Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI

KEUANGAN DESA

PERTEMUAN 5
BASIS AKUNTANSI KEUANGAN DESA
BAGIAN 2
BASIS AKRUAL
PENDAHULUAN

• Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menyatakan


bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa diselenggarakan
berdasarkan asas akuntabilitas.
• Asas akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa
termasuk dalam pengelolaan keuangan desa.
• Keuangan Desa yang merupakan semua hak dan kewajiban Desa
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang
dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa, dikelola dengan transparan dan bertanggung
jawab.
LANJUTAN~~~~~~~~~~~

• Wacana berkembang bahwa SAP Desa sebaiknya


menggunakan basis kas murni diajukan oleh Kementerian
Dalam Negeri dalam berbagai pertemuan, dengar pendapat
publik konsep publikasian SAP Desa, berlanjut sampai pada
rapat PAK dan harmonisasi RPP SAP Desa, yang berlangsung
sampai akhir November 2017.
BASIS AKRUAL
Accrual accounting disukai antara lain karena memberi gambaran meluruskan
belanja modal berkonsekuensi akuntansi penyusutan, mewaspadai
risiko default hutang yang akan jatuh waktu bersanksi denda dengan subsidiary
ledger hutang negara,
perundingan kembali dan penjadwalan ulang hutang yang mungkin tak mampu
dibayar dimasa depan yang jauh, tanpa tergesa-gesa, subledger hutang negara
menjadi basis permintaan haircut
apabila posisi keuangan terlihat tak tertolong lagi menjadi masuk akal dimata
negara donor, IMF,WB, dan memberi gambaran keuangan lebih paripurna
tentang keuangan negara dari sekadar gambaran akuntansi basis kas,
manipulasi kas lebih mudah terdeteksi oleh accrual accounting
systems, memenuhi azas”makin baik informasi, makin baik keputusan”,
mengubah perilaku keuangan lembaga-lembaga kepemerintahan, penilaian
kesehatan keuangan yang lebih baik terkait pada kinerja organisasi pemerintah.
LANJUTAN----------

• Akrualisasi akuntansi dilakukan berbagai negara melalui


berbagai metodologi basis-akrual, antara lain toward accrual
accounting yang berupaya memenuhi ketidak puasan
stakeholder akan keterbatasan saji sistem akuntansi berbasis
kas murni.
SEJARAH
AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

❑ Akuntansi berbasis akrual lahir pada domain entitas privat bermotif


komersial, pada awalnya dengan tekanan perbandingan pendapatan
dengan beban yang menghasilkan laba,
❑ lalu pada tahun 1990-an bergeser meluas pada manfaat informasi
neraca accrual .
❑ Negara negara Anglo-American memuja efisiensi, efektivitas dan
nilai dari uang (value for money), percaya pada mekanisme pasar
bebas, persaingan, manfaat dan layanan bagi konsumen/publik,
sehingga tak heran apabila sektor privat memberi warna sektor
publik dengan gaya serupa
KARAKTERISTIK AKUNTANSI
BERBASIS KAS, MODIFIED
ACCRUAL DAN FULL ACCRUAL
1. Akuntansi berbasis kas adalah sistem akuntansi dimana
pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan beban dicatat bila
kas dibayarkan (disebut expenditures).
❖ Pengeluaran kas dibayarkan untuk barang/jasa tak selalu mengukur
konsumsi barang/jasa tersebut, misalnya pembayaran perolehan
gedung (misalnya aset tetap).
❖ Pada akuntansi berbasis kas, beban diakui saat pembayaran tunai
kas.
❖ Pada basis akrual, beban diakui saat manfaat dari barang/jasa
diterima (misalnya penyusutan aset tetap). Hampir tak
ada accounting judgment pada akuntani berbasis kas.
LANJUTAN----------------

2. Basis akuntansi termodifikasi mengakui transaksi keuangan pada


saat muncul (occur) ketimbang pada saat kas diterima atau
dibayarkan.
- Dalam modified accrual accounting, aset tetap tak diakui dalam
neraca, namun beban operasi asset tetap dan pemeliharaan aset tetap
merupakan pengeluaran kas .
- Modified cash accounting mengakui transaksi kas sepanjang tahun
buku dan menyiapkan akun hutang belum dibayar dan akun piutang
belum tertagih pada akhir tahun.
- Modified accrual accounting mencatat pengeluaran apabila
sumberdaya diterima dan pendapatan bila terukur dan tersedia
dalam periode akuntansi atau dekat setelah periode tersebut
LANJUTAN--------------

3. Akuntansi berbasis akrual adalah sistem akuntansi yang


mencatat pendapatan pada periode dimana hak atas pendapatan
muncul (become earned) tak peduli diterima atau belum
diterima, dan bahwa beban dicatat pada periode dimana
sumberdaya digunakan.
Karena itu transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian dicatat pada
pembukuan akuntansi dan diakui dalam LK terkait pada periode
terjadinya. Elemen pengakuan dalam accrual accounting adalah
aset, kewajiban, net assets/ekuitas, pendapatan dan beban/
LANJUTAN-----------------------
• Akuntansi berbasis akrual padat accounting judgement & accounting policy, sebaliknya
dari akuntansi berbasis kas.

• Disamping kualitas proses pencatatan & peringkasan akuntansi, kualitas LK amat


ditentukan oleh kualitas/ketepatan pilihan kebijakan akuntansi.

• Karena banyak accounting judgment & accounting policy dalam akuntansi berbasis
akrual, proponen akuntansi berbasis kas menyatakan akuntansi berbasis akrual berisiko
tidak obyektif.

• Sebaliknya, proponen akrual menyatakan negara dalam kondisi bahaya apabila tak
mencatat hutang negara secara akrual- realtime.

• Negara akan berada dalam blindspot dan tiba-tiba bangkrut karena terpuruk oleh hutang
dan akrualisasi bunga & denda yang dilakukan oleh pihak pemberi pinjaman. Berbagai
negara-negara dunia pada posisi blindspot pada era resesi 1997/1998 mempunyai tingkat
kesulitan lebih tinggi untuk pemberesan keuangan negara.
BASIS AKRUAL

• Basis akrual belum sepenuhnya diimplementasikan dan


diterapkan oleh entitas akuntansi, terutama pemerintah daerah,
bahkan desa yang sumber dayanya terbatas.
• Dengan basis kas menuju akrual seperti yang tertera dalam PP
nomor 71 tahun 2010, maka aset, kewajiban dan entitas
sumber dana (ADD dan DD) dicatat dengan basis akrual
sedangkan LRA dan LO dicatat dengan basis kas.
BENDAHARA DESA

• Bendahara dan juga pengelola keuangan di desa tersebut hanya


menggunakan kuitansi-kuitansi maupun juga nota untuk
menilai kas keluar dan kas masuk di daerah tersebut.
• Bendahara di desa tidak menerapkan SAP secara benar dan
terlebih parahnya lagi, pencatatan transaksi keuangan tidak
dipindahkan ke buku kas umum maupun buku kas pembantu
karena desa tersebut tidak membuatnya akibat dari implikasi
kurangnya pemahaman dasar akuntansi di desa.
LANJUTAN~~~~~~~~~~~~~~~
• Sistem akuntansi menurut PP nomor 71 tahun 2010 dan juga PMK nomor 217/PMK/2015
menyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual (accrual basis)
dan mengatur basis kas menuju basis akrual (cash toward accrual basis) dimana setiap
kegiatan transaksi dicatat berdasarkan transaksi yang terjadi saat itu juga, tidak melihat
pencatatan pada saat pendapatan itu diterima atau beban tersebut dibayarkan.
• Perbedaan metode inilah yang menyebabkan perlunya masa transisi dan adaptasi dari
yang sebelumnya berupa sistem akuntansi basis kas (cash basis) berdasarkan PP nomor 24
tahun 2005 terdahulu.
• Berdasarkan perubahan sistem tersebut, hal ini lah yang menyebabkan
kesalahan-kesalahan pencatatan akuntansi oleh perangkat desa sehingga menimbulkan
efek domino yang merugikan desa dengan pencatatan laporan keuangan yang salah serta
menyebabkan pengalokasian dana desa yang tidak tepat. Hal tersebut berdampak buruk
dengan berujung ke opini disclaimer oleh BPK.
KEBIJAKAN DALAM LANGKAH
MENINGKATKAN KUALITAS
SISTEM AKUNTANSI
1. Perbaikan peraturan daerah maupun peraturan desa tentang sistem dan
prosedur pengelolaan keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah yang baik harus didasari oleh sistem yang
baik sebagai penunjang pelaporan keuangan daerah. Untuk menciptakan
sistem yang baik, terlebih dahulu pemerintah daerah dan desa harus
ditunjang dengan regulasi yang lengkap, peraturan yang jelas untuk
membentuk suatu sistem dan prosedur yang baik.
dengan ketetapan regulasi tersebut setiap pemerintah daerah mempunyai
acuan kerja dalam bidang akuntansi sesuai dengan undang-undang dan
juga peraturan daerah, sehingga nantinya akan berdampak terhadap
pelaporan keuangan dan membantu dalam penyusunan Catatan atas
Laporan Keuangan.
LANJUTAN----------------------
2. Peningkatan kapasitas perangkat desa.

a. Perangkat desa, khususnya yang menjabat sebagai pengelola keuangan desa harus
mempunyai pemahaman konsep mengenai sistem pencatatan akuntansi yang berlaku
sekarang.
b. Sesuai dengan Permendesa Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa, harus ada program prioritas desa salah satunya adalah capacity
building.
c. Capacity building khusus ditujukan untuk meningkatkan kualitas tata kelola keuangan
desa sehingga dana desa benar-benar dipergunakan sebagaimana mestinya, sehingga
dalam penggunaan dana desa nantinya tidak timbul masalah hukum di kemudian hari.
pengelolaan keuangan akan berjalan dengan baik apabila perangkat desa paham akan
prosedur bagaimana seharusnya ADD dan DD dicatat, akun-akun apa saja yang
dipakai, serta bagaimana pencatatan realisasi anggaran tersebut.
LANJUTAN------------------

3. Menjaga komitmen birokrasi dan politik.

Penguatan antar lini desa harus diterapkan agar tidak terdapat konflik
antar pemangku kepentingan (conflict agency) dalam tata kelola keuangan
desa.
Pencatatan akuntansi desa akan menjadi buruk dan terindikasi adanya
penggelapan pencatatan apabila terdapat penyelewengan ADD dan DD
oleh desa sehingga akan terancam mendapat opini fraud oleh BPK.
Dari proses pencatatan hingga pelaporan keuangan harus dilaksanakan
dengan cermat dengan saling bekomitmen antar pengelola keuangan desa
dengan perangkat desa lainnya dalam menghasilkan pelaporan keuangan.
SAP DESA

• SAP Desa berbasis murni tidak menghasilkan neraca desa yang


informatif
• Basis akrual yang paripurna bagi akuntansi desa telampau rumit
bagi entitas desa
• Basis akuntansi Kas menuju akrual adalah pilihan yang paling
sederhana yang mungkin diterapkan pada SAP Desa
• Akuntansi Basis Kas menuju akrual (Cash Toward Accrual)
melakukan pencatatan dengan menggunakan basis kas pada periode
pelaksanaan anggaran. pendapatan diakui saat kas diterima, belanja
diakui saat kas dikeluarkan dari kas dan diakhir periode dilakukan
penyesuaian untuk mencatat belnaja harta tetap.
TANTANGAN DAN KESULITAN
AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
1. Sistem akuntansi dan IT based system yang lebih rumit
2. Lemahnya komitmen pemimpin Satker, khususnya satker
penerima dana dekonstrasi/tugas perbantuan
3. Ketiadaan SDM yang handal dan kompeten
4. Resistensi terhadap perubahan
5. Sistem informasi akuntansi yang belum memadai
6. Penerapan basis akrual merupakan bagian dari reformasi
birokrasi
•TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai