ICU
0 0
SISTEM PERHITUNGAN OBAT PARENTERAL
0 0
DOPAMIN
1 ampul /vial = 200 mg
Indikasi :
Mengatasi hipotensi dengan tanda dan gejala syok
Gagal jantung kongestif
Obat kelas II pada bradikardi dengan hipotensi setelah atropine
Dosis :
Rendah 1-5 mcg/kgBB/menit Reseptor dopaminergik terutama di
ginjal, mesenterium, dan pembuluh
coroner
Sedang 5-10 Meningkatnya tekanan sistolik dan
mcg/kgBB/menit tekanan nadi tanpa mengubah tekanan
diastolic
Tinggi 10-20 (vasopressor)
mcg/kgBB/menit
Kontraindikasi :
Hipovolemik yang belum terkoreksi
Takiaritmia atau fibrilasi ventrikuler yang belum terkoreksi
Hipertiroid
Efek samping :
Kardiovaskuler :
o Aritmia, terutama takikardi supraventrikuler primer
o Palpitasi
o Angina
o Hipertensi
o Vasokonstriksi
Dyspnea
Sakit kepala, stimulasi SSP
Mual, muntah
Dosis x BB x 60
Jumlah obat/cc (dalam mikro)
Dosis x BB x pengenceran x 60
Jumlah obat/cc (dalam mikro)
Contoh :
0 0
BB 50 kg, dosis yang diminta 5 mikro, diencerkan dalam NaCl 50 cc
Cara 1 :
200 mg : 50 cc 4 mg : 1 cc 4000 mcg : 1 cc
Rumus : 5 x 50 x 60 = 3.75 cc/jam
4000
Cara 2 :
Rumus : 5 x 50 x 50 x 60 = 3.75 cc/jam
200.000
DOBUTAMIN
1 vial = 250 mg
Indikasi :
terapi penunjang inotropik pada pengobatan jangka pendek untuk pasien
dewasa dengan dekompensasi kordis karena penekanan kontraktilitas
jantung yang diakibatkan oleh penyakit jantung organic atau prosedur
bedah jantung
Lebih efektif dalam menurunkan tekanan pengisian ventrikel karena tidak
meningkatkan tekanan perifer
Dosis :
Rendah 2-5 mcg/kgBB/menit
Sedang 5-10 Meningkatkan kontraktilitas miokard tanpa
mcg/kgBB/menit meningkatkan frekuensi denyut jantung
Tinggi 10-20
mcg/kgBB/menit
Rumus : Dosis x BB x 60
Jumlah obat/cc (dalam mikro)
0 0
Contoh : BB 50 kg, dosis 5 mikro, diencerkan 50 cc
Cara : 5 x 50 x 50 x 60 = 3 cc/jam
250.000
Rumus :
dengan infus set makro : 1 cc = 20 tetes/menit
dengan infus set mikro : 1 cc = 60 tetes/menit
NOREEPINEFRIN
(vascon®, raivas®)
1 ampul = 4 mg
Rumus : Dosis x BB x 60
Jumlah obat/cc (dlm mikro)
0 0
ISDN (ISOSORBID DINITRAT)
1 ampul = 10 mg
Indikasi :
pengobatan dan pencegahan angina pectoris
terapi gagal jantung kongestif refrakter berat
Kontraindikasi :
anemia berat, hipotensi, syok kardiogenik
hipertiroid, peningkatan TIK, glaucoma
Efek samping :
hipotensi ortostatik, takikardi
sakit kepala
mual, gangguan GI
Contoh : dosis yang diminta 2 mg/jam, pengenceran 50 cc, jumlah obat yang
diencerkan 2 ampul (20 mg)
Jadi : 2 x 50 = 5 cc/jam
20
NICARDIPINE
(Perdipine®)
1 ampul = 10 mg
Kontraindikasi :
dugaan hemostasis inkomplit sesudah terjadi perdarahan intracranial
peningkatan TIK pada stadium akut stroke serebral
0 0
Efek samping : ileus paralitik, hipoksemia, nyeri angina, trombositopenia
Dosis : 3-15 mg/menit
Dosis x BB x pengenceran x 60
Jumlah obat/cc (dlm mikro)
FUROSEMIDE
1 ampul = 20 mg
Midazolam
Rumus : Dosis x pengenceran
Jumlah obat yang diencerkan
0 0
Contoh : Dosis yang diminta 10 mg/jam, kandungan obat 5 mg/ml
Cara : 10 x 1 = 2 cc/jam
5
NITROGLISERIN
1 ampul = 50 mg
Dosis x pengenceran
Jumlah obat yang diencerkan
Dosis x pengenceran x 60
Jumlah obat yang diencerkan (dlm micro)
INSULIN
(Humulin® = 100 unit/cc dan insulin = 40 unit/cc) Injeksi subkutan
Contoh : bila diinginkan dosis 6 unit dengan skala spuit yang dipakai 100 unit
maka jumlah obat yang diberikan adalah :
Actrapid/Insulin = 6 x 100 = 15 strip
40
Humulin = 6 x 100 = 6 strip
100
Dosis x pengenceran
Jumlah obat (unit/cc)
Contoh : bila ingin diberikan actrapid dengan dosis 4 unit/jam yang diencerkan
dalam spuit 50 cc maka jumlah obat yang diberikan adalah :
0 0
Cara : 4 x 50 = 5 cc/jam
40
Contoh : bila ingin diberikan actrapid dengan dosis 4 unit/jam dalam NaCl 0.9%
500cc yang memakai infus set makro, maka jumlah obat yang diberikan (tts/mnt)
adalah :
Caranya : 4 x 500 x 20 = 16 tts/mnt
40 x 60
HEPARIN
1 vial = 25.000 unit
Indikasi :
Profilaksis dan terapi thrombosis vena dan emboli paru
Terapi emboli arteri
Mencegah pembekuan di arteri jantung dan thrombosis serebral
Antikoagulan pada transfuse darah, dialysis
Untuk kepentingan laboratorium
Kontraindikasi :
Pasien dengan perdarahan trombositopenia, hemophilia, ulkus peptikum,
hipertensi, icterus, ancaman aborsi bedah mayor yang mempengaruhi otak
Efek samping :
Perdarahan, iritasi local, hipersensitif, trombositopenia, osteoporosis, peningkatan
SGOT dan SGPT
Dosis disesuaikan dengan APTT dan pemberian pertama 5000 unit bolus
Contoh : 20.000 unit heparin dalam 500 cc NaCl dosis yang diberikan 1000
unit/jam
Cara : 20.000 unit = 500 cc -----> 40 unit = 1 cc
Diberikan dengan infus set mikro ( 1 cc = 60 tts )
Rumus : 1000 x 60 tts = 25 tts/mnt
40 x 60 mnt
= 1000 x 1 jam = 25 cc/jam
40 unit
0 0
PELUMPUH OTOT
Dibagi 2 :
1. Depolarisasi (suksinilkolin)
Onset 3-5 menit, durasi 5-10 menit
Dosis IV 0.6 mg/kgBB
Ekskresi dalam urine
Dapat menyebabkan fasikulasi otot
2. Nondepolarisasi (untuk pavulon, norcuron)
Hampir sama dengan pankuronium
Onset cepat, durasi 30 menit
Ekskresi dalam urine
Dosis sama dengan pavulon
Efek : KV lebih rendah dibandingkan pankuronium
TRANSFUSI
0 0
Atau :
RUMUS :
1. WHOLE BLOOD (WB) : Δ Hb x BB x 6
2. PACKED CELL (PRC) : Δ Hb x BB x 3
Deskripsi:
Volume 150-250ml eritrosit dengan jumlah plasma yang minimal
Hb ± 20 g/100 dl ( ≥ 45 g/unit)
Hct 55-75%
Indikasi:
Pengganti sel darah merah pada anemia
Anemia karena perdarahan akut (setelah resusitasi cairan kristaloid atau
koloid)
Resiko Infeksi
Tidak steril
Dapat menularkan infeksi pada eritrosit atau plasma yang tidak terdeteksi
pemeriksaan rutin (HIV-1 dan HIV-2, hepatitis B dan C, virus hepatitis
lain, syphilis, malaria, TORCH dan Chagas diseases)
Penyimpanan
Suhu + 2oC hingga 6oC, dapat terjadi perubahan komposisi akibat
metabolisme sel darah merah
Maksimal penyimpanan PRC di bank darah 3 minggu
Harus segera ditransfusikan 30 menit setelah keluar dari tempat
penyimpanan
Perhatian
Golongan darah harus sesuai (ABO dan RhD compatible)
Dilarang memasukan obat-obatan ke dalam kantong darah
Penambahan Infus cairan NS 50 – 100 ml dengan infus set-Y memperbaiki
aliran tranfuse
Waktu Tranfuse maksimal 4 jam Kecuali pasien dengan Congestive Heart
Failure, AKI (Acute Kidney Injury dan Chornic Kidney Disease)
Deskripsi
Plasma dipisahan dari satu kantong WB (maksimal 6 jam) dibekukan pada
25oC atau lebih
0 0
Terdiri dari factor pembekuan stabil, albumin dan immunoglobulin, F VIII
minimal 70% dari kadar plasma segar normal
Volume 60-180 ml
Indikasi
Defisiensi factor koagulasi (penyait hati, overdosis atikoagulan-warfarin,
kehilangan factor koagulasi pada penerima tranfuse dalam jumlah besar)
DIC
TTp
Dosis: Awal 10 – 15 ml/kgBB
Perhatian:
Reaksi alergi akut dapat terjadi dengan pemberian cepat
Jarang terjadi reaksi anafilaktik berat
Hipovolumia bukan suatu indikasi
ABO kompatibel untuk menghindari resiko hemolysis
Diberikan segera setelah thawing dengan transfuse darah standar
Faktor koagulasi labil, cepat terdegradasi, berikan maksimal 30 menit
setelah thawing
Penyimpanan
Pada -25oC atau lebih bertahan hingga 1 tahun
Sebelum digunakan harus di thawing dalam air 30-37oC di bank darah,
suhu yang lebih tinggi akan merusak factor pembekuan dan protein.
Sekali thawing harus disimpan pada suhu + 2oC hingga +6oC
Trombocyte Concentrates
Deskripsi:
Setiap 50 – 60 ml plasma yang dipisahkan dari WB mengandung:
Trombosit minimal 55 x 109
Eritrosit < 1,2 x 109
Leukosit < 0,12 x 109
Indikasi:
Perdarahan akibat trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit
Pencegahan perdarahan karena trombositopenia (gangguan sumsum
tulang) kurang dari 10.000/micro liter
Profilaksis perdarahan pada pre operatif dengan trombosit ≤ 100.000
micro liter
Kontraindikasi:
ITP tanpa perdarahan
TTP tanpa perdarahan
DIC yang tidak diterapi
Trombositopenia terkait sepsis, hinga terapi definitive dimulai atau pada
hiperspenisme
Dosis: 1 unit TC/10 kgBB
Pada desawa 60-70 kg, 1 unit platelet (dari 4-6 donor) mengandung 240 x
109 trombosit yang dapat meningkat trombosit 20-40 x 109/L
0 0
Peningkatan trombosit kurang efektif bila terdapat kondisi-kondisi seperti
splenomegeli, DIC dan Sepsis
Komplikasi:
FNHTR (Febrile non haemolytic) dan reaksi alergi urtikaria jarang terjadi
ALBUMIN
Keterangan :
Albumin N : nilai albumin yang diinginkan
Albumin H : nilai albumin hasil lab
Kandungan Albumin 20% = 20/100 = 0.2 gr/ml
Albumin 25% = 25/100 = 0.25 gr/ml
Contoh : nilai lab albumin 2, dengan target albumin 3, BB 50 kg, koreksi dengan
albumin 25% dan 20%
Rumus : (3-2) x 0.8 x 50 = 40 gr
Albumin 20% : 40 gr / 0.2 = 200 cc
Albumin 25% : 40 gr / 0.25 = 160 cc
Atau :
RUMUS:
(Albumin normal (3,2) – Albumin pasien x BB x volume
darah)
100
Contoh:
Albumin pasien 2,5gr dengan BB 50kg
Jawab 3,2 – 2,5 x (50 x 75) = 26 gr
100
0 0
Dalam 100 cc albumin 20% mengandung 26,5 gr albumin
Dalam 50 cc albumin mengandung 12,5 gr albumin
OBAT-OBAT EMERGENSI
ADRENALIN
1 ampul = 1 ml = 1 mg
Indikasi :
Akut anafilaktik syok, reaksi akut terhadap obat, binatang, serangga, dan
allergen (menghilangkan bronchospasme, urtikaria, angioedema,
pembengkakan mukosa)
Local anestesi
Haemostatic agent
Ocular surgery untuk mengontrol perdarahan
Inotropic support pada pasien CHF
Cardiac arrest
Dosis : bolus dosis awal 1 mg saat resusitasi, boleh diulang dengan dosis yang
sama dengan interval 3-5 menit, tidak ada dosis maksimal (selalu diikuti dengan
pemberian cairan NaCl 0.9%)
0 0
Dosis Adrenalin :
Indikasi Dewasa Anak-anak
Anafilaksis, IM : 10 mcg/kgBB (1:1000) IM : 10 mcg/kgBB (1 : 1000)
bronkospasme IV : 5 mcg/kgBB (1:10.000) IV : 5 mcg/kgBB (1:10.000)
Diberikan selama 1-2 menit, Diberikan selama 1-2 menit,
jika diperlukan dapat diulang dapat diulang setiap 5 menit
tiap 5 menit jika diperlukan
Cardiac arrest IV : 0.5-1 mg IV : 0.01 mg/kg diulang
IV infusion : 1-4mcg/menit setiap 3-5 menit
IV infusion : 0,005-1
mcg/kg/mnt
Auto injector Dewasa dan anak>30kg : 0.3 Anak 15-30 kg : 0.15 mg
untuk mg (epiPen) (epiPen)
anafilaktik
syok
SULFAS ATROPIN
1 ampul = 1 ml = 0.25 mg
Indikasi :
Bradikardi simptomatik
Pada PEA jika HR < 60 bpm
Dosis :
AMIODARON
0 0
1 ampul = 3 ml = 150 mg
Indikasi : merupakan obat aritmia atrial dan ventrikel (VT refrakter, AV, SVT)
Dosis : bila VT / VF tanpa nadi diencerkan 20 – 30 ml
150 mg / 10 menit / IV bolus dilanjutkan
360 mg / 6 jam (1 mg/menit) kemudian
540 mg / 18 jam (0.5 mg/menit)
LIDOKAIN
(xilocard®)
Indikasi :
Henti jantung akibat VT/VF
Takikardia dengan QRS lebar jenis tidak jelas
Merupakan obat anti aritmia pilihan kedua setelah amiodaron
Local anesthesia
Dosis :
Pada cardiac arrest dosis bolus 1 – 1.5 mg/kgBB dapat diulang dengan
dosis 0.5 – 0.75 mg/kgBB 3 – 5 menit sampai dosis maksimal 3 mg/kgBB
Drip 1 – 4 mg/menit
Cepat, durasi 5 – 20 menit
Contoh : 500 mg xylocard dalam 100 ml NaCl 0.9% / D5% dosis permintaan 2
mg/mnt
Cara :
500 mg = 100 ml
5 mg = 1 ml
Rumus : 2 x 100 x 60 = 25 cc/jam
500
CALCIUM GLUCONAS
0 0
Indikasi :
Hyperkalemia, hipermagnesemia, hipokalsemia
Dosis : 15 – 30 mg/kgBB IV
Efek : bradikardia
Aritmia pada pasien dengan digitalis
DEKSAMETASON
Indikasi :
Efema jalan nafas, anafilaktik
Onset : dalam menit, durasi 4-6 jam
MgSO4
Indikasi :
Hipomagnesemia
Preeclampsia, eklampsia
Onset : cepat, durasi 4-6 jam
KCl
Indikasi :
Hipokalemia, intoksisitas digoksin
Onset : cepat, durasi : variasi
Dosis : 20 mEq IV dalam 60 menit
Pemberian : dianjurkan melalui vena sentral
Efek : aritmia jantung, cardiac arrest, gangguan neuromuscular
NATRIUM BIKARBONAT
Indikasi :
Asidosis metabolic
Dosis : 1 mg/kgBB
Onset : cepat, durasi : bervariasi
Efek samping : metabolic alkalosis, hiperkarbia, CO↓, SVR↓,
kontraktilitas otot jantung ↓
0 0
NARCAN
Indikasi :
Antidotum dari opiate
Dosis : 0.04 – 0.4 mg/kgBB, titrasi 2-3 menit
Onset cepat
Durasi tergantung dosis, max.20-60 menit
Efek samping : hipertensi, aritmia, edema paru
Metabolism 95% di hepar
LANOXIN
1 ampul = 2 ml = 0.5 mg
Indikasi :
Atrial fibrilasi
Atrial flutter
GOLONGAN ANALGETIKA
Dibagi 2 :
1. Golongan opioid (morfin, petidin, fentanyl)
2. Golongan non opioid ( tramadol, ketorolac )
1. GOL. OPIOID
A. MORFIN
Dosis di ICU 0.02 – 0.05 mg/kgBB setiap 2-4 jam
Onset 20 menit, durasi 5 jam
Bersifat histamine release
10 x lebih kuat dari petidin
Terlalu cepat = vasodilatasi hebat
Hati-hati pada usia lanjut
0 0
Waspada terhadap penyakit ginjal akumulasi
B. PETIDIN
Dosis 0.5-1 mg/kgBB setiap 2-4 jam
Onset 10 menit, durasi 3-4 jam
Bersifat histamine release
Pada penyakit ginjal dapat menyebabkan akumulasi kejang
Cara pemberian 100 mg petidin + NaCl 8 cc beri perlahan
C. FENTANYL
Dosis 0.5-2 mg/kgBB setiap 2-4 jam
Onset 30 detik, durasi 1-2 jam
Lebih poten 75-80x dari morfin
B. TRAMADOL
Sama dengan golongan opioid. Tidak menyebabkan adiksi dan depresi
pernafasan
SEDASI
DIAZEPAM
Sediaan 5 mg = 1 ml
Durasi 20-50 jam
Dosis 6-40 mg/jam
MIDAZOLAM
Sediaan 1 mg = 1ml, 5 mg = 1 ml
Durasi 1-4 jam
0 0
Dosis 25-30 mg/hari
PROPOFOL
Diberikan drip 25-75 mg/kgBB
Efek : hipotensi, nyeri pada tempat tusukan, depresi nafas
AMINOFILIN
Sediaan 240 mg = 10 ml
Obat status asmatikus
Bolus 2-4 mg/kgBB
Drip 0.2-0.7 mg/kgBB
0 0
0 0
0 0
MANAJEMEN PERIOPERATIF HIPERGLIKEMIA
Pra Operasi
Durante Operasi:
1. Target serum glukosa adalah 120-180 mg/dL.
2. Monitoring gulah darah setiap jam dan hindari kejadian hipoglikemia
dengan pemberian infusan D5½NS.
3. Manajemen ini harus dengan penggunaan insulin intravena secara
continuous.
4. Tidak disarankan penggunaan insulin secara subcutaneous.
5. Bila terjadi hipoglikemia, berikan Dextrosa 50% intravena.
Base on Handbook of Stoelting’s Anesthesia and Co-existing disease 4TH
0 0
CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut)
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan
Homeostasis
Pemasukan Pengeluaran
Cairan yang diminum 1200 ml Ginjal (urine) 1500 ml
Makanan padat 1000 ml Usus halus (feses) 200 ml
Oksidasi 300 ml Paru (udara ekspirasi) 400 ml
Pemasukan total 2500 ml Pengeluaran total 2500 ml
0 0
Kebutuhan Cairan Tubuh
Dehidrasi ringan 2% x BB
(1 kgBB = 1 liter)
Dehidrasi sedang 5% x BB
Dehidrasi berat 8% x BB
Contoh kasus :
BB 50 kg mengalami dehidrasi berat, cairan yang diberikan :
- 8% x 50 kg = 4 liter (4000 ml)
- 20 ml/kgBB (1000 ml) dalam 30 menit – 1 jam
- Sisa deficit 3000 ml :
o 50% nya (1500 ml) dalam 8 jam
o 50% nya (1500 ml) dalam 16 jam
0 0
Klasifikasi “Stene-Gieseck” untuk menentukan defisit cairan
HIPOVOLEMIA
Penyebab :
Gejala :
0 0
11. Hematokrit meningkat
Penatalaksanaan :
1. Tes cairan : beri cairan 200-300 ml (dewasa) dalam waktu 10-15 menit,
bila tekanan vena sentral < 15 cmH2O. Observasi perubahan tekanan vena
sentral, tekanan darah, paru dan produksi urine.
2. Jika CVP tidak berubah atau naik 2-3 cmH2O kemudian turun lagi,
tekanan darah belum stabil dan bunyi paru normal, beri cairan lagi 200 ml
selama 10 menit
3. Jika masalah prerenal, produksi urine akan meningkat lebih dari 20
ml/jam, kegagalan meningkatkan produksi urine menunjukkan gagal ginjal
akut atau adanya obstruksi
4. Jika pasien masih oligouria setelah diberi cairan dan tekanan darah serta
CVP kembali normal, mungkin ada masalah renal
MENGUKUR CVP
0 0
Monitor intake dan output
Ukur CVP secara berkala (normal 5-15 cmH2O)
Monitor tanda-tanda vital
HIPERVOLEMIA
Penyebab :
Gejala :
Pengobatan :
TERAPI CAIRAN
0 0
Tujuan :
Terapi cairan :
Resusitasi cairan : mengembalikan volume cairan tubuh pada kasus darurat, baik
perdarahan, kehilangan plasma, maupun karena kehilangan cairan elektrolit dalam
jumlah yang besar.
1. Resusitasi
Terapi cairan resusitasi (pengganti) adalah semua kehilangan abnormal,
baik yang terlihat atau tidak terlihat bila terjadi hipovolemia
2. Rumatan
Terapi cairan rumatan adalah pemenuhan jumlah air, elektrolit (natrium,
kalium, klorida). Untuk mengganti kebutuhan normal atau mengganti
kehilangan rutin harian seperti urine, uap nafas, dan keringat. Terapi cairan
rumatan juga diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang terdiri
dari cairan glukosa, asam amino dan lemak.
KRISTALOID ISOTONIK
0 0
2. NaCl (osm = 304 mOsm/L)
o Setelah 1 jam diberikan segera menyebar ke petak ekstrasel, hanya
tersisa 20% di dalam intravaskuler
o Untuk keperluan koreksi diperlukan 3-4 x jumlah volume
intravaskuler yang hilang
o Digunakan sebagai terapi syok, diagnosis oliguria
o Cairan pengganti untuk terapi syok diperlukan 3-4 x volume darah
hilang, kalau perlu kombinasi koloid
KRISTALOID HIPERTONIK
KOLOID
Beberapa contoh yang ada di pasaran : dextran, haemasel, expafusin, dan haester
Dextran 40 Dextran 70
BM 40.000 BM 70.000
0 0
Menurunkan viskositas darah Bertahan lebih lama di
Metabolism di hati intravaskuler
Lebih cepat hilang Partikel besar diambil oleh RES
Ekskresi lewat ginjal Ekskresi lewat ginjal
hiperonkotik hiperonkotik
Indikasi :
1. syok hipovolemik
2. hemodilusi isotonic
Efek samping :
1. gagal ginjal
2. anafilaktik
3. diuresis osmotic
4. reaksi biokimia
5. diastasis hemoragik
6. menekan RES
Indikasi :
Sebagai plasma ekspander pada :
1. Hipovolemik
2. Sepsis
3. Trauma
4. Luka bakar
Efek samping :
0 0
1. Koagulopati (jarang)
2. Edema paru (apabila dosis > 1500 ml/hari)
3. Reaksi anafilaktik (jarang)
4. Serum amylase meningkat
LARUTAN POLIGELIN
ALBUMIN
Endogen :
Diproduksi di hati
Jumlahnya 4-5 gr/kgBB
40% intravascular
60% interstitial (masuk ke sirkulasi melalui aliran kelenjar limfa)
Berperan menentukan tekanan onkotik plasma
Mengalami metabolism di sel menjadi asam amino
Katabolisme akan meningkatkan metabolism albumin
Menurun pada sindrom nefrotik, EPH gestosis, trauma
Sintesis meningkat bila fungsi hati normal dan nutrisi cukup
Eksogen :
0 0
Indikasi pemberian albumin eksogen :
Kesimpulan :
0 0
PROSEDUR TINDAKAN PENGUKURAN CVP
Suatu tindakan dengan memasukkan kateter CVC dari pembuluh darah tepi (vena
subclavia) sampai ujungnya berada di atrium kanan atau di muara vena cava
superior atau vena cava inferior.
Tujuan:
Prosedur kerja
1. Mengganti cairan Infus dengan cairan Isotonik bila terpasang cairan hipertonik
2. Mempercepat tetesan infus untuk menilai kelancaran aliran cairan
3. Menghentlkan aliran cairan ke pasien dengan memutar three way stop coch
4. Mengalirkan cairan infus ke arah manometer sampai setinggi 20 cm H 20 di
atas titik nol
5. Menghentikan cairan infus yang mengalir ke arah manometer dengan
mengunci infus set
6. Mengalirkan cairan dari manometer ke pasien dengan cara memutar three way
stop coch
7. Menentukan titik nol pada manometer dengan cara mengukur antara inter
costae 4 pada garis mid axial menggunakan water pas
8. Menunggu sampai cairan dalam manometer tidak turun lagi sambil memper
hatikan undulasi yang sesuai dengan irama pernafasan
9. Menghitung nilai CVP
10. Mengalirkan kembali tetesan infus menuju pasien
11. Cuci tangan
0 0
GANGGUAN ELEKTROLIT
NO ELEKTROLIT EKSTRASELULER INTRASELULER
1 KATION
Natrium (Na+) 144 mEq 15 mEq
Kalium (K+) 5 mEq 150 mEq
Kalsium (Ca++) 2 mEq 3 mEq
Magnesium (Mg++) 1,5 mEq 27 mEq
2 Aniom
Klorida (CL-) 114 mEq 1 mEq
Bikarbonat (HCO3-) 30 mEq 1 omEq
Fosfat (HPO42-) 2 mEq 100 mEq
Sulfat (SO42-) 1 mEq 20 mEq
Protein 1 mEq 60 mEq
NATRIUM
HIPONATREMI
Penyebab :
0 0
3. Penggunaan obat diuretik yang dikombinasikan dengan diet rendah garam
4. Insufisiensi adrenal (kurang aldosterone penyebab garam keluar)
Gejala :
Koreksi natrium:
HIPERNATREMI
0 0
Bila ada hipokalsemia berikan Ca glukonas sesuai kebutuhan
Penurunan kadar natrium serum tidak melebihi 0,5 mEq/L
Penyebab :
1. Pengeluaran cairan
2. Pemasukan garam berlebih baik dari makanan, cairan infus dll
3. Diabetes insipidus
4. Tenggelam dalam laut
Gejala :
1. Rasa haus
2. Lidah kering dan bengkak, mukosa lengket
3. Bila terjadi hipernatremi berat: disorientasi, halusinasi,letargi, hiperaktlf
bila dirangsang, koma
Koreksi:
0,6 x BB x (kadar plasma lab - 1)
140
Jumlah cairan: deficit cairan dikoreksi dalam 2x24 jam (sd 72 jam)
Hari ke-1: 50% defisit + kebutuhan rumatan (rumus Holliday Segar)
Hari ke-2: 50% defisit + cairan rumatan sda
Ideal TBW = 0,6 x current Weight (kg)
TBW = total body water
Perbedaan perhitungan ideal TBW dan current TBW memberikan perkiraan free
water deficit. Sisa Volume dehidrasi yang mengandung elektrolit diasumsikan
bahwa 60% kehilangan adalah ekstraseluler (mengandung Natrium 140 mEq/L),
dan 40% adalah intraseluler (mengandung kalium 150 mEq/L)
KALIUM ( potasium )
Fungsi:
0 0
3. Mengaktifkan reaksi beberapa enzim
4. Membantu transmisi impuls saraf
HIPOKALEMI
1. Saluran pencernaan
Pemberlan laksansia, diare
Pengisapan lambung yang berlebihan
Muntah muntah
2. Lewat ginjal
Pengobatan diuretic
Hiperaldosteron
Pengobatan steroid
3. Melalui keringat
4. Pergerakan ke dalam sel
Hiperalimentasi
Alkalosis
Sekresi berlebihan atau pemberian insulin
5. Pemasukan yang kurang
Anoreksia
Alcoholism
Debilitas
Gejala :
1. SSP: disorientasi
2. Kardiovaskuler: VES, ST Depresi, gel T terbalik, ditemukan gelombang U,
sensitivitas digitalis meningkat
3. Otot rangka : kelemahan, hipotonik disertai reflek reflek hipoaktif
4. Otot polos: Ileus paralitik, distensi lambung yang disebabkan
berkurangnya kegiatan propulsive usus, mual dan muntah
Koreksi:
(4,5 - nilai kalium lab) x BB
3
0 0
Atau :
Bila kadar K <2,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 3,75%
i.v. dengan dosis 3-5 mEq/kgbb, maksimal 40 mEq/Liter cairan
Bila kadar K 2,5-3,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 75
mg/kg/hari p.o. dibagi 3 dosis
Renapar ® mengandung K-L aspartat 300 mg, Mg L-aspartat 100 mg, untuk
suplementasi K dan Mg pada penyakit jantung dan hati, untuk hipokalemia dan
hipomagnesemia akibat penggunaan diuretik jangka panjang
HIPERKALEMI
1. Pseudohiperkalemi
Torniket yang terlalu ketat
Hemolisis contoh darah
Lekositosis
Trombositosis
2. Menurunnya ekskresi kalium
Gagal ginjal
Diuretic yang menahan kalium
Hiperaldosteron
3. Bertambah pemasukan kalium khususnya pada insufisiensl ginjal
Pengobatan kalium total
Infuse kalium berlebihan
Transfusi darah yang banyak
4. Pergeseran kalium dari sel
Asidosis metabolik atau respiratorik
Kerusakan jaringan
Gejala:
0 0
EKG: gelombang T tinggi, interval PR memanjang, depresi segmen ST,
kompleks QRS melebar
Bila kadar K <6-7 mEq/L: Kayeksalat 1 g/kgbb po dilarutkan dalam 2
mL/kgbb larutan sorbitol 70%; kayeksalat 1 g/kgbb enema, dilarutkan
dalam 10 ml/kg larutan sorbitol 70% dan diberikan melalui kateter folley
yang diklem selama 30-60 menit
Bila kadar K 6-7 mEq/L: NaHCO37,5% dosis 3 mEq/kg i.v. atau 1 unit
insulin / 5 gram glukosa
Bila kadar K >6-7 mEq/L: Ca Glukonas 10%, dosis 0,1-0,5 mL/kgbb i.v.
dengan kecepatan 2 mL/menit
KALSIUM
HIPOKALSEMIA
Definisi: Kadar Calsium (Ca) darah kurang dari 8,0 mg/dL atau ion Ca kurang
dari 4,6 mg/dL.
Penyebab:
1. Malabsorbsi
2. Kurang vitamin D
3. Pancreatitis akut
4. Pemberian transfusi darah dengan koagulasi sitras
5. Hipoparatiroid primer
0 0
6. Alkalosis ( penurunan ion kalsium )
7. Hipofosfatemia
8. Hipoalbuminemia ( pada slrosis,syndrome nefrotik, kelaparan)
9. Hipomagnesia
Gejala:
Pengobatan:
Koreksi CaCl2 0,2 cc/KgBB atau Ca giukonas 0,5 cc/KgBB
Atau :
HIPERKALSEMI
0 0
Gejala:
1. Kelemahan otot
2. Konstipasi
3. Tidak ada nafsu makan
4. Menurunnya daya ingat
5. Poliuri, polidipsi
6. Gambaran EKG : interval QT pendek
7. Henti jantung dapat terjadi pada krisis hiperkalsemi
Pengobatan:
1. Pemberian peroral garam fosfat inorganic
2. Diet rendah kalsium
3. Pengobatan sesua derajat sakitnya, kalau perlu operasi : untuk mengangkat
tumor paratiroid
MAGNESIUM
Fungsi:
1. Kofaktor enzim dalam metabolism karbohidrat dan protein
2. Aktivitas neuromuskuler, transmisi impuls saraf dan fungsi miokardium
3. Dibutuhkan untuk sekresi hormone para tiroid
HIPOMAGNESIUM
Penyebab:
1. Alkoholisme
2. Diare, penglsapan cairan lambung
3. Pemberian agresif makanan pada orang kelaparan tanpa pemberian
magnesium
4. Ketoasidosis diabetic
5. Hiperaldosteronism
6. Obat – obat: diuretik, antibiotic aminoglikoside (gentamisin)
7. Pancreatitis, tirotoksikosis, hiperparatiroidism
0 0
Gejala:
1. Iritabilitas neuromuskuler
Reflek meningkat, tremor, kejang
Tanda chovstek positif
2. Cardiac
Takiaritmia
Sensitivitas terhadap digitalis meningkat
Perubahan daiam EKG: interval PR dan QT memanjang, kompleks
QRS melebar, segmen ST depresi, gelombang T inverse
3. Perubahan mental
Disorientasi
Suasana hati berubah-ubah
Halusinasi
4. Hipokalsemia dan biasanya terjadi pada hipomagnesium
Pengobatan:
1 fles MgSOA = 5 gr = 25 ml
1 grMgSO4 = 8 mEq = 4 Mmol
Contoh:
Koreksi:
Atau :
0 0
(Ca darah <8 darah: dosis menggunakan vena sentral
10-
mg/dL atau Ca ion 8,5 – 10,5 20mg/kgBB - Tidak boleh diberikan
< 4,6mg/dL) mg/dL bersamaan dengan bikarbonat
- Calsium gluconat
Calsium ion: 10% dosis 50-100 - Hati-hati efek yang dapat
4,4 - 5,4 - Calsium Lactat ditimbulkan, seperti:
mg/dL (Kalk) per oral bradikardia, hipotensi dan
aritmia
- Untuk kasus hipokalsemia
kronik dapat diberikan
tambahan calcium, seperti tablet
kalk dalam asupan enteral
Hipomagnesemia 1,5 – 2,5 Magnesium sulfat, -Efek yang ditimbulkan akibat
(Mq darah < 1,5 mEq/L dosis 25-50 koreksi antara lain: hipotensi,
mEq/L) mg/kgBB flushing, nausea, warmth,
hingga dapat menimbulkan
depresi pernafasan.
HIPERMAGNESIUM
Penyebab:
1. Gagal ginjal
2. Insufisiensi adrenal
3. Pemasukan magnesium yang berlebihan
4. Ketoasidosis yang tidak diobati
Gejala:
Pengobatan:
0 0
1. Terpenting adalah pencegahan hipermagnesium dengan mengatasi
penyebab
2. Bila terjadi depresi pernapasan dan gangguan sistem konduksi tindakan
nya :
Penggunaan ventilasi mekanik
Pemberian kalsium intravena ( kalsium adalah antagonis Mg)
Hemodialisa
0 0
TERAPI OKSIGEN
ASUMS1 :
PaO2 = 100 mmHg, SatO2 = 100%, Hb = 14 g/dl
Maka CaO2 = 181 ml/L
ASUMSI :
PvO2 = 40 mmHg, SatO2 = 75%, Hb = 14 g/dl
Maka CaO2 = 136 ml/L
0 0
KONSUMSI/CADANGAN O2 : VO2 = CI (CaO2 – CvO2)
INDIKASI TERAPI O2
0 0
Volume tidal pasien dalam batas normal
TATALAKSANA HIPOKSEMIA
0 0
0 0
AIRWAY MANAGEMENT
(PENGELOLAAN JALAN NAPAS)
Cara melakukannya:
Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih dan dibungkus
dengan sarung tangan/kassa untuk membersihkan/mengorek/mengait
semua benda asing dalam rongga mulut.
0 0
dengan menggunakan alat bantu pengisap (pengisap manual portabel,
pengisap dengan sumber listrik)
Membersihkan benda asing padat dalam jalan napas: Bila pasien tidak
sadar dan terdapat sumbatan benda padat di daerah hipofaring yang tidak
mungkin diambil dengan sapuan jari, maka digunakan alat bantuan berupa:
- Laringoskop
- Alat pengisap (suction)
- Alat penjepit (forceps)
Tanpa alat
Chin lift
Jaw thrust
Head tilt
Dengan alat
Nasopharyngeal tube
Oropharyngeal tube
Endotracheal tube
Laryngeal mask airway – tracheostomy tube
TANPA ALAT :
Tetapi pada pasien dengan dugaan cedera leherdan kepala, hanya dilakukan jaw-
thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher.
DENGAN ALAT :
Cara ini dilakukan bila pengelolaan tanpa alat tidak berhasil sempurna.
Bila dengan pemasangan jalan napas tersebut pernapasan belum juga baik,
dilakukan pemasangan pipa endotrakhea.
0 0
Pemasangan pipa endotrakhea akan menjamln jalan napas tetap terbuka,
menghindari aspirasI dan memudahkan tindakan bantuan pernapasan.
TEKNIK
Sungkup muka dipegang pada wajah pasien dengan jari tangan kiri mengangkat
mandibula (chin lift, jaw thrust). Ibu jari dan telunjuk tangan kiri memberikan
counterpressure.
Tekanan ventilasi < 20 cmH20, teknik dengan dua atau tiga tangan
0 0
KESEIMBANGAN ASAM BASA
ALKALOSIS METABOLIK
Murni ↑ ↑ N DIURETIK
Kompensasi sebagian ↑ ↑ ↑
Kompensasi penuh N ↑ ↑
ASIDOSIS RESPIRATORIK
Murni ↓ N ↑ SMNR
Kompensasi sebagian ↓ ↑ ↑
Kompensasi penuh N ↑
0 0
ALKALOSIS
RESPIRATORIK SMR
Murni ↑ N ↓
Kompensasi sebagian ↑ ↑ ↑
Kompensasi penuh N ↓ ↓
Alkalosis repiratorik + ↑ ↑ ↓
metabolik
Asidosis respiratorik + ↓ ↓ ↑
metabbolik
ALKALOSIS METABOLIK
Gangguan sistemik peningkatan primer kadar bikarbonat plasma dan
peningkatan pH
Efek: - Hipoventilasi
- Hipokalsemia (tanda Chvostek dan Trousseau positif, tetani)
Penyebab :
Sensitif klorida
Gastrointestinal
Muntah
Drainase lambung
Diare klorida
Adenoma vilus
Ginjal
Diuretik
Post hiperkapnik
Ambilan klorida yang rendah
Keringat
Fibrosis kistik
Resisten klorida
Peningkatan aktivitas mineralokortikoid
Hiperaldosteronism primer
Gangguan edema (hiperaldosteronism sekunder)
Sindrom Cushing
Menelan licorice
Sindrom Bartter
Hipokalemia berat
0 0
Lain-lain
Transfusi darah massif
Larutan koloid yang mengandung asetat
Pemberian basa pada insufisiensi ginjal
Terapi biasa
Terapi kombinasi antasid dan resin pertukaran kation
Hiperkalsemia
Sindrom milk-alkali
Metastasis tulang
Penisilin sodium
Pemberian glukosa pada kelaparan
Terapi :
ASIDOSIS METABOLIK
Efek:
Penyebab:
0 0
- Ketoasidosis (Diabetik,Kelaparan)
Asidosis laktat
- Campuran (Koma hiperosmolar ketotik, Alkoholik)
- Inborn errors of metabolism
- Menelan toksin
- Salisilat, Methanol, Etilen glikol
- Paraldehide
- Toluene
- Sulfur
- Rabdomiolisis
Terapi :
ASIDOSIS RESPIRATORIK
0 0
Efek:
- Hipoksemia
- Perubahan tingkat kesadaran
- Gejala peningkatan tekanan intracranial
Penyebab
Hipoventilasi alveoli
Depresi sistem saraf pusat
- Dipicu obat
- Gangguan tidur
- Sindrom hipoventilasi karena kegemukan (Pickwickian)
- Iskemia otak
- Trauma otak
Gangguan neuromuscular
- Miopati
- Neuropati
Abnormalitas dinding dada
- Flail chest
- Kifoskoliosis
Abnormalitas pleura
- Pneumotoraks
- Efusi pleura
Obstruksi jalan nafas
- Jalan nafas atas (Benda asing, Tumor, Spasme laring, Gangguan
tidur)
- Jalan nafas bawah (Asma berat, Penyakit paru obstruktif kronik,
Tumor)
Penyakit parenkim paru
- Edema paru (Kardiogenik, non kardiogenik)
- Emboli paru
- Pneumonia
- Aspirasi
- Penyakit paru intersititial
- Malfungsi ventilator
Terapi:
0 0
1. Tujuan - memulihkan ventilasi efektif secepatnya & mengatasi penyebab
yg mendasari
2. Obat-obatan bronkodilator
3. Intubasi endotrakea & bantuan ventilasi mekanik
4. Natrium bikarbonat hanya pada keadaan asidemia yang mengancam
jiwa yaitu pH 7,1
ALKALOSIS RESPIRATORIK
Disebabkan oleh:
1. Penyakit atau gangguan pada susunan saraf pusat
2. Kelainan atau penyakit pada paru.
3. Kelainan kardiovaskular
Efek:
1. Alkalemia kepala terasa ringan, mual, muntah, parestesia sirkum-oral
dan digital, spasme karpopedal dan tetani
2. Kelelahan, berdebar-debar, cemas dan susah tidur
3. Pada keadaan berat ketidakmampuan konsentrasi
Penyebab:
Stimulasi sentral
Nyeri
Cernas
Iskemia
Stroke
Tumor
Infeksi
Demam
Induksi obat Salisilat progresteron (pada kehamilan)
Analeptik (doxapram)
Stimulasi perifer
Hipoksemia
Tinggal di tempat yang tinggi
Penyakit paru
0 0
Emboli paru
Anemia berat
Mekanisme yang tidak diketahui
Sepsis
Ensefalopati metabolic
Iatrogenik
Dipicu oleh ventilator
Terapi :
Pasien tanpa gejala dengan pH < 7,55 terapi ditujukan pada kelainan
primer yang menyebabkan hipokarbia
Pasien yang menunjukkan gejala alkalosis:
1. Simple rebreathing device untuk menaikkan PCO2
2. Gunakan udara pernapasan dengan campuran gas O2 95% dan CO2 5%
3. Keadaan berat penggunaan asetazolamid (diamox), HCI atau
NH4CI secara intravena dan penggunaan alat bantu napas mekanik.
Kardiovaskular
Gangguan kontraksi otot jantung
Dilatasi arteri, konstriksi vena, dan sentralisasi volume darah
Peningkatan tahanan vaskular paru
Penurunan curah jantung, tekanan darah arteri, dan aliran darah hati dan
ginjal
Sensitif thd reentrant arrhythmia dan penurunan ambang fibrilasi ventrikel
Menghambat respon kardiovaskular terhadap katekolamin
Respirasi
Hiperventilasi
Penurunan kekuatan otot nafas dan menyebabkan kelelahan otot
Sesak
Metabolik
Peningkatan kebutuhan metabolisme
Resistensi insulin
Menghambat glikolisis anaerob
Penurunan sintesis ATP
Hiperkalemia
Peningkatan degradasi protein
Otak
Penghambatan metaboiisme dan regulasi volume sel otak
Koma
0 0
AKIBAT DARI ALKALOSIS BERAT
Kardiovaskular
Konstriksi arteri
Penurunan aliran darah coroner
Penurunan ambang angina
Predisposisi terjadinya supraventrikel dan ventrikel aritmia yg refrakter
Respirasi
Hipoventilasi yang akan menjadi hiperkarbi dan hipoksemia Metabolic
Stimulasi glikolisis anaerob dan produksi asam organic
Hipokalemia
Penurunan konsentrasi Ca terlonlsasi plasma
Hipomagnesemia and hipophosphatemia
Otak
Penurunan aliran darah otak
Tetani, kejang, lemah delirium dan stupor
0 0
3. Penggunaan obat diuretik yang dikombinasikan dengan diet rendah garam
4. Insufisiensi adrenal (kurang aldosterone penyebab garam keluar)
Gejala :
Koreksi natrium:
0 0
Bila ada hipokalsemia berikan Ca glukonas sesuai kebutuhan
Penurunan kadar natrium serum tidak melebihi 0,5 mEq/L
Penyebab :
1. Pengeluaran cairan
2. Pemasukan garam berlebih baik dari makanan, cairan infus dll
3. Diabetes insipidus
4. Tenggelam dalam laut
Gejala :
1. Rasa haus
2. Lidah kering dan bengkak, mukosa lengket
3. Bila terjadi hipernatremi berat: disorientasi, halusinasi,letargi, hiperaktlf
bila dirangsang, koma
Koreksi:
0,6 x BB x (kadar plasma lab - 1)
140
Jumlah cairan: deficit cairan dikoreksi dalam 2x24 jam (sd 72 jam)
Hari ke-1: 50% defisit + kebutuhan rumatan (rumus Holliday Segar)
Hari ke-2: 50% defisit + cairan rumatan sda
Ideal TBW = 0,6 x current Weight (kg)
TBW = total body water
Perbedaan perhitungan ideal TBW dan current TBW memberikan perkiraan free
water deficit. Sisa Volume dehidrasi yang mengandung elektrolit diasumsikan
bahwa 60% kehilangan adalah ekstraseluler (mengandung Natrium 140 mEq/L),
dan 40% adalah intraseluler (mengandung kalium 150 mEq/L)
KALIUM ( potasium )
Fungsi:
0 0
3. Mengaktifkan reaksi beberapa enzim
4. Membantu transmisi impuls saraf
HIPOKALEMI
Gejala :
1. SSP: disorientasi
2. Kardiovaskuler: VES, ST Depresi, gel T terbalik, ditemukan gelombang U,
sensitivitas digitalis meningkat
3. Otot rangka : kelemahan, hipotonik disertai reflek reflek hipoaktif
4. Otot polos: Ileus paralitik, distensi lambung yang disebabkan
berkurangnya kegiatan propulsive usus, mual dan muntah
Koreksi:
(4,5 - nilai kalium lab) x BB
3
0 0
Atau :
Bila kadar K <2,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 3,75%
i.v. dengan dosis 3-5 mEq/kgbb, maksimal 40 mEq/Liter cairan
Bila kadar K 2,5-3,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) berikan KCl 75
mg/kg/hari p.o. dibagi 3 dosis
Renapar ® mengandung K-L aspartat 300 mg, Mg L-aspartat 100 mg, untuk
suplementasi K dan Mg pada penyakit jantung dan hati, untuk hipokalemia dan
hipomagnesemia akibat penggunaan diuretik jangka panjang
HIPERKALEMI
1. Pseudohiperkalemi
0 0
Torniket yang terlalu ketat
Hemolisis contoh darah
Lekositosis
Trombositosis
2. Menurunnya ekskresi kalium
Gagal ginjal
Diuretic yang menahan kalium
Hiperaldosteron
3. Bertambah pemasukan kalium khususnya pada insufisiensl ginjal
Pengobatan kalium total
Infuse kalium berlebihan
Transfusi darah yang banyak
4. Pergeseran kalium dari sel
Asidosis metabolik atau respiratorik
Kerusakan jaringan
Gejala:
0 0
EKG: gelombang T tinggi, interval PR memanjang, depresi segmen ST,
kompleks QRS melebar
Bila kadar K <6-7 mEq/L: Kayeksalat 1 g/kgbb po dilarutkan dalam 2
mL/kgbb larutan sorbitol 70%; kayeksalat 1 g/kgbb enema, dilarutkan
dalam 10 ml/kg larutan sorbitol 70% dan diberikan melalui kateter folley
yang diklem selama 30-60 menit
Bila kadar K 6-7 mEq/L: NaHCO37,5% dosis 3 mEq/kg i.v. atau 1 unit
insulin / 5 gram glukosa
Bila kadar K >6-7 mEq/L: Ca Glukonas 10%, dosis 0,1-0,5 mL/kgbb i.v.
dengan kecepatan 2 mL/menit
KALSIUM
HIPOKALSEMIA
Definisi: Kadar Calsium (Ca) darah kurang dari 8,0 mg/dL atau ion Ca kurang
dari 4,6 mg/dL.
0 0
Penyebab:
1. Malabsorbsi
2. Kurang vitamin D
3. Pancreatitis akut
4. Pemberian transfusi darah dengan koagulasi sitras
5. Hipoparatiroid primer
0 0
Gejala:
Pengobatan:
Koreksi CaCl2 0,2 cc/KgBB atau Ca giukonas 0,5 cc/KgBB
Atau :
HIPERKALSEMI
0 0
Gejala:
1. Kelemahan otot
2. Konstipasi
3. Tidak ada nafsu makan
4. Menurunnya daya ingat
5. Poliuri, polidipsi
6. Gambaran EKG : interval QT pendek
7. Henti jantung dapat terjadi pada krisis hiperkalsemi
Pengobatan:
1. Pemberian peroral garam fosfat inorganic
2. Diet rendah kalsium
3. Pengobatan sesua derajat sakitnya, kalau perlu operasi : untuk mengangkat
tumor paratiroid 0 0
MAGNESIUM
Fungsi:
1. Kofaktor enzim dalam metabolism karbohidrat dan protein
2. Aktivitas neuromuskuler, transmisi impuls saraf dan fungsi miokardium
3. Dibutuhkan untuk sekresi hormone para tiroid
HIPOMAGNESIUM
Penyebab:
1. Alkoholisme
2. Diare, penglsapan cairan lambung
3. Pemberian agresif makanan pada orang kelaparan tanpa pemberian
magnesium
4. Ketoasidosis diabetic
5. Hiperaldosteronism
6. Obat – obat: diuretik, antibiotic aminoglikoside (gentamisin)
7. Pancreatitis, tirotoksikosis, hiperparatiroidism
0 0
Gejala:
1. Iritabilitas neuromuskuler
Reflek meningkat, tremor, kejang
Tanda chovstek positif
2. Cardiac
Takiaritmia
Sensitivitas terhadap digitalis meningkat
Perubahan daiam EKG: interval PR dan QT memanjang, kompleks
QRS melebar, segmen ST depresi, gelombang T inverse
3. Perubahan mental
Disorientasi
Suasana hati berubah-ubah
Halusinasi
4. Hipokalsemia dan biasanya terjadi pada hipomagnesium
Pengobatan:
1 fles MgSOA = 5 gr = 25 ml
1 grMgSO4 = 8 mEq = 4 Mmol
Contoh:
0 0
nilai serum lab 1,36 mEq/L dengan BB = 70 Kg
Koreksi:
Atau :
0 0
(Ca darah <8 darah: dosis 10-
menggunakan vena sentral
mg/dL atau Ca ion 8,5 – 10,5 20mg/kgBB - Tidak boleh diberikan
< 4,6mg/dL) mg/dL - Calsium gluconat
bersamaan dengan bikarbonat
Calsium ion: 10% dosis 50-100
- Hati-hati efek yang dapa
4,4 - 5,4 - Calsium Lactat
ditimbulkan, seperti
mg/dL (Kalk) per oralbradikardia, hipotensi dan
aritmia
- Untuk kasus hipokalsemi
kronik dapat diberika
tambahan calcium, seperti table
kalk dalam asupan enteral
Hipomagnesemia 1,5 – 2,5 Magnesium sulfat, -Efek yang ditimbulkan akiba
(Mq darah < 1,5 mEq/L dosis 25-50 koreksi antara lain: hipotensi
mEq/L) mg/kgBB flushing, nausea, warmth
hingga dapat menimbulkan
depresi pernafasan.
HIPERMAGNESIUM
Penyebab:
1. Gagal ginjal
2. Insufisiensi adrenal
3. Pemasukan magnesium yang berlebihan
4. Ketoasidosis yang tidak diobati
Gejala:
Pengobatan:
0 0
1. Terpenting adalah pencegahan hipermagnesium dengan mengatasi
penyebab
2. Bila terjadi depresi pernapasan dan gangguan sistem konduksi tindakan
nya :
Penggunaan ventilasi mekanik
Pemberian kalsium 0 intravena
0 ( kalsium adalah antagonis Mg)
Hemodialisa
0 0
TERAPI OKSIGEN
ASUMS1 :
PaO2 = 100 mmHg, SatO2 = 100%, Hb = 14 g/dl
Maka CaO2 = 181 ml/L
ASUMSI :
PvO2 = 40 mmHg, SatO2 = 75%, Hb = 14 g/dl
Maka CaO2 = 136 ml/L
0 0
KONSUMSI/CADANGAN O2 : VO2 = CI (CaO2 – CvO2)
INDIKASI TERAPI O2
0 0
Protocol for Early Goal – Directed Theraphy
0 0
TERAPI NUTRIS1
Jalur vena :
1. Jalur perifer (larutan < 800 mOsm)
2. Vena sentral (larutan > 800 mOsm)
KEBUTUHAN KALORI
Sumber kalori :
1. Karbohidrat : 3-5 gram/kgBB/hari
2. Lemak : minimal 10% dari kebutuhan kalori, maksimal 1.5
gram/kgBB/hari
0 0
ASAM AMINO 10% =1000 ml
GLUKOSA 25% = 1000 ml (1000 kcal)
LEMAK 20% = 250 ml ( 450 kcal)
ELEKTROLIT
- NASOGASTRIK
- NASODUODENAL
- FARINGOSTOMI GASTRIK
- FARINGODUODENAL
- GASTROSTOMI
- GASTROSTOMI DUODENAL
- YEYUNOSTOMI
Resiko aspirasi
Intoleransi terhadap bolus KH, lemak, dan protein
Terjadwal
0 0
NUTRISI ENTERAL DRIP KONTINYU :
0 0
NUTRISI ENTERAL
Karb
Ener Protei Lema
ohidr Natriu Kaliu
Jenis gi n k
at m m Keterangan
Produk (Kka (gram (gram
(gra (mg) (mg)
l) ) )
m)
Nutri seimbang (serat pangan / fiber,
Entramix 260 10 8 38 130 110 selenium 12,1mg, prebiotik inulin,
bebas laktosa, bebas gluten)
Nutrisi seimbang (MUFA, prebiotik
Nutrisol 262,7 11,25 7,5 38,75 237,5 450 FOS, omega 3 dan 6, mengandung
gula, selenium)
Nutrisi seimbang (prebiotik FOS,
Ensure 250 9,8 7,6 35,8 206,5 391,3 tinggi kalsium, rendah kolesterol, asam
linoleat dan linolenat, bebas laktosa)
Nutrisi seimbang (bebas laktosa, bebas
Nutrien
260 10,8 10,8 31,52 135,8 326 gluten, probiotik, prebiotik, MUFA,
Optimum
PUFA, protein whey, rendah residu)
Nutrisi seimbang (MCT, bebas laktosa,
Panentera
250 7,6 12,8 27 112,5 281,2 linolenat dan linoleat, tinggi lemak
l
MCT, L:P:Kh=44%:12%:44%)
Peptiosol 250 14 3 42 130 130 Nutrisi tinggi protein
Nutrisi untuk penyakit ginjal (rendah
Nephrisol 270 5 6 48 95 60
protein)
Diabetaso Nutrisi untuk diabetes (serat pangan,
250 10 8 39 95 210
l kromium picolinat, low GI)
Hepatosol 230 9 2,5 47 130 80 Nutrisi untuk gangguan fungsi hati
Hepatosol Nutrisi untuk gangguan fungsi hati
250 12 2,5 44 135 80
LOLA berat
Nutrisi untuk kanker (tinggi energi,
Nutrican 330 19 7 51 54 180
protein BCAA, omega 3, serat pangan)
Nutrisi lengkap seimbang untuk anak
Pediasure 250 7,7 12,25 27,7 119 239
(rendah laktosa)
Nutrisi seimbang dari soya atau kedelai
Proten 265 10 7,25 34,6 3,1 461
(bebas laktosa, +Zinc, +Fe)
Nutrisi elemental / jejunostomi
(peptida bebas laktosa, isotonik, sangat
Peptamen 250 10 10 31,2 200 312,5
rendah residu, bebas gluten, MCT
70%)
Peptamen Nutrisi elemental untuk gangguan
250 8 10 35 180 330
Junior pencernaan anak, jejunostomi (peptida)
Imunonutrisi (arginin, glutamin, omega
Neomune 250 15,6 7,2 31,2 200 263,75
3, MCT)
0 0
Nutrisi Parenteral
0 0
nemia +
9% gagal
ginjal
Aminofusion Insufiensi
400 50 50 800 AA + Kh + E
Hepar hepar
Comafusion AA + Kh + E + Insufiensi
400 50 50 800
Hepar Vit hepar
Menurunk
EAS Pfimmer 360 20 69 700
an uremia
Combiplex 1000
480 80 40 900 AA + Glukosa
peri
Clinimix 1000
412 75 28 845 AA + Kh + E
N9G15E
Clinimix 1000
512 100 28 980 AA + Kh + E
N9G20E
Fruktosa + 500
Triofusin 500 500 123 700 Glukosa +
Xylitol
Fruktosa + 500
Triofusin
1000 246 1400 Glukosa +
1000
Xylitol
Fruktosa + 500
Triofusin Glukosa +
1600 410 2500
1600
Xylitol
Fruktosa + 500
Triofusin
1000 246 1600 Glukosa +
E1000
Xylitol + E
Tutofusin 500
200 50 4,75 Gula Alkohol
OPS
AA + Kh + E +
Tutofusin LC 219 50
Vit
Futrolit Gula Alkohol
Martos 10 Maltosa
Infumal Maltosa
0 0
Solution pH Na+ Cl- K+ Ca++ Lactate Glucose Osmolality Other
0,9% normal
5.0 154 154 0 0 0 0 308 0
saline
Hartmann/CSL 5-7 131 112 5 2 28 0 255 0
27mm
Aceta
Plasma lyte 7.4 140 98 5 0 0 0 294
23mm
Gluco
5% dextrose
4.0 0 0 0 0 0 50 g/L 252 0
inwater (D5W)
.45% normal
saline with
4.5 77 77 0 0 0 50 g/L 406 0
dextrose (D5 ½
NS)
6.7 – 40 g/L
Albumin (4%) 140 128 0 0 0 0 260
7.3 album
6.4 – 48 – 130 – 200 g
Albumin (20%) 0 0 0 0 130
7.3 100 160 album
60 g/L
Hetastarch 6% 5.5 154 154 0 0 0 0 310
starch
100 g
Pentastarch 10% 5.0 154 154 0 0 0 0 326
starch
Dextran – 40 3.5 – 100 g
154 154 0 0 0 0 311
(10% solution) 7.0 dextra
Dextran – 70 (6% 3.0 – 60 g/L
154 154 0 0 0 0 310
solution) 7.0 dextra
35 g/L
Haemaccel 3.5% 7.4 145 145 5 6.25 0 0 293
gelatin
40 g/L
Gelofusine 7.4 154 125 0 0 0 0 308
gelatin
0 0
F.A.S.T.H.U.G
F = Feeding
A = Analgesik
S = Sedasi
T = tromboemboli profilaksis
H = Head of bed elevasi
U = Ulcer proteksi
G = Glucose control
FEEDING
ANALGESIA
0 0
Faces Scale
0 0
SEDASI
TROMBOEMBOLI PROFILAKSIS
Cara Mekanik:
Terap imedikamentosa:
Heparin 5000Unit setiap 8 – 12 jam
Enoxaparin 30 Unit setiap l2 jam
Dalteparin 2500 – 5000 Unit setiap 24 jam
Fondaparinux 2,5mg setiap 24 Jam
ULCER PROFILAKSIS
0 0
GLUCOSE CONTROL
0 0
EKG
Kertas EKG
0 0
Sandapan unipolar prekordial (V1, V2, V3, V4, V5, V6)
1. SANDAPAN BIPOLAR
Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan dgn kaki kiri,
dimana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan
(+)
Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan
kaki kiri (LL), dimana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki
kiri bermuatan
2. SANDAPAN UNIPOLAR
0 0
Sandapan aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LL) dimana
tangan kanan dan tangan kiri membentuk elektroda indiferen
KURVA EKG
1. IRAMA
Irama EKG normal : IRAMA SINUS (SR) (Irama yang ditentukan oleh
SA Node)
Ciri – cirinya:
HR : 60 – 100 x /mnt
Irama teratur / regular
Gel P normal dan selalu diikuti oleh complex QRS & gel T
PR interval antara 0,12 – 0,20 detik
Komplex QRS normal (0,060 – 0,12)
Semua gelombang sama
2. HEART RATE
0 0
Tentukan frekuensi (heart rate) caranya :
- 300 dibagi kotak besar antara R – R
- 1500 dibagi kotak kecil antara R – R,
- Lead panjang 6 detik – jml gel QRS dikali 100
3. AXIS
Cara;
Amplitudo QRS dihitung pada lead I dan AVF:
Amplitudo gel R - amplitude gel S
0 0
Bila:
- Gel R, nilalnya lebih tinggi dari gel S = positif
- Gel S, nilainya lebih tinggi dari gel R = negative
4. GELOMBANG P
Depolarisasi Atrium
Sinus Ritme : + di II
Sinus Ritme ; - di avR
N : lebar <0,12dtk
N : tinggi < 0,3 mV
5. PR INTERVAL
6. Komplex QRS
Gelombang QRS
Depolarisasi ventrikel
Lebar 0,05 – 0,12 dtk (1 ½ kk)
Bila > 0,12 dtk Bundle Brach Block (BBB)
Tinggi tergantung lead
0 0
Q normal < 0,04 dtk (1 kotak)
Q patologis : > 1/3 R = tanda infark
7. SEGMEN ST
Normanya isoelectric
Antara fase depolarisasi ventrikel dengan repolarisasi ventrikel
0 0
8. Gelombang T
Repolarisasi dari ventrikel
Normalnya positif
Terbalik di aVR
Bila interved selain di aVR : tanda iskemik
Runcing di semua sadapan : tanda hiperkalemi
Nodus SA:
SA block
0 0
Nodus AV :
AV block derajat 1
AV block derajat 2 ( mobitz I & II)
AV block derajat 3 (total AV block )
Interventrikuler
RBBB
LBBB
SA Block
AV block derajat 1
Irama : teratur
Frekuensi : umumnya normal (60 – 100 x / mnt)
Gel.P : normal
Interval PR : memanjang (> 0,20 detik)
Gel.QPR : normal
0 0
Gel.P : normal, tapi ada satu gelombang P yang tidak diikuti QPR
Interval PR : makin lama makin panjang, sampai kemudian ada gel.P yang
tidak diikuti QRS dan siklus diulang kembali
Gel.QRS : normal
Total AV block
Irama : teratur
Frekuensi : kurang dari 60 x /menit
Gel.P: normal, tapi gelombang P dan QRS berdiri sendiri – sendiri
Interval PR : berubah – ubah
Gel. QRS : normal atau memanjang
Irama : teratur
0 0
Frekuensi : umumnya normal
Gel.P : normal
Interval PR : normal
Gel.QRS : melebar (> 0,0,12 detik)
Adanya “M shape” di V1 dan V2, adanya perubahan ST segmen di V1 dan
V2
Irama : teratur
Frekuensi : umumnya normal
Gel. P : normal
Interval PR : normal
Gel. QPR : melebar (> 0,12 detik)
Adanya “M shape” di V5 dan V6, adanya perubahan segmen ST di V5 dan
V6, adanya Q yang lebar dan dalam di V1 dan V2
Hipertropi
Hipertropi atrium
1. hipertropi atrium kanan ( RAH )
Adanya gelombang P yang tinggi ( > 0,3 mV ), terutama dilihat pada
lead I dan II P pulmonal)
0 0
2. hipertropi atrium kiri ( LAH )
Adanya gelombang P yang lebar (> 0,12 detik), terutama dilihat pada
lead \ dan II P mitral
Hipertropi ventrikel
1. Hipertropi ventrikel kanan ( RVH )
- Axis RAD
- Gelombang R > gelombang S pada prekordial kanan
- Gelombang S menetap di lead V5/ V6
0 0