Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI

KEUANGAN DESA
PERTEMUAN 4
BASIS AKUNTANSI
KEUANGAN DESA
❖ Desa seharusnya berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi untuk mendukung proses akuntabilitas
pengelolaan keuangannya kepada publik.

❖ Standar akuntansi yang cocok untuk akuntansi desa


adalah Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Ada dua alasan yang dapat memperkuat pendapat dalam pembuatan laporan
keuangan :
.
Pertama, desa bertanggung jawab mengurus urusan pemerintahan (UU
6/2014, Pasal 1) dan kepala desa wajib menyampaikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada bupati/walikota (UU 6/2014,
Pasal 27).
Alasan kedua, desa memperoleh pendapatan yang di antaranya bersumber dari
APBN dan APBD (UU 6/2014, Pasal 72).
Dua alasan tersebut menunjukkan hubungan yang erat antara aktivitas desa
dengan aktivitas pemerintahan. 
✔ Peraturan Menteri Dalam Negeri No.113/2014 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa merupakan batu loncatan bagi pembangunan sistem akuntansi
desa.

✔ Teknik akuntansi yang dipilih dalam peraturan tersebut relatif masih


sederhana.
BASIS AKUNTANSI

❖ Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan


pemerintah desa adalah basis kas untuk Laporan Realisasi
Anggaran dan Basis Akrual untuk Neraca.
❖ Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
❖ Pemerintah desa menggunakan basis kas dalam
menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan
atas pendapatan, belanja, pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran
LANJUTAN---------

✔ Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas di mana transaksi ekonomi
entitas desa diakui dan dicatat pada saat kas diterima atau dibayarkan. Meski
berbasis kas, entitas desa tetap diminta menyajikan informasi terkait aset
non-kas dan kewajiban pada akhir tahun anggaran.
✔ Pembukuan desa dilakukan dengan sistem single entry. Sarana pencatatan
utama adalah buku kas umum yang berfungsi untuk merekam semua transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas.
✔ Selanjutnya untuk memilah rincian transaksi penerimaan dan pengeluaran
berdasarkan jenis kegiatan dibuat buku kas pembantu kegiatan. Selain itu juga
ada buku kas pembantu pajak, dan buku bank desa.
❖ Kementerian Dalam Negeri menghendaki SPKPD disusun dengan
menerapkan basis Kas Murni dalam pencatatan dan pelaporan keuangan
Pemerintah Desa, mereka berasumsi bahwa SDM yang dimiliki Pemerintah
Desa sangat terbatas dari sisi kuantitas maupun kualitas sehingga penyusunan
laporan keuangan Desa cukup dengan basis Kas yang hanya mengakui dan
mencatat transaksi keuangan/kejadian lainnya berdasarkan kas masuk
ke/keluar dari RKD.
❖ Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang dibuat oleh BPKP. Sesuai dengan
Permendagri No.20/2018, pengakuan dan pencatatan Pendapatan Desa dan
Belanja Desa berdasarkan basis Kas
❑ Laporan keuangan yang digunakan sebagai pertanggungjawaban kepala desa
kepada bupati/walikota adalah Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa.

❑ Laporan tersebut berisi informasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan desa.


Laporan pertanggungjawaban juga dilampiri dengan Laporan Kekayaan Milik
Desa yang isinya mirip dengan neraca, yaitu berupa informasi tentang aset
lancar dan tidak lancar; kewajiban jangka pendek; dan kekayaan bersih yang
diperoleh dari selisih antara aset dengan kewajiban.
LAPORAN REALISASI APBDESA

Akun pokok Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan


APBDesa terdiri dari :
A. pendapatan,
B. belanja, dan
C. pembiayaan.
.
PENDAPATAN DESA

1. Pendapatan desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa


yang merupakan hak desa dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu
dibayar kembali oleh desa.
2. Pendapatan desa diakui pada saat kas diterima dan didukung dengan bukti
yang lengkap dan sah. Pendapatan desa disajikan pada menurut klasifikasi
kelompok dan jenis pendapatan yang terdiri dari pendapatan asli daerah,
transfer, pendapatan lain-lain, dan lain-lain pendapatan desa yang sah.
3. Pendapatan asli desa dapat berupa hasil usaha, hasil aset swadaya,
partisipasi dan gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa. Transfer
terdiri dari (1) dana desa; (2) bagian dari hasil pajak daerah kabupaten/kota
dan retribusi daerah; (3) alokasi dana desa; dan (4) bantuan keuangan dari
APBD provinsi dan kabupaten/kota. Pendapatan lain-lain dapat berupa
hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat
BELANJA DESA

❖ Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam
satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa, dipergunakan
dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
❖ Belanja desa diakui pada saat kas dikeluarkan dan didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
Belanja desa disajikan berdasarkan kelompok bidang, kegiatan dan jenis belanja (klasifikasi
ekonomi).
Klasifikasi kelompok terbagi menjadi lima meliputi:
(1) penyelenggaraan pemerintahan desa;
(2) pelaksanaan pembangunan desa;
(3) pembinaan kemasyarakatan desa;
(4) pemberdayaan masyarakat desa; dan
(5) belanja tak terduga.

Selanjutnya, klasifikasi kelompok dibagi lagi menjadi kegiatan-kegiatan di mana di dalamnya terdiri dari
belanja menurut klasifikasi ekonomi (belanja pegawai; belanja barang dan jasa; dan belanja modal).
PEMBIAYAAN DESA

❑ Pembiayaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali


dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

❑ Pembiayaan desa diakui pada saat kas diterima/dikeluarkan dan didukung


dengan bukti yang lengkap dan sah. Pembiayaan disajikan berdasarkan
kelompok penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA

Laporan Kekayaan Milik Desa (NERACA) terdiri dari tiga akun pokok yaitu
1. aset desa,
2. kewajiban, dan
3. kekayaan bersih.
LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA

1. Aset desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli
atau diperoleh atas beban APBDesa atau perolehan hak lainnya yang sah.
Aset disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya yaitu berupa aset lancar dan
aset tidak lancar. Contoh aset lancar adalah kas, piutang desa, dan persediaan.
Sedangkan aset tidak lancar meliputi penyertaan modal pemerintah desa dan
aset tetap milik desa (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
jalan, jaringan dan instalasi), dana cadangan dan aset non lancar lainnya.
2. Kewajiban adalah utang yang timbul karena adanya pinjaman oleh
pemerintah desa.
3. Kekayaan bersih, yaitu selisih antara aset dan kewajiban pemerintah desa.
KELEMAHAN AKUNTANSI DESA
BASIS KAS

kelemahan akuntansi desa yang diatur dalam Permendagri 113/2014 adalah:


1. Penggunaan basis kas menyebabkan beberapa masalah seperti: penerimaan
atau pengeluaran yang sifatnya non-kas tidak tercermin dalam laporan
keuangan; aset non-kas dan kewajiban tidak tercatat secara akuntansi; dan
laporan operasional tidak bisa disusun.
2. Penggunaan single entry menyebabkan Laporan Kekayaan Milik Desa tidak
bisa disamakan dengan neraca yang seharusnya mencerminkan persamaan
dasar akuntansi “aset sama dengan kewajiban ditambah ekuitas”. Laporan
Kekayaan Milik Desa juga tidak dihasilkan dari catatan transaksi selama satu
periode akuntansi sehingga validitasnya masih bisa diragukan.
LANJUTAN--------------

3. Tidak ada kewajiban membuat catatan atas laporan keuangan sehingga


informasi yang disajikan belum tentu memberikan informasi yang lengkap kepada
pengguna laporan keuangan.

4. Belum terlihat konsep konsolidasi laporan keuangan desa dengan laporan


keuangan pemerintah daerah padahal desa memperoleh alokasi dana baik dari
pemerintah pusat maupun daerah yang ditransfer melalui APBD.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai