Anda di halaman 1dari 8

Makalah Syirkah

Anggota :
Alilah Hasanah
Amabel Mori Nawa
Anggi Pertiwi
Bayo Berliansyah N.
Fhadel Muhammad R.
Khara Delvia M.
Kultsum Nasyifa M.F.
M. Rayhan Algifahri S.
Mutia Fitri Fadhia
1. Pengertian Syirkah
syirkah secara bahasa diartikan sebagai perseroan.
Sementara itu, secara istilah syirkah merujuk pada suatu
akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang
bersepakat melakukan suatu usaha dengan tujuan
memperoleh keuntungan.

2. Rukun dan Syarat Syirkah


Rukun Syirkah :
1. Sighat (lafadz akad)
2.Orang (pihak-pihak yang mengadakan serikat), yaitu
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam
mengadakan perserikatan.
3. Pokok pekerjaan (bidang usaha yang dijalankan).
Dalam berserikat atau kerja sama mereka (orang-orang
yang berserikat) itu menjalankan usaha dalam bidang
apa yang menjadi titik sentral usaha apa yang
dijalankan. Orang orang yang berserikat harus bekerja
dengan ikhlas dan jujur, artinya semua pekerjaan harus
berasas pada kemaslahatan dan keuntungan terhadap
syirkah.
Syarat-syarat Syirkah :
1. Syirkah dilaksanakan dengan modal uang tunai.
2. Dua orang atau lebih berserikat, menyerahkan modal,
mencampurkan antara harta benda anggota serikat dan
mereka bersepakat dalam jenis dan macam
perusahaanya.
3. Dua orang atau lebih mencampurkan kedua hartanya,
sehingga tidak dapat dibedakan satu dari yang lainya.
4. Keuntungan dan kerugian diatur dengan
perbandingan modal harta serikat yang diberikan.

Adapun syarat-syarat orang (pihak-pihak) yang


mengadakan perjanjian serikat atau kongsi itu haruslah :
• Orang yang berakal
• Baligh.
• Dengan kehendak sendiri (tidak ada unsur paksaan).

Sedangkan mengenai barang modal yang disertakan


dalam serikat dapat berupa:
1. Barang modal yang dapat dihargai (lazimnya sering
disebutkan dalam bentuk uang).
2. Modal yang disertakan oleh masing-masing persero
dijadikan satu, yaitu menjadi harta perseroan, dan tidak
dipersoalkan lagi dari mana asal-usul modal itu.

3. Macam macam Syirkah


• Syirkah ‘Inān
Syirkah inan adalah kerja sama dua orang atau lebih, di
mana semua pihak yang terlibat dalam kerja sama ikut
memberi kontribusi dalam hal kerja (amal) dan modal
(mal).
Kerja sama tersebut dapat dilakukan oleh kedua pihak
ataupun hanya melibatkan salah satu pihak yang bekerja
sama.
Kerja sama dalam syirkah inan terdapat dalam beberapa
aspek sebagai berikut:
•> Pihak yang bertransaksi
•> Objek transaksi
•> Perjanjian
•> Orang yang menjalankan beserta kesepakatan imbal
jasanya
Contoh dari syirkah inan, misalnya Ali dan Budi
merupakan insinyur teknik sipil. Kemudian Ali dan
Budi sepakat menjalankan bisnis properti dengan
membangun dan menjualbelikan rumah. Masing-
masing memberikan kontribusi modal sebesar Rp500
juta dan keduanya sama-sama bekerja dalam syirkah
tersebut.

• Syirkah ‘Abdān
Syirkah abdan adalah suatu bentuk kerja sama antara
dua orang atau lebih untuk mengerjakan suatu
pekerjaan bersama-sama, dan upah kerjanya dibagi
diantara mereka sesuai dengan persyaratan yang
disepakati bersama.
Contoh Syirkah Abdan yang sering dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat adalah pemilik tanah dan
petani.
Banyak para pemilik tanah di pedesaan yang tidak dapat
mengolah tanahnya sendiri, kemudian pemilik tanah
tersebut bekerja sama dengan petani sebagai pengolah
tanah.

• Syirkah Wujūh
Syirkah Wujuh adalah serikat antara dua orang sesuai
dengan kemampuan masing-masing yang dimiliki.
Contoh :
A dan B adalah tokoh yang dipercaya pedagang . Lalu
A dan B bersyirkah wujūh dengan cara membeli barang
dari seorang pedagang secara kredit. A dan B
bersepakat bahwa masing masing memiliki 50% dari
barang yang dibeli. Lalu, keduanya menjual barang
tersebut dan keuntungannya dibagi dua. Sementara
harga pokoknya dikembalikan kepada pedagang.

• Mudārabah
Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua
pihak. Pihak pertama menyediakan semua modal
(sahibul mal), dan pihak lainnya menjadi pengelola atau
pengusaha (mudarrib). Keuntungan usaha secara
mudarabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak. Akan tetapi, apabila mengalami
kerugian, ditanggung oleh pemilik mod selama kerugian
tersebut bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya
kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian si pengelola, pengelola harus bertanggung
jawab atas kerugian tersebut.
Kontrak bagi hasil disepakati di depan sehingga terjadi
keuntungan, pembagiannya akan mengikuti kontrak bagi
hasil tersebut. Misalkan, kontrak bagi hasilnya adalah
60:40, di mana pengelola mendapatkan 60% dari
keuntungan, pemilik modal mendapat 40% dari
keuntungan.
Mudarabah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu mudarabah
mutlaqah dan mudarabah muqayyadah. Mudarabah
mutqalah merupakan bentuk kerja sama antara pemilik
modal dan pengelola yang cakupannya sangat luas dan
tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan
daerah bisnis. Mudarabah muqayyadah adalah kebalikan
dari mudarabah mutlaqah, yakni usaha yang akan
dijalankan dengan dibatasi oleh jenis usaha, waktu, atau
tempat usaha.

• Musāqah, Muzāra’ah, dan Mukhābarah


1. Musāqah
Musaqah merupakan kerja sama antara pemilik kebun
atau tanaman dan pengelola atau penggarap untuk
memelihara dan merawat kebun atau tanaman dengan
perjanjian bagi hasil yang jumlahnya menurut
kesepakatan bersama dan perjanjian itu disebutkan
dalam aqad.
Contoh :
Jika ada orang kaya memiliki sebidang kebun yang di
dalamnya terdapat pepohonan seperti kurma dan anggur
dan orang tersebut tidak mampu mengairi atau merawat
pohon-pohon kurma dan anggur tersebut karena adanya
suatu halangan, maka diperbolehkan untuk melakukan
suatu akad dengan seseorang yang mau mengairi dan
merawat pohon-pohon tersebut. Dan bagi masing-
masing keduanya mendapatkan bagian dari hasilnya.
2. Muzāra’ah dan Mukhābarah
Muzāra’ah adalah akad kerjasama pengelolaan lahan
pertanian dimana pemilik lahan menyerahkan tanahnya
kepada orang lain untuk dikelola dan benihnya berasal
dari pemilik, sedangkan hasilnya dibagi dua dengan
presentase bagian sesuai dengan kesepakatan.
Contoh :
Si A mempunyai tanah yang belum ditanam, sedangkan
si B mempunyai benih untuk ditanam dan si B menanam
di tanah si A. Yang wajib mengeluarkan zakat adalah si
B sebab pada hakekatnya si B lah yang bertanam.

Mukhābarah didefinisikan sebagai bentuk kerjasama


antara pemilik sawah/tanah dan penggarap dengan
perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi antara pemilik
tanah dan penggarap menurut kesepakatan bersama.
Sedangkan biaya dan benihnya dari penggarap.
Contoh :
Si A mempunyai sawah dan benih untuk ditanam, dan si
B yang mengelolahnya. Yang wajib mengeluarkan zakat
adalah si A, sebab pada hakekatnya dialah yang
bertanam.

Anda mungkin juga menyukai