkan dari catatan PT Rimendi tahun 19X2

Unit produk yang dihasilkan 15.000 units

Kuantitas standar bahan baku 3 kg BB/unit produk jadi

Kuantitas bahan baku yang sesungguhnya di

Pakai dalam produksi 50.000 kg

Bahan baku yang dibeli dalam tahun 19X2 60.000 kg

Harga standar bahan baku per kg Rp125

Harga beli sesungguhnya bahan baku per kg Rp110

Jam kerja langsung standar 2 jam/unit produk jadi

Jumlah jam kerja sesungguhnya tahun 19X2 30.250 jam

Tarif upah standar per jam Rp420

Tarif upah sesungguhnya per jam Rp450

Diminta:

1. Lakukan analisis selisih biaya produksi langsung dengan berbagai metode berikut ini:
a. Metode dua selisih
b. Metode tiga selisih
2. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
dengan menggunakan metode tunggal!

Jawaban:

1. Data Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya PT Rimendi

Biaya Kuantitas Kuantitas Harga Standar Harga


Standar Sesungguhnya Sesungguhnya
Bahan Baku 45.000 kg 50.000 kg Rp125 Rp110
Tenaga 30.000 jam 30.250 jam Rp420 Rp450
Kerja

a. Metode dua selisih

SH = (HSt – HS) x KS rumus perhitungan selisih harga

SK = (KSt – KS) x HSt rumus perhitungan selisih kuantitas

Di mana:
SH = Selisih harga SK = Selisih Kuantitas/Efisiensi

HSt = Harga Standar KSt = Kuantitas Standar

HS = Harga Sesungguhnya KS = Kuantitas Sesungguhnya

1) Selisih Biaya Bahan baku


a) Selisih Harga Bahan Baku (SH)
(HSt – HS) x KS
(Rp125 – Rp110) x 50.000 = Rp750.000 L
b) Selisih Kuantitas Bahan Baku (SK)
(KSt – KS) x HSt
(45.000 – 50.000) x 125 = Rp625.000 R
Total selisih biaya bahan baku Rp125.000 L
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
a) Selisih tarif upah
(TUSt – TUS) x JKS
(Rp420 – Rp450) x 30.250 = Rp907.500 R
b) Selisih efisiensi upah
(JKSt – JKS) x TUSt
(30.000 – 30.250) x Rp420 = Rp105.000 R
Total Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp1.012.000 R

b. Model tiga selisih

Dalam metode ini menghitung selisih harga dan selisih kuantitas harus memperhatikan
besar harga standar dan kuantitas standar dengan harga sesungguhnya dan kuantitas
sesungguhnya.

1. Perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas bahan baku dalam kondisi ini adalah
harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya namun kuantitas standar
lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya. Jadi rumus yang digunakan dinyatakan
dalam persamaan berikut ini :
SH = (HSt – HS) x KSt Untuk menghitung selisih harga.
SK = (KSt – KS) x HS Untuk menghitung selisih kuantitas.
SHK = 0 Selisih harga/kuantitas sama dengan nol.

Perhitungan:

1) Selisih Biaya Bahan Baku


a) Selisih harga bahan baku
(HSt – HS) x KSt
(Rp125 – Rp110) x 45.000 = Rp675.000 L
b) Selisih kuantitas bahan baku
(KSt – KS) x HS
(45.000 – 50.000) x Rp110 = Rp550.000 R
c) Selisih harga/kuantitas bahan baku = 0
Total Selisih Biaya Bahan Baku Rp. 125.000 L

2. Perhitungan selisih harga dan selisih kuantitas Tenaga Kerja dalam kondisi ini
adalah tarif upah standar dan jam kerja standar lebih rendah dari tarif upah
sesungguhnya dan jam kerja sesungguhnya. Jadi rumus yang digunakan
dinyatakan dalam persamaan berikut ini :

SH = (TUSt – TUS) x JKSt Untuk menghitung selisih tarif upah.

SK = (JKSt – JKS) x TUSt Untuk menghitung selisih efisiensi upah.

SHK = (TUSt – TUS) x (JKSt – JKS) Untuk menghitung selisih gabungan.

Perhitungan:

2) Selisih Biaya Tenaga Kerja


a) Selisih tarif upah
(TUSt – TUS) x JKSt
(Rp420 – Rp450) x 30.000 = Rp900.000 R
b) Selisih Efisiensi
(JKSt – JKS) x TUSt
(30.000 – 30.250) x Rp420 = Rp105.000 R
c) Selisih tarif upah/efisiensi upah
(TUSt – TUS) x (JKSt – JKS)
(Rp420 – Rp450) x (30.000 – 30.250) = Rp7.500 L

2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dengan
menggunakan metode tunggal.

Selisih harga pembelian bahan baku:

Harga pembelian standar: 60.000 x Rp125 Rp7.500.000

Harga pembelian sesungguhnya: 60.000 x Rp110 Rp6.600.000 -

Selisih harga pembelian bahan baku Rp900.000 L

Selisih Pemakian Bahan Baku

Pemakaian standar: 15.000 x 3 Kg x Rp125 Rp5.625.000

Pemakaian sesungguhnya: 50.000 x Rp125 Rp6.250.000 –


Selisih pemakaian bahan baku Rp625.000 R

Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai:

Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya pada:

Harga standar: 50.000 x Rp125 Rp6.250.000

Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya pada:

Harga sesungguhnya: 50.000 x Rp110 Rp5.500.000 -

Selisih harga bahan baku yang dipakai Rp750.000 L

Pencatatan Jurnal Biaya Bahan Baku dalam Metode Tunggal dibagi menjdi tiga:

A. Selisih Harga Bahan Baku Dicatat pada Saat Bahan Baku Dibeli.
1. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku.

Keterangan Debit Kredit


Persediaan Bahan Baku Rp7.500.000
Utang Dagang Rp6.600.000
Selisih Harga Pembelian Bahan Baku Rp900.000

2. Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku.

Keterangan Debit Kredit


Barang Dalam Proses – Bahan Baku Rp5.625.000
Selisih Pemakaian Bahan Baku Rp625.000
Persediaan Bahan Baku Rp6.250.000

B. Selisih Harga Bahan Baku Dicatat pada saat Bahan Baku Dipakai
1. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku.

Keterangan Debit Kredit


Persediaan Bahan Baku Rp6.600.000
Utang Dagang Rp6.600.000

2. Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku

Keterangan Debit Kredit


Barang Dalam Proses Rp5.625.000
Selisih Kuantitas Bahan Baku Rp625.000
Persediaan Bahan Baku Rp5.500.000
Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai Rp750.000

C. Selisih Harga Bahan Baku Dicatat pada Saat Bahan Baku Dibeli dan Dipakai
1. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku.
Keterangan Debit Kredit
Persediaan Bahan Baku Rp7.500.000
Utang Dagang Rp6.600.000
Selisih Harga Pembelian Bahan Baku Rp900.000

2. Jurnal untuk mencatat pemakaian Bahan Baku

Keterangan Debit Kredit


Barang Dalam Proses – Bahan Baku Rp5.625.000
Selisih Pemakaian Bahan Baku Rp625.000
Persediaan Bahan Baku Rp6.250.000

3. Jurnal untuk mencatat selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada
bahan baku yang dipakai dalam produksi.

Keterangan Debit Kredit


Selisih Harga Pembelian Bahan Baku Rp750.000
Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai Rp750.000

Jika perusahaan menggunakan model dua selisih dalam analisis selisih biaya sesungguhnya
dari biaya standar maka perhitungan selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut:

Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar 15.000 x 2 jam x Rp420 Rp12.600.000

Biaya Tenaga Kerja Sesungguhnya 30.250 x Rp450 Rp13.612.500 -

Selisih biaya tenaga kerja langsung Rp1.012.500 R

Dari perhitungan model dua selisih sebelumnya diperoleh selisih tarif upah sebesar
Rp907.500 R dan selisih efisiensi upah Rp105.000 R.

Jurnal Pencatatan:

Keterangan Debit Kredit


Barang Dalam Proses Rp12.600.000
Selisih Tarif Upah Rp907.000
Selisih Efisiensi Upah Rp105.000
Gaji dan Upah Rp13.612.500

Anda mungkin juga menyukai