Anda di halaman 1dari 19

STANDAR AKUNTANSI DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Diajukan sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh


Bapak H. Aspahani., S.E., M.M., AK
pada Mata Kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:
Nadilla Putri Maslina
NIM : 01031482326059

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023

13
STANDAR AKUNTANSI DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Diajukan sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh


Bapak H. Aspahani., S.E., M.M., AK
pada Mata Kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:
Nadilla Putri Maslina
NIM : 01031482326059

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023

II
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Standar Akuntansi dan
Penyusunan Laporan Keuangan” untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Teori
Akuntansi, Program Studi Akuntansi Universitas Sriwijaya.
Selama proses penulisan tugas makalah ini, penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa bimbingan, pengarahan dan
dukungan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan nasihat selama
pengerjaan tugas makalah ini agar dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam penulisan tugas makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan
dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan agar penulisan tugas makalah
selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Penulis mengharapkan tugas makalah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pihak baik didalam kampus maupun diluar kampus Universitas Sriwijaya.

Palembang, 1 Oktober 2023

Penulis

III
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.................................................................................................................III
DAFTAR ISI................................................................................................................................IV

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan........................................................................................2
1.2.1 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
1.2.2 Manfaat Penulisan....................................................................................................2
1.3 Sistematika Penulisan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Pengertian Standar Akuntansi.........................................................................................3
2.2 Arti Penting Standar Akuntansi......................................................................................4
2.3 Proses Penentuan Standar Akuntansi.............................................................................5
2.4 Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia.................................................................7
2.5 Penyusunan Laporan Keuangan...................................................................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................13


3.1 Kesimpulan......................................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

IV
V
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam penyusunan laporan keuangan diperlukan standar akuntansi. Standar akuntansi
merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan keuangan. Oleh karena
itu, mekanisme penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan. Standar akuntansi secara
umum diterima sebagai aturan baku, yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap
ketidakpatuhan (Belkaoui, 2006).
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) adalah badan yang menyusun standar akuntansi di
Indonesia. Standar Akuntansi Indonesia (SAK) merupakan standar akuntansi yang dipakai di
Indonesia. SAK ini dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan. Didalam
standar akuntansi diatur transaksi apa saja yang harus dicatat, bagaimana cara pencatatannya, dan
penyajiannya dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi
yang terjadi dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk
kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai
kepentingan dengan data keuangan perusahaan (Djarwanto, 2001).
Laporan keuangan yang tersusun dengan baik, mudah dimengerti, disajikan dengan
wajar, relevan ini sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan perusahaan maupun
usaha kecil menengah khususnya dalam memperoleh bantuan dana dari pihak pemerintah, dan
lembaga keuangan seperti perbankan. Usaha seseorang dalam memahami konsep standar yang
baru sangat berdampak terhadap kualitas dari laporan keuangan yang telah disusun. Laporan
keuangan yang lengkap juga harus memiliki 5 laporan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang tersebut, maka penulis
tertarik untuk membahas hal tersebut dan menyusunnya dalam bentuk tugas makalah dengan
judul “Standar Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan”.

1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.2.1 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun tujuan dari penulisan tugas
makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan tugas makalah ini adalah untuk mengetahui
Bagaimana Standar Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan di Indonesia?
1.2.2 Manfaat Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas
makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi
bahan bacaan. Tugas Makalah ini juga diharapkan sebagai referensi bagi pembaca mengenai
Standar Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan.

1.3 Sistematika Penulisan


Secara garis besar tugas makalah ini terdiri dari tiga bab yang isi nya mencerminkan
susunan materi yang akan dibahas. Setiap bab memiliki hubungan antara satu sama lain. Agar
memberikan gambaran yang jelas berikut ini akan diuraikan mengenai sistematika penulisan
dalam tugas makalah ini secara garis besar sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang penulisan, tujuan
dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan tugas makalah.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang melatarbelakangi penulis
dalam membuat tugas makalah ini. Teori-teori yang dijadikan acuan dalam
penyusunan penelitian ini antara lain pengertian standar akuntansi, arti penting
standar akuntansi, proses penentuan standar akuntansi, penyusunan standar
akuntansi di Indonesia, dan penyusunan laporan keuangan.
BAB III PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penyusunan tugas makalah. Setelah
membahas mengenai Standar Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan,
pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari isi pembahasan
yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Akuntansi


Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual dalam pelaksanaannya, kerangka
konseptual ini terdiri dari standar dan praktik yang secara umum telah diterima karena kegunaan
dan kelogisannya. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan standar akuntansi yang
digunakan di Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijadikan pedoman dalam
penulisan laporan keuangan.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi pada saat tertentu. Dalam penulisannya standar akuntansi telah
mencakup pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, hasil, biaya, dan perubahan
yang disajikan dalam laporan keuangan. Adapun yang dijelaskan dalam standar ini ialah
transaksi apa saja yang harus dicatat, bagaimana cara pencatatannya, dan penyajiannya dalam
laporan keuangan.
Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan Standar
Akuntansi adalah sebagai berikut:
“Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga
laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih
mudah kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi kebiasaan dan praktik yang
dipilih dan dianggap berterima umum.”
Standar akuntansi biasanya terdiri dari 3 bagian (Baxter, 1979):
1. Deskripi tentang masalah yang dihadapi
2. Deskripsi logis cara pemecahan masalah
3. Dalam kaitannya dengan keputusan teori, diajukan suatu solusi
Edey (1977) mengemukakan standar akuntansi terbagi menjadi 4 tipe yaitu:
1. Tipe 1: Akuntan harus memberitahukan kepada pemakai tentang apa yang mereka
kerjakan dengan cara mengungkapkan metode dan asumsi yang dianut
2. Tipe 2 : Membantu pencapaian beberapa keseragaman penyajian tentang pernyataan
akuntansi tertentu

3
3. Tipe 3 : Menghendaki pengungkapan hal-hal khusus yang mempengaruhi pertimbangan
pemakai
4. Tipe 4 : Menghendaki keputusan eksplisit/implisit yang harus dibuat tentang penilaian
aktiva dan penentuan laba yang disetujui
Berdasarkan uraian diatas, standar akuntansi adalah pedoman dalam penyusunan laporan
keuangan yang memuat tentang uraian cara penulisan, pencatatan, dan penyampaian yang
memuat pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan
berwenang yang berlaku pada lingkungan tertentu juga. Selain itu, aturan-aturan resmi yang
termuat dalam standar akuntansi membantu para akuntan dalam penyajian laporan keuangan.

2.2 Arti Penting Standar Akuntansi


Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, untuk dapat memberikan
kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan mekanisme
penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa. Seiring perkembangan zaman dan
berbagai tuntutan masyarakat, standar akuntansi ini akan terus menerus berubah.
Menurut Belkaoui (1985) alasan pentingnya standar akuntansi yang relevan adalah
sebagai berikut:
1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan.
Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim diharapkan
mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya, dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bagi akuntan publik agar mereka dapat melaksankan
tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat mengabdikan keahliannya dan
kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan data base kepada regulator tentang berbagai informasi yang dianggap
penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan
pengaturan ekonomi, dan peningkatan efisiensi ekonomi, dan tujuan-tujuan mikro
lainnya.

4
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi dibidang teori dan standar akuntansi.
Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin
bergairah untuk berdebat, berpolemik, dan melakukan penelitian.
Penentuan standar memiliki peranan penting dalam penyajian laporan keuangan, karena:
1. Memberikan informasi akuntansi kepada pemakai tentang posisi keuangan, hasil usaha,
dan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan informasi tersebut diasumsikan jelas,
konsisten dapat dipercaya, dan dapat dibandingkan
2. Memberikan pedoman dan aturan bagi akuntan publik untuk melaksanakan kegiatan audit
dan menguji validitas laporan keuangan
3. Memberikan data dasar bagi pemerintah tentang berbagai variabel yang dipandang
penting dalam mendukung pengenaan pajak, pembuatan regulasi, perencanaan ekonomi
dan peningkatan efisiensi dan tujuan sosial lainnya.
4. Menghasilkan prinsip-prinsip dan teori bagi merekayang tertarik dalam disiplin
akuntansi, yaitu para:
- Pemakai laporan keuangan pemakai langsung : Pemilik Perusahaan, Kreditor,
Supplier, Manajemen, Kantor Perpajakan, Karyawan Perusahaan, Pelanggan
- Pemakai tidak langsung : Analis dan Konsultan Keuangan, Pasar Modal, Pengacara
Badan Pembuat Peraturan Perundang-Undangan, Agen Pelaporan, Asosiasi
Pedagang, Serikat Pekerja, Pesaing, Masyarakat Umum
Standar akuntansi diharapkan dapat menjadi pedoman bagi penyusunan laporan keuangan
sehingga para pemakai laporan keuangan dan auditor dapat memahami dan memverifikasi
informasi yang tertuang pada laporan keuangan yang disajikan para akuntan. Dengan
penggunaan standar akuntansi yang sama, diharapkan para pihak yang berkepentingan
memahami laporan keuangan dari sudut pandang yang sama sehingga tercapainya tujuan laporan
keuangan.

2.3 Proses Penentuan Standar Akuntansi


Proses penentuan standar biasanya dilakukan melalui proses terbuka (due-procees). Salah
satu contohnya adalah FASB yang merupakan standar akuntansi di USA yang mengikuti
prosedur (Harahap, Sofyan Syafri, 2011) :

5
a. Mengidentifikasi masalah dari masalah yang muncul yang kemudian di catat pada
agendanya
b. Pembentukan group yang anggotanya terdiri dari para ahli dan praktisi yang mempelajari
literatur dan disusun rumusan dalam bentuk discussion memrorandum (DM).
Memorandum ini biasanya berisi permasalahan akuntansi yang dirumuskan
c. Setelah itu, memorandum sebarkan kepublik untuk di evaluasi selama satu periode paling
lambat 60 hari
d. Para ahli yang diundang mendiskusikan baik secara lisan maupun tulisan mengenai
memorandum tersebut dalam bentuk “hearing terbuka”
e. Atas berbagai komentar yang diterima, FASB mengeluarkan ‘exposure draft” (ED)
mengenai standar akuntansi yang diajukan. ED (exposure draft) menentukan posisi yang
pasti dari FASB tentang masalah yang dibahas
f. ED disebar luaskan ke masyarakat untuk di evaluasi paling lambat 30 hari
Atas dasar berbagai komentar yang diterima, maka FASB mengambil langkah sebagai
berikut:
a. Mengadopsi standar tersebut sebagai pernyataan resmi
b. Mengajukan revisi terhadap standar yang diusulkan melalui prosedur “due process”.
c. Menunda pengeluaran standar dan menyimpan masalah dalan agenda
d. Tidak mengeluarkan standar dan menghapus isu dari agenda
Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah,
profesi, dan umum. Di Indonesia yang berwenang menyusun standar akuntansi adalah Dewan
Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia).
Dewan Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite Pensahan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia dan akhirnya akan ditetapkan dan disahkan dalam kongres IAI.
Sementara itu, di USA sekarang lembaga yang berwenang mensahkan standar akuntansi
(standard setting body) adalah Financial Accounting Standard Board (FASB) yang bebas dari
pengaruh profesi secara langsung. Namun, pada mulanya standar akuntansi dilahirkan oleh
AICPA. FASB mengeluarkan Statement of Financial Accounting Standards dan Interpretation
bersama dengan Accounting Research Bulletin yang dikeluarkan oleh AICPA.

6
Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi secara
penuh dengan International Financial Reporting Standards (IFRS), IFRS (International Financial
Reporting Standart) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara
global yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standards Board). Oleh karena itu,
arah penyusunan dan pengembangan standar akuntansi keuangan kedepannya akan selalu
berpatokan pada standar akuntansi internasional (IFRS).
Sejak tahun 2012 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah merencanakan untuk konvergensi
dengan IFRS. Program pengembangan standar akuntansi nasional oleh DSAK dalam rangka
konvergensi dengan IFRS adalah sebagai berikut:
a. Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS telah diadopsi dalam PSAK
b. Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan semua infrastruktur pendukung untuk
implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS
c. Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana perusahaan-perusahaan yang
memiliki akuntabilitas publik diwajibkan untuk menerapkan PSAK yang berbasis IFRS.
Tetapi bagi perusahaan-perusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik tidak
diwajibkan menerapkan IFRS. Pengembangan PSAK untuk UKM dan kebutuhan spesifik
nasional didahulukan.
Dalam pengadopsian penuh IFRS diharapkan memberikan manfaat dapat berupa:
a. Memberikan pemahaman atas laporan keuangan berdasarkan SAK yang berlaku secara
internasional
b. Meningkatkan arus investasi global
c. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan
d. Strategi yang digunakan untuk konvergensi adalah gradual stategi dengan tahap adopsi,
tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.

2.4 Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia


Organisasi profesi akuntansi yang juga merupakan badan yang menyusun standar
akuntansi keuangan di Indonesia adalah Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Organisasi profesi ini
terus berusaha menyeimbangkan perkembangan akuntansi keuangan baik secara nasional,

7
regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi itu
sendiri. Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga
kini perkembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus menerus, pada tahun 1973
terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-Bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian pada
tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas
menyusun standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI
sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan sesunan personal yang telah diperbarui. Selanjutnya, pada
periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 September
1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa
bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.
Sejak berdirinya IAI telah dihasilkan tiga Standar Akuntansi Keuangan yaitu sebagai
berikut:
1. Pada tahun 1973 IAI menerbitkan buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang sebagian
besar merupakan terjemahan dari buku Paul Grady, yang diterbitkan akibat dari aktifnya
pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 diterbitkan buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang mana
menggantikan buku PAI 1973 dan mengalami revisi mendasar pada penerbitannya.
3. Pada tahun 1994 IAI kembali melakukan revisi total pada buku sebelumnya, sehingga
mengeluarkan serial standar akuntansi yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang diterbitkan pada 1 Oktober 1994. Pengembangan standar akuntansi ketiga ini
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka
mengikuti perkembangan internasional. Standar yang diterbitkan pun sudah banyak
memuat standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan 2 PSAK yang dapat dipakai yaitu
sebagai berikut:
1. PSAK Konvensional
2. PSAK Syariah
PSAK ini akan terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu sesuai dengan
kebutuhan bisnis dan profesi akuntan.

8
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) proses penyusunan SAK adalah sebagai
berikut:
1. Due Process prosedur penyusunan SAK sebagai berikut:
a. Identifikasi issue untuk dikembangkan menjadi standar;
b. Konsultasikan issue dengan DKSAK;
c. Membentuk tim kecil dalam DSAK;
d. Melakukan riset terbatas;
e. Melakukan penulisan awal draft;
f. Pembahasan dalam komite khusus pengembangan standar yang dibentuk DSAK;
g. Pembahasan dalam DSAK;
h. Penyampaian Exposure Draft kepada DKSAK untuk meminta pendapat dan
pertimbangan dampak penerapan standar;
i. Peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya;
j. Public hearing
k. Pembahasan tanggapan atas Exposure Draft dan masukan Public hearing
l. Limited hearing
m. Persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK
n. Pengecekan akhir
o. Sosialisasi standar
2. Due Process Prosedur penyusunan Interpretasi SAK, Panduan Implementasi SAK dan
Buletin Teknis tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due process yang diatur dalam
ayat 1 diatas, misalnya proses public hearing
3. Due Process Prosedur untuk pencabutan standar atau interpretasi standar yang sudah
tidak relevan adalah sama dengan due process prosedurs penyusunan standar yang diatur
dalam ayat 1 diatas tanpa perlu mengikuti tahapan due process e, f, i, j, dan k sedangkan
tahapan m dalam ayat 1 diatas diganti menjadi: Persetujuan pencabutan standar atau
interpretasi.
Menurut Harahap, Sofyan Syafri (2011) standar akuntansi yang diterapkan di Indonesia
terbagi menjadi tiga yaitu:

9
1. Standar Akuntansi Umum yang akan mengadopsi IFRS dan hanya berlaku wajib bagi
perusahaan public atau Tbk
2. Standar Akuntansi ETAP atau Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
3. Standar Akuntansi Syariah yang berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan secara
syariah oleh lembaga dan pihak manapun

2.5 Penyusunan Laporan Keuangan


Ada beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis atau usaha.
Laporan keuangan diperlukan oleh setiap perusahaan agar bisnis yang dikelolanya dapat
berkembang dan mempunyai arah yang jelas. Dalam penyusunan laporan keuangan ada beberapa
urutan yang dapat dilakukan agar sesuai dengan aturan yang berlaku diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Membuat Neraca Saldo
Pada urutan ini terdiri dari rekening buku besar yang saldonya ada disebelah kredit
maupun debit. Neraca saldo disusun ketika jurnal selesai dibukukan pada buku besar.
Informasi yang diperoleh pada bagian ini adalah kita dapat menilai keseimbangan kredit
maupun debit pada seluruh rekening pada buku besar. Hal ini juga termasuk tahap awal
dalam penyusunan neraca lajur serta jurnal penyesuaian.
2. Menyusun Jurnal Penyesuaian
Pada urutan kedua dalam laporan keuangan adalah menyusun jurnal penyesuaian. Jurnal
penyesuaian sendiri berisi tentang transaksi yang terlewat dan belum sesuai dengan
kondisi akhir periode perusahaan.
3. Membuat Neraca Lajur
Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan, pembuatan neraca lajur sangat
dibutuhkan. Dalam pembuatannya yaitu dimulai dari neraca saldo sampai ke jurnal
penyesuaian. Pada saat telah melakukan penyesuaian saldo yang telah disesuaikan
tersebut yang akan dilaporkan pada laporan laba rugi maupun neraca.
4. Membuat Laporan Laba Rugi atau Perubahan Modal

10
Pada neraca lajur, jumlah yang dilaporkan pada laporan laba rugi dan neraca telah
dipisahkan sehingga mempermudah para pihak yang berkepentingan untuk membaca dan
memahami apa isi laporan keuangan tersebut.
5. Melakukan Penyesuaian
Langakah selanjutnya adalah melakukan penutupan rekening nominal pada laporan laba
rugi yang saldo laba rugi tersebut dapat dipindahkan pada rekening laba yang tidak
dibagi. Setelah itu dapat dilakukan pembukuan keseluruhan informasi dari juranl ke buku
besar seuai dengan akun yang berhubungan.
6. Menyusun Neraca Saldo Penutupan
Pada laporan keuangan, laporan yang terakhir dibuat adalah neraca saldo penutupan.
Untuk mengecek keseimbangan antara debit dan kredit pada rekening yang masih
terbuka, dapat dilakukan pembuatan neraca saldo usai melakukan penutupan rekening.
Pastikan isi dari neraca ini adalah rekening riil saja, sehingga tidak termasuk rekening
nominal yang telah ditutup.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2023), laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan dan komponen laporan keuangan yang lengkap apabila terdiri dari: Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan
atas Laporan Keuangan.
1. Neraca
Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir
periode tersebut. Neraca minimal mencakup pos–pos berikut: kas dan setara kas, piutang
usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud,
utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban destimasi, ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas.
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain,
seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur – unsur laporan
keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan
beban. Laporan laba rugi minimal mencakup pos–pos sebagai berikut: pendapatan, beban

11
keuangan, bagian laba rugi atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas,
beban pajak, laba atau rugi neto.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Dalam laporan ini menunjukkan: Seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode,
termasuk didalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam
ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
diakui dalam periode tersebut. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah investasi,
perhitungan dividen dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama suatu periode.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas,
yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dan
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan
informasi pos – pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai Standar Akuntansi
dan Penyusunan Laporan Keuangan, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam
penyusunan laporan keuangan diperlukan standar akuntansi keuangan agar laporan keuangan
tersebut dapat sesuai dengan aturan yang berlaku. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) merupakan
suatu badan yang mengatur tentang standar akuntansi di Indonesia. Standar akuntansi yang
diterapkan di Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu Standar Akuntansi Umum, Standar Akuntansi
ETAP, dan Standar Akuntansi Syariah.
Dalam penyusunan laporan keuangan juga diperlukan tata cara dalam penyusunannya
yaitu membuat neraca saldo, menyusun jurnal penyesuaian, membuat neraca lajur, membuat
laporan laba rugi, melakukan penyesuaian dan menyusun neraca saldo penutupan. Adapun
laporan keuangan dapat dikatakan lengkap apabila memuat neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis memberikan saran bahwa jika ingin melakukan
penyusunan laporan keuangan sebaiknya kita mematuhi urutan yang berlaku dalam penyusunan
laporan keuangan agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Selain
memenuhi aturan yang berlaku, hal tersebut juga membantu para pihak yang berkepentingan
untuk lebih mudah memahami apa saja isi laporan keuangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Depok: PT RajaGrafindo Persada.


OCBC NISB. 2023. Urutan Laporan Keuangan Yang Benar Dari Awal Sampai Akhir. Diakses
pada 1 Oktober 2023. https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/03/15/urutan-laporan-
keuangan
Tiara, Dexta. 2020. Riau: Universitas Riau. Diakses pada 1 Oktober 2023.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/akuntansi-manajemen/standar-
akuntansi/7769516/download/standar-akuntansi.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai