Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEHAMILAN REMAJA
SMA NEGERI 3 CIMAHI
Dosen Pembimbing : Dr. Eny Kusmiran, S.Kep., M.Kes.
Irma Mulyani, S.S.T.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Ai Fitriani (2116032)

Mutiara Wardi (2116035)

Novia Dayanti (2116036)

Elma Dwi Yuliana (2116043)

Mentari Bella Yolanda (2116045)

Siti Sindi Widiati R (2116046)

Puja Anelia Efendi (2116050)

II-B DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

TAHUN AJARAN 2017/2018


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SMA NEGERI 3 CIMAHI
Jl. Pesantren No. 161, Cibabat, Cimahi Utara, Kota Cimahi,
Jawa Barat 40513

Program Studi : DIII Kebidanan


Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi
Topik : Kehamilan Remaja
Sasaran : Siswa/i SMA Negeri 3 Cimahi
Hari/Tanggal : Senin, 06 November 2017
Waktu : 10.15 – 11.00 WIB
Tempat : Ruangan (kelas)
Penyuluh : Kelompok Mahasiswi tingkat II, D-III Kebidanan Sekolah
Tinggi Kesehatan Rajawali
Pembimbing : Dr. Eny Kusmiran, S.Kp., M.Kes
Irma Mulyani, S.S.T.

A. Tujuan
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukannya penyuluhan diharapkan remaja SMA dapat
mengerti tentang kehamilan pada usia remaja

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian kehamilan remaja
2. Mengetahui batas usia untuk seorang wanita mengalami kehamilan
3. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan
pada usia remaja
4. Menjelaskan risiko yang akan timbul dari kehamilan pada usia remaja
5. Menjelaskan Pencegahan terjadinya kehamilan remaja
a. Urutan Kegiatan
 Pembukaan : 5 menit
 Penyuluhan : 15 menit
 Diskusi : 10 menit
 Evaluasi dan Penutup : 5 menit

B. Pokok Bahasan : Kehamilan Remaja


C. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian kehamilan remaja
2. Batasan usia untuk seorang wanita mengalami kehamilan
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan pada usia remaja
4. Risiko yang akan timbul dari kehamilan pada usia remaja
5. Pencegahan terjadinya kehamilan remaja

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media Dan Alat Bantu


- Laptop
- Proyektor
- Leaflet

F. Materi
- Terlampir
G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Ket


1 Pembukaan 5 menit  Memberi salam  Membalas salam
 Memperkenalkan diri  Menyetujui
 Melakukan kontrak kesepakatan waktu
waktu 2.
2 Penyajian 15 menit  Menyampaikan materi
1. mendengarkan dan
Materi tentang Kehamilan memperhatikan
Remaja
 Batasan usia untuk
seorang wanita
mengalami kehamilan
 Faktor-faktor yang
menyebabkan
terjadinya kehamilan
pada usia remaja
 Risiko yang akan
timbul dari kehamilan
pada usia remaja
 Pencegahan terjadinya
kehamilan remaja

3 Diskusi 10 menit  Meminta peserta Peserta mengajukan


untuk mengajukan pertanyaan
pertanyaan jika
belum jelas
4 Evaluasi 10 menit  Menyimpulkan hasil Peserta menjawab
dan penyuluhan pertanyaan dan salam
Penutup  Melakukan evaluasi
berupa pertanyaan-
pertanyaan
 Memberi saran-saran
 Mengucapkan
terimaksih
 Mengucapkan salam

H. Sumber
BKKBN. 2008. Modul Pelatihan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja
Bagi Calon Konselor Sebaya. Jakarta: BKKBN.

Irianto, Koes. 2015. Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum. Bandung:


Alfabeta
Kusmiran, Eny. 2010. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Bandung:
STIKes Rajawali Press
Kusmiran, Eny. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:
Salemba Medika
MATERI
A. Pendahuluan
Sejak tahun 2000, Pemerintah Indonesia telah mengangkat Kesehatan
Reproduksi Remaja Menjadi Program Nasional. Program Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) merupakan upaya pelayanan untuk membantu
remaja memiliki status kesehatan reproduksi yang baik melalui: pemberian
informasi, pelayanan konseling, dan pendidikan ketrampilan hidup.
Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia
a. Fakta
Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi
masih rendah, khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri terhadap
risiko kesehatan reproduksi, seperti pencegahan KTD (Kehamilan Tidak
Diinginkan), IMS, dan HIV dan AIDS. Hasil Survei Kesehatan
Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan
oleh BPS (Badan Pusat Statistik) memperlihatkan bahwa tingkat
pengetahuan dasar penduduk usia 15-24 tahun tentang ciri-ciri pubertas
sudah cukup baik, namun dalam hal pengetahuan tentang masa subur,
risiko kehamilan, dan anemia relatif masih rendah.

Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu


Kesehatan Reproduksi, Indonesia, 2002-2003

Presentase Penduduk yang mengetahui dengan benar tentang :


Karakteristik Ciri Ciri Masa subur Resiko hamil Anemia
pubertas pubertas perempuan jika sekali
pada laki- pada berhubungan
laki perempuan seks
Laki-laki 80.2 70.2 20.4 46.1 65.7
Perempuan 80.8 90.1 30.7 43.1 44.9
Pada Tahun 2007 jumlah remaja usia 10-24 tahun terdapat sekitar 64 jiwa/
28,4% dari jumlah penduduk Indonesia (Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun
2000-2025, BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005). Permasalahan remaja yang
ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini ditunjukkan oleh
data-data yang berkaitan dengan gambaran prilaku remaja khususnya yang
berhubungan dengan resiko TRIAD KRR (seksualitas, NAPZA, HIV dan
AIDS). Tampaknya sebagian dari remaja Indonesia berprilaku tidak sehat.
Prilaku tidak sehat tersebut seperti terlihat pada data berikut ini.

Seks pra nikah :

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang tahun 2001


didapatkan 27% remaja laki-laki dan 9% remaja perempuan di Medan
mengatakan sudah melakukan hubungan seks.
2. Hasil penelitian DKT Indonesia tahun 2005, menunjukkan perilaku
seksual remaja di 4 kota yaitu Jabotabek, Bandung, Surabaya, dan Medan
Remaja dengan terbuka mengatakan melakukan seks pra nikah di
Jabotabek 51%, Bandung 54%, Surabaya 47%, dan Medan 52%.
3. Menurut survey Komnas Perlindungan Anak di 33 Provinsi pada bulan
Januari s/d Juni 2008 menyimpulkan; 1) 97% remaja SMP dan SMA
pernah menonton film porno, 93,7% remaja SMP dan SMA pernah
ciuman, genital stimulation (meraba alat kelamin) dan oral seks (seks
melalui mulut), 3) 62,7% remaja SMP dan SMA tidak perawan, 4) 21,2%
remaja mengaku pernah aborsi.
4. Dan data PKBI tahun 2006 didapatkan bahwa kisaran umur pertama kali
melakukan hubungan seks pada umur 13-18 tahun, 60% tidak
menggunakan alokon, 85% dilakukan dirumah sendiri.
5. Faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan seks pra nikah (3x
lebih besar) adalah 1) teman sebaya yang mempunyai pacar, 2)
mempunyai teman setuju dengan hubungan seks pra nikah, 3) mempunyai
teman yang mempengaruhi/ mendorong untuk melakukan seks pra nikah
(analisa lanjut SKKR1, 2003)
b. Isu-Isu Pokok KRR
Secara garis besar ruang lingkup substansi/isu kesehatan reproduksi
remaja adalah:
1) Perkembangan seksual dan seksualitas (termasuk pubertas dan KTD)
2) HIV dan AIDS, dan
3) NAPZA (Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya).
Ketiga substansi tersebut biasa dikenal dengan sebutan “triad KRR”
yang mempunyai kaitan sebab akibat antara satu dengan lainnya.
Di dalam substansi seksualitas, materi yang dicakup antara lain meliputi:
a) pubertas (ciri-ciri pubertas, mimpi basah, menstruasi)
b) Alat/sistem, fungsi dan proses reproduksi (pengenalan organ-organ
reproduksi, fungsi dan proses reproduksi), dan
c) Konsekuensi hubungan seks pra-nikah (kehamilan tidak diinginkan =
KTD, aborsi, infeksi menular seksual HMS).
Dalam substansi HIV dan AIDS yang perlu disampaikan kepada remaja
adalah:
a) Informasi umum HIV dan AIDS
b) Tahap perubahan fase
c) Penularan HIV dan AIDS
d) Cara menghindari HIV dan AIDS
e) Bagaimana mengetahui seseorang terinfeksi HIV dan AIDS, dan
f) Stigma dan diskriminasi.

2014 World Health Statistics menunjukkan bahwa angka kejadian kehamilan


remaja di dunia di kalangan wanita yang berusia 15 sampai 19 tahun adalah 49 per
1.000 perempuan. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia adalah 48 per
1.000 perempuan. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia tergolong tinggi
dibandingkan 6 di Malaysia dan 41 di Thailand (World Bank Group).

Data yang diperoleh dari SDKI 2012 (Survey Demografi Kesehatan


Indonesia) menunjukkan, 48 dari 1.000 kehamilan di perkotaan terjadi pada
kelompok remaja usia 15-19 tahun. Angka ini meningkat dibandingkan temuan
SDKI 2007 yang hanya 35 dari 1.000 kehamilan. Selain merugikan dari sisi
kesehatan, pernikahan di usia dini turut mempersulit upaya pengendalian jumlah
penduduk.

Menurut Kepala BKKBN Provinsi Jawa Barat (Rukman Heryana) bahwa dari
1.000 perempuan subur usia 15 tahun-19 tahun di Jawa Barat, yang menikah 100
orang atau 10 persen. Dari jumlah tersebut, yang hamil 80 orang.

Kasus kehamilan di usia muda di kota Cimahi pada tahun 2009


sebanyak 344 orang yang terdiri dari Puskesmas Cimahi utara sebanyak 6 kasus,
Puskesmas Cipageran sebanyak 105 kasus, Puskesmas Melong 45 kasus,
Puskesmas Cibeureum 50 kasus, Puskesmas Cibeber 6 kasus, Puskesmas
Cimahi selatan 41 kasus, Puskesmas padasuka 4 kasus Puskesmas cigugur 2
kasus, Puskesmas cimahi tengah 37 kasus Puskesmas Citeureup 15 kasus dan
Puskesmas Pasir kaliki sebanyak 33 kasus. Berdasarkan dari rekapan laporan
Dinas Kesehatan terlihat terbanyak kasus kehamilan di usia muda atau remaja
terbesar berada di wilayah (BKKBN, 2008).

B. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu bentuk alamiah reproduksi manusia, yaitu
proses regenerasi yang diawali dengan pertemuan sel telur perempuan dengan
sel sperma laki-laki yang membentuk suatu sel (embrio) dimana merupakan
cikal bakal janin, dan berkembang didalam rahim sampai akhirnya dilahirkan
sebagai bayi.
Menurut WHO, Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 25 Tahun 2014, Remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut badan kependudukan
dan keluarga berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan
belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut
Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta/ sekitar 18% dari jumlah penduduk.
Menurut Dinas Kesehatan RI, tahap perkembangan pada remaja dibagi
atas 3 tahapan yakni : remaja awal (10-12 tahun), remaja tengah (13-15
tahun), dan remaja akhir (16-19 tahun). Didunia diperkirakan kelompok
remaja berjumlah 1,2 miliar atau 18% dari jumlah penduduk dunia (WHO
2014).
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual.
Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai
petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas
perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila
keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan
jatuh ke dalam perilaku beresiko dan mungkin harus menanggung akibat
jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan fisik
dan psikososial. Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut memerlukan
ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan remaja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja usia 10-19
tahun yang merupakan akibat dari perilaku seksual baik disengaja (sudah
menikah) atau tidak disengaja (belum menikah) (BKKBN, 2008).

C. Batasan usia untuk seorang wanita mengalami kehamilan


Kehamilan pada usia remaja mempunyai risiko medis yang cukup tinggi,
karena pada masa remaja ini, alat reproduksi belum cukup matang untuk
melakukan fungsinya. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah
umur 20 tahun, karena pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya
yang maksimal. Rahim pada seorang wanita mulai mengalami kematangan
sejak umur 14 tahun yang ditandai dengan dimulainya menstruasi. . Batasan
umur ini tidak mutlak karena kondisi tubuh masing-masing orang berbeda-
beda. Ada laki-laki atau perempuan yang mengalami masa puber lebih cepat,
ada yang terlambat. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah
gizi, lingkungan keluarga, dll. Karena perubahan yang terjadi banyak dan
cepat, perasaan dan emosi remaja akan terpengaruh (lihat perubahan
psikologis). Pematangan rahim dapat pula dilihat dari perubahan ukuran
rahim secaara anatomis. Pada seorang wanita, ukuran rahim berubah sejalan
dengan umur dan perkembangan hormonal.
Pada seorang anak yang berusia kerang 8 tahun, ukuran rahimnya kurang
lebih hanya setengah dari panjang vaginanya. Setelah umur 8 tahun, ukuran
rahim kurang lebih dama dengan vaginanya. Hal iniberlanjut sampai usianya
kurang lebih 14 tahun (masa menstruasi) hingga besar rahimnya lebih besar
sedikit dari ukuran vaginanya. Ukuran ini menetap sampai terjadinya
kehamilan. Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot rahim belum
cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim
dapat ruptur (robek). Di samping otot rahim, penyangga rahim juga belum
cukup kuat untuk menyangga kehamilan sehingga risiko yang lain dapat juga
terjadi yaitu prolapsus uteri (turunnya rahim ke liang vagina) pada saat
persalinan.
Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil. Hal ini dapat dilihat
dari siklus menstruasi yang belum teratur. Ketidakteraturan tersebut dapat
berdampak jika terjadi kehamilan. Kehamilan menjadi tidak stabil, mudah
terjadi perdarahan, dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan
terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentan usia reproduksi aktif. Hal
ini dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim di kemudian hari.
Keadaan Ideal Untuk Hamil
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil atau mempunyai anak
ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan
mental/emosi/psikologis dan kesiapan sosial-ekonomi.
a. Kesiapan fisik
Yaitu apabila seorang perempuan telah menyelesaikan pertumbuhan
tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun
b. Kesiapan mental/emosional/psikologis
Bila seorang perempuan dan pasangannya merasa telah ingin mempunyai
anak dan merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan
mendidik anaknya.
c. Kesiapan sosial-ekonomi
Bila orangtua sudah siap memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti: makan
minum, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan pendidikan bagi anaknya.
Meskipun seorang remaja perempuan telah melampaui usia 20 tahun tetapi
jika ia dan pasangannya belum mampu memenuhi kebutuhan sandang pangan
dan tempat tinggal bagi keluarganya maka ia belum dapat dikatakan siap
untuk hamil dan melahirkan.
Apa yang terjadi jika kamu menikah/hamil pada usia sangat muda (di bawah
20 tahun)?
Perempuan yang belum mencapai usia 20 tahun sedang berada di dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan fisik. Karena tubuhnya belum
berkembang secara maksimal, maka perlu dipertimbangkan hambatan/
kerugian antara lain:
 Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya
termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkatnya berbagai
resiko kehamilan
 Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan
darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kejang yang
berakibat pada kematian
 Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda (di bawah 20
tahun) sering kali berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Ini erat
kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan dinding Rahim
(BKKBN, 2008).

D. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan pada usia


remaja
1) Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
2) Faktor dari dalam diri remaja sendiri yang kurang memahami
swadarmanya sebagai pelajar
3) Faktor dari luar, yaitu pergaulan bebas tanpa kendali orangtua yang
menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja yang
diinginkan
4) Perkembangan teknologi media komunikasi yang semakin canggih yang
memperbesar kemungkinan remaja mengakses apa saja termasuk hal-hal
yang negative (Kusmiran, 2014).

E. Risiko yang akan timbul dari kehamilan pada usia remaja


Beberapa risiko yang timbul akibat kehamilan pada usia remaja adalah sebagai
berikut :
1. Risiko medis
a. Aborsi
Aborsi spontan (abortus spontane) adalah keguguran yang terjadi
secara alamiah atau tidak sengaja.
Aborsi buatan (abortus provokatus) adalah usaha penguguran yang
disengaja. Ada dua cara melakukan aborsi buatan, yaitu cara yang
aman secara medis dan cara yang tidak aman secara medis (self
treatment/unsafe abortion) (BKKBN,2008).
b. Gangguan Kesehatan
2. Psikologis
a. Rasa bersalah
b. Depresi
c. Marah dan agresif
d. Remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil
3. Psikososial
a. Ketegangan mental dan kebingungan akan peran social yang tiba-tiba
berubah
b. Tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut
c. Dikucilkan dari masyarakat dan hilang kepercayaan diri
4. Masa depan remaja dan janin
a. Terganggunya kesehatan
b. Risiko kelainan janin
c. Tingkat kematian ibu dan bayi yang tinggi
d. Pernikahan remaja dan pengguguran kandungan
e. Putus sekolah
f. Bila bayi dilahirkan, masa depan anak mungkin saja terlantar
g. Perkembangan bayi yang tertahan
h. Bayi terlahir premature atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
(Kusmiran, 2010).
Kehamilan remaja dapat menyebabkan terganggunya perencanaan masa
depan remaja. Misalnya kehamilan pada remaja sekolah, remaja akan terpaksa
meninggalkan sekolah, hal ini berarti terlambat atau bahkan mungkin tidak
tercapai cita-citanya. Sementara itu, kehamilan remaja juga mengakibatkan
lahirnya anak yang tidak diinginkan, sehingga akan berdampak pada kasih
sayang ibu terhadap anak tersebut. Masa depan anak ini dapat mengalami
hambatan yang menyedihkan karena kurangnya kualitas asuh dari ibunya yang
masih remaja dan belum siap menjadi ibu. Perkembangan psikologi anak akan
terganggu.besar kemungkinan anak tersebuttumbuh tanpa kasih sayang dan
mengalami perlakukan penolakan dari orangtuanya.
Selain hal-hal diatas, terdapat pula perlakukan yang kurang adil dari
masyarakat atau institusi formal terhadap remaja perempuan. Sering kali
dalam suatu kasus kehamilan di luar nikah, yang menjadi korban, mislanya
tidak boleh melanjutkan sekolah, adalah remaja perempuan. Sedangkan
remaja laki-laki masih diperbolehkan melanjutkan sekolah. Pandangan
negative dari masyarakat pun cenderung lebih memberatkan perempuan
dibandingkan laki-laki (Kusmiran, 2014).
F. Pencegahan terjadinya kehamilan remaja
a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b. Mengisi waktu dengan kegiatan positif seperti berolahraga, seni, dan
keagamaan
c. Menghindari perbuatan-perbuatan yang akan mendorong seksual, seperti
meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno
d. Mendekatkan diri pada Tuhan (Irianto, 2015).

Anda mungkin juga menyukai