Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah praktik klinik Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing:
Ema Hikmah.,S.Kp.,M.Kep
Disusun Oleh :
MIFTAHUL HASANAH
P27906119020
A. Latar Belakang
Menurut Prawirosentono, kinerja atau performance adalah usaha yang
dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing–masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Usman,
2011). Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang
peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien (Potter & Perry,
2005). Oleh karena itu, rumah sakit haruslah memiliki perawat yang berkinerja
baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai
kepuasan pelanggan atau pasien (Swansburg, 2000 dalam Suroso, 2011).
Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan
sebaik–baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam angka
pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit
organisasi. Kinerja perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja
diperusahaan. Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif
yang terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan
dihargai sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu untuk
mencapai prestasi pada tingkat lebih tinggi (Faizin dan Winarsih, 2008).
Gaya kepemimpinan kepala ruangan dapat memiliki dampak positif tidak
hanya pada kepuasan kerja tetapi juga pada komitmen organisasi. Penelitian
telah menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang positif adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi karyawan untuk membangun kekuatan dalam
pelayanan keperawatan dengan Evidence Based Practice (Barros, Werner,
Thomson, varkevisser, 2015). Pengarahan yang baik dapat menciptakan
kerjasama yang efektif dan efisien antara staf. Pengarahan juga berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf menimbulkan rasa memiliki
dan menyukai pekerjaan, mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerjasehingga menjamin keselamatan
pasien dan perawat (Munandar, 2006). Fungsi pengarahan yang dilakukan oleh
kepala ruangan antara lain memberikan motivasi, membina komunikasi,
menangani konflik memfasilitasi kerjasama dan negosiasi (Marquis, B.L & Huston,
2010).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis pelaksanaan fungsi manajemen pengarahan kepala
ruangan dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di
Ruang Rawat Inap RSUD Bima.
2. Bagaimana hubungan antara peran gaya kepemimpinan Kepala ruangan,
penggunaan dokumentasi elektronik, kinerja perawat terhadap inovasi
pelayanan keperawatan di RSU Meuraxa tahun 2017.
C. Tujuan
Untuk menganalisa pelaksanaan fungsi manajemen pengarahan kepala ruangan
dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di Ruang
Rawat Inap RSUD Bima dan hubungan antara gaya kepemimpinan kepala
perawat dan kinerja pekerjaan staf perawat.
D. Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perbandingan
antara analisis pelaksanaan fungsi manajemen pengarahan kepala ruangan
dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di ruang rawat
inap RSUD Bima dan peran gaya kepemimpinan Kepala ruangan, penggunaan
dokumentasi elektronik, kinerja perawat terhadap inovasi pelayanan
keperawatan di RSU Meuraxa tahun 2017
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Person:
Pada jurnal analisis pelaksanaan fungsi manajemen pengarahan kepala ruangan
dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di Ruang
Rawat Inap RSUD Bima, responden dalam penelitian ini berjumlah sebanyak
86 perawat pelaksana yang bertugas di 7 ruang rawat inap RSUD Bima.
Pada jurnal peran gaya kepemimpinan Kepala ruangan, penggunaan
dokumentasi elektronik, kinerja perawat terhadap inovasi pelayanan
keperawatan di RSU Meuraxa tahun 2017, jumlah sample dalam penelitian ini
berjumlah 100 orang dengan populasi penelitian seluruh perawat di Rumah
Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh
Intervention:
Intervensi pada jurnal penelitian analisis pelaksanaan fungsi manajemen
pengarahan kepala ruangan dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan
keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Bima adalah pemberian kuesioner
terstruktur yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi komponen fungsi
pengarahan kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana yang terdiri
dari kuesioner A (Karakteristik responden), kuesioner B (Fungsi pengarahan
Kepala Runagan) dan kuesioner C (kinerja perawat dalam menerapkan
asuhan keperawatan).
Intervensi pada jurnal penelitian peran gaya kepemimpinan Kepala ruangan,
penggunaan dokumentasi elektronik, kinerja perawat terhadap inovasi
pelayanan keperawatan di RSU Meuraxa tahun 2017, adalah dengan pemberian
kuesioner yang terdiri dari kuesioner karakteristik responden (usia, status
perkawinan, pendidikan terakhir, dan penghasilan), kuesioner gaya
kepemimpinan kepala ruangan, kuesioner dokumentasi elektronik, kuesioner
knerja perawat dan kuesioner inovasi pelayanan perawat
Comparison:
Perbandingan dalam kedua jurnal ini antara lain :
1. Subyek kajian penelitian yang diambil pada penelitian analisis pelaksanaan
fungsi manajemen pengarahan kepala ruangan dengan kinerja perawat
dalam menerapkan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Bima
dengan jumlah responden 86 perawat pelaksana yang bertugas di 7 ruang
rawat inap yang di ambil secara proporsional random sampling sedangkan
pada jurnal peran gaya kepemimpinan Kepala ruangan, penggunaan
dokumentasi elektronik, kinerja perawat terhadap inovasi pelayanan
keperawatan di RSU Meuraxa tahun 2017 responeden yang diambil ialah
seluruh perawat di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh dengan
jumlah sampel 100 orang yang diambil dengan menggunakan non-
probability sampling atau yang dikenal dengan accidental sampling.
2. Analisis data yang digunakan pada jurnal analisis pelaksanaan fungsi
manajemen pengarahan kepala ruangan dengan kinerja perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Bima
menggunakan analisis univariat untuk melihat frekuensi dari variabel,
analisis bivariat dengan uji chi square untuk melihat hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen dan analisis multivariat
dengan uji regresi logistik ganda untuk melihat variabel fungsi pengarahan
yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat sedangkan pada jurnal
peran gaya kepemimpinan Kepala ruangan, penggunaan dokumentasi
elektronik, kinerja perawat terhadap inovasi pelayanan keperawatan di RSU
Meuraxa tahun 2017 menggunakan pendekatan kuantitatif dengan statistik
Structural Equation modeling (SEM).
3. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang diterapkan dalam jurnal
analisis pelaksanaan fungsi manajemen pengarahan kepala ruangan dengan
kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di Ruang Rawat
Inap RSUD Bima dilakukan secara manual atau dengan tulis tangan.
Penerapan asuhan keperawatan sudah berjalan sesuai dengan konsep dan
ketentuan SOP dan SAK namun masih ada perawat pelaksana yang belum
menerapkan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar SOP dan
SAK yang dibuat sebagai acuan dalam menerapkan asuhan keperawatan di
rawat inap. Sedangkan pada jurnal peran gaya kepemimpinan Kepala
ruangan, penggunaan dokumentasi elektronik, kinerja perawat terhadap
inovasi pelayanan keperawatan di RSU Meuraxa tahun 2017 dilakukan
secara elektronik. Dokumentasi elektronik yang dimiliki oleh rumah sakit
meuraxa di Banda aceh memiliki efek pada kinerja perawat. Ini
menunjukkan bahwa meningkatkan dokumentasi elektronik akan
meningkatkan kinerja perawat.
Outcome:
Hasil penelitian jurnal analisis pelaksanaan fungsi manajemen pengarahan
kepala ruangan dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan
di Ruang Rawat Inap RSUD Bima menunjukkan seluruh variabel fungsi
pengarahan (Motivasi pv=0,005, komunikasi pv=0,019 supervisi pv=0,006
Delegasi pv=0,026, manajemen konflik pv=0,004) memiliki hubungan
bermakna dengan kinerja perawat sedangkan variabel confounding (umur,
jenis kelamin, status perkawinan, lama kerja dan pendidikan) tidak
memiliki hubungan terhadap kinerja perawat.
Hasil penelitian jurnal peran gaya kepemimpinan Kepala ruangan, penggunaan
dokumentasi elektronik, kinerja perawat terhadap inovasi pelayanan
keperawatan di RSU Meuraxa tahun 2017, didapatkan bahwa persepsi
responden tentang gaya kepemimpinan Kepala ruangan sebagian besar
responden memilih setuju dan sangat setuju dengan nilai rerata 4.22, Persepsi
responden tentang dokumentasi elektronik memilih setuju dan sangat setuju
dengan nilai rerata 4.48, Persepsi kinerja perawat sebagian besar responden
mengatakan setuju dan sangat setuju dengan nilai rerata 4.20 dan persepsi
tentang inovasi pelayanan keperawatan sebagian besar responden memilih
setuju dan sangat setuju dengan nilai rerata 4.23. Semua nilai berada dalam
rentang nilai yang diharapkan (Cut of Value range). Hasil penelitian ini
menunjukkan ada hubungan positif yaitu; gaya kepemimpinan kepala ruang
rawat mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat, dokumentasi elektronik
memiliki pengaruh pada kinerja perawat, kinerja perawat memiliki pengaruh
pada inovasi pelayanan keperawatan, gaya kepemimpinan kepala ruang rawat
mempengaruhi inovasi layanan keperawatan, dokumentasi elektronik
mempengaruhi peningkatan inovasi pelayanan keperawatan. Ada pengaruh
tidak langsung gaya kepemimpinan kepala ruang, dokumentasi elektronik,
kinerja perawat terhadap inovasi layanan keperawatan melalui kinerja perawat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada jurnal pertama, berdasarkan hasil analisis penelitian ini dapat ditarik
beberapa kesimpulan hasil pembahasan yang merupakan upaya dalam
menjawab tujuan dan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Karakteristik perawat pelaksan di ruangan rawat inap RSUD
menunjukkan bahwa sebagian besar berumur ≥ 30 tahun, jenis
kelamin terbanyak perempuan, dengan status perkawinan lebih
banyak dibandingkan belum kawain, tingkat pendidikan paling banyak
adalah DIII keperawatan.
2. Fungsi pengarahan kepala ruangan di ruang rawat inap RSUD Bima
pada masing-masing sub variabel secara umum baik.
3. Kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di ruang rawat
inap RSUD Bima rata-rata menunjukkan baik.
4. Terdapat hubungan pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan
dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di
ruang rawat inap RSUD Bima dengan hasil analisis nilai.
5. Ada hubungan yang bermakna antara sub variabel fungsi pengarahan
yang terdiri dari (motivasi, komunikasi, supervisi, delegasi, dan
manajemen konflik), memiliki hubungan dengan kinerja perawat
dalam menerapkan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD
Bima.
6. Tidak terdapat hubungan karakteristik perawat yang terdiri dari (usia,
jenis kelamin, status perkawinan, lama kerja, dan pendidikan) dengan
kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di ruang
rawat inap RSUD Bima.
7. Analisis multivariat variabel yang paling berpengaruh terhadap
kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di ruang
rawat inap RSUD Bima adalah variabel fungsi pengarahan
manajemen konflik.
Pada jurnal kedua berdasarkan hasil analisis penelitian ini dapat ditarik
beberapa kesimpulan hasil pembahasan yang merupakan upaya dalam
menjawab tujuan dan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif yaitu; gaya
kepemimpinan kepala ruang rawat mempunyai pengaruh terhadap kinerja
perawat, dokumentasi elektronik memiliki pengaruh pada kinerja perawat,
kinerja perawat memiliki pengaruh pada inovasi pelayanan keperawatan, gaya
kepemimpinan kepala ruang rawat mempengaruhi inovasi layanan
keperawatan, dokumentasi elektronik mempengaruhi peningkatan inovasi
pelayanan keperawatan. Ada pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan
kepala ruang, dokumentasi elektronik, kinerja perawat terhadap inovasi
layanan keperawatan melalui kinerja perawat
B. Saran
Diharapkan evidence based ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan
pengembangan keilmuan dalam parktik manajemen keperawatan serta penulis
sangat berharap mendapatkan masukan mengenai penulisan ini karena masih
banyak kekurangan dalam penulisan evidence based ini.
C.
DAFTAR PUSTAKA