45
INDONESIA ( BPK-RI )”
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
i
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN
NIM : 041702503125038
Jurusan : Akuntansi
Indonesia ( BPK – RI )
Disetujui, Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 041702503125038
Jurusan/Prodi : Akuntansi
Mengesahkan, Mengetahui,
(Indira Shinta Dewi SE., MM., Ak.) (Tagor Sidauruk, SE., M.Si)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
NIM : 041702503125038
Jurusan/Prodi : Akuntansi
Menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja lapangan ini adalah hasil karya
Hormat saya,
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat melaksanakan program
Praktek Kerja Lapangan dengan lancar pada semester ini. Judul dalam Laporan
Praktek Kerja Lapangan ini “ PENGELOLAAN DAN EFEKTIFITAS
PENYUSUTAN INVENTARIS PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA ( BPK – RI )”
Laporan kegiatan kerja praktek ini disusun untuk melengkapi kegiatan kerja
praktek yang dilakukan penulis di divisi Penatausahaan dan Aset Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia ( BPK – RI ).
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi Program Strata 1 ( S1 ) Prgoram studi Akuntansi pada fakultas Ekonomi
dan Bisni di Universitas Satya Negara Indonesia. Selama melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, tentu penulis
mendapakan banyak sekali pengalaman dan ilmu – ilmu baru yang sangat berharga.
Tak lupa, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak terkait
yang sudah membantu, mendukung, dan memberikan banyak pembelajaran kepada
penulis dalam pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan maupun dalam
pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Dengan lancarnya kegiatan Praktek
Kerja Lapangan ini , penulis mengucapkan banyak terima kasih, kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-nya penulis
dapat melaksanakan program Praktek Kerja Lapangan
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan kepada penulis
3. Bapak Drs. GL. Hery Prasetya, SE., M.Spi. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Satya Negara Indonesia
4. Bapak Tagor Darius Sidauruk, SE., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
v
5. Ibu Indira Shinta Dewi SE., MM., Ak. Selaku dosen pembimbing yang
meluangkan waktu kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan
6. Seluruh Dosen di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Satya
Negara Indonesia.
7. Bapak Pandji Oetomo, S.E., M.M. Selaku Kepala Subbagian
Penatausahaan dan Aset Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK – RI ), yang
telah memperbolehkan penulis melaksanakan program Praktek Kerja
Lapangan
8. Bapak Tri Widodo, S.E. Selaku pembimbing selama penulis menjalankan
Praktek Kerja Lapakan
9. Seluruh staff Sub Bagian Penatausahaan dan Aset
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.........................................................................................................6
vii
2.5 Metode Penyusutan Asset Tetap........................................................................14
BAB III............................................................................................................................15
GAMBARAN UMUM...................................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................29
BAB V.............................................................................................................................35
PENUTUP.......................................................................................................................35
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................35
5.2 Saran....................................................................................................................35
viii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................36
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................38
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................39
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Barang Milik Negara (BMN) merupakan salah satu Aset yang paling penting
yang dimiliki oleh negara agar lancarnya operasional pelaksanaan pemerintahan.
Ini dikarenakan adanya Barang Milik Negara, pencapaian pembangunan disetiap
negeri dapat terlaksana, untuk kesejahteraan masayrakat pada umumnya. Oleh
karena itu Barang Milik Negara (BMN) harus dikelola dengan sebaik – baiknya
sehingga akan terwujudnya Pengelolaan Barang Milik Negara yang transparan,
efisien, ekonomis dan terjaminnya nilai. Pengelolaan Barang Milik Negara
( BMN ) merupakan suatu proses dalam pengelolaan kekayaan yang telah ada
atau yang diperoleh dari beban APBN ( Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara ) atau perolehan lainnya yang sah yang nantinya dapat digunakan untuk
kegiatan pemerintahan dan masyarakat.
Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang dilakukan harus mentaati asas
yang ada, asas – asas tersebut yaitu, Adapun asas-asas dalam pengelolaan BMN
meliputi asas fungsional, asas kepastian hukum, asas transparansi, asas
keterbukaan, asas efisiensi, asas akuntabilitas, dan asas kepastian nilai. Asas
fungsional yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang
pengelolaan BMN sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
pejabat yang mengelola BMN. Asas kepastian hukum yaitu pengelolaan BMN
harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan. Asas
transparansi atau asas keterbukaan yaitu penyelenggaraan pengelolaan BMN
harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang
1
benar. Asas efisiensi yaitu pengelolaan BMN diarahkan agar BMN digunakan
sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka
menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara
optimal. Asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Asas kepastian nilai yaitu pengelolaan
BMN harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam 2
(dua) rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN serta
penyusunan neraca pemerintah.
2
merupakan proses inetgral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif,
keandalan laporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang – undangan.
3
2. Manfaat dari Kegiatan Praktek Kerja Lapangan, yaitu :
a) Untuk Mahasiswa :
1. Memperluas ilmu pengetahuan dan memahami mengenai
efektifitas penyusutan
2. Memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan sebagai salah satu mata
kuliah mahasiswa Akuntansi di Universitas Satya Negara
Indonesia
3. Menguji kemampuan diri sesuai dengan yang dipelajari selama
melaksanakan perkuliahan di Universitas Satya Negara Indonesia.
4. Mempersiapkan diri untuk menjalankan dunia kerja di kemudian
hari.
b) Untuk Universitas :
1. Terjalinnya kerjasama “bilateral” antara Universitas dengan
perusahaan.
2. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulus mahasiswa
melalui
pengalaman magang.
3. Universitas yang akan dikenal di dunia industri.
c) Untuk Perusahaan :
1. Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia industri/
perusahaan sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan
akademis.
2. Adanya kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa-
mahasiswa yang melakukan Praktek Magang.
3. Perusahaan akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa-
mahasiswa yan melakukan praktek.
4. Adanya orang yang mengaudit perusahaan tanpa mengeluarkan
biaya dengan adanya laporan-laporan magang yang diberikan
4
kepada perusahaan.
1.4 Metode Pelaksanaan PKL
Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis
menggunakan penerapan metode penelitian untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan. Sehingga Praktek Kerja Lapangan dapat berjalan lancar. Metode
penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data dengan cara melakukan
wawancara langsung yang melibatkan kartawan instansi yang
bersangkutan melalui tulisan maupun lisan
2. Metode Pengamatan
Metode atau langkah yang bersktruktur, tertata, dan meninjau atau
memperhatikan objek data penyusunan laporan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, pengertian “perolehan lainnya yang
sah” disebutkan antara lain meliputi hibah/sumbangan, pelaksanaan
perjanjian/kontrak, diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang, dan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Adapun jenis aset yang dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu (Mursyidi, 2009):
1. Aset lancar yaitu aset yang tidak dimaksudkan untuk dipakai terus menerus
dalam kegiatan suatu daerah seperti kas, piutang usaha, persediaan dan aktiva
lain yang mudah dipertukarkan menjadi tunai.
2. Investasi yaitu menekankan pada penempatan uang atau dana.
3. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Adapun klasifikasi aset tetap yaitu
tanah, peralatan dan mesin, kendaraan, gedung dan bangunan, jalan, irigasi,
dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan
7
merupakan salah satu profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya berkembang
dan popular dilingkungan pemerintahan maupun disuatu kerja atau instansi
Sugiama (2013) Manajemen aset adalah ilmu dan seni untuk memandu
pengelolaan kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset,
mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai,
mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau menghapuskan hingga
mengalihkan aset secara efektif dan efisien.
2.3 Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-
BMN)
“Aset lancar adalah aset yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai,
atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
pelaporan. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Sedangkan aset lainnya adalah aset yang
tidak bisa dikelompokkan ke dalam aset lancar maupun aset tetap. Adapun aset
bersejarah merupakan aset yang mempunyai ketetapan hukum sebagai aset
bersejarah disebabkan karena kepentingan budaya, lingkungan dan sejarah. Aset
bersejarah tidak wajib disajikan di dalam neraca tetapi harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.”
8
Dalam akuntansi pemerintahan, BMN merupakan bagian dari aset pemerintah
pusat yang berwujud. Sedangkan pengertian aset menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah adalah sebagai
berikut:
“Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya”
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, dalam Lampiran I.08 PSAP 07 tentang Akuntansi Aset
Tetap dijelaskan bahwa aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam
sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap tersebut
yaitu sebagai berikut :
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
9
nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas)
bulan dan dalam kondisi siap pakai.
10
Untuk memudahkan identifikasi, maka setiap BMN
diklasifikasikan dengan cara tertentu sehingga memberikan
kemudahan dalam pengelolaannya. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi
Barang Milik Negara sebagai pengganti Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 18/KMK.018/1999 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi Barang
Inventaris Milik/Kekayaan Negara membagi BMN dalam klasifikasi
Golongan, Bidang, Kelompok, Sub Kelompok, dan Sub-sub
kelompok.
Golongan BMN meliputi: Barang Tidak Bergerak; Barang
Bergerak; Hewan, Ikan dan Tanaman, Barang Persediaan, Konstruksi
Dalam Pengerjaan, Aset Tak Berwujud dan Golongan Lain-lain. Dari
masing-masing Golongan tersebut selanjutnya dirinci lagi ke dalam
klasifikasi bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub-sub kelompok.
Dengan demikian, klasifikasi paling rinci (detil) ada di level Sub-sub
kelompok.
2.4 Pengelolaan Barang Milik Negara
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah, disebutkan bahwa pengelolaan BMN adalah
kegiatan yang dilakukan atas BMN mulai dari perencanaan sampai dengan
penghapusan yang meliputi 10 (sepuluh) kegiatan sebagai berikut :
11
b. Pengadaan
Perencanaan anggaran yang mencerminkan kebutuhan riil barang
milik Negara/daerah pada kementerian/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah selanjutnya menentukan pencapaian tujuan
pengadaan barang yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi pemerintah.Pengadaan barang milik
negara/daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien,
efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/ tidak diskriminatif dan
akuntabel.
c. Penggunaan
Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pengguna barang dalam mengelola dan menatausahakan barang milik
negara/daerah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi
yang bersangkutan.
d. Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah
yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam bentuk
sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun serah
guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikan.
e. Pengamanan dan pemeliharaan
Pengamanan administrasi yang ditunjang oleh pengamanan fisik
dan pengamanan hukum atas barang milik negara/daerah merupakan
bagian penting dari pengelolaan barang milik ncgara/daerah. Kuasa
pengguna barang, pengguna barang dan pengelola barang memiliki
wewenang dan tangung jawab dalam menjamin keamanan barang milik
12
negara/daerah yang berada di bawah penguasaannya dalam rangka
menjamin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintah.
Sedangkan yang dimaksud dengan pemeliharaan adalah suatu
rangkaian kegiatan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki semua
barang milik negara/daerah agar selalu dalam keadaan baik dan siap
untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.
f. Penilaian
Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang
selektif didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan
menggunakan metode/teknik tertentu untuk memperoleh nilai barang
milik negara/daerah.
g. Penghapusan
Penghapusan adalah tindakan menghapus barang
milik negara/daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat
keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna
dan/atau kuasa pengguna barang dan/atau pengelola barang dari
tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.
h. Pemindahtanganan
Pemindah tanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik
negara/daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara
dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal
pemerintah.
i. Penatausahaan
13
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang
meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik
negara/daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Metode Garis Lurus adalah metode depresiasi aset tetap yang biaya
penyusutannya tetap sama setiap tahunnya hingga akhir usia ekonomis aset tetap
tersebut. Metode ini digunakan jika nilai ekonomis aset tetap terus sama setiap
tahun. Fungsinya adalah untuk menyusutkan aset-aset yang manfaatnya tidak
terpengaruh oleh besar kecilnya volume jasa atau produk yang diproduksi seperti
peralatan kantor dan bangunan. Metode ini merupaka metode yang mendasarkan
alokasi dari fungsi waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini biaya
14
depresiasi dihitung dengan mengalokasikan nilai aset yang didepresiasikan
selama masa manfaat aset secara sama untuk setiap periode. Untuk menghitung
biaya depresiasi digunakan rumus sebagai berikut :
BAB III
GAMBARAN UMUM
15
1. Melakukan evaluasi laporan Barang Milik Negara.
2. Melakukan pendataan awal dan inventarisasi Barang Milik Negara.
3. Memverifikasi kelengkapan sumber dokumen yang diinput pada
Aplikasi SIMAK BMN.
16
Republik Indonesia mengenai tugas dan kewajibannya dalam
memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara, untuk
sementara masih menggunakan peraturan perundang-undangan yang
dulu berlaku bagi pelaksanaan tugas Algemene Rekenkamer (Badan
Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda), yaitu ICW dan IAR.
17
Dengan kembalinya bentuk Negara menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan Pengawas
Keuangan RIS yang berada di Bogor sejak tanggal 1 Oktober 1950
digabung dengan Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUDS 1950
dan berkedudukan di Bogor menempati bekas kantor Dewan Pengawas
Keuangan RIS. Personalia Dewan Pengawas Keuangan RIS diambil dari
unsur Badan Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta dan dari Algemene
Rekenkamer di Bogor.
18
No. 6 Tahun 1964 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Gaya Baru.
19
3.3 Visi dan Misi Badan Pemeriksa Keuangan RI
Visi
Misi
Tugas
20
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara
lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan
Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan negara.
Fungsi
21
Selain memiliki fungsi yang sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan Negara, BPK juga memiliki fungsi lainnya yang tidak kalah
penting, yaitu melakukan proses pengawasan terhadap pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan Negara. Setiap pengelolaan dan
penggunaan dari uang Negara wajib diawasi oleh lembaga keuangan
Negara yang satu ini.
22
Pimpinan BPK
a) Ketua
1. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
2. Kelembagaan BPK
3. Pemeriksaan investigatif
4. Pembinaan fungsi Sekretariat Jenderal dan Pelaksana Tugas Penunjang
b) Wakil Ketua
1. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
2. Kelembagaan BPK
3. Pemeriksaan investigatif
23
4. Pembinaan fungsi Sekretariat Jenderal dan Pelaksana Tugas
Penunjang.
c) Anggota I
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN I, yaitu : Kemenko Polhukam, Kemenlu,
Kemenkumham, Kemenhan, Kemenhub, Kejaksaan RI, POLRI, BIN,
BNN, BMKG, Lemhanas, Wantanas, Badan Siber dan Sandi Negara,
Komnas HAM, KPK, KPU, Basarnas, BNPT, Bawaslu, Bakamla serta
lembaga yang dibentuk dan terkait di lingkungan entitas tersebut.
d) Anggota II
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN II, yaitu : Kemenko Bidang Perekonomian,
Kemenkeu, Kemendag, Kemenperin, Kementerian PPN/BAPPENAS,
Kementerian Koperasi dan UKM, BKPM, BPS, BI, OJK, PPATK, PT
PPA, LPS, BSN, LKPP, KPPU serta lembaga yang dibentuk dan
terkait di lingkungan entitas tersebut.
e) Anggota III
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN III, yaitu : MPR, DPR, DPD, MA, BPK, MK, KY,
Kemenko Bidang PMK, Kemensetneg, Setkab, Kemensos, Kemenpar,
Kemenaker, Kemkominfo, Kemenpan RB, KPPA, Kemenpora,
Kemenristek-BRIN, Kementerian ATR, Kemendesa PDTT, Bapeten,
BATAN, BPPT, LIPI, LAPAN, Perpusnas RI, BNPB, Bapertarum,
BKKBN, BKN, BPKP, LAN, ANRI, PPK GBK, PPK Kemayoran,
BNP2TKI, LPP RRI, LPP TVRI, TMII, BIG, ORI, BPN, Bekraf, BPJS
24
Ketenagakerjaan serta lembaga yang dibentuk dan terkait di
lingkungan entitas tersebut.
f) Anggota IV
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN IV, yaitu : Kemenko Bidang Kemaritiman,
Kementan, KKP, Kementerian ESDM, Kemen PUPR, KLHK, BPH
Migas, Badan Restorasi Gambut serta lembaga yang dibentuk dan
terkait di lingkungan entitas tersebut.
g) Anggota V
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN V, yaitu : Kemendagri, Kemenag, BPKS, BP
Batam, BPWS, BNPP, pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
daerah pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Badan Usaha
Milik Daerah di Wilayah I (Sumatera dan Jawa) serta lembaga yang
dibentuk dan terkait di lingkungan entitas tersebut.
h) Anggota VI
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN VI, yaitu : Kemenkes, Kemendikbud, BPJS
Kesehatan, BPOM, pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah
pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Badan Usaha Milik
Daerah di Wilayah II (Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, dan Papua) serta lembaga yang dibentuk dan terkait di
lingkungan entitas tersebut.
i) Anggota VII
25
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
lingkup tugas AKN VII, yaitu : Kementerian BUMN, SKK Migas,
BUMN dan anak perusahaan, serta lembaga yang dibentuk dan terkait
di lingkungan entitas tersebut.
3.6 Struktur Organisasi Sub Bagian Penatausahaan Aset
Struktur organisasi pada Kepala Sub Bagian Penatausahaan Aset yang
bertanggung jawab pada semua jalannya pekerjaan bagian Administrasi dan
Evaluasi, Pencatatan dan Pelaporan, dan Inventarisasi dan Labelisasi. Berikut
struktur organisasi pada Sub Bagian Penatausahaan Aset dan masing-masing
mempunyai tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut :
26
1. Administrasi dan Evaluasi
a. Mengadministrasikan LBMN Semesteran maupun Tahunan.
b. Mengadministrasikan Berita Acara Serah Terima (BAST) barang
hasil pengadaan kantor pusat ke kantor perwakilan
c. Mengadministrasikan surat masuk dan surat keluar.
d. Menganalisis dan mengevaluasi Laporan Barang Milik Negara
LBMN pada Badan Diklat, Perwakilan, Balai Diklat, dan Museum
dalam rangka penyusunan LBMN tingkat lembaga.
e. Menyiapkan bahan pembuatan bahan pembuatan Laporan
Mingguan dengan akurat dan tepat waktu.
27
a. Melakukan persiapan pelaksanaan inventarisasi BMN di lingkup
kantor BPK pusat, dan Rumah Negara Golongan I yang
ditatausahakan oleh Kantor Pusat
b. Melakukan pendataan awal dan inventarisasi BMN
c. Melakukan pelaporan inventarisasi BMN tingkat kuasa pengguna
barang
d. Mencetak label BMN berdasarkan data transaksi BMN berupa
asset tetap dan asset lainnya
e. Memutakhirkan daftar barang ruangan/daftar barang lainnya/kartu
identitas barang
28
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PKL
4.1 Prosedur Penyusutan Inventaris Kantor pada Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indnesia ( BPK – RI )
Penyusutan merupakan biaya yang dialokasikan untuk aset tetap selama suatu
periode tertentu. Dengan kata lain, penyusutan atau dalam bahasa Inggris
Depreciation yaitu mengubah biaya asli aset tetap seperti pabrik, peralatan, dan
mesin produksi, untuk mengeluarkan biaya selama masa manfaat aset tetap yang
diharapkan.
29
Dengan kata lain, metode penyusutan adalah alokasi biaya atau sebagian besar
biaya suatu aset selama masa manfaat aset tersebut. Jumlah yang dapat
diamortisasi adalah selisih antara harga beli dan nilai residu atau nilai aset pada
akhir masa manfaatnya. Setiap perusahaan memainkan peran penting dalam
menentukan metode yang akan digunakan yang mempengaruhi tingkat biaya
penyusutan
Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek
kegunaan. Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-
perusahaan karena paling mudah diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam
metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun
nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil atau output yang
berproduksi.
30
merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini
selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir
tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak
dikurangkan dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat
disusutkan. Rumus: 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 % × (ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎
𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 – 𝑎𝑘umulasi penyusutan)
31
2. Penyusutan regular, adalah penyusutan setiap semester, hanya dilakukan
satu kali penerapannya menunggu informasi dari DJKN (Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara)
32
Gambar 4.1 Halaman Awal Aplikasi SIMAK BMN
(Sumber : http://saikemendag.blogspot.com/2018/05/instalasi-aplikasi-simak-
bmn-mulai-dari.html
SIMAK BMN (Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik
Negara) adalah aplikasi bebasis desktop yang dikelola dan terintegrasi dengan
database pusat secara online. Digunakan untuk mencatat dan mengorganisir
Barang Milik Negara, mulai dari pembelian, transfer masuk-keluar antar instansi,
sampai penghapusan dan pemusnahan Barang Milik Negara. Aplikasi SIMAK
BMN ini digunakan oleh Subbagian Penatausahaan dan Asset di Badan
Pemeriksa Keuangan Pusat, Badan Diklat, Balai Diklat, Perwakilan, dan
Museum.
Aplikasi SIMAK BMN memiliki makna sebagai sub sistem dari sistem
akuntansi keuangan yang disajikan untuk menintkatkan pemahaman, serta
kontrol yang sistematis bagi mereka yang memang berada dalam lingkup tugas
dan tanggugjawabnya sebagai bagian dari satuan kerja, atau seksi perlengkapan
sehingga sesuai struktur unit akuntansi barang yang melekat pada kewajiban
untuk penyusunan Laporan Barang Milik Negara dalam penyusunnan Laporan
Keuangan Negara.
33
Selain itu, SIMAK BMN juga menyatukan konsep manajemen barang dengan
pelaporan untuk tujuan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dalam bentuk
Neraca. Dengan demikian SIMAK BMN dapat memenuhi kebutuhan manajerial
dan pertanggungjawaban sekaligus.
Penyusutan Reguler
Rp . 389.954 .571
7
= Rp. 55.707.796
Rp . 6.875 .000
3
= Rp. 2.291.667
Rp . 42.658 .000
8
= Rp. 5.332.250
34
Nama Asset Tanggal Perolehan Masa Manfaat Manfaat Terpakai Sisa Manfaat Nilai Buku Nilai Susut
Kendaraan Bermotor 30/12/2016 14 6 7 Rp 389.954.571,00 Rp 55.707.796,00
Komputer 25/07/2017 8 4 3 Rp 6.875.000,00 Rp 2.291.667,00
Jalan 25/04/2019 10 1 8 Rp 42.658.000,00 Rp 5.332.250,00
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas bahwa perhitungan
penyusutan regular sesuai dengan PSAK 16 yang diterapkan di Indonesia , yaitu
penyusutan garis lurus (straight line method). Penyusutan secara garis lurus
35
merupakan metode pembebanan atau alokasi sistematis dari biaya perolehan
(harga beli) aset tetap menjadi beban penyusutan dalam laporan rugi laba secara
konstan /tetap selama umur manfaat aset tetap tersebut. Dari segi efektivitas,
garis lurus sangatlah efektif dan efisiean. Karena, metode garis lurus mudah
digunakan dalam menentukan beban penyusutan yang selalu sama dalam tiap
tahun ekonomis.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sumber – sumber :
Dwi Martani, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta :
Salemba Empat
Mursyidi, 2009, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Bandung : PT. Refika
36
Aditama.
Intimarta.
Undang - Undang No. 7 Tahun 1963 (LN No. 195 Tahun 1963)
Website :
https://www.bpk.go.id/menu/struktur_organisasi
http://nichonotes.blogspot.com/2014/11/metode-penyusutan-aset-tetap-garis-
lurus.html
https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2018/06/E-book-Juklis-
SIMAK-dan-Persediaan-Edisi-29-Des-2017-1.pdf
https://docplayer.info/35474124-Tatacara-inventarisasi-barang-milik-
negara.html
37
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2013/1~PMK.06~2013Per.HTM
DAFTAR GAMBAR
38
DAFTAR LAMPIRAN
39
Lampiran 3 Lembar Nilai Pembimbing
40
41
42
43