Anda di halaman 1dari 16

STANDAR AKUNTANSI DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Diajukan sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh


Ibu Hj. Ermadiani, S.E,. M.M., AK. dan Ibu Meita Rahmawati, S.E., M.ACC., AK.
pada Mata Kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:
Nadilla Putri Maslina (01031482326059)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
STANDAR AKUNTANSI DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Diajukan sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh


Ibu Hj. Ermadiani, S.E,. M.M., AK. dan Ibu Meita Rahmawati, S.E., M.ACC., AK.
pada Mata Kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:
Nadilla Putri Maslina (01031482326059)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Standar Akuntansi dan
Penyusunan Laporan Keuangan” untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Teori
Akuntansi, Program Studi Akuntansi Universitas Sriwijaya.
Selama proses penulisan tugas makalah ini, penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa bimbingan, pengarahan dan
dukungan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan nasihat selama
pengerjaan tugas makalah ini agar dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam penulisan tugas makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan
dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan agar penulisan tugas makalah
selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Penulis mengharapkan tugas makalah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pihak baik didalam kampus maupun diluar kampus Universitas Sriwijaya.

Palembang, 1 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................I
KATA PENGANTAR..................................................................................................................II
DAFTAR ISI................................................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................IV

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan 3
1.2.1 Tujuan Penulisan 3
1.2.2 Manfaat Penulisan 3
1.3 Sistematika Penulisan 3

BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Standar Akuntansi 5
2.2 Arti Penting Standar Akuntansi 1
2.3 Proses Penentuan Standar Akuntansi 3
2.4 Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia 1
2.5 Penyusunan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan 3

BAB III PENUTUP 34


3.1 Kesimpulan 34
3.2 Saran 34

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan pajak merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan self
assessment system yang diterapkan didalam sistem perpajakan di Indonesia. Pemeriksaan adalah
serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Tata cara pemungutan
dengan self assessment system berhasil dengan baik jika masyarakat mempunyai pengetahuan
dan disiplin pajak yang tinggi.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan pajak
dilakukan pada saat untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, seperti bila
wajib pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan lebih bayar, menyampaikan
SPT yang menyatakan rugi, tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT tetapi melampaui
jangka waktu dalam surat teguran, melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya, menyampaikan SPT
yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko mengindikasikan adanya
kewajiban perpajakan yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan.
Dengan dilakukannya pemeriksaan pajak DJP dapat mengetahui seberapa banyak wajib
pajak yang belum memenuhi kewajiban perpajakannya. Tanpa pengawasan, wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya cenderung menghindari bayar pajak dengan cara yang
tidak benar seperti menurunkan omset, atau menambah biaya yang pada akhirnya menghilangkan
keuntungan fiskal atau meminimalkan penghasilan kena pajak.
Kepatuhan wajib pajak merupakan cermin dari pelaksanaan self assessment system yang
berlaku di Indonesia. Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksankan hak perpajakannya.
Kepatuhan wajib pajak adalah faktor penting dalam merealisasikan target penerimaan pajak.
Semakin tinggi kepatuhan wajib pajak, maka penerimaan pajak akan semakin meningkat,
demikian pula sebaliknya. Oleh karenanya menumbuhkan kepatuhan wajib pajak sudah
seharusnya menjadi agenda utama Direktorat Jenderal Pajak (DJP), selain memacu kinerja
pegawai agar memiliki kemampuan, dedikasi, wawasan, dan tanggung jawab sebagai
penyelenggara negara di bidang perpajakan. Kepatuhan wajib pajak mencakup kepatuhan
mencatat atau membukukan transaksi usaha, kepatuhan melaporkan kegiatan usaha sesuai
peraturan yang berlaku, serta kepatuhan terhadap semua aturan perpajakan lainnya.
Penerimaan pajak adalah kontribusi dari wajib pajak baik itu orang pribadi maupun badan
kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung yang nantinya digunakan untuk kepentingan dan keperluan negara
untuk mensejahterkan kemakmuran rakyat. Penerimaan pajak memiliki peran yang penting bagi
kelangsungan pembangunan negara ini. Untuk mencapai target penerimaan pajak, maka perlu
ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena penerimaan pajak merupakan perhatian
utama, banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah seperti meningkatkan jumlah wajib pajak
aktif dan pemeriksaan pajak kepada wajib pajak. Upaya dalam meningkatkan penerimaan pajak
masih mempunyai kendala yaitu salah satunya kepatuhan wajib pajak yang masih rendah dimana
wajib pajak membayar kewajiban perpajaknnya masih lebih rendah dari yang seharusnya mereka
bayarkan dan masih banyak wajib pajak yang tidak melaporkan kewajiban perpajakannya.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang tersebut, maka penulis
tertarik untuk membahas hal tersebut dan menyusunnya dalam bentuk tugas makalah dengan
judul “Standar Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.2.1 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun tujuan dari penulisan tugas
makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan tugas makalah ini adalah untuk mengetahui
Bagaimana Standar Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan di Indonesia?
1.2.2 Manfaat Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas
makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi
bahan bacaan. Tugas Makalah ini juga diharapkan sebagai referensi bagi pembaca mengenai
Standar Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan.

1.3 Sistematika Penulisan


Secara garis besar tugas makalah ini terdiri dari tiga bab yang isi nya mencerminkan
susunan materi yang akan dibahas. Setiap bab memiliki hubungan antara satu sama lain. Agar
memberikan gambaran yang jelas berikut ini akan diuraikan mengenai sistematika penulisan
dalam tugas makalah ini secara garis besar sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang penulisan, tujuan
dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan tugas makalah.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang melatarbelakangi penulis
dalam membuat tugas makalah ini. Teori-teori yang dijadikan acuan dalam
penyusunan penelitian ini antara lain pengertian standar akuntansi, arti penting
standar akuntansi, proses penentuan standar akuntansi, penyusunan standar
akuntansi di Indonesia, dan penyusunan laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan.
BAB III PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penyusunan tugas makalah. Setelah
membahas mengenai Standar Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan,
pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari isi pembahasan
yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Akuntansi


Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual dalam pelaksanaannya, kerangka
konseptual ini terdiri dari standar dan praktik yang secara umum telah diterima karena kegunaan
dan kelogisannya. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan standar akuntansi yang
digunakan di Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijadikan pedoman dalam
penulisan laporan keuangan.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi pada saat tertentu. Dalam penulisannya standar akuntansi telah
mencakup pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, hasil, biaya, dan perubahan
yang disajikan dalam laporan keuangan. Adapun yang dijelaskan dalam standar ini ialah
transaksi apa saja yang harus dicatat, bagaimana cara pencatatannya, dan penyajiannya dalam
laporan keuangan.
Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan Standar
Akuntansi adalah sebagai berikut:
“Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga
laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih
mudah kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi kebiasaan dan praktik yang
dipilih dan dianggap berterima umum.”
Standar akuntansi biasanya terdiri dari 3 bagian (Baxter, 1979):
1. Deskripi tentang masalah yang dihadapi
2. Deskripsi logis cara pemecahan masalah
3. Dalam kaitannya dengan keputusan teori, diajukan suatu solusi
Edey (1977) mengemukakan standar akuntansi terbagi menjadi 4 tipe yaitu:
1. Tipe 1: Akuntan harus memberitahukan kepada pemakai tentang apa yang mereka
kerjakan dengan cara mengungkapkan metode dan asumsi yang dianut
2. Tipe 2 : Membantu pencapaian beberapa keseragaman penyajian tentang pernyataan
akuntansi tertentu
3. Tipe 3 : Menghendaki pengungkapan hal-hal khusus yang mempengaruhi pertimbangan
pemakai
4. Tipe 4 : Menghendaki keputusan eksplisit/implisit yang harus dibuat tentang penilaian
aktiva dan penentuan laba yang disetujui
Berdasarkan uraian diatas, standar akuntansi adalah pedoman dalam penyusunan laporan
keuangan yang memuat tentang uraian cara penulisan, pencatatan, dan penyampaian yang
memuat pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan
berwenang yang berlaku pada lingkungan tertentu juga. Selain itu, aturan-aturan resmi yang
termuat dalam standar akuntansi membantu para akuntan dalam penyajian laporan keuangan.

2.2 Arti Penting Standar Akuntansi


Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, untuk dapat memberikan
kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan mekanisme
penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa. Seiring perkembangan zaman dan
berbagai tuntutan masyarakat, standar akuntansi ini akan terus menerus berubah.
Menurut Belkaoui (1985) alasan pentingnya standar akuntansi yang relevan adalah
sebagai berikut:
1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan.
Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim diharapkan
mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya, dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bagi akuntan publik agar mereka dapat melaksankan
tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat mengabdikan keahliannya dan
kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan data base kepada regulator tentang berbagai informasi yang dianggap
penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan
pengaturan ekonomi, dan peningkatan efisiensi ekonomi, dan tujuan-tujuan mikro
lainnya.
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi dibidang teori dan standar akuntansi.
Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin
bergairah untuk berdebat, berpolemik, dan melakukan penelitian.
Penentuan standar memiliki peranan penting dalam penyajian laporan keuangan, karena:
1. Memberikan informasi akuntansi kepada pemakai tentang posisi keuangan, hasil usaha,
dan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan informasi tersebut diasumsikan jelas,
konsisten dapat dipercaya, dan dapat dibandingkan
2. Memberikan pedoman dan aturan bagi akuntan publik untuk melaksanakan kegiatan audit
dan menguji validitas laporan keuangan
3. Memberikan data dasar bagi pemerintah tentang berbagai variabel yang dipandang
penting dalam mendukung pengenaan pajak, pembuatan regulasi, perencanaan ekonomi
dan peningkatan efisiensi dan tujuan sosial lainnya.
4. Menghasilkan prinsip-prinsip dan teori bagi merekayang tertarik dalam disiplin
akuntansi, yaitu para:
- Pemakai laporan keuangan pemakai langsung : Pemilik Perusahaan, Kreditor,
Supplier, Manajemen, Kantor Perpajakan, Karyawan Perusahaan, Pelanggan
- Pemakai tidak langsung : Analis dan Konsultan Keuangan, Pasar Modal, Pengacara
Badan Pembuat Peraturan Perundang-Undangan, Agen Pelaporan, Asosiasi
Pedagang, Serikat Pekerja, Pesaing, Masyarakat Umum
Standar akuntansi diharapkan dapat menjadi pedoman bagi penyusunan laporan keuangan
sehingga para pemakai laporan keuangan dan auditor dapat memahami dan memverifikasi
informasi yang tertuang pada laporan keuangan yang disajikan para akuntan. Dengan
penggunaan standar akuntansi yang sama, diharapkan para pihak yang berkepentingan
memahami laporan keuangan dari sudut pandang yang sama sehingga tercapainya tujuan laporan
keuangan.

2.3 Proses Penentuan Standar Akuntansi


Biasanya proses penentuan standar dilakukan melalui proses terbuka (due-procees).
FASB sebagai contoh dalam proses ini mengikuti prosedur sebagai berikut:
• Identifikasi masalah dari masalah yang muncul di catat dalam agendanya.
• Penunjukkan group yang anggotanya terdiri dari masyarakat akuntansi dan bisnis.
• Discussion Memrorandum (DM) di sebarkan kepublik untuk di evaluasi selama satu periode
paling lambat 60 hari.
• Dengan pendapat dilakukan untuk membahas keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif
yang diajukan FASB.
Atas berbagai komentar yang diterima, FASB mengeluarkan ‘exposure draft” (ED)
mengenai standar akuntansi yang diajukan. ED (exposure draft) menentukan posisi yang pasti
dari FASB tentang masalah yang dibahas.
• ED disebar luaskan ke masyarakat untuk di evaluasi paling lambat 30 hari
• Dengan pendapat untuk membahas kelemahan dan kebaikan berbagai alternatif yang
Diajukan FASB.
Atas dasar berbagai komentar yang diterima, maka FASB mengambil langkah sebagai
berikut:
• Mengadopsi standar tersebut sebagai pernyataan resmi
• Mengajukan revisi terhadap standar yang diusulkan melalui prosedur “due process”.
• Menunda pengeluaran standar dan menyimpan masalah dalan agenda
• Tidak mengeluarkan standar dan menghapus isu dari agenda
Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah,
profesi, dan umum. Di Indonesia yang berwenang menyusun standar akuntansi adalah Dewan
Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia).
Dewan Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite Pensahan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia dan akhirnya akan ditetapkan dan disahkan dalam kongres IAI.
Sementara itu, di USA sekarang lembaga yang berwenang mensahkan standar akuntansi
(standard setting body) adalah Financial Accounting Standard Board (FASB) yang bebas dari
pengaruh profesi secara langsung. Namun, pada mulanya standar akuntansi dilahirkan oleh
AICPA. FASB mengeluarkan Statement of Financial Accounting Standards dan Interpretation
bersama dengan Accounting Research Bulletin yang dikeluarkan oleh AICPA.
Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi secara
penuh dengan International Financial Reporting Standards (IFRS), IFRS (International Financial
Reporting Standart) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara
global yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standards Board. Oleh karena itu,
arah penyusunan dan pengembangan standar akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu
pada standar akuntansi internasional (IFRS) tersebut.
Ikatan Akuntan Indonesia merencanakan untuk konvergensi dengan IFRS mulai tahun
2012. Berikut adalah program pengembangan standar akuntansi nasional oleh DSAK dalam
rangka konvergensi dengan IFRS
a. Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK.
b. Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk
implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS.
c. Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik. Namun IFRS tidak
wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik.
Pengembangan PSAK untuk UKM dan kebutuhan spesifik nasional didahulukan.
Adopsi penuh IFRS diharapkan memberikan manfaat :
• Memberikan pemahaman atas laporan keuangan berdasarkan SAK yang berlaku secara
internasional
• Meningkatkan arus investasi global
• Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan
• Strategi yang digunakan untuk konvergensi adalah gradual stategi dengan tahap adopsi,
tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.

2.4 Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia


Organisasi profesi akuntansi yang juga merupakan badan yang menyusun standar
akuntansi keuangan di Indonesia adalah Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Organisasi profesi ini
terus berusaha menyeimbangkan perkembangan akuntansi keuangan baik secara nasional,
regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi itu
sendiri. Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga
kini perkembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus menerus, pada tahun 1973
terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-Bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian pada
tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas
menyusun standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI
sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan sesunan personal yang telah diperbarui. Selanjutnya, pada
periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 September
1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa
bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.
Sejak berdirinya IAI telah dihasilkan tiga Standar Akuntansi Keuangan yaitu sebagai
berikut:
1. Pada tahun 1973 IAI menerbitkan buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang sebagian
besar merupakan terjemahan dari buku Paul Grady, yang diterbitkan akibat dari aktifnya
pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 diterbitkan buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang mana
menggantikan buku PAI 1973 dan mengalami revisi mendasar pada penerbitannya.
3. Pada tahun 1994 IAI kembali melakukan revisi total pada buku sebelumnya, sehingga
mengeluarkan serial standar akuntansi yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang diterbitkan pada 1 Oktober 1994. Pengembangan standar akuntansi ketiga ini
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka
mengikuti perkembangan internasional. Standar yang diterbitkan pun sudah banyak
memuat standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan 2 PSAK yang dapat dipakai yaitu
sebagai berikut:
1. PSAK Konvensional
2. PSAK Syariah
PSAK ini akan terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu sesuai dengan
kebutuhan bisnis dan profesi akuntan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) proses penyusunan SAK adalah sebagai
berikut:
1. Due Process prosedur penyusunan SAK sebagai berikut:
a. Identifikasi issue untuk dikembangkan menjadi standar;
b. Konsultasikan issue dengan DKSAK;
c. Membentuk tim kecil dalam DSAK;
d. Melakukan riset terbatas;
e. Melakukan penulisan awal draft;
f. Pembahasan dalam komite khusus pengembangan standar yang dibentuk DSAK;
g. Pembahasan dalam DSAK;
h. Penyampaian Exposure Draft kepada DKSAK untuk meminta pendapat dan
pertimbangan dampak penerapan standar;
i. Peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya;
j. Public hearing
k. Pembahasan tanggapan atas Exposure Draft dan masukan Public hearing
l. Limited hearing
m. Persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK
n. Pengecekan akhir
o. Sosialisasi standar
2.

2.5 Penyusunan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan


BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai Pemeriksaan Pajak
(Penundaan, Pembetulan Dan Pemeriksaan Pajak), maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa Fungsi dan tujuan pemeriksaan pajak secara keseluruhan adalah supaya Wajib Pajak
melaporkan kegiatan usahanya dengan benar. Benar karena Wajib Pajak melaporkan kegiatan
usahanya sesuai keadaan sebenarnya. Tidak ada yang ditutupi, tidak ada yang disembunyikan
dan terbuka. Benar karena Wajib Pajak telah menghitung pajak terutang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Ada banyak ketentuan dalam melakukan pemeriksaan pajak, secara garis besar
diantaranya yaitu : Ruang Lingkup Pemeriksaan, Kriteria Pemeriksaan, Jenis-Jenis Pemeriksaan,
Jangka Waktu Pemeriksaan, Standar Pemeriksaan serta Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa
Pajak. Dan setiap dilakukan pemeriksaan pajak oleh kantor pajak ataupun Direktorat Jendral
Pajak. Wajib pajak mempunyai kewajiban dan haknya yang telah ditentukan oleh perundang-
undangan perpajakan.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis memberikan saran bahwa seharusnya kita lebih bisa
meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai pemeriksaan pajak. Apa saja jenis-jenis dari
Pemerisaan Pajak tersebut. Serta baagaimana bentuk kriteria pemeriksaan dan standar
pemeriksaan pajak tersebut. Agar jika kita dikemudian hari mengalami pemeriksaan pajak, maka
kita sudah mengetahui apa saja yang menjadi hak dan kewajiban kita sebagai Wajib Pajak.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Tiara, Dexta. 2020. Riau: Universitas Riau. Diakses pada 1 Oktober 2023.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/akuntansi-manajemen/standar-
akuntansi/7769516/download/standar-akuntansi.pdf

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/03/15/urutan-laporan-keuangan

https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/6091/SILVIA%20PATRICIA.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/mengenal-psak

Anda mungkin juga menyukai