Anda di halaman 1dari 10

 Cari Info

 Diskusi Dokter
Hipertensi
 - Pendahuluan
 - Patofisiologi
 - Etiologi
 - Epidemiologi
 - Diagnosis
 - Penatalaksanaan
 - Prognosis
 - Edukasi dan Promosi Kesehatan
Penatalaksanaan Hipertensi
Oleh :
dr. Debtia Rahmah
Share to Social Media
    
Penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi dan terapi
farmakologi. Terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup
meliputi pola diet, aktivitas fisik, larangan merokok dan pembatasan
konsumsi alkohol. Terapi farmakologis dapat diberikan antihipertensi
tunggal maupun kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi dapat didasari
ada tidaknya kondisi khusus (komorbid maupun komplikasi).
Non Farmakologi

Terapi non farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran


modifikasi gaya hidup. Pola hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi.
Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada pasien hipertensi
derajat 1 dengan risiko komplikasi penyakit kardiovaskular rendah. Jika
dalam 4-6 bulan tekanan darah belum mencapai target atau terdapat
faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya maka pemberian
medikamentosa sebaiknya dimulai.[1]
Rekomendasi terkait gaya hidup adalah sebagai berikut :
 Penurunan berat badan. Target penurunan berat badan perlahan
hingga mencapai berat badan ideal dengan cara terapi nutrisi medis
dan peningkatan aktivitas fisik dengan latihan jasmani.[1,3]
 Mengurangi asupan garam. Garam sering digunakan sebagai bumbu
masak serta terkandung dalam makanan kaleng maupun makanan
cepat saji. Diet tinggi garam akan meningkatkan retensi cairan
tubuh. Asupan garam sebaiknya tidak melebihi 2 gr/ hari. [1,3]
 Diet. Diet DASH merupakan salah satu diet yang direkomendasikan.
Diet ini pada intinya mengandung makanan kaya sayur dan buah,
serta produk rendah lemak.[3] Pemerintah merekomendasikan diet
hipertensi berupa pembatasan pemakaian garam dapur ½ sendok
teh per hari dan penggunaan bahan makanan yang mengandung
natrium seperti soda kue. Makanan yang dihindari yakni otak, ginjal,
paru, jantung, daging kambing, makanan yang diolah menggunakan
garam natrium (crackers,  kue, kerupuk, kripik dan makanan kering
yang asin), makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis,
kornet, buah-buahan dalam kaleng), makanan yang diawetkan,
mentega dan keju, bumbu-bumbu tertentu (kecap asin, terasi, petis,
garam, saus tomat, saus sambal, tauco dan bumbu penyedap
lainnya) serta makanan yang mengandung alkohol (durian, tape).
[23]
 Olah raga. Rekomendasi terkait olahraga yakni olahraga secara
teratur sebanyak 30 menit/hari, minimal 3 hari/ minggu.[1]
 Mengurangi konsumsi alkohol.Pembatasan konsumsi alkohol tidak
lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada
wanita dapat menurunkan hipertensi.[3]
 Berhenti merokok. Merokok termasuk faktor risiko penyakit
kardiovaskular. Oleh karena itu penderita hipertensi dianjurkan
untuk berhenti merokok demi menurunkan risiko komplikasi
penyakit kardiovaskular.[1,3]
Medikamentosa

PERKI merekomendasikan inisiasi medikamentosa pada hipertensi


stadium 2 dan juga hipertensi stadium 1 jika perubahan gaya hidup dalam
4-6 bulan gagal menurunkan tekanan darah hingga mencapai target.
AHA merekomendasikan inisiasi terapi farmakologis jika:
 TD ≥140/90 mmHg pada pasien yang tidak memiliki penyakit
kardiovaskular dan memiliki risiko penyakit kardiovaskular
aterosklerosis dalam 10 tahun <10%.
 TD ≥130/80 mmHg
 Terdapat penyakit kardiovaskular atau memiliki risiko
penyakit kardiovaskular aterosklerosis dalam 10 tahun >10%
 Lansia (≥65 tahun)
 Memiliki penyakit komorbid tertentu (DM, CKD, CKD paska
transplantasi ginjal, gagal jantung, angina pectoris stabil,
penyakit arteri perifer, pencegahan sekunder stroke lacunar).
[3]
Terdapat banyak golongan obat anti hipertensi (Tabel 4).  Pemilihan obat
dapat didasari kondisi pasien (Tabel 5). Prinsip pemberian obat yakni
dimulai dengan 1 jenis obat antihipertensi dalam dosis rendah. Evaluasi
dilakukan tiap 1 bulan. Dalam upaya mencapai target tekanan darah,
dosis dititrasi naik atau di kombinasi dengan ≥ 2 obat antihipertensi.[1-3]
Jika target tekanan darah sudah tercapai, lakukan pengecekan tekanan
darah 3-6 bulan berikutnya.[3]
Tabel 4. Obat Anti Hipertensi

Dosis Frekue
Sediaa
Kelas Obat (mg/ha nsi
n
ri) /hari

Tab 50
mgTab
25 mg 125-
Tab 50012,
KlorotiazideKlortalidoneHidrokl 1,25 5-
Diuretik 1-211
Tiazide orotiazide mg, 2,5 2512,5
1
Indapamide mg -50
atau 1,25-
lepas 2,5
lambat
1,5 mg
Tab 40
Loop mg; Inj
Furosemide 20-80 2
Diuretik 10
mg/ml
Aldosterone Tab 25
Reseptor Spironolakton mg, 25-50 1
Bloker 100 mg
Beta bloker Atenolol Tab 50 25-100 1
BisoprololMetoprololPropranolol mg, 2,5- 113
100 mg 1050-
Tab 2,5 10060
mg; tab
salut
selaput
5 mg,
10
mgInj 1
mg/mlT
ab 10
mg
Beta bloker 200-
aktivitas
80010-
simpatomi AcebutololPenbutololPindolol 212
metik 4010-
intrinsic 40

Tab 12,5-
Kombinasi
6,25
Alpha dan CarvedilolLabetalol 50200- 22
mg,25
Beta Bloker 800
mg

Tab 5
mg, 10
mg
Tab
12,5
mg, 25
mg, 50
25-100
Imidapril mg
5- 2
Captopril Tab 5
ACEI 4010- 1-211
EnalaprilLisinoprilPerindopril mg, 10
404-8 1
Ramipril mg, 20
2.5-20
mg
Tab 5
mg
Tab 2,5
mg, 5
mg, 10
mg
Angiotensin CandesartanIrbesartanLosartan Tab 8 8- 111-2
II Antagonis
TelmisartanValsartan mg, 16 32150- 11-2
mgTab 30025-
150 100
mg,
300
mgTab
40 mg,
20-
80 mg
8080-
Tab
320
salut
selaput
80 mg,
160 mg

Tab 30
mg;
Kaps
lepas
lambat
100 mg
dan
200
mg; Inj
CCB-Non 5 180-
Dihidropiridi Diltiazem Verapamil mg/mL, 42012 11
n serb inj 0-360
10 mg,
serb inj
50 mg
Tab 80
mg;
Tab
lepas
lambat
240 mg
CCB- Amlodipine Tab 5 2,5- 11
Dihidropiridi
Nicardipine  mg, 10 1030-
n
Nifedipine Nimodipin mg 60
Inj 1
mg/ml
Tab 10
mg;
Tab
lepas
lambat
20 mg,
30 mg
Tab sal
selaput
30 mg;
Inf 0,2
mg/ml
Tab 1
Alpha 1 1-162- 12-31-
DoxazosinPrazosinTerazosin mg, 2
Bloker 201-20 2
mg

Alpha 2 Tab 0.1-


agonis 0,15 0.8250
sentral dan mg; inj -
obat ClonidineMethyldopaReserpine
lainnya 150 10000. 2211
Guanfacine
yang mcg/ml 1-
bekerja di Tab 0.250.
sentral 250 mg 5-2

25-
Vasodilator
Langsung HydralazineMinoxidil 1002.5 21-2
-80
Pilihan obat hipertensi berdasarkan kondisi spesifik sebagai berikut :
Diabetes
Beberapa hal harus diperhatikan pada penatalaksanaan hipertensi pasien
diabetes.Golongan antihipertensi yang direkomendasikan yakni dibedakan
atas ada tidaknya albuminuria. Jika terdapat albuminuria, pilihan
antihipertensi yakni ACEi atau ARB. Kedua obat ini disarankan untuk Urine
Albumin-to-Creatinine Ratio(UACR) ≥30 mg/g kreatinin, apalagi jika UACR
≥300 mg/g kreatinin. Jika tidak terdapat albuminuria pilihannya ACEi,
ARB, CCB, diuretik.[25]
Gagal Jantung
Obat antihipertensi pilihan yakni ACEi, ARB, beta blocker, mineralcorticoid
antagonist, serta dapat juga CCB dihydropyridine.
Diuretik pilihan yakni golongan thiazide atau loop diuretic. CCB golongan
non dihydropyridine seperti verapamil dan diltiazem memiliki efek
inotropik negatif sehingga tidak dianjurkan pada pasien gagal jantung..
[26,27]
Paska Infark Miokard
Terapi ACEi disarankan untuk dimulai dalam 24 jam pertama paska
serangan infark miokard akut. Terapi diutamakan untuk pasien yang juga
mengalami gagal jantung, disfungsi sistolik ventrikel kiri, infark anterior,
serta diabetes. Jika intoleran, dapat diberikan ARB. Beta blocker juga
disarankan pada pasien paska infark miokard dengan gagal jantung. [28]
Tabel 5. Pilihan Obat Hipertensi Berdasarkan Indikasi
Studi dan
Obat guideline
pendukung
Indikasi
Β-
ACE AR CC Diureti MR ARN
blocke
i B B k A I
r
Diabetes + + + + ADA
Gagal
+ + + + + + + ESC, AHA
jantung
Paska infark
+ + + + ESC
miokardial
*MRA: Mineralcorticoid Receptor Antagonist; ADA: American Diabetes
Association; ESC: Europian Society of Cardiology; AHA: American Heart
Association
Target Tekanan Darah
AHA merekomendasikan target tekanan darah < 130/80 mmHg.[3,27].
Akan tetapi lebih banyak studi yang menetapkan target tekanan darah
sistolik <140/90 mmHg.[2,25,28]
Pada krisis hipertensi dengan kondisi khusus (preeklampsia
berat/eklampsia atau krisis pheochromocytoma) dalam 1 jam TDS harus
mecapai <140 mmHg bahkan <120 mmHg pada diseksi aorta. Jika tanpa
disertai kondisi khusus tersebut, targetnya yaitu dalam 1 jam penurunan
tekanan darah sebesar 25%. Kemudian dalam 2-6 jam berikutnya TD
diturunkan hingga 160/100 mmHg jika kondisi pasien stabil. Selanjutnya
dalam 24-48 jam berikutnya secara perlahan TD diturunkan hingga
normal.[3]
Referensi
 Diagnosis Hiper...
Prognosis Hiper... 
ARTIKEL TERKAIT

Pilihan Pengobatan untuk Hipertensi Esensial


Penggunaan Kaptopril Sublingual Berbasis Bukti


Metode Pemeriksaan Tekanan Darah di Layanan Primer
Lebih Lanjut

DISKUSI TERKAIT

Target penurunan tekanan darah pada pasien dengan krisis


hipertensi
Oleh: dr.Putu Eka Prayastiti Kefani
 6 h

Adakah TS mengetahui berapa target penurunan tensi yang ideal bila kita
menemukan pasien hipertensi emergensi di UGD ?Apabila dari awal 240/110 di
FKTP...
 11 Balasan

Lihat Detail 

Relevansi obat amlodipin dan lisinopril pada pasien dengan nilai


asam urat tinggi
Oleh: dr.Yan Cahyadi anas
 8 h

Alo dokter Selamat siang Mohon diberikan bantuan Dan pengetahuan tentang


kenaikan kadar Asam urat pada pasien laki laki 40 tahun dengan hypertensi yang
Sy...
 2 Balasan

Lihat Detail 

Pemberian obat antihipertensi pada white coat hypertension


Oleh: dr.Paul Jones
 23 h

Izin bertanya dok, mengenai treatment white coat hypertension bagaimana ya


baiknya? saya pernah bertemu dengan pasien, TD nya kurang lebih selalu 150/90...
 10 Balasan

Lihat Detail 

Lebih Lanjut

 Tentang Kami

 Advertise with us

 Syarat dan Ketentuan

 
 Privasi

 Kontak Kami

© 2017 Alomedika.com All Rights Reserved.

SKP IDI Gratis!

Anda mungkin juga menyukai