Anda di halaman 1dari 21

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI BIAYA MATERI KE SEPULUH

BIAYA STANDAR

Oleh Kelompok 6:

Putu Diva Rahayana Pratama (1807531089)

Ni Made Tini Ari (1807531115)

Gusti Ayu Putu Agung Mahadewi (1807531120)

Ni Made Maswita Marthadevi (1807531128)

Ni Putu Eka Tunasti Purnama (1807531158)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu
menyelesaikan ringkasan materi kuliah ini. Dalam penyusunan tugas akuntansi biaya dengan
materi konsep dan perilaku biaya serta arus biaya, penulis dibantu oleh banyak pihak.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Penulis menyadari, bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan tugas ini, tentu masih ada hal-hal yang kurang dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat konstruktif, untuk kesempurnaan ringkasan materi kuliah ini. Akhir
kata, penulis berharap agar ringkasan materi kuliah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jimbaran, September 2019

Tim Penulis

2
1.1 TUJUAN PENETAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA STANDAR
1. Pengendalian biaya (cost control)
Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan dan pengendalian,
serta memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah syarat fundamental bagi sistem
anggaran fleksibel yang merupakan kunci bagi sistem perencanaan dan pengendalian yang
baik. Sistem pengendalian anggaran membandingkan biaya aktualdengan biaya yang
dianggarkan dengan menghitung variansi, yaitu perbedaan antara biaya aktual dan biaya
yang direncanakan untuk tingkat aktivitas aktual. Penggunaan sistem biaya standar untuk
pengendalian operasional dalam suatu lingkungan kegiatan
2. Penentuan harga pokok produksi (product costing)
Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan pada produk
dengan menggunakan standar kuantitas dan harga untuk ketiga biaya produksi : bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Sebaliknya, sistem perhitungan biaya
normal menentukan biaya overhead terlebih dahulu untuk tujuan perhitungan harga pokok
produk, tetapi membebankan bahan baku langsung dan tenaga kerja Langsung Pada Produk
Dengan Menggunakan Biaya Aktual.
1.2 ANALISA VARIANCE / SELISIH
Pada standar cost (harga pokok standard) variance (selisih) dihitung untuk tiap elemen
biaya yaitu :
a. Selisih bahan
b. Selisih tenaga kerja
c. Selisih BOP
Dengan cara membandingkan antara standard dengan sesungguhnyamSELISIH pada umumnya
terdapat 2 jenis :
1. Selisih menguntung (favorable)
Standard > sesungguhnya
2. Selisih tidak menguntungkan (unfavorable)
Standard < sesungguhnya
1.2.1. SELISIH BIAYA BAHAN BAKU
a. Biaya standard bahan baku yang dibebankan ke rekening BOP.
b. Persediaan bahan baku dicatat dengan standard dan pencatatan selisih dengan harga pada
saat bahan baku diterima.
c. Persediaan bahan baku dicatat sebesar harga sesungguhnya (actual cost) dan variance
dicatat pada saat bahan baku dimasukkan ke dalam produksi.

3
1.2.2. SELISIH UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG
a. Dalam sistem biay standard, biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke perkiraan BOP
dengan menggunakan jam standard yang ditentukan dengan tarif standard.
b. Selisih terjadi oleh perbedaan antara gaji / unit (jam kerja sesungguhnya x tarif
sesungguhnya) dengan biaya standard.
c. Selisih biaya tenaga kerja diakui pada saat terjadinya.
1.2.3. SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas normal, sedangkan
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk menggunakan kasitas sesungguhnya yang
dicapai. Dalam perusahaan yang menggunakan system biaya standar, analisis selisih biaya
overhead pabrik dipengaruhi pula oleh kapasitas standar. Oleh karena itu, ada 4 model analisis
selisih biaya overhead pabrik: model satu selisih, model dua selisih, model tiga selisih, dan model
empat selisih.
1.2.3.1. Model Satu Selisih
Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi
biaya overhead pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya overhead
pabrik sesungguhnya.
1.2.3.2. Model Dua Selisih
selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat
dipecah menjadi dua macam selisih: selisih terkendalikan, dan selisih volume. Selisih
terkendalikan adalah perbedaan biaya overhead sesungguhnya dengan biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas standar, sedangkan selisih volume adalah perbedaan antara
biaya overhead yang dianggarkan pada jam standar dengan biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk (kapasitas standar dengan tarif standar)
1.2.3.3. Model Tiga Selisih
selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat
dipecah menjadi tiga macam selisih: selisih pengeluaran, selisih kapasitas, dan selisih
efisiensi. Selisih pengeluaran adalah perbedaan biaya overhead pabrik sesungguhnya
dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya. Selisih kapasitas
adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya
dengan biaya overhead pabrik yang pabrik yang dibebankan kepada produk pada kapasitas
sesungguhnnya (kapasitas sesungguhnya dengan tarif standar ). Selisih efisiensi adalah
tarif biaya overhead pabrik dikalikan dengan selisih antara kapasitas standar dengan
kapasitas sesungguhnya.
1.2.3.4. Model Empat Selisih

4
Model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini,
selisih efisiensi dalam model tiga selisih dipecah lebih lanjut menjadi dua selisih berikut
ini : selisih efisiensi variable dan selisih efisiensi tetap.
Contoh:
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar disajikan sebagai
berikut:
Biaya bahan baku 5 kg @Rp1.000 Rp 5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @Rp500 10.000
Biaya overhead pabrik
Variable 20 jam @Rp400 8.000
Tetap *) 20 jam @Rp300 6.000
Total Rp 29.000
Transaksi yang terjadi dalam bulan januari 19X1 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @Rp1.100
2. Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan januari 19X1 adalah 250
satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku 1.050 kg @Rp1.100 = Rp 1.155.000
b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp475 = 2.422.500
c. Biaya overhead pabrik = 3.650.000
Atas dasar data di atas, berikut ini disajikan analisis selisih biaya produksi langsung dan biaya
overhead pabrik:
Biaya Bahan Baku
1. Model Satu Selisih
(HSt x KSt) – (HS x KS)
(Rp1000 x 1.250) – (Rp1.100 x 1.050) = Rp 95.000 L
2. Model Dua Selisih
Selisih harga bahan baku
(HSt - HS) x KS
(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 kg = Rp105.000 R
Selisih kuantitas bahan baku

5
(KSt - KS) x HSt
(1.250 – 1.050) x Rp1.000 = Rp200.000 L
Total selisih biaya bahan baku Rp 95.000 L
3. Model Tiga Selisih
Selisih harga bahan baku
(HSt – HS) x KS
(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 = Rp105.000 R
Selisih kuantitas bahan baku
(KSt - KS) x HSt
(1.250 – 1..050) x Rp1.000 = Rp200.000 L
Selisih harga/kuantitas bahan baku
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas= 0
Total selisih biaya bahan baku Rp 95.000 L

Biaya Tenaga Kerja


1. Model Satu Selisih
Selisih biaya tenaga kerja
(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
(Rp500 x 5.000) – (Rp475 x 5.100) = Rp 77.500 L
2. Model Dua Selisih
Selisih tarif upah
(TUSt - TUS) x JKS
(Rp500 – Rp475) x 5.100 jam = Rp127.500 L
Selisih efisiensi upah
(JKSt - JKS) x TUSt
(5.000 – 5.100) x Rp500 = Rp 50.000 R
Total selisih biaya tenaga kerja langsung Rp 77.500 L
3. Model Tiga Selisih

6
Selisih tarif upah
(TUSt – TUS) x JKSt
(Rp500 – Rp475) x 5.000jam = Rp125.000 L
Selisih efisiensi upah
(JKSt - JKS) x TUS
(5.000 – 5.100) x Rp475 = Rp 47.500 R
Selisih harga/kuantitas bahan baku
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas= 0
Total selisih harga/efisiensi upah Rp 77.500 L

Selisih Biaya Overhead Pabrik


1. Model Satu Selisih
Selisih total biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan:
250 x 20 jam x Rp700 = Rp3.500.000
Selisih total biaya overhead pabrik Rp 150.000 R

2. Model Dua Selisih


Selisih tersebut dipecah menjadi dua macam selisih sebagai berikut:
Selisih terkendalikan
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal
5.200 x Rp300 = 1.560.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp2.090.000
Biaya overhead pabrik variable pada jam standar
5.000 jam x Rp400 = 2.000.000
Selisih terkendalikan Rp 90.000 R

7
Selisih volume
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal 5.200 jam
Jam tenaga kerja standar 5.000 jam
Selisih volume 200 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp300 per jam x

Selisih volume Rp60.000 R

3. Model Tiga Selisih


Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp150.000 tersebut dapat dipecah menjadi tiga macam
selisih berikut ini:
Selisih pengeluaran
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal
5.200 jam x Rp300 = 1.560.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp2.090.000
Biaya overhead pabrik variable yang dianggarkan
Pada jam yang sesungguhnya dicapai
5.100 jam x Rp400 2.040.000
Selisih pengeluaran Rp 50.000 R

Selisih kapasitas
Kapasitas normal 5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya 5.100 jam
Kapasitas yang tidak terpakai 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp300 per jam x

Selisih kapasitas Rp30.000 R

Selisih efisiensi

8
Jam standar 5.000 jam
Jam sesungguhnya 5.100 jam
Selisih efisiensi 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik Rp700 per jam x

Selisih efisiensi Rp70.000 R

4. Model Empat Selisih


Seperti telah disebutkan diatas, model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih.
Selisih dalam model tiga selisih tersebut dipecah menjadi: selisih efisiensi variable dan selisih
efisiensi tetap dalam model empat selisih ini. Selisih biaya overhead pabrik dalam contoh sebesar
Rp150.000 R tersebut dipecah menjadi empat macam selisih sebagai berikut:
Selisih pengeluaran Rp 50.000 R
Selisih kapasitas 30.000 R
Selisih efisiensi yang dipecah lebih lanjut menjadi:
Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp400 40.000 R
Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp300 30.000 R
Total selisih biaya overhead pabrik Rp150.000 R

1.3 JURNAL BIAYA STANDAR


Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi dua metode yaitu:
1.3.1. Metode Tunggal (SINGLE PLAN)
Berdasarkan data dalam contoh, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang dibuat untuk mencatat
biaya bahan baku, mencatat biaya tenaga kerja langsung dan mencatat biaya overhead pabrik
.1. Mencatat Biaya bahan baku
a. Mencatat pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp. 1.650.000
Hutang dagang Rp. 1.650.000
b. Mencatat pemakaian bahan baku
BDP bahan baku Rp. 1.250.000
Selisih Harga bahan baku Rp. 105.000

9
Persediaan bahan baku Rp . 1.155.000
Selisih Kuantitas Rp 200.000
2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
BDP Biaya Tenaga Kerja Rp. 2.500.000
Selisih efisiensi Rp. 50.000
Gaji dan upah Rp. 2.422.500
Selisih tarif Rp. 127.500
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
a.Metode dua selisih
Jika metode dua selisih digunakan untuk analisis selisih biaya overhead pabrik maka prosedur
pencatatan sbb:
1. Mencatat pembebanan BOP
BDP BOP Rp. 3.500.000*
BOP yang dibebankan Rp.3.500.000
*250 unit x 20 jam x Rp.700=Rp.3.500.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp3.650.000
Berbagai rek.dikredit Rp 3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP sesungguhnya:
BOP yang dibebankan Rp. 3.500.000
BOP sesungguhnya Rp.3.500.00
4. Mencatat selisih BOP yaitu:
Selisih terkendali Rp. 90.000
Selisih volume Rp. 60.000
BOP sesungguhnya Rp. 150.000
b. Metode tiga selisih
1. Pencatatan pembebanan BOP kepada produk:
BDP BOP ( 5.000JamxRp.700) Rp. 3.500.000
Selisih efisiensi .RP 70.000

10
BOP yang dibebankan Rp 3.570.000*
*5.100 jam x Rp.700 = Rp.3.570.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya :
BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai rek. dkredit Rp.3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP sesungguhnya:
BOP yang dibebankan Rp. 3.570.000
BOP sesungguhnya Rp.3.570.000
4. Mencatat selisih BOP:
Selisih pengeluaran Rp.50.000
Selisih kapasitas Rp.30.000
BOP sesungguhnya Rp.80.000
c. Metode Empat Selisih:
Perbedaan metode empat selisih denhan metode tiga selisih terletak pada selisih efisiensi, maka
pencatatan BOP dalam metode 4 selisih dilakukan bengan membentuk rekening selisih efisiensi
variabel dan selisih efisiensi tetap.
BDP BOP Rp. 3.500.000
Selisih efisiensi variabel Rp. 40.000
Selisih efisiensi tetap Rp. 30.000
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan dengan mengkredit
rekening BDP dan mendebet rekening persediaan produk jadi. Jadi sebesar = produk jadi yang
di transfer x harga pokok standar per satuan.
Persedian produkjadi Rp. 7.250.000 *
BDP BBB Rp. 1.250.000
BDP TKL Rp. 2.500.000
BDP BOP Rp. 3.500.000
*250 unit x Rp. 29.000 = Rp. 7.250.000

11
1.3.2. Metode Ganda (Partial Plan)
Karakteristik metode ganda adalah:
1. Rekening Barang Dalam Proses dengan biaya sesunggunya dan dikredit dengan biaya standar.
Metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya dan persediaan produk jadi
dicatat pada harga harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat pada harga pokok standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi, setelah
harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan harga pokok produk jadinyang
ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang dalam proses.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan antara biaya
standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih tersebut merupakan bantuan
informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
Aliran Biaya Standar Dalam Metode Ganda:
Berdasarkan data dalam contoh, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang dibuat untuk mencatat
biaya produksi sesungguhnya, biata produksi standar dan selisih.
1. Pencatatan biaya bahan baku
BDP biaya bahan baku Rp. 1.155.000
Persediaan bahan baku Rp.1.155.000
(Pemakaian bahan baku sesungguhnya 1.050kg @ Rp1.000 = Rp1.155.000)
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 2.422.500
Gaji dan upah Rp.2.422.500
(Pembebanan biaya tenaga kerja sesungguhnya 5.100jam @ Rp 475 = Rp. 2.422.500)
3. Pencatatan Biaya overhead pabrik
Dalam metode ganda, BOP dicatat dengan menggunakan salah satu metode berikut ini:
Metode 1. Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dalam periode akuntansi tertentu dan dikredit dengan biaya standarnya.
Dengan demikian, selisih biaya overhead pabrik dihitung dari saldo rekening barang dalam proses-
biaya overhead pabrik. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
berdasarkan data dalam contoh 8 adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan BOP sesungguhnya terjadi
BOP sesungguhnya Rp3.650.000
Berbagai Rek. Yang dikredit Rp3.650.000

12
b. Pembebanab BOP sesungguhya ke rekening BDP
BDP BOP Rp.3.650.000
BOP sesungguhnya Rp.3.650.000
Metode 2. Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik atas dasar tariff
standar. Dalam metode ini selisih biaya overhead pabrik dihitung dari saldo rekening barang dalam
proses-biaya overhead pabrik sesungguhnya. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi berdasarkan data dalam contoh 8 adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya Rp.3.650.000
Berbagai rek. Dikredit Rp.3.650.000
b. Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif tandar (5.100 jam x Rp700 = Rp.3.570.000)
BDP BOP Rp. 3.570.000
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
c. Penutupan rekening BOP yang dibebankan
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
BOP yang sesungguhnya Rp.3.570.000
3. Pencatatan harga pokok produk jadi
Persediaan produk jadi Rp.7.250.000
BDP BBB Rp.1.250.000
BDP BTK Rp.2.500.000
BDP BOP Rp.3.500.000
- Biaya bahan baku =Rp5.000x250 un=Rp.1.250.000
Biaya tenagakerja=Rp10.000 x 250u = Rp.2.500.000
- BOP (Rp8.000 + Rp6.000) x 250 u = Rp.3.500.000
5. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar.
a. Selisih bahan baku
Selisih harga bahan baku Rp. 105.000
BDP biaya bahan baku RP. 95.000
Selisih kuantitas bahan baku Rp.200.000

13
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
Selisih efisiensi upah Rp. 50.000
BDP biaya tenaga kerja Rp. 77.500
Selisih tarip upah Rp.127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik
1. Jika pencatatan BOP menggunakan metode I
Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
Selisih efisiensi Rp. 70.000
BDP BOP Rp.150.000
2. Jika pencatatan BOP menggunakan metode 2
Dengan model tiga selisih dicatat sebagai berikut:
- Selisih efisiensi Rp. 70.000
BDP BOP Rp. 70.000
- Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
BOP sesungguhnya Rp. 80.000

14
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Aditya Media
Baldric Siregar, dkk. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat

15
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

SoalTeori

1. Jelaskan definisi biaya standar !


2. Sebutkan dan jelaskan berbagai jenis standar !?
3. Akuntansi biaya standar di badi menjadi 2 ; metode ganda dan metode tunggal. Jelaskan
perbedaan diantara keduanya !?
4. Jelaskan manfaat sistem biaya standar !
5. Jelaskan kelemahan biaya standar !

Jawaban :
1. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan biaya yang seharusnya untuk
membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu dibawah asumsi kondisi
ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
2. Jenis-jenis standar :
 Standar teoritis : Standar yang ideal yang dalam pelaksanaanya sulit untuk dapat
dicapai
 Rata-rata biaya waktu yang lalu : Rata-rata biaya waktu yang lalu yang
mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh
dimasukkan sebagai unsur biaya standar
 Standar normal : standar yang didasarkan atas taksiran biaya dimasa yang akan
datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal
 Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (Attainable high performance) : standar
yang didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan
memperhitungkan ketidak efisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya
1. Metode ganda :
 Rekening BDP dicatat 2 macam biaya : biaya sesungguhnya & biaya
standar
 Selisih biaya sesungguhnya dan biaya standar baru dapat ditentukan pada
akhir perhitungan akuntansi, karena dalam metode ini selisih dihitung
berdasarkan keluaran
Metode tunggal :

16
 Rekening BDP dicatat pada 1 macam biaya, yaitu biaya standar
 Selisih biaya sesungguhnya dan biaya standar ditentukan sepanjang
periode akuntansi pada saat selisih tersebut terjadi
1. Sistem biaya standar bermanfaat untuk :
 Mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya
menyimpang dan biaya standar yang ditentukan
 Mengendalikan biaya
 Merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan dengan efektif,
karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya
dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya
diaksanakan
 Memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya
untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka
melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi,
pemilihan tenaga kerja & kegiatan yang lain
1. Kelemahan biaya standar sbb :
 Tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan
secara keseluruhan dengan kekuatan atau kelonggaran yang relatif sama
 Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan
standar jarang sekali dilakukan (kaku/tidak fleksibel)
 Jika standar sering diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya
standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana.

17
Soal Hitungan :

1.PT. OKI untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar disajikan
sbb :
Biaya Bahan Baku 10 kg @ Rp 1.000 = Rp 10.000
Biaya Tenaga Kerja 25 jam @ Rp 7.500 = Rp 12.500
Biaya Overhead Pabrik :
Variabel 25 jam @ Rp 400 = Rp 10.000
Tetap *) 25 jam @ Rp 300 = Rp 7.500
Total = Rp 40.000
*) kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam Tenaga Kerja Langsung
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 19XI adalah sbb :
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 2.000kg @ Rp 1.100
2. Jumlah produk yang diproduksi & selesai diproses daam bulan januari 19XI adalah 250 satuan
dengan biaya produksi sesungguhnya sbb :
 Biaya Bahan Baku 1.500 kg @ Rp 1100 = Rp 1.650.000
 Biaya Tenaga Kerja 5.100 jam @ Rp 475 = Rp 2.422.500
 Biaya Overhead Pabrik = Rp 3.800.000
Atas dasar data diatas diminta :
Hitunglah selisih biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik dengan menggunakan model
dua selisih !?

2. PT. Dawanoride menggunakan sistem biaya standar. Biaya bahan baku standar per satuan
produk adalah sbb :
Kuantitas standar 60 kg
Harga standar per kg Rp 100
Dalam bulan Januari 19XI jumlah produk yang dihasilkan adalah 2.500 satuan,
yang mengkonsumsi bahan baku sebanyak 130.000 kg. Dalam bulan tersebut, kuantitas
bahan baku yang dibeli adalah 170.000 kg dengan harga beli Rp 90 per kg. perusahan

18
menggunakan model dua selisih(the two way model) dalam menganalisis selisih biaya
sesungguhnya dan biaya standar.
Dari data diatas diminta :
1.Hitunglah selisih biaya bahan baku !?
2.Jurnal untuk mencatat pembelian dan pemakaian bahan baku !?

.Jawaban :
1.Biaya Bahan Baku
Selisih harga biaya bahan baku
(Harga standar – harga sesungguhnya) X kuantitas sesungguhnya
(Rp 1.000 – Rp 1.100) X 1.500 kg = Rp. 150.000 (R)
Selisih kuantitas biaya bahan baku
(Kuantitas standar – kuantitas sesungguhnya) X harga standar
(Rp 1.750 – Rp 1.500) X Rp 1.000 = Rp 250.000 (L)
Total Selisih Biaya Bahan Baku = Rp 100.000

Biaya Tenaga Kerja


Selisih tarif upah
(Tarif upah standar - Tarif upah sesungguhnya) X jam kerja sesungguhnya
(Rp 500 – Rp 475) X 5.100 jam = Rp 127.500 (L)
Selisih efisiensi upah
(Jam kerja standar – Jam kerja sesungguhnya) X tarif upah standar
(Rp 6.250 – Rp 5.100) X Rp 500 = Rp 575.000 (L)
Total Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 702.500 (L)

Biaya Overhead Pabrik


Selisih terkendalikan (controllable variance)
BOP sesungguhnya = Rp 3.800.000
BOP tetap pada kapasitas normal
Rp 5.200 X Rp 300 = Rp 1.560.000
BOP variabel sesungguhnya = Rp 2.240.000

19
BOP variabel pada jam standar
Rp 6.250 X Rp 400 = Rp 2.500.000
Selisih terkendalikan = Rp 260.000 (L)
Selisih volume (volume variance)
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal = 5.200 jam
Jam tenaga kerja standar = 6.250 jam
Selisih volume = 1.050 jam
Tarif BOP tetap = Rp 300/jam
Selisih volume = Rp 315.000 (R)

1. Selisih Harga Pembelian Bahan Baku :


Harga pembelian standar ;
Rp 170.000 X Rp 100 = Rp 17.000.000
Harga pembelian sesungguhnya ;
Rp 170.000 X Rp 90 = Rp 15.300.000
Selisih Harga Pembelian Bahan Baku = Rp 1.700.000 (L)

Selisih Pemakaian Bahan Baku :


Pemakaian standar ;
Rp 2.500 X 60 kg X Rp 100 = Rp 15.000.000
Pemakaian sesungguhnya ;
130.000 kg X Rp 100 = Rp 13.000.000
Selisih Pemakaian Bahan Baku = Rp 2.000.000 (L)

Selisih Harga Bahan Baku Yang Dipakai :


Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya pada harga standar ;
130.000 kg X Rp 100 = Rp 13.000.000
Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya ;
130.000 kg X Rp 90 = Rp 11.700.000
Selisih Harga Bahan Baku Yang Dipakai = Rp 1.300.000 (L)

20
Jurnal :
Persediaan bahan baku Rp 17.000.000
Utang dagang Rp 15.300.000
Selisih harga pembelian bahan baku Rp 1.700.000
(untuk mencatat pembelian bahan baku)

BDP – Bahan Baku Rp 15.000.000


Persediaan bahan baku Rp 13.000.000
Selisih pemakaian bahan baku Rp 2.000.000
(untuk mencatat pemakaian bahan baku)

21

Anda mungkin juga menyukai