Anda di halaman 1dari 53

MODEL PERSEDIAAN

Pertemuan 6-7

Nur Ocvanny Amir, SP. MP.


FUNGSI DAN TUJUAN PERSEDIAAN

Persediaan sebagai
asset perusahaan,
memiliki peranan
penting dalam
operasi bisnis

Agar mampu
memberikan
pelayanan yg terbaik
pada langganan.
Persediaan dalam Organisasi

 Organisasi : rumah sakit, salon kecantikan,


hotel, restaurant, jaringan toko/retail
(pengecer) swalayan dll

 Kebanyakan memiliki persediaan supaya


mampu memberi pelayanan yang terbaik
pada pelanggan.
3 Alasan Perlunya persediaan bagi perusahaan

Perusahaan harus
melakukan
manajemen
persediaan
proaktif, dalam arti
mampu untuk
mengantisipasi
keadaan maupun
menghadapi
tantangan dalam
manajemen
persediaan
Tujuan Diadakannya Persediaan
MANAJEMEN PERSEDIAAN

 Persediaan membentuk hubungan


antara produksi dan penjualan produk

 Persediaan dikelompokkan :
1. Bahan baku
2. Barang dalam proses
3. Barang jadi
Menetapkan Persediaan

 Kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat


berakibat fatal, suatu contoh :
Persediaan terlalu kecil
Hilangnya kesempatan ; untuk menjual –
memperoleh laba
Persediaan terlalu besar
Adanya biaya besar ; memperkecil laba –
memperbesar resiko
7
Keuntungan meningkatkan persediaan

 Perusahaan dapat
– Mempengaruhi ekonomi produksi
– Dapat memenuhi pesanan dengan lebih cepat

8
Kerugian adanya persediaan

 Biaya penyimpanan
 Biaya pemindahan
 Pengembalian modal yang tertanam dalam
bentuk persediaan

9
Oleh karena itu, sasaran akhir dari manajemen
persediaan adalah menghasilkan keputusan tingkat
persediaan, yang menyeimbangkan tujuan diadakannya
persediaan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan
kata lain, manajemen persediaan adalah untuk
membuat keputusan optimum (meminimumkan total
biaya) dalam perubahan tingkat persediaan
2. BEBERAPA KEPUTUSAN DALAM
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Untuk mempertahankan tingkat persediaan yang optimum,
diperlukan jawaban atas pertanyaan mendasar sbb :
1.Kapan melakukan pemesanan
2.Berapa jumlah yang harus dipesan
3.Kapan melakukan pemesanan kembali.

Kedua pertanyaan tsbt sangat bermanfaat bagi manajer persediaan


dalam mengevaluasi keadaan persediaan sekarang dan
memutuskan apakah penambahan persediaan diperlukan.
BEBERAPA KEPUTUSAN DALAM
MANAJEMEN PERSEDIAAN …

12
Untuk menjawab :
Kapan Waktu Pemesanan?
Dilakukan dengan 3 pendekatan :
1. Pendekatan Titik Pemesanan Kembali ( reorder
point approach)
2. Pendekatan Tinjauan Periodik ( periodic review
approach)
3. Material Requirement Planning (MRP) 
pembahasan khusus, tidak di OR

13
Pendekatan Titik Pemesanan Kembali ( reorder
point approach / ROP)

 Pendekatan ROP menghendaki jumlah persediaan yang tetap


setiap kali melakukan pemesanan.
 ROP dilakukan apabila persediaan cukup untuk memenuhi
kebutuhan selama tenggang waktu (Lead Time) pemesanan.
 Jumlah yang dipesan harus dipesan berdasarkan EOQ.
 ROP menghendaki pengecekan secara fisik atau menggunakan
Kartu Catatan secara teratur untuk menentukan apakah
pemesanan kembali harus dilakukan.

14
Reorder Point Approach / ROP

15
Periodic Review

 Merupakan Pendekatan tinjauan Periodik, dimana tingkat


persediaan ditinjau pada interval waktu yang sama
 Pada tiap tinjauan dilakukan pemesanan kembali, agar
tingkat persediaan mencapai jumlah yang diinginkan.
 Pendekatan ini cocok untuk retail/ pengecer / pasar
swalayan.

16
Periodic Review

Q = TPM – P - JSP + PLT


Dimana :
Q = jumlah pemesanan kembali
 TPM = tingkat persediaan maksimum
P = persediaan yang ada sekarang
 JSP = jumlah yang sedang dipesan
 PLT = permintaan selama tenggang waktu
pemesanan
17
PERIODIC REVIEW

A = Persediaan yg dimiliki
B = Jumlah pemesanan
C = Stock out

18
Periodic Review
 Gambar menunjukkan bahwa periode
peninjauan selalu tetap dengan jumlah
yang dipesan selalu bervariasi.

19
Periodic Review
ROP maupun Periodic Review mengandung
resiko :
1.Stockout akan terjadi jika permintaan selama
lead time melebihi jumlah persediaan,
2.Stockout juga dapat terjadi jika pesanan diterima
melebihi jangka waktu lead time.

20
BIAYA DALAM KEPUTUSAN
PERSEDIAAN/INVENTORY
21
Biaya Persediaan

1. Biaya pengadaan/pemesanan persediaan


(Ordering Cost)
2. Biaya penyimpanan persediaan (Carrying Cost
atau Holding Cost)
3. Biaya akibat kekurangan persediaan ( stockout
cost)
4. Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas
5. Biaya bahan atau barang itu sendiri
22
1. Biaya Pemesanan
( Ordering Cost )

 Merupakan biaya yang dikaitkan dengan usaha


untuk mendapatkan bahan atau barang dari luar.

 Sifatnya : semakin besar frekuensi pembelian,


semakin besar biaya pemesanan

23
Biaya Pemesanan
( Ordering Cost )
 Total biaya pemesanan
– TOC = S. ( R / Q )

Keterangan :
S = Biaya setiap kali pemesanan
R = jumlah pembelian (permintaan)
selama 1 periode atau tahun
Q = kuantitas pesanan (unit / order)

24
Termasuk Biaya Pemesanan – Ordering
Costs

 Biaya penulisan pemesanan


 Biaya selama proses pemesanan
 Biaya pengiriman permintaan (transportasi)
 Biaya penerimaan barang
 Biaya penempatan barang ke dalam gudang
 Biaya prosesing pembayaran kepada supplier
 Biaya meterai/perangko
 Biaya faktur
 Biaya pengetesan,
 Biaya pengawasan.
25
2. Komponen Utama Biaya penyimpanan
persediaan (Carrying cost atau Holding Cost)

26
Komponen Utama Biaya penyimpanan
persediaan (Carrying cost atau Holding
Cost)
 Beberapa komponen secara relatif sangat kecil, tetapi
secara total biaya penyimpanan ini cukup besar.
 Biaya penyimpanan berkisar 35% dari nilai persediaan.
 Sebagian besar berupa biaya modal atau opportunity cost.
 Sifatnya : semakin besar frekuensi pembelian bahan,
semakin kecil biaya penyimpanan (Lihat Gambar)

27
BIAYA PEMESANAN DAN PENYIMPANAN

28
Biaya penyimpanan persediaan
(Carrying cost)
Rata-rata persediaan dapat dihitung
dengan Q/2. Sehingga total biaya simpan
tahunan (TCC) dapat ditulis dalam
persamaan :
TCC = (Q / 2) C
Keterangan :
Q = kuantitas pesanan (unit/order)
C = Biaya penyimpanan tahunan dalam rupiah/unit

29
Total Biaya Persediaan
 TAC = TCC + TOC

atau
 TAC = (Q / 2) C + S. ( R / Q )

30
3. Biaya Kekurangan Persediaan
(Stockout)
1. Terjadi apabila tidak tersedia di gudang ketika dibutuhkan
untuk produksi atau ketika pelanggan memintanya.
2. Meliputi :
 biaya penjualan atau permintaan yang hilang (biaya ini sulit
dihitung),
 Biaya yang dikaitkan dengan proses pemesanan kembali :
Biaya ekspedisi khusus, penanganan khusus, biaya
penjadwalan kembali produksi, dan biaya bahan pengganti.

31
4. Biaya yang dikaitkan dengan
Kapasitas
 Terjadi karena ada perubahan kapasitas produksi.
 Perubahan kapasitas produksi diperlukan untuk
memenuhi fluktuasi permintaan.
 Sehingga harus ada perubahan persediaan.
 Berupa : Biaya kerja lembur untuk meningkatkan
kapasitas produksi; Latihan tenaga kerja baru

32
5. Biaya Bahan atau Barang
 Merupakan harga yang harus dibayar atas item
yang dibeli.
 Akan dipengaruhi oleh besarnya discount yang
diberikan oleh supplier.
 Bermanfaat dalam menentukan apakah
perusahaan sebaiknya menggunakan harga
discount atau tidak.

33
MODEL ECONOMIC ORDER
QUANTITY (EOQ)

34
Dalam bagian ini akan diperkenalkan konsep dasar dari
Economic Order Quantity (EOQ) dalam model persediaan.
Konsep EOQ digunakan untuk menjawab pertanyaan “Berapa
jumlah yang harus dipesan”.

Pada bagian terdahulu kita telah mengidentifikasi ada 5


kategori biaya yang dikaitkan dengan keputusan persediaan.
Dari 5 kategori tersebut, hanya 2 yang relevan dengan model
EOQ, yaitu biaya pesan dan biaya simpan.
ASUMSI MODEL ECONOMIC
ORDER QUANTITY (EOQ)
1. Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan
konstan.
2. Item yang dipesan independen
3. Pesanan diterima dengan segera dan pasti,
4. Tidak terjadi stockout.
5. Harga item konstan.
Kuantitas/Jumlah Pemesanan Yang
Optimal
 Dalam penentuan persediaan yang optimal dapat
digunakan model kuantitas pemesanan yang
ekonomis : Economic Ordering Quantity Model =
EOQ
 EOQ adalah Kuantitas persediaan yang optimal
atau yang menyebabkan biaya persediaan
mencapai titik terendah
 Model EOQ adalah Suatu rumusan untuk
menentukan kuantitas pesanan yang akan
meminimumkan biaya persediaan.

37
Dua Dasar Keputusan Dalam Model EOQ

 Berapa jumlah bahan mentah yang harus


dipesan pada saat bahan tersebut perlu dibeli
kembali – Replenishment cycle
 Kapan perlu dilakukan pembelian/pemesanan
kembali – reorder point

38
Contoh :
Diketahui :
Toko Kubota rata-rata menjual 1000 generator per bulan.
Permintaan generator selama 1 tahun diperkirakan konstan
Toko Kubota akan menetapkan kebijakan pemesanan sebanyak 2000
generator setiap pemesanan
Setiap kali pemesanan dengan waktu tunggu (lead time) 6 hari
Bagian kalkulasi biaya telah menetapkan bahwa biaya pemesanan Rp.
600.000
Biaya penyimpanan tahunan Rp. 10.000 per unit.

Ditanya : Apakah kebijakan pemesanan sebanyak 2000 generator yang


dilakukan Toko Kubota sudah tepat?
Jawab :
 Total Biaya Persediaan Tahunan (TAC)
TAC = TCC + TOC
TAC = Rp. 3.600.000 + Rp. 10.000.000
TAC = Rp. 13.600.000

Dari TAC tersebut, apakah kebijakan pemesanan


2000 generator setiap kali pesan merupakan
kebijakan yg terbaik ?
Jika tidak dapatkah diperbaiki ?
0
Tabel. Biaya dari Berbagai Kuantitas Pemesanan

Q TCC TOC TAC


4000 20.000.000 1.800.000 21.800.000
3000 15.000.000 2.400.000 17.400.000
2000 10.000.000 3.600.000 13.600.000
1400 7.000.000 5.142.000 12.142.000
1200* 6.000.000 6.000.000 12.000.000*
1000 5.000.000 7.200.000 12.200.000
500 2.500.000 14.400.000 16.900.000

Kuantitas pemesanan optimum (kuantitas pemesanan


ekonomis) EOQ = Q* terjadi pada saat TCC = TOC
 Apabila penjualan rata-rata setiap bulan 1000 generator, dan 1
bulan dianggap 25 hari kerja, maka rata-rata penjualan per hari
= 1000/25 = 40 unit
 Berarti, pembelian sebesar 1200 unit akan terjual selama

= 1200 / 40 = 30 hari
 Dengan lead time selama 6 hari, maka pemesanan kembali
(ROP) harus dilakukan apabila tingkat persediaan mencapai :
= 6 x 40 unit = 240 unit

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa EOQ adalah


kuantitas pemesanan yg dapat menyeimbangkan kedua
unsur biaya yaitu biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan
T* = 0,10 (300) = 30 hari
ANALISA SENSITIVITAS

Rp. 12.200.000
PENGARUH KUANTITAS
DIISCOUNT TERHADAP EOQ
 Pembahasan dalam menghitung total biaya tahunan
EOQ, belum memasukkan unsur biaya dari nilai
item itu sendiri.
 Alasan tidak dimasukkan biaya harga item karena
telah diasumsikan bahwa harga konstan.
 Dalam kenyataannya asumsi harga konstan tidak
selalu benar. Kuantitas diskon merupakan praktek yg
biasa dalam dunia bisnis saat ini dan digunakan sbg
insentif perusahaan yg membeli.
Contoh
 Selama 1 th digunakan 250 unit bahan, biaya
pemesanan Rp. 5.000,- dan biaya penyimpanan 20%
dari nilai bahan. Harga diskon diberikan untuk tingkat
kuantitas sbb :
Kuantitas Pemesanan Harga per unit
1 – 50 Rp. 1.500,-
51 – 100 Rp. 1.350,-
101 - lebih Rp. 1.000,-

 Berapa kuantitas persediaan yang paling optimum?


Jawab :
 EOQ2 = 96 unit
TAC2 = (96 / 2) 270 + (250 / 96) 5000 + 250 (1350) = Rp. 363.481
 EOQ3 = 112 unit
TAC3 = (112 / 2) 200 + (250 / 112) 5000 + 250 (1000) = Rp. 277.960

Berdasarkan perbandingan ketiga biaya, maka


kuantitas pemesanan optimum adalah 112 unit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai