Anda di halaman 1dari 18

1.

MEMAHAMI ARTI PENTING PSAP NOMOR 01 PADA SAP BERBASIS KAS


MENUJU AKRUAL DAN SAP BERBASIS AKRUAL
Paragraf 9 PSAP Nomor 01 memuat tujuan laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan pada
paragraf tersebut, terdiri atas tujuan umum dan tujuan spesifik. Tujuan umum laporan keuangan,
menurut SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Sementara, menurut SAP Berbasis Akrual, tujuan umum laporan keuangan adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus
kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat. bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Tidak
adanya kata "kinerja keuangan pada SAP Berbasis Akrual disebabkan karena adanya Laporan
Operasional (LO) sebagai bagian dari laporan keuangan pokok pemerintah yang harus disajikan
oleh entitas pelaporan, sebagai nama lain dari Laporan Kinerja Keuangan yang disebutkan dalam
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yang sifatnya opsional.

Sedangkan tujuan spesifik laporan keuangan adalah pelaporan keuangan adalah pelaporan
keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dengan:

1) menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas
pemerintah
2) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan
ekuitas pemerintah
3) menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi
4) menyediakan informasi mengenai ketatan realisasi terhadap anggarannya.
5) menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya
6) menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan
7) menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan
dalam mendanai aktivitasnya

Berdasarkan tujuan umum dan tujuan spesifik tersebut, dapat dengan segera dipahmi bahwa
laporan keuangan mempunyai peran prospektif dan prediktif Peran prospektif, artinya laporan
keuangan pemerintah merupakan catatan historis yang dapat digunakan untuk melihat kondisi
pemerintah saat ini dan sebelumnya serta menilai kinerja pemerintah berdasarkan laporan
keuangan. Peran prediktif, artinya laporan keuangan dapat dijadikan dasar referensi bagi
pemangku kepentingan untuk memprediksi kondisi keuangan pemerintah dimasa yang akan
datang berdasarkan

data historis yang tercantum di laporan keuangan. Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan.
Tanggung Jawab pelaporan Keuangan
Paragraf 13 PASP Nomor 01 memuat tentang tanggung jawab pelaporan keuangan.
Dalam hal itu pihak yang bertanggung jawab atas pelaporan keuangan adalah berada pada
pimpinan entitas. Dalam akuntansi sektor publik, terdapat dua jenis entitas yaitu entitas akuntansi
dan entitas pelaporan. Pada SAP Berbasis Kas Menuju Akrual tidak diungkapkan pengertian
entitas akuntansi, sementara pada SAP Berbasis Akrual pengertian entitas akuntansi
diungkapkan pada KK paragraf 21. Entitas akuntansi adalah unit pada pemerintahan yang
mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan
menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakan. Sedangkan, entitas
pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang
menurut ketentuan peraturan perundang-udangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

Jadi yang dimaksud " pimipinan entitas" pada paragraf 13 PSAP Nomor 01 tersebut adalah
pimpinan entitas pelaporan. Beidasarkan SAP Berbasis Akrual, entitas pelaporan di lingkungan
pemerintah pusat adalah masing masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan
pemerintah pusat dan pemerintah pusat itu sendiri (lihat KK paragraf 22), di mana pemerintah
pusat berwenang menyusun laporan keuangan konsolidasi dari laporan keuangan seluruh
kementerian negara atau lembaga yang dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku bendahara
umum negara. Sementara. yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan negara adalah
Presiden Republik Indonesia. Pada pemerintah daerah yang menjadi entitas pelaporan adalah
seluruh pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Sehingga, akan terdapat lebih dari 500 entitas
pelaporan di republik ini, yang kesemuanya wajib

menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Komponen-Komponen Laporan


Keuangan

Paragraf selanjutnya, yaitu paragraf 14 pada SAP Berbasis Kas Menuju Akrual memuat
komponen-komponen laporan keuangan di mana terdapat 4 komponen

laporan keuangan, yaitu sebagai berikut.


1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2) Neraca
3) Laporan Arus Kas
4) Catatan atas Laporan Keuangan
Berkenaan dengan komponen laporan keuangan, menimbulkan polemik di kalangan akademisi
dan praktisi akuntansi sektor publik. Sebagian akademisi menilai

ada yang tidak dimasukkan oleh KSAP ke dalam komponen laporan keuangan tersebut, yaitu
Laporan Surplus-Defisit atau Lapotan Laba Rugi pada sektor privat. Namun, bukankah Laporan
Realisasi Anggaran juga menggambarkan surplus dan defisit anggaran dengan realisasinya?
Dwiningsih dan Dwiptiana (2006) menjelaskan bahwa Laporan Surplus-Defisit yang dimaksud
bukanlah surplus dan defisit yang dihasilkan dari selisih antara anggaran dengan realisasinya.
Mardiasmo (2002) dalam Dwiningsih dan Dwiptiana (2006) mengungkapkan bahwa sifat
penganggaran berbeda dengan akuntansi. Aspek penganggangran lebih bersifat prospective dan
anticipatory (perencanaan masa yang akan datang), sedangkan akuntansi lebih bersifat
retrospective (pencatatan masa lalu). Oleh karena itu. menurut mereka, laporan realisasi
anggaran tidak termasuk laporan kinerja keuangan yang dapat

menunjukkan apa yang dikerjakan pemerintah dalam mengelola dana publik. Hal yang sama juga
dituliskan oleh Bastian (2006), yang mempertanyakan mengapa Laporan Surplus-Defisit tidak
dimasukkan ke dalanm bagian komponen ini.

Menurutnya Laporan Surplus-Defisit merupakan laporan yang menunjukkan kinerja pemerintah,


sementara Laporan Realisasi Anggaran berbeda dengan Laporan Surplus-Defisit. Menurut
Dwiningsih dan Dwiptiana (2006), tidak adanya Laporan
Terkait kritik di atas, KSAP menerbitkan SAP Berbasis Akrual pada PP Nomor 71 Tahun 2010
yang mewajibkan entitas pelaporan menyusun dan menyajikan Laporan Operasional, sebagai
nama lain dari Laporan Kinerja Keuangan yang sifatnya opsional tersebut, sebagaimana yang
dimaksud pada SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. Laporan Operasional muncul sebagai
konsekuensi dari penggunaan basis akuntansi akrual pada pendapatan-LO dan beban, disamping
tetap mempertahankan LRA yang masih berbasis kas. Laporan Operasional juga menghasilkan
surplus/deficit-LO yang akan menjadi penambah/pengurang pada Laporan Perubahan Ekuitas.

Perubahan basis akuntansi yang digunakan berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi pada
komponen laporan keuangan pemerintah menurut SAP Berbasis Akrual, sehingga komponen-
komponen yang terdapat dalam satu set laporan. keuangan terdiri atas laporan pelaksanaan
anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai
berikut.
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3) Neraca
4) Laporan Operasional (LO)
5) Laporan Arus Kas (LAK)
6) Laporan Peubahan Ekuitas (LPE)
7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Pada paragraf selanjutnya, dijelaskan bahwa setiap entitas pelaporan menyajikan komponen-
komponen laporan keuangan di atas, kecuali LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum, dan Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan
oleh BUN dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasian. Sebelumnya,
paragraf ini terdapat juga pada SAP Berbasis Kas Menuju Akrual kecuali untuk poin (b).
Paragraf ini sebenarnya untuk menegaskan laporan apa saja yang harus disajikan oleh entitas
pelaporan dan entitas akuntansi. Pada SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, entitas akuntansi hanya
menyajikan LRA, Neraca, dan CaLK, LAK tidak disajikan karena entitas akuntansi tidak
memiliki fungsi perbendaharaan umum. Sementara, pada SAP. Berbasis Akrual, terdapat
perubahan pada unit organisasi yang menjadi entitas pelaporan, yaitu setiap kementerian negara
atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat berubah statusnya menjadi entitas pelaporan (lihat
KK paragraf 22). Namun, dalam PSAP tidak pernah dibahas apakah setiap kementerian
negara/lembaga juga menyajikan 7 (tujuh) macam laporan keuangan sebagaimana pada entitas
pemerintah pusat dan daerah? Bagaimana. fungsi perbendaharaan umum pada kementerian
negara maupun lembaga? Bukankah bendahara umum hanya mengenal BUN dan BUD? Apakah
akan ada unit perbendaharaan umum berupa Kuasa BUN sebagaimana yang dimaksud pada
paragraf 16 PSAP Nomor 01 SAP Berbasis Akrual? Hal ini tidak ada penjelasan pada semua
PSAP di SAP Berbasis Akrual. Namun, yang jelas adalah undang-undang hanya mengenal
laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan negara atau daerah berada pada
pemerintah pusat atau daerah, dalam hal ini adalah presiden dan/atau gubernur, bupati, walikota.
Kementerian negara atau lembaga merupakan bagian dari pemerintah pusat. Jadi, laporan
keuangan yang disajikan oleh entitas kementerian negara atau lembaga akan disatukan atau
dikonsolidasikan menjadi lapora keuangan pemerintah pusat. Penulis berpendapat perlu
memperjelas dan mempertegas posisi dari entitas kementerian negara atau lembaga ini lebih
detail dalam PSAP

2. TlNJAUAN ATAS PSAP TERKAlT DENGAN REALlSASl ANGGARAN, LAPORAN


ARUS KAS DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1) STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO.
02 (LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS)
TUJUAN
Tujuan standar Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan
Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi realisasi dan anggaran entitas
pelaporan. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian
target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
RUANG LINGKUP
Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran yang disusun
dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas.
Pernyataan Standar ini berlaku untuk setiap entitas pelaporan, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBN/APBD, tidak termasuk
perusahaan negara/daerah.
MANFAAT INFORMASI REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA,
belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-
masing diperbandingkan dengan anggarannya. lnformasi tersebut berguna bagi para pengguna
laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi,
akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan:
 menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
 menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna
dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan
anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang dalam memprediksi sumber daya
ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam
periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Laporan Realisasi
Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi
perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:
 telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat;
 telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD);
 dan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PERIODE PELAPORAN
Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi
tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan Laporan Realisasi Anggaran tahunan
disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun,
entitas mengungkapkan informasi sebagai berikut:
 alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun;
 fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Realisasi Anggaran
dan catatan- catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar. Laporan Realisasi Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan- LRA, belanja,
transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Realisasi Anggaran
dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang
mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab
terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang
merinci lebih lanjut angka- angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:
Pendapatan-LRA;
 Belanja;
 Transfer;
 Surplus/defisit-LRA;
 Penerimaan pembiayaan;
 Pengeluaran pembiayaan;
 Pembiayaan neto; dan
 Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).

INFORMASI YANG DISAJIKAN DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN ATAU


DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan-LRA dalam
Laporan Realisasi Anggaran, dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan pada Catatan
atas Laporan Keuangan. Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja
dalam Laporan Realisasi Anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran atau di Catatan atas Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja menurut
fungsi disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
AKUNTANSI ANGGARAN
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang
digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari
anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi
estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi
kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran
dialokasikan.

AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. Transfer masuk adalah
penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari
pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran). Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Pengembalian yang sifatnya
sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA pada periode
penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai
pengurang pendapatan-LRA pada periode yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo
Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
AKUNTANSI BELANJA
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan
yang mengatur mengenai badan layanan umum. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi
ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.
Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain
seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh
pemerintah daerah.
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen
anggaran. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada
periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada
periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja
dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos pendapatan lain-lain-LRA.

AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT-LRA
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan belanja
selama satu periode pelaporan. Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan.

AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan
maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus
anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi.
Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok
pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

AKUNTANSI PENERIMAAN PEMBIAYAAN


Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara
lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi
perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga,
penjualan investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran). Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang
bersangkutan.
AKUNTANSI PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara
lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran
kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana
cadangan.
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana Cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang
diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan dipemerintah daerah merupakan penambah Dana
Cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai pendapatan-LRA dalam pos pendapatan asli daerah
lainnya.

AKUNTANSI PEMBIAYAAN NETO


Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran
pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto.

AKUNTANSI SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN ANGGARAN


(SILPA/SIKPA)
SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama
satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
SiLPA/SiKPA. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan
dipindahkan ke Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING


Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah. Dalam hal tersedia
dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi
dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata
uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat
dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh
valuta asing tersebut.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk bertransaksi dan
mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya, maka:
 Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan menggunakan
kurs transaksi;
 Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

2) STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN


NO. 03 (LAPORAN ARUS KAS)
TUJUAN
Tujuan Pernyataan Standar Laporan Arus Kas adalah mengatur penyajian laporan arus kas yang
memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas
pelaporan dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris selama satu periode akuntansi.Tujuan pelaporan arus kas adalah
memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama
suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. lnformasi ini
disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.

RUANG LINGKUP
Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan basis
akuntansi akrual wajib menyusun laporan. arus kas sesuai dengan standar ini untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.
Pernyataan Standar ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas pemerintah pusat dan daerah,
satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat dan daerah, atau organisasi lainnya jika
menurut peraturan perundang-undangan atau menurut standar, satuan organisasi dimaksud wajib
menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan negara/daerah.

MANFAAT INFORMASI ARUS KAS


lnformasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas dimasa yang akan datang, serta
berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggung-jawaban arus kas masuk dan arus kas keluar
selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas
memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi
perubahan kekayaan bersih/ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah
(termasuk likuiditas dan solvabilitas)

KAS DAN SETARA KAS


Kas dan setara kas harus disajikan dalam laporan arus kas.
Setara kas pemerintah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau untuk
tujuan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka pendek harus segera
dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko perubahan nilai
yang signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas kalau investasi dimaksud
mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Mutasi antar
pos-pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena kegiatan
tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan merupakan bagian aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris.

ENTITAS PELAPORAN ARUS KAS


Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas pelaporan dimaksud terdiri dari
Pemerintah pusat ; Pemerintah daerah; Masing-masing kementerian negara atau lembaga di
lingkungan pemerintah pusat; dan Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud
wajib menyajikan laporan keuangan. Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan
laporan arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.Unit
organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai
bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan umum negara/daerah.
PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi penerimaan
dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan
untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah.
lnformasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Satu transaksi tertentu dapat mempengaruhi arus kas dari beberapa aktivitas, misalnya
transaksi pelunasan utang yang terdiri dari pelunasan pokok utang dan bunga utang. Pembayaran
pokok utang akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas pendanaan sedangkan pembayaran bunga
utang pada umumnya akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi kecuali bunga yang
dikapitalisasi akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas investasi.
Dalam hal entitas bersangkutan masih membukukan penerimaan dan pengeluaran
dalam buku kas berdasarkan akun pelaksanaan anggaran maka laporan arus kas dapat disajikan
dengan mengacu pada akun-akun pelaksanaan anggaran tersebut.
Yang dimaksud dengan akun-akun pelaksanaan anggaran adalah akun yang berhubungan
dengan pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan, dan transaksi nonanggaran, yang dalam
Laporan Arus Kas dikelompokkan menjadi aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan,
pembiayaan, dan nonanggaran.

AKTIVITAS OPERASI
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi. Arus kas bersih aktivitas operasi
merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan
kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama
diperoleh dari:
 Penerimaan Perpajakan;
 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); Penerimaan Hibah;
 Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah dan lnvestasi Lainnya; Penerimaan
Lain lain/penerimaan dari pendapatan Luar Biasa; dan Penerimaan Transfer.
 Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk: Pembayaran Pegawai;
 Pembayaran Barang; Pembayaran Bunga;
 Pembayaran Subsidi; Pembayaran Hibah; Pembayaran Bantuan Sosial;
 Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar Biasa; dan Pembayaran Transfer.
lika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang sifatnya sama dengan persediaan,
yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan penjualan surat berharga tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi.
lika entitas pelaporan mengotorisasikan dana untuk kegiatan suatu entitas lain, yang
peruntukannya belum jelas apakah sebagai modal kerja, penyertaan modal, atau untuk
membiayai aktivitas periode berjalan,.maka pemberian dana tersebut harus diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi. Kejadian ini dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

AKTIVITAS INVESTASI
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam
rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.

Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari:


 Penjualan Aset Tetap;
 Penjualan Aset Lainnya;
 Pencairan Dana Cadangan;
 Penerimaan dari Divestasi;
 Penjualan lnvestasi dalam bentuk Sekuritas.

Arus keluar kas dari aktivitas investasi terdiri dari:


 Perolehan Aset Tetap;
 Perolehan Aset Lainnya;
 Pembentukan Dana Cadangan;
 Penyertaan Modal Pemerintah;
 Pembelian lnvestasi dalam bentuk Sekuritas.

AKTIVITAS PENDANAAN
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang
berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka
panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang
dan utang jangka panjang. Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka panjang.
Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan antara lain:
 Penerimaan utang luar negeri;
 Penerimaan dari utang obligasi;
Penerimaan kembali pinjaman kepada daerah Penerimaan kembali pinjaman kepada perusahaan
Negara Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan anatara lain:
 Pembayaran pokok utang luar negeri
 Pembayaran pokok utang obligasi
 Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada pemerintah daerah
 Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada perusahaan negara

AKTIVITAS TRANSITORIS
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk
dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Arus kas dari aktivitas transitoris mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang
tidak mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas
transitoris antara lain transaksi Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), pemberian/penerimaan kembali
uang persediaan kepada/dari bendahara pengeluaran, serta kiriman uang. PFK menggambarkan
kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau diterima
secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang
menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum negara/daerah.
Arus masuk kas dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan PFK dan penerimaan transitoris
seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali uang persediaan dari bendahara
pengeluaran.
Arus keluar kas dari aktivitas transitoris meliputi pengeluaran PFK dan pengeluaran transitoris
seperti kiriman uang keluar dan pemberian uang persediaan kepada bendahara pengeluaran.

PELAPORAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI, INVESTASI,


PENDANAAN, DAN TRANSITORIS
Entitas pelaporan melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas
bruto dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris kecuali yang tersebut dalam
paragraf 40. Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara:
Metode Langsung
Metode ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto.
Metode Tidak Langsung Dalam metode ini, surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksi-
transaksi operasional nonkas, penangguhan (deferral) atau pengakuan (accrual) penerimaan kas
atau pembayaran yang lalu/yang akan datang, serta unsur penerimaan dan pengeluaran dalam
bentuk kas yang berkaitan dengan aktivitas investasi dan pendanaan.
Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah sebaiknya menggunakan metode
langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Keuntungan
penggunaan metode langsung adalah sebagai berikut:
 Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas dimasa yang
akan datang;
 Lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan; dan
 Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh
dari catatan akuntansi

PELAPORAN ARUS KAS ATAS DASAR ARUS KAS BERSIH


Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan atas dasar arus kas bersih dalam hal:
Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan penerima manfaat arus kas tersebut lebih
mencerminkan aktivitas pihak lain daripada aktivitas pemerintah. Salah satu contohnya adalah
hasil kerjasama operasional.Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi yang
perputarannya cepat, volume transaksi banyak dan jangka waktunya singkat

ARUS KAS MATA UANG ASING


Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing harus dibukukan dengan menggunakan
mata uang rupiah dengan menjabarkan mata uang asing tersebut ke dalam mata uang rupiah
berdasarkan kurs pada tanggal transaksi. Arus kas yang timbul dari aktivitas entitas pelaporan di
luar negeri harus dijabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi.
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat perubahan kurs mata uang asing
tidak akan mempengaruhi arus kas.

BUNGA DAN BAGIAN LABA


Arus kas dari transaksi penerimaan pendapatan bunga dan pengeluaran beban untuk pembayaran
bunga pinjaman serta penerimaan pendapatan dari bagian laba perusahaan negara/daerah harus
diungkapkan secara terpisah. Setiap akun yang terkait dengan transaksi tersebut harus
diklasifikasikan kedalam aktivitas operasi secara konsisten dari tahun ke tahun.
TRANSAKSI BUKAN KAS
Transaksi operasi, investasi, dan pendanaan yang tidak mengakibatkan penerimaan atau
pengeluaran kas dan setara kas tidak dilaporkan dalam Laporan Arus Kas. Transaksi tersebut
harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
KOMPONEN KAS DAN SETARA KAS
Entitas pelaporan mengungkapkan komponen kas dan setara kas dalam Laporan Arus Kas yang
jumlahnya sama dengan pos terkait di Neraca.

3. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN


NO. 04 (CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN)
TUJUAN
Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas Laporan Keuangan adalah mengatur penyajian dan
pengungkapan yang diperlukan pada Catatan atas Laporan Keuangan.Tujuan penyajian Catatan
atas Laporan Keuangan adalah untuk meningkatkan transparansi Laporan Keuangan dan
penyediaan pemahaman yang lebih baik, atas informasi keuangan pemerintah.

RUANG LINGKUP
Standar ini harus diterapkan pada:
Laporan Keuangan untuk tujuan umum untuk entitas pelaporan;
Laporan Keuangan yang diharapkan menjadi Laporan Keuangan untuk tujuan umum oleh entitas
yang bukan merupakan entitas pelaporan.

PENYAJIAN INFORMASI UMUM TENTANG ENTITAS YGFEYJQEM DAN ENTITAS


AKUNTANSI
Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan informasi yang merupakan gambaran
entitas secara umum. Untuk membantu pemahaman para pembaca laporan keuangan, perlu
ada penjelasan awal mengenai baik entitas pelaporan maupun entitas akuntansi yang meliputi:
 domisili dan bentuk hokum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas tersebut berada;
 penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya; dan
 ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan operasionalnya.
PENYAJIAN INFORMASI TENTANG KEBIJAKANFISKAL/KEUANGAN DAN
EKONOMI MAKRO
Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu pembaca memahami realisasi dan posisi
keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan, termasuk kebijakan fiskal/keuangan dan kondisi
ekonomi makro.

PENYAJIAN IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET KEUANGAN SELAMA TAHUN


PELAPORAN BERIKUT KENDALA DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM
PENCAPAIAN
Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat menjelaskan perubahan anggaran yang penting
selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disetujui oleh
DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan,
serta masalah lainnya yang dianggap perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk diketahui
pembaca laporan keuangan.

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN


AKUNTANSI KEUANGAN
Entitas pelaporan mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

ASUMSI DASAR AKUNTANSI


Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu yang mendasari penyusunan laporan
keuangan, biasanya tidak perlu diungkapkan secara spesifik. Pengungkapan diperlukan jika
entitas pelaporan tidak mengikuti asumsi atau konsep tersebut dan disertai alasan dan penjelasan.

PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN


Pengguna/pemakai laporan keuangan pemerintah meliputi:
Masyarakat; Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa; Pihak yang
memberi atau yang berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan Pemerintah.

KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan kondisi entitas
pelaporan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi
entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan kegiatan.
Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengidentifikasikan dan menjelaskan prinsip-prinsip
akuntansi yang.digunakan oleh entitas pelaporan dan metode-metode penerapannya yang secara
material mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas. Pengungkapan juga harus meliputi pertimbangan-pertimbangan penting yang diambil
dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai.
Secara umum, kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal
berikut ini:
 Entitas pelaporan;
 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;
 Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;

sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan ini diterapkan oleh suatu entitas pelaporan pada masa transisi.
Sebaliknya penerapan lebih.dini disarankan berdasarkan kesiapan entitas.
setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami.laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai pos-pos yang disajikan
dalam periode berjalan dan sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu pula diungkapkan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak diatur dalam Standar ini.
Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh material dalam
tahun perubahan juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun- tahun
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai