Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadilla Putri Maslina

NIM : 01031482326059

SI Akuntansi (Alih Program)

SOAL
Sebutkan, jelaskan dan ceritakan jenis-jenis akad Tijarah dan Tabarru yang selama ini
pernah kalian temukan dalam kehidupan kalian sehari-hari.

JAWAB
1. Akad Tabarru
Akad tabarru adalah akad atau perjanjian transaksi yang tidak berfokus pada
keuntungan. Kata tabarru berasal dari bahasa Arab tabarra’a, yang berarti
sumbangan, kebajikan, atau derma dalam bahasa Indonesia. Akad tabarru juga
memiliki rukun sebanyak 3. Pertama, orang yang memberi bantuan. Kedua, orang
yang menerima bantuan. Ketiga, barang atau jasa yang dijadikan bantuan. Dalam
implementasinya, akad tabarru dapat diterapkan dalam 10 jenis transaksi.
a. Qardh
Sesuai dengan namanya, jenis pinjaman ini harus dilakukan tanpa adanya syarat.
Namun, ketentuan seperti mengembalikan uang yang dipinjam tepat pada waktu
yang telah disepakati tidak termasuk hal yang dilarang. Contoh: ketika
meminjam uang sebesar 500 ribu dengan teman selama 3 bulan. Kita diwajibkan
untuk membayar uang tersebut sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang
telah disepakati.
b. Rahn atau Gadai
Seperti yang telah kita ketahui, gadai ialah memberi jaminan yang pada
umumnya barang yang memiliki nilai jual yang tinggi, saat melakukan kegiatan
peminjaman uang. Rahn masih sejenis dengan qardh. Hanya saja, dalam rahn
diperlukan suatu barang jaminan. Contoh: Ani memiliki hutang kepada Budi
sebesar 10 juta, sebagai jaminan atas pelunasan hutangnya maka Ani
menyerahkan motor kepada Budi, setelah hutang lunas maka Ani dapat
mengambil motor tersebut.
c. Hiwalah atau Pemindahan
Qardh dalam bentuk hiwalah bertujuan untuk memindahkan utang milik A
kepada pihak B. Transaksi ini dianggap sah meski hanya dengan diucapkan saja.
Contoh: Ahmad meminjamkan uang Rp2000 kepada Bobi. Sedangkan Bobi
memiliki piutang terhadap Cepot dengan jumlah yang sama, yakni Rp2000. Dan
ketika Ahmad menagih hutangnya terhadap Bobi, Bobi berkata “Cepot
memiliki hutang sejumlah Rp.2000 kepadaku, dan kamu dapat menagihnya
kepadanya”.
d. Qardhul Hasan
Bentuk pinjaman terakhir ialah qardhul hasan. Bentuk pinjaman ini ialah qardh
yang tidak mengharuskan orang yang berutang untuk mengembalikan nomina l
uang yang ia pinjam.
e. Wakalah
Transaksi jasa yang pertama ialah wakalah atau perwakilan. Transaksi ini terjadi
saat seseorang memiliki skill yang dibutuhkan mempraktikkan skillnya untuk
kepentingan orang lain sebagai perwakilan mereka. Contoh: ketika ada seorang
terdakwa mewakilkan urusan kepada pengacaranya.
f. Wadiah
Transaksi jasa kedua ialah titipan atau wadiah. Seseorang memberikan sesuatu
kepada pihak lain dengan tujuan untuk dijaga keutuhan barang yang
diberikannya itu. Pada wadiah, lebih ditekankan pada aspek menjaga amanahnya.
Contoh: tabungan BSI Giro.
g. Kafalah
Yang terakhir ialah transaksi jasa kafalah atau perwakilan bersyarat. Serupa
dengan transaksi wakalah, hanya saja perwakilannya bisa diganti dengan syarat
lain. Contoh: seseorang meminjamkan uang kepada orang lain. Orang yang
dipinjami uang tidak memberikan jaminan apapun, kecuali nama baik seorang
tokah.
h. Sedekah atau Beramal
Kegiatan memberi barang atau jasa secara cuma-cuma dengan tujuan membantu
sesama dan mendapatkan pahala dari Allah. Contoh: memberikan uang kepada
fakir miskin, anak yatim, janda, musafir, atau orang-orang yang berhak
mendapatkan zakat.
i. Hibah atau Hadiah
Serupa dengan sedekah, hibah juga merupakan pemberian yang dilakukan
dengan niat tulus ikhlas. Hanya saja, dalam hibah terkadang ada beberapa poin
yang sifatnya lebih mengarah kepada rewarding. Contoh: hibah mobil, motor,
pakaian, dll.
j. Wakaf
Wakaf dapat diartikan sebagai memisahkan harta pribadi untuk digunakan bagi
kepentingan bersama. Biasanya, kepentingan tersebut untuk mendukung
kemajuan atau kesejahteraan umat Islam. Contoh: memanfaatkan tanah untuk
pembangunan masjid.
2. Akad Tijarah
Akad tijarah adalah akad atau perjanjian transaksi yang fokusnya adalah keuntunga n
komersial. Tidak nirlaba seperti akad tabarru. Dengan adanya akad tabarru, tentu
tidak berarti dalam ekonomi Islam tidak diperbolehkan melakukan transaksi untuk
mengumpulkan keuntungan. Akad tijarah dibagi menjadi 2, yaitu natural certainty
contract (NCC) dan natural uncertainty contract (NUC).
1) Natural Certainty Contract (NCC)
Serupa dengan namanya, akad tijarah jenis natural certainty contract (NCC)
bersifat pasti. Aspek kepastiannya ada di imbal hasil yang didapatkan. Namun,
menurut sumber lain, akad tijarah NCC juga bisa diartikan sebagai akad transaksi
yang waktu, pihak, dan bentuk aset semisal aset nyata ataupun aset keuangan
yang ditransaksikan bersifat pasti. Jenis transaksi dalam akad ini ada 4, yaitu:
a. Murabahah
Transaksi yang termasuk murabahah yakni apabila pembeli dan penjual
sama-sama mengetahui nominal keuntungan dari transaksi tersebut. Contoh:
ada seorang pedagang eceran membeli komputer dari grosir dengan harga 10
juta. Kemudian ia menjual lagi komputer tersebut kepada pembeli namun
dengan menambahkan keuntungan sebesar 750 rb, jadi harga yang dijual
pedagang eceran tersebut sebesar Rp10.750.000.
b. Salam
Kegiatan jual beli di mana pemesanan dan pembayaran dilakukan di muka,
termasuk ke dalam akad tijarah jenis salam. Akad tijarah salam banyak
ditemui saat bertransaksi di marketplace. Contoh: pembelian meja, kursi,
atau barang-barang lainnya.
c. Istishna
Akad tijarah istisna terjadi apabila pembeli melakukan pemesanan terlebih
dulu untuk dapat menerima barang yang dibelinya. Tentu disertai dengan
syarat dan kriteria tertentu yang harus disepakati oleh penjual dan pembeli.
Contoh: pembuatan bangunan seperti rumah, gedung, atau proyek konstruksi
lainnya.
d. Ijarah
Transaksi ijarah terjadi saat seseorang memanfaatkan kegunaan suatu barang
atau jasa dalam waktu yang terbatas. Pengguna jasa hanya membayar
manfaatnya barang tersebut, sehingga kepemilikan barang tidak berpindah.
Contoh: saat transaksi rental kendaraan atau playstation.

2) Natural Uncertainty Contract (NUC)


Akad tijarah jenis NUC terjadi bila transaksi jual beli barang atau jasa yang
dilakukan tidak pasti. Baik dalam aspek pihak yang bertransaksi, objek transaksi,
maupun keuntungan yang didapatkan. Pihak yang terlibat sama-sama
menanggung risiko dan sama-sama mendapatkan keuntungan. Jenis transaksi
akad tijarah NUC ada 4, yakni:
a. Mudharabah
Pada transaksi mudharabah, hanya ada 1 pihak yang menanamkan modalnya
secara 100%. Pihak lain yang bekerja sama, mengkontribusikan keahliannya.
Jika terjadi kerugian, pemilik modallah yang akan menanggung. Contoh:
produk tabungan syariah.
b. Musyarakah
Berbeda dengan mudharabah, pada akad tijarah musyarakah modal tidak
mutlak dimiliki oleh 1 orang. Karena seluruh pihak yang bekerja sama
memberikan modal masing- masing, keuntungan dan kerugian hasil kerja
sama juga ditanggung bersama. Contoh: kerja sama usaha bagi hasil.
c. Musaqah
Akad tijaroh musaqah khusus terjadi di industri pertanian. Pemilik lahan
meminta pihak lain untuk mengurus tanaman yang ada di lahannya. Contoh:
Pak Ahmad memiliki kebun anggur. Beliau mempekerjakan Pak Ridho
untuk merawat kebun tersebut. Pak Ahmad dan Pak Ridho sepakat bahwa
upah Pak Ridho adalah 50% dari hasil panen, sehingga Pak Ridho tidak
mendapatkan gaji bulanan.
d. Muzaraah
Sedikit berbeda dengan musaqoah, muzaraah ialah akad tijaroah di mana
pemilik lahan bekerja sama dengan pihak lain untuk menggarap lahan
miliknya. Setelah menanam dan merawat tanaman yang benihnya diberikan
oleh pemilik lahan, pihak lain yang menggarap akan menerima bagian
tertentu saat tiba masa tanaman tersebut panen. Pak Dino seorang petani yang
tidak memiliki lahan. Ia lalu menawarkan kerja sama dengan bu Indah yang
memiliki lahan seluas 1 hektar. Pak dino akan menanam jagung di lahan bu
Indah. Akhirnya bu Indah dan pak Dino melakukan akad kerja sama dengan
hasil keuntungan dibagi 40% untuk pemilik lahan dan 60% untuk penggarap
lahan.

Anda mungkin juga menyukai