Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN STIGMA DAN DISKRIMINASI TERHADAP

ORANG DENGAN HIV AIDS PADA REMAJA DI PONTIANAK BARAT TAHUN 2018

The Correlation of The Knowledge Level Toward Stigma and Discrimination on People
Living With HIV AIDS on Adolescents in West Pontianak 2018

Irenius Efren1, Parliani2, Herman3


1,3
Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak
2
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Email: irenius48@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Tingginya stigma dan diskriminasi dimasyarakat menjadi hambatan dalam program
pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS karena dapat mengganggu kualitas hidup ODHA. Kurangnya
pengetahuan mengenai HIV AIDS merupakan satu diantara faktor penyebab tingginya stigma dan diskriminasi.
Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan
HIV AIDS pada remaja di Pontianak Barat tahun 2018.
Metode: Korelasi kuantitatif dengan rancangan cross sectional-study, teknik sampel menggunakan rancangan
Consecutive Sampling, dengan 150 sampel. Pengambilan data menggunakan kuesoiner dan di uji dengan
Pearson Corelation.
Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan korelasi negatif dengan nilai Signifikansi sebedar 0.000
dan Pearson Corelation sebesar -0,514.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
pada remaja di Pontianak Barat.

Kata kunci: Stigma dan Diskriminasi, HIV AIDS, Remaja


Referensi: 67 (2000-2018)

ABSTRACT

Background: The high level of stigma and discrimination in society become the obstacle in running prevention
and countermeasures of HIV AIDS program since it caused harms the quality of PLWHA lives. Lack of
knowledge about HIV AIDS is one of the factors causing high stigma and discrimination.
Purpose: To find out the correlation of knowledge level between stigma and discrimination toward people with
HIV AIDS on adolescents in West Pontianak 2018.
Method: Quantitative correlation design by cross sectional-study, sampling technique that used is
Consecutive Sampling, with 150 samples. Data collection is by using questioner and tasted with Pearson
Correlation.
Result: This research shows that there is negative correlation with the amount of Significance value is 0,000
and Pearson Correlation value is -0.514.
Conclusion: There is correlation between the level of knowledge toward stigma and discrimination about
ODHA on adolescents in West Pontianak.

Keyword: Stigma and Discrimination, HID AIDS, Adolescents


Reference: 67 (2000-2018)
PENDAHULUAN khususnya dalam hak kebebasan dari
Human Immunodeficiency Virus (HIV) perlakuan diskriminasi dan mendapatkan
adalah jenis virus yang menyerang atau kedudukan yang sama di masyarakat.
menginfeksi sel darah putih manusia, Dengan tidak adanya stigma dan
sehingga sistem kekebalan tubuh manusia diskriminasi oleh masyarakat ODHA tidak
menurun1. Sedangkan Acquired Immune akan merasa dikucilkan dan tidak merasa
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah malu untuk menunjukan statusnya sebagai
sekumpulan gejala penyakit yang timbul ODHA. Penyebaran penyakit HIV AIDS
dikarenakan turunnya kekebalan tubuh dapat dikendaliakan karena akan
manusia yang disebabkan oleh infeksi virus meningkatkan semangat orang untuk berani
HIV1. United Nations Programme on HIV melakukan tes dan bahkan dapat
AIDS (2017), melaporkan bahwa sejak meningkatkan kesadaran seseorang akan
pertama kali ditemukannya penyakit ini pentingnya mencari informasi mengenai
hingga akhir tahun 2016 terdapat 36,7 juta HIV AIDS5.
orang telah terinfeksi HIV AIDS. Pada Dari hasil studi pendahuluan yang
tahun 2016 ditemukan sekitar 1,8 juta kasus dilakukan peneliti terhadap tingkat
baru orang yang terinfeksi HIV dan 1 juta pengetahuan remaja SMA dan SMK
diantaranya meninggal karena penyakit mengenai HIV AIDS yang ada di Pontianak
terkait AIDS2. Berdasarkan laporan Barat, ditemukan bahwa pemahaman
Direktorat Jendral Pencegahan dan remaja dirasa sudah cukup. Ketika
Pengendalian Penyakit pada tahun 2015 ditanyakan, remaja tampak tidak asing dan
hingga 2016 di Indonesia terjadi dapat mengetahui tentang HIV AIDS,
peningkatan jumlah kasus baru HIV dari beberapa dari mereka juga mengatakan
30.935 menjadi 41.250, begitu pula dengan pernah mendapatkan penyuluhan HIV
jumlah kasus baru AIDS dari 7.185 AIDS. Namun masih terdapat remaja yang
menjadi 7.491. Pada bulan Maret 2017 memiliki pengetahuan kurang mengenai
jumlah kumulatif kasus HIV di Indonesia HIV AIDS, terutama pada cara
sebanyak 242.699 kasus, dan kasus AIDS penularannya. Hal ini yang menyebabkan
di Indonesia sebanyak 87.453 kasus1. remaja enggan untuk berdekatan maupun
Purnama & Haryanti (2006) bersosialisasi dengan ODHA, sehingga
mengungkapkan bahwa masalah yang mereka melakukan stigma dan
muncul pada ODHA selain masalah fisik diskriminasi.
juga terdapat masalah sosial. Masalah fisik Dari pemaparan diatas menggambarkan
terjadi karena kekebalan tubuh yang kita bahwa remaja juga memiliki peran
menurun akibat infeksi virus HIV sehingga dalam penanggulangan HIV AIDS terutama
ODHA juga rentan terkena penyakit mengenai masalah sosial pada ODHA,
lainnya. Sedangkan masalah sosial yang yakni terkait stigma dan diskriminasi yang
dihadapi ODHA cukup memprihatinkan, disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
satu diantaranya berupa stigma dan remaja tentang HIV AIDS, oleh karena itu
diskriminasi terhadap penyakit HIV AIDS3. penelilti tertarik untuk melakukan
Stigma dan diskriminasi yang dilakukan penelitian yang berjudul “Hubungan
oleh masyarakat terhadap ODHA menjadi Tingkat Pengetahuan Tentang HIV AIDS
penyebab tingginya masalah sosial dan dengan Stigma dan Diskriminasi Terhadap
menjadi kendala besar dalam upaya Orang Dengan HIV AIDS Pada Remaja
pencegahan dan penanggulangan penyakit Sekolah Menengah Atas dan Sekolah
HIV AIDS4. Menengah Kejuruan di Pontianak Barat
Stigma dan diskriminasi yang di lakukan Tahun 2018”.
oleh masyarakat terhadap ODHA sangat
penting untuk ditangani, agar ODHA tidak
merasa kehilangan hak-hak asasinya,
METODE tentang HIV AIDS, yang telah
Penelitian ini merupakan penelitian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
kuantitatif menggunakan desain penelitian oleh ahli bahasa di Unit Pelaksana Teknis
korelasi dengan rancangan penelitian cross Bahasa Universitas Tanjungpura10.
sectional-study, karena penelitian ini Sedangkan untuk mengukur tingkat stigma
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan diskriminasi peneliti menggunakan
tingkat pengetahuan mengenai HIV AIDS kuesioner yang dikembangkan oleh Gahren
dengan stigma dan diskriminasi terhadap & Nystrom (2013) dan telah diterjemahkan
orang dengan HIV AIDS pada remaja di kedalam bahasa Indonesia oleh ahli bahasa
Pontianak Barat tahun 2018. Pengumpulan di Unit Pelaksana Teknis Bahasa
data dalam penelitian ini dilakukan dengan Universitas Tanjungpura11.
satu periode waktu tertentu, setiap subjek
studinya hanya dilakukan satu kali HASIL
pengamatan6. Analisa Univariat
Populasi dalam penelitian ini adalah Tabel.1 Hasil Analisa Univariat.
remaja SMA dan SMK yang ada di Variabel N (%)
Jenis Kelamin
Pontianak Barat yang terdiri dari 14
Laki-Laki 50 33,3
sekolah. Sampel yang digunakan adalah Perempuan 100 66,7
remaja kelas XII yang berjumlah 1.503 Usia
orang. Apabila jumlah populasi lebih dari 11-14 tahun 1 1,7
atau sama dengan 1000, penggunaan 15-17 tahun 124 82,7
18-20 tahun 25 16,7
sampel sebesar 10% dipandang sudah
Agama
cukup untuk mewakili populasi. Jadi, Islam 125 83,3
sampel yang digunakan sebesar 150 Katolik 19 12,7
orang6,7,8,9. Dalam menentukan tempat Protestan 6 9,3
penelitian, peneliti menggunakan Random Suku
Bugis 24 16,0
Sampling, dari empatbelas sekolah yang
Chinese 7 4,7
digunakan dalam penelitian ini diundi dan Dayak 19 12,7
diurutkan berdasarkan hasil undian. Teknik Jawa 14 9,3
pengambilan sampel menggunakan Madura 2 1,3
Consecutive Sampling, setiap sekolah Melayu 80 53,3
Padang 1 0,7
secara bergantian akan dilakukan penelitian
Sasak 1 0,7
setiap harinya pada jam yang sama yaitu Sunda 2 1,3
pada jam istirahat pertama dan jam istirahat Tingkat Pengetahuan
kedua, hingga jumlah kouta sampel Baik 80 53,3
terpenuhi maka penelitian akan di hentikan. Kurang Baik 70 46,7
Tingkat Stigma dan
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli –
Diskriminasi
Agustus 2018. Rendah 71 47,3
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Tinggi 79 52,7
variabel independen dan variabel dependen. Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2018.
Variabel independen pada penelitian ini Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui
adalah “Pengetahuan Remaja Menganai bahwa jumlah remaja dengan jenis kelamin
HIV AIDS”. sedangkan variabel dependen laki-laki yaitu sebanyak 50 responden
pada penelitian ini adalah “Stigma dan
(33,3%), sedangkan responden perempuan
Diskriminasi Terhadap Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA). Instrument yang berjumlah 100 (66,7%). Usia remaja yang
digunaka dalam penelitian ini adalah paling banyak yaitu pada usia 15-17 tahun
kuesioner, terdiri dari International AIDS (82,7%). Remaja paling banyak memeluk
questionnaire – English Version (IAQ-E) agama Islam berjumlah 125 (83,3%). Hasil
untuk mengukur tingkat pengetahuan pengukuran tingkat pengetahuan remaja
mengenai HIV AIDS dengan pengetahuan remaja perempuan juga lebih banyak
yang baik sebanyak 80 (53,3%), sedangkan yang rendah. Namun hasil yang berbeda
70 (46,7%) remaja lainnya memiliki dikemukakan oleh Pratiwi dan Basuki
(2011), dalam penelitiannya mengatakan
pengetahuan yang kurang baik. Pengukuran
bahwa remaja laki-laki lebih banyak
tingkat stigma dan diskriminasi remaja mengetahui tentang HIV AIDS
terhadap ODHA yaitu terdapat 71 (47,3%) dibandingkan remaja perempuan.
remaja memiliki stigma dan diskriminasi Remaja laki-laki mempunyai mobilitas
yang rendah, sedangkan 79 (52,7%) remaja yang tinggi dibandingkan remaja
lainnya memiliki stigma dan diskriminasi perempuan sehingga akses informasi
yang tinggi. pada remaja laki-laki lebih tinggi12.
2. Usia
Usia remaja pada penelitian ini paling
Analisa Bivariat banyak pada rentang usia 15-17 tahun,
Tabel .2 Hasil Analisa Hubungan Tingkat dan dapat dikategorikan sebagai tahap
Pengetahuan dengan Stigma dan Diskriminasi.
remaja pertengahan13. Usia mempunyai
Pearson
Variabel N Signifikansi pengaruh terhadap sikap dan perilaku,
Corelation
Tingkat pola pikir serta pengetahuan akan
150 0,000 -0,514 sesuatu hal, termasuk dalam hal
Pengetahuan
Tingkat pencegahan serta penularan HIV
Stigma dan 150 0,000 -0,514 AIDS14. Hasil penelitian menunjukan
Diskriminasi bahwa sebagian besar remaja memiliki
Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2018.
pengetahuan yang baik mengenai HIV
Berdasarkan tabel 4.2 hasil Uji Pearson AIDS. Hal ini sejalan dengan penelitian
dieperoleh nilai signifikansi = 0,000 yang di lakukan oleh Rahayu,
(P<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima Rismawanti, dan Jaelani, (2017), bahwa
dan nilai Pearson Corelation sebesar - pengetahuan remaja mengenai HIV
0,514. Hal ini menunjukan bahwa ada AIDS pada usia pertengahan memiliki
hubungan korelasi negatif yang sedang tingkat pengetahuan yang baik15.
3. Agama
antara tingkat pengetahuan dengan stigma
Seluruh remaja dalam penelitian ini
dan diskriminasi terhadap ODHA pada memiliki agama, dan sebagian besar
remaja di Pontianak Barat. Hubungan memeluk agam Islam. Agama
korelasi negatif ini bermakna bahwa merupakan keyakinan individu terhadap
semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja Tuhan, termasuk dalam hal sehat dan
mengenai HIV AIDS maka stigma dan sakit. Kepatuhan dalam beragama
berperan dalam hal pencegahan serta
diskriminasi mereka akan semakin rendah.
pengurangan penularan HIV AIDS14.
Sejalan dengan penelitian yang
PEMBAHASAN dilakukan oleh Parut (2016), bahwa
Karakteristik Responden seluruh responden dalam penelitiannya
1. Jenis Kelamin beragama Islam16. Menurut penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan Ahwan (2012) salah satu faktor
terhadap remaja SMA dan SMK di penyebab adanya stigmatisasi terhadap
Pontiank Barat menunjukan bahwa ODHA adalah pandangan agama.
remaja perempuan lebih banyak Agama memiliki pengaruh yang kuat
memiliki pengetahuan yang baik terhadap cara pandang dan pola perilaku
mengenai HIV AIDS dibandingkan manusia, atas nama agama bisa
dengan remaja laki-laki, sehingga dijadikan sebagai justifikasi dan
tingkat stigma dan diskriminasi pada kegitimasi untuk memberikan sikap dan
tindakan, satu diantaranya stigmatisasi. dan 66,7% remaja tahu HIV AIDS dapat
Padahal agama tidak mengajarkan ditularkan oleh Ibu ke janin yang
tindakan stigmatisasi dalam hal apapun, dikandungnya.
justru agama mengajarkan tentang nilai- Sejalan dengan penelitian yang
nilai kasih sayang kepada sesama dilakukan oleh Irsyad (2014), mengatakan
manusia17. bahwa pengetahuan remaja mengenai HIV
4. Suku AIDS sebagian besar memiliki pengetahuan
Mayoritas remaja dalam penelitian ini yang baik, namun sisanya masih memiliki
adalah suku melayu, diikuti suku bugis, pengetahuan yang kurang19. Tingkat
dayak dan jawa. Suku erat hubungannya pengetahuan remaja dapat di pengaruhi
dengan tradisi dan sosial budaya. Orang oleh faktor pendidikan, informasi/ media
dengan sosial budaya yang baik maka masa, sosial, budaya dan ekonomi,
akan memiliki pengetahuan yang baik, lingkungan, pengalaman dan usia18.
begitu juga sebaliknya18. Sosial budaya
juga di pengaruhi oleh lingkungan Tingkat Stigma dan Diskriminasi
dimana ia berada, seperti budaya di Sebagian besar remaja memiliki stigma
pedesaan pastinya berbeda dengan dan diskriminasi yang tinggi, namun tidak
budaya di perkotaan12. sedikit juga yang memiliki stigma dan
diskriminasi yang rendah terhadap ODHA.
Tingkat Pengetahuan Remaja melaporkan ketakutan yang rendah
Sebagian besar remaja memiliki tingkat pada domain satu “Ketakutan terhadap
pengetahuan HIV AIDS yang baik, namun penularan dan penyakit”, namun 64,7%
tidak sedikit juga yang memiliki remaja percaya air liur ODHA dapat
pengetahuan yang kurang. Mayoritas menularkan HIV AIDS, dan 59,7% remaja
remaja melaporkan pengetahuan yang baik juga percaya kotoran dan air seni ODHA
pada faktor satu “Mitos transmisi”, namun dapat menularkan HIV AIDS. Sebagian
sekitar 40% remaja masih ada yang percaya remaja melaporkan tingkat rasa malu dan
HIV AIDS dapat ditularkan melalui batuk menghakimi yang tinggi pada domain dua
dan bersin. Sekitar 39,3% remaja percaya “Hubungan rasa malu dan menghakimi”,
nyamuk dapat menularkan HIV AIDS. sekitar 55% remaja setuju wanita pekerja
Pada faktor dua “Sikap atau prasangka” seks yang menyebarkan HIV AIDS kepada
sebagian besar remaja juga melaporkan masyarakat, dan 25,7% remaja percaya
pengetahuan yang baik, namun terdapat ODHA memiliki prilaku yang tidak
40% remaja yang menyatakan bahwa senonoh. Pada domain tiga “Dukungan
ODHA harus berdiam diri dirumah atau pribadi terhadap tindakan atau kebijakan
rumah sakit, dan 25,3% remaja tidak diskriminasi” remaja melaporkan
bersedia melakukan pekerjaan sukarela dukungan yang rendah, sebanyak 84,0%
terhadap ODHA. Pengetahuan remaja remaja berpendapat bahwa ODHA tidak
kurang baik pada faktor tiga “Risiko seharusnya diasingkan dari orang lain, dan
pribadi”, sekitar 76% remaja menyatakan 79,3% remaja setuju bahwa ODHA harus
HIV AIDS hanya dapat tertular pada orang diperlakukan sama seperti orang lain. Pada
yang memiliki tingkah laku yang buruk, domain ke-empat “Dukungan dari
dan 65,3% remaja menyatakan HIV AIDS masyarakat yang dirasakan terhadap
dapat dicegah dengan vaksin. Sebagian tindakan diskriminasi” mayoritas remaja
besar remaja juga melaporkan pengetahuan melaporkan tingkat dukungan yang rendah,
yang baik pada faktor empat “Fakta”, sebanyak 90% remaja menentang keluarga
sekitar 88% remaja tahu cairan sperma maupun masyarakat yang mengusir ODHA
dapat menularkan HIV AIDS, 68% remaja dari rumahnya, dan 86.0% remaja
tahu alat kontrasepsi kondom dapat menentang tindakan pelecehan verbal atau
menurunkan risiko penularan HIV AIDS,
olokan yang dilakukan masyarakat terhadap SIMPULAN DAN SARAN
ODHA. SIMPULAN
Menurut Paryati, Raksanagara, dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Afriandi (2012), timbulnya stigma pada dilakukan mengenai hubungan tingkat
masyarakat dipengaruhi beberapa faktor, pengetahuan dengan stigma dan
yaitu pengetahuan, persepsi, tingkat diskriminasi terhadap orang dengan HIV
pendidikan, umur, jenis kelamin, kepatuhan AIDS pada remaja di Pontianak Barat
terhadap Agama14. Hal ini sejalan dengan Tahun 2018 maka dapat ditarik
penelitian yang dilakukan oleh Ningsih, kesimpulan:
Bahtiar, dan Khaeri (2014), yang juga 1. Karakteristik responden berdasarkan
mengatakan bahwa sebagian besar stigma jenis kelaimin diketahui bahwa jumlah
remaja terhadap ODHA yaitu tergolong remaja dengan jenis kelamin laki-laki
tinggi, pendidikan kesehatan mengenai yaitu sebanyak 50 (33,3%), sedangkan
penanggulangan HIV AIDS sangat responden perempuan berjumlah 100
diperlukan dalam mengatasi masalah (66,7%). Usia remaja yang paling
tersebut20. banyak pada usia 15-17 tahun yaitu
sebanyak 124 (82,7%). Remaja yang
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan paling banyak memeluk agama Islam
Stigma dan Diskriminasi berjumlah 125 (71,3%), diikuti agama
Analisa bivariat pada penelitian ini Katolik berjumlah 19 (12,7%), dan
menggunakan uji Pearson yang agama Protestan berjumlah 6 (4,0%).
menunjukan bahwa ada hubungan korelasi Remaja paling banyak adalah suku
negatif yang sedang antara tingkat Melayu berjumlah 80 (53,3%), diikuti
pengetahuan dengan stigma dan suku Bugis berjumlah 39 (16,0%), dan
diskriminasi terhadap ODHA pada remaja suku Dayak sebanyak 14 responden
di Pontianak Barat, dengan nilai (12,7%).
signifikansi = 0,000 (P<0,05) dan nilai 2. Tingkat pengetahuan remaja mengenai
Pearson Corelation = -0,514. HIV AIDS memiliki tingkat
Didukung oleh penelitian senada yang pengetahuan yang baik sebanyak 80
dilakukan oleh Ningsih, Bahtiar, dan (53,3%) remaja, sedangkan sebanyak 70
Khaeri (2014), yang melakukan analisis (46,7%) remaja memiliki pengetahuan
hubungan antara pengetahuan remaja yang kurang baik.
tentang HIV AIDS dengan stigma terhadap 3. Stigma dan diskriminasi responden
ODHA, diperoleh hasil bahwa responden terhadap ODHA yaitu terdapat sebanyak
dengan pengetahuan yang rendah mengenai 71 (47,3%) remaja memiliki stigma dan
HIV AIDS memiliki stigma yang tergolong diskriminasi yang rendah, sedangkan
tinggi terhadap ODHA, sedangkan sebanyak 79 (52,7%) remaja memiliki
responden dengan pengetahuan yang baik stigma dan diskriminasi yang tinggi.
tentang HIV AIDS memiliki stigma yang 4. Berdasarkan Uji Pearson menunjukan
rendah terhadap ODHA20. Responden hasil -0,514 yang artinya ada hubungan
dengan pengetahuan yang baik tentang HIV korelasi yang sedang antara tingkat
AIDS akan memiliki peluang sebesar 3,423 pengetahuan dengan stigma dan
kali akan memiliki stigma yang rendah diskriminasi terhadap ODHA pada
terhadap ODHA bila dibandingkan dengan remaja di Pontianak Barat.
responden yang memiliki pengetahuan
yang kurang baik tentang HIV AIDS20.
SARAN ODHA. Diunduh 27 Maret, 2018, dari
1. Bagi Penelitian Selanjutnya http://www.rahima.or.id.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan 4. Kementerian Kesehatan Republik
dapat mengkaji lebih dalam terkait Indonesia, (2012). Buku Pedoman
tingkat pengetahuan dengan stigma dan Penghapusan Stigma dan Diskriminasi
diskriminasi pada remaja terhadap Bagi Pengelola Program, Petugas
ODHA. Layanan Kesehatan dan Kader.
2. Bagi Institusi Kesehatan Diunduh 27 Maret, 2018, dari
Diharapkan bagi institusi kesehatan http://perpustakaan.depkes.go.id.
khususnya perawat dapat memberikan 5. Sosodoro, O., Emilia, O., & Wahyuni,
edukasi yeng komprehensif terhadap B.(2009). Hubungan Pengetahuan
remaja mengenai HIV AIDS agar tidak Tentang HIV/AIDS dengan Stigma
ada lagi stigma dan diskriminasi yang Orang dengan HIV/AIDS. Berita
dilakukan oleh remaja terhadap ODHA. Kedokteran Masyarakat, 25(4), 210-
3. Bagi Institusi Pendidikan 217.
Diharapkan dapat membuat edukasi 6. Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
yang dapat berupa mata pelajaran, ekstra Penulisan Riset Keperawatan (Ed.2).
kulikuler, dan kegiatan lainnya di Yogyakarta: Graha Ilmu.
sekolah yang membahas mengenai 7. Riduwan. (2010). Metode dan Teknik
permasalahan remaja dan cara Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
menanganinya. Satu diantaranya 8. Nasir, A., Muhith, A., & Ideputri, M.
mengenai HIV AIDS, agar remaja E. (2011). Buku Ajar Metodelogi
paham mengenai cara penularan dan Penelitian Kesehatan: Konsep
pencegahan HIV AIDS serta dapat Pembuatan Karyatulis dan
menyikapi ODHA dengan baik. Thesisunruk Mahasiswa Kesehatan.
4. Bagi Remaja Yogyakarta: Nuha Medika.
Diharapkan remaja dapat dengan mudah 9. Nursalam. (2016). Metodologi
mendapatkan informasi mengenai Penelitian: Pendekatan Praktis (Ed.3).
permasalahan remaja secara Jakarta: Salemba Medika.
komprehensif, agar tidak terjadi kesalah 10. Zelaya, C. E., Sivaram, S., Johnson, S.
pahaman persepsi. Satu diantaranya C., Srikrishanan, A. K., Solomon, S.,
mengenai HIV AIDS, agar remaja & Celentani, D. D. (2008). HIV/AIDS
paham mengenai cara penularan dan Stigma: Reliability and Validity of a
pencegahan HIV AIDS serta dapat New Measurement Instrument in
menyikapi ODHA dengan baik. Chennai, India. Springer Science, 12,
781-788.
DAFRTAR PUSTAKA 11. Gahrén, J., & Nyström. K. (2013). The
1. Kementerian Kesehatan Republik Characteristics of HIV/AIDS-Related
Indoinesia. (2017). Laporan Situasi Stigma and Discrimination Among
Perkembangan HIV-AIDS & PIMS di Thai University Students. UPPSALA
Indonesia Januari-Maret 2017. University.
Diunduh 27 Maret, 2018, dari 12. Pratiwi, N. L., & Basuki, H. (2011).
http://www.aidsindonesia.or.id. Hubungan Karakteristik Remaja
2. United Nations Programme on Terkait Risiko Penularan HIV-AIDS
HIV/AIDS. (2017). UNAIDS Data dan Prilaku Seks Tidak Aman di
2017. Diunduh 27 Maret, 2018, dari Indonesia. Buletin Penelitian Sistem
ttp://www.unaids.org. Kesehatan, 14(4), 346-357.
3. Purnama, A., & Haryanti, E. (2006). 13. Wong, D. L., & Hockenberry, M.
Stigma dan Diskriminasi terhadap (2008). Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik (Ed.6). Jakarta: ECG.
14. Paryati, T., Raksanagara, A. S., &
Afriandi, I. (2012). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Stigma dan
Diskriminasi kepada ODHA (Orang
dengan HIV/AIDS) oleh Petugas
Kesehatan : Kajian Literatur.
Bandung: Universitas Padjadjaran.
15. Rahayu, I., Rismawati, V. Jaelani,
A.K. (2017). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang HIV/AIDS
dengan Prilaku Seksual Pranikah
Pelajar. Journal Endurance, 2(2): 145-
150.
16. Parut, A.A. (2016). Hubungan
Pengetahuan Tentang HIV AIDS
dengan Stigma Terhadap ODHA.
Jurnal Ners Lentera, 4(2):106-113.
17. Ahwan, Zainul. (2012). Stigma dan
diskriminasi HIV/AIDS pada ODHA di
masyarakat basis anggota Nahdlatul
Ulama Bangil. Journal Yudharta, 6(1):1-
5.
18. Budiman, B.A., Riyanto, A.S. (2013).
Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan
dan Sikap Dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
19. Irsyad, Chibtia. (2014). Hubungan
Antara Pengetahuan dan Sikap Dengan
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada
Remaja Komunitas Anak Jalanan di
Kabupaten Kudus. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah.
20. Ningsih, Sri., Bahtiar, Heri., Khaeri,
Sabi’ah. (2014). Hubungan
Pengetahuan Tentang HIV/AIDS
dengan Stigma Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) di Kalangan
Mahasiswa. Mataram: Stikes Yarsi.

Anda mungkin juga menyukai