Anda di halaman 1dari 5

CARA PENETAPAN BIAYA STANDAR

1. Biaya Bahan baku Standar


Biaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam
pengolahan satu unit produk. Dalam menentukan biaya standar bahan baku untuk mengolah
satu unit produk tertentu terdapat dua faktor :

a. Standar harga bahan baku yaitu harga bahan baku per unit yang seharusnya terjadi di dalam
pembelian bahan baku.

b. Standar kuantitas bahan baku yaitu kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai dalam
pengolahan satu satuan produk.
 
Rumus :

Biaya bahan baku = Rp 15/unit x 2.000 unit barang jadi

= Rp 30.000,-

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar (BTKL) 

Biaya tenaga kerja langsung standar adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya
terjadi dalam pengolahan satu unit produk. Dalam menentukan biaya standar bahan baku
untuk mengolah satu unit produk tertentu terdapat dua faktor : 

a. Standar tarif upah langsung yaitu tarif upah yang seharusnya terjadi di dalam pengolahan
per unit produk tertentu 
b. Standar jam kerja yaitu jam kerja yang seharusnya dipakai dalam pengolahan satu satuan
produk
Biaya tenaga kerja langsung = Rp 4 / unit x 2.000 unit

= Rp 8.000

3. Biaya Overhead Pabrik Standar 


Biaya overhead pabrik standar adalah biaya oevrhead pabrik yang seharusnya terjadi dalam
pengolahan satu unit produk. Dalam menentukan biaya overhead pabrik standar untuk
mengolah satu unit produk tertentu terdapat dua faktor : 

a. Standar tarif overhead pabrik yaitu tarif overhead pabrik yang dibebankan per unit produk
tertentu. Tarif overhead pabrik standar terdiri atas 
- tarif overhead pabrik tetap 
- tarif overhead pabrik variabel 

Penentuan tarif overhead pabrik bisa dihitung dengan rumus : 


Tarif overhead pabrik standar = Total biaya overhead pabrik standar yang dianggarkan :
kapasitas normal (atas jam kerja tenaga kerja langsung) 

Tarif overhead pabrik tetap standar = biaya overhead pabrik tetap standar yang dianggarkan :
kapasitas normal (atas jam kerja tenaga kerja langsung) 

Tarif overhead pabrik variabel standar = biaya overhead pabrik variabel standar yang
dianggarkan : kapasitas normal (atas jam kerja tenaga kerja langsung) 

b. Standar jam kerja yaitu jam kerja yang dibutuhkan untuk mengolah satu satuan produk.
Jam kerja standar berbeda dengan jam kerja normal. Kalau jam kerja normal merupakan
norma yang menjadi acuan produksi dalam satu periode tertentu. Kalau 
jam kerja standar adalah jam kerja yang seharusnya dialami untuk tiap output yang
diproduksi.
BOP untuk 2.000 unit barang jadi = Rp 5 / unit x 2.000 = Rp 10.000

Dalam Analisis selisih atau varian biaya standar dengan biaya sesungguhnya (metode full
costing) Terdapat beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam penganalisisan selisih biaya
sesungguhnya dari biaya standar yaitu :

1. Penetapan biaya standar 


2. Penetapan biaya sesungguhnya 
3. Penghitungan selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar 
4. Interpretasi selisih yaitu : 
Dikatakan menguntungkan (favorable) apabila biaya standar lebih besar dari biaya
sesungguhnya 
Dikatakan tidak menguntungkan (unfavorable) apabila biaya standar lebih rendah daripada
biaya sesungguhnya 
Sedangkan tujuan dilakukannya analisis selisih biaya bahan baku adalah sebagai berikut : 
1. Memonitor kinerja departemen pembelian dan mendeteksi pengaruh faktor internal dan
eksternal atas biaya bahan baku. 
2. Mengukur efek kenaikan atau penurunan harga bahan baku atas laba perusahaan.

Oleh karena itu perlu dibuatkan tahapan analisis yaitu satu tahap dan dua tahap sebagai
berikut : 
1. Analisis Pembelian Bahan Baku (BB) 
2 Analisis Biaya Pemakaian Bahan Baku

Analisis Pembelian Bahan Baku (BB) 

A. Analisis satu tahap : 

Selisih biaya pembelian BB = B. pembelian BB standar – B pembelian


BB sesungguhnya = (Ks yang digunakan x Hst /unit ) – (Ks yang dibeli x Hs /unit) 

B. Analisis dua tahap : 


Selisih Persediaan BB = (Ks yang digunakan – Ks yang dibeli) x Hs 
Selisih Harga Pembelian BB = (Hst/unit – H s/unit) x Ks yang dibeli 

Analisis Biaya Pemakaian Bahan Baku 

A. Analisis satu tahap 


Selisih biaya pemakaian BB = Biaya pemakaian BB standar – Biaya pemakaian BB
sesungguhnya = (Kst yang diperkenankan x Hst) – (Ks yang digunakan x Hs)

B. Analisis dua tahap 


Selisih harga pemakaian BB = (Hst/unit – Hs/unit) x Ks yang digunakan 
Selisih kuantitas pemakaian BB = (Kst yang diperkenankan – Ks yang digunakan) x Hst 

Contoh penerapannya: 
Jika diketahui beberapa data sebagai berikut : 
Harga standar (Hst) per unit = Rp 7,5/unit 
Kuantitas standar (Kst) yang diperkenankan = 9.336 unit 
Harga sesungguhnya (Hs) per unit = Rp 7,44/unit 
Kuantitas sesungguhnya (Ks) yang digunakan = 9500 unit
Kuantitas sesungguhnya (Ks) yang dibeli = 10.000 unit 

Pertanyaan :
a. Selisih biaya pembelian bahan baku 
b. selisih persediaan BB 
c. Selisih harga pembelian BB 
d. Selisih biaya pemakaian bahan baku 
e. Selisih harga pemakaian bahan baku 
f. Selisih kuantitas pemakaian bahan baku 
Jawab: 
a. Selisih biaya pembelian BB = (Ks yg digunakan x Hst /unit ) – (Ks yg dibeli x Hs /unit) 
= (9500 x 7,5) - (10.000 x 7,44) 
= -3150 (tidak menguntungkan) 

b. Selisih persediaan BB = (Ks yang digunakan – Ks yang dibeli) x Hs 


= (9500 - 10.000) x 7,44 
= 3750 (tidak menguntungkan) 

c. Selisih harga pembelian BB = (Hst/unit – H s/unit) x Ks yang dibeli 


= (7,5 - 7,44) x 10.000 
= 600 (menguntungkan) 

d. Selisih biaya pemakaian BB = (Kst yang diperkenankan x Hst) – (Ks yang digunakan x
Hs) 
= (9336 x 7,5) - (9500 x 7,44) 
= -660 (tidak menguntungkan)

e. Selisih harga pemakaian BB= (Hst/unit – Hs/unit) x Ks yang digunakan 


= (7,5 - 7,44) x 9500 
= 570 (menguntungkan) 

f. Selisih kuantitas pemakaian BB= (Kst yg diperkenankan – Ks yg digunakan) x Hst 


= (9336 - 9500) x 7,5 
= 12300 (tidak menguntungkan) 

Anda mungkin juga menyukai