Peradaban telah memanfaatkan karbon sejak pra-sejarah, terutama dalam bentuk arang. Barulah pada abad ke-18 bahwa unsur karbon telah
ditemukan . Tidak ada 1 orang dapat semata-mata dianggap bertanggung jawab untuk penemuan karbon ini karena itu diidentifikasi sebagai unsur
melalui serangkaian eksperimen. Karbon merupakan suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman pra-sejarah sangat banyak ditemukan di alam.
Karbon juga banyak terkandung di matahari, bintang-bintang, komet dan amosfir kebanyakan di planet.
Karbon dalam bentuk berlian mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh ke bumi. Berlian alami juga ditemukan di
kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika Selatan, Arkansas dan beberapa tempat lainnya. Berlian sekarang ini diambil dari dasar samudera di lepas
pantai Cape of Good Hope. Sekitar 30% berlian industri yang dipakai di AS sekarang ini merupakan hasil sintesis. Energi dari matahari dan bintang-
bintang dapat diatribusikan setidaknya pada siklus karbon-nitrogen. Tiga orang yang paling terkenal dalam eksperimen-eksperimen tersebut adalah
Lavoisier, Scheele, dan Ferchault.
a. Antoine Lavoisier
Seorang Ilmuwan Prancis bernama Antoine Lavoisier adalah salah satu orang yang paling awal untuk mengajukan teori bahwa karbon
merupakan sebuah unsur pada tahun 1789. Dia melakukan percobaan sederhana di mana ia membakar sejumlah arang dan berlian. Ia menemukan
bahwa ia mendapat jumlah yang sama dari karbon dioksida oleh-produk dari dua proses. Ini menuntun dia untuk percaya bahwa berlian dan arang
tentunya terbuat dari unsur yang sama. Sebagai informasi berlian itu juga mengandung karbon.
b. Carl Wilhelm Scheele
Scheele adalah seorang ilmuwan Jerman yang melakukan tes serupa seperti Lavoisier. Namun, dalam pengalamannya, Scheele
memanfaatkan bentuk yang berbeda dari karbon yang dikenal sebagai grafit, yang sebelumnya dianggap sebagai bentuk timbal. Dalam
eksperimennya ia juga mendapat jumlah yang sama dari karbon dioksida untuk setiap gram grafit dan batubara bahwa ia terbakar.
c. René-Antoine de Reamur Ferchault
René-Antoine Ferchault de Reamur adalah seorang peneliti di berbagai bidang ilmiah studi. Dia ditunjukkan melalui proses metalurgi
yang baja diproduksi ketika elemen Besi diserap substansi yang dikenal untuk menjadi Carbon. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan terkenal
yang membenarkan adanya Carbon kimia sebagai elemen kompleks bahwa manusia telah menggunakan dalam berbagai bentuk.
2. Karbon (C)
Karbon adalah salah satu unsur yang terdapat dialam dengan symbol system periodik adalah “C”. Nama karbon berasal dari bahasa latin
“carbo” yang berarti “coal” atau “charcoal”. Istilah “coal” menyatakan sediment berwarna hitam atau coklat kehitaman yang bersifat mudah terbakar
dan terutama memiliki komposisi utama belerang, hydrogen, oksigen dan nitrogen. Karbon merupakan unsur ke-19 yang paling banyak di kerak bumi
yaitu dengan persentase dengan berat 0.027%, dan menjadi banyak unsur ke-4 terdapat jagat raya setelah hydrogen, helium, dan oksigen. Di temukan
baik di air, darat, dan atmosfer bumi, dan di dalam tubuh makhluk hidup.
Karbon membentuk senyawa hampir semua unsur terutama unsur organik yang banyak menyusun dan menjadi bagian dari makhluk hidup.
Keistimewaan unsur karbon di bandingkan dengan unsur IV A yang lain, unsur karbon secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai, baik
dengan ikatan tunggal C-C, ikatan rangkap dua C=C, maupun ikatan rangkap tiga C≡C. Hal ini terjadi karena unsur karbon mempunyai energi ikatan
C-C yang kuat yaitu sebesar 356 kj/ mol. Karbon adalah unsur paling berlimpah ke-15 di kerak Bumi dan ke-4 di alam semesta. Karbon terdapat pada
semua jenis makhluk hidup, dan pada manusia, karbon merupakan unsur paling berlimpah kedua (sekitar 18,5%) setelah oksigen. Keberlimpahan
karbon ini, bersamaan dengan keanekaragaman senyawa organik dan kemampuannya membentuk polimer membuat karbon sebagai unsur dasar
kimiawi kehidupan. Unsur ini adalah unsur yang paling stabil di antara unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan patokan dalam mengukur satuan
massa atom.
Ikatan kovalen antar lapisan pada grafit relatif lebih lemah bila dibanding ikatan kovalen antar antar atom dalam satu lapisan. Dengan adanya
hal ini menyebabkan grafit bersifat licin, karena lapisan yang berada dibagian atas mudah tergelincir atau mudah tergeser.
Sifat dan Kegunaan Grafit
1. Memiliki titik leleh tinggi, sama seperti intan. Hal ini disebabkan iktan kovalen yang terbentuk sangat kuat sehingga diperlukan energi yang
tinggi untuk memutuskannya.
2. Memiliki sifat lunak, terasa licin dan digunakan pada pensil setelah dicampu tanah liat.
3. Tidak larut dalam air dan pelarut organik, karena tidak mampu mensolvasi molekul grafit yang sangat besar.
4. Dibanding intan, grafit memiliki massa jenis yang lebih kecil, karena pada strukturnya terdapat ruang-ruang kosong antar lipatannya.
5. Berupa konduktor listrik dan panas yang baik. Karena sifat ini grafit digunakan sebagai anoda pada baterai (sel Leclanche) dan sebagai
elektroda pada sel elektrolisis.
b. Intan
Strukturnya disebut struktur intan (Gambar 4.5). Sel satuan intan terdiri atas 8 atom karbon dan setiap atom karbon berkoordinasi 4 berbentuk
tetrahedral. Intan adalah zat terkeras yang dikenal, dengan kekerasan 10 Mhos. Intan dengan hantaran panas sangat tinggi walaupun secara listrik
bersifat insulator. Walaupun dulunya sumber padatan yang berharga ini hanya yang terbentuk secara alami, intan industrial kini secara komersial
banyak dihasilkan dengan proses pada suhu tinggi (1200o C atau lebih tinggi) dan tekanan tinggi (5 GPa atau lebih) dari grafit dengan katalis
logam. Akhir-akhir ini, lapis tipis intan telah dibuat dengan pirolisis hidrokarbon pada suhu relatif rendah (sekitar 900oC) dan tekanan yang juga
relatif rendah (sekitar 102 Pa), dan digunakan untuk penggunaan sebagai pelapis, dsb.
Gambar intan
Namun dalam kehidupan sehari-hari intan yang sering dijumpai terdiri dari berbagai macam warna. Berbagai warna yang dihasilkan
intan dipengaruhi oleh 3 hal yaitu:
1. Adanya pengotor dalam struktur intan sehingga pengotor tersebut dapat mengubah spektrum absorbsi intan. Spektrum intan yang berubah
akibat adanya pengotor tergantung pada jenis dan konsentrasi pengotor yang ada Misalnya intan kuning dan oranye mengandung nitrogen,
intan biru mengandung boron, intan abu-abu, ungu dan hijau mengandung hidrogen.
2. Intan hijau disebabkan oleh radiasi alam, yang terjadi selama berjuta-juta tahun sehingga dapat mengubah struktur atom dalam intan. Akibat
berubahnya struktur intan menyebabkan sektrum absorpsi intanpun berubah.
3. Intan merah muda, merah dan coklat disebabkan oleh adanya deformasi plastik. Struktur atom karbon yang memutar selama pembentukan
intan dalam tanah sehingga mengubah sektrum absorpsi intan. Hal ini tampak pada intan sebagai garis urat yang menyerupai urat kayu. Garis
inilah yang memberikan spektrum warna yang berbeda.
c. Fuleren
Fuleren adalah alotrop karbon dimana 1 molekul karbon terdiri dari 60 atom karbon sehingga sering disebut sebagai C60. Pada struktur
fulleren setiap atom karbon berikatan dengan tiga atom karbon lain dengan pola membentuk susunan pentagonal membentuk struktur berongga
seperti bola sepak. Struktur fulleren seperti yang tertera pada Gambar.
Gambar Struktur fullerene
Sifat dan pemakaian
1. Tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik.
2. Sebagai superkonduktor dan penyerap panas yang baik. Sifat superkonduktor dan menyerap panas ini berkaitan 1 elektron yang tidak
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen, seperti pada grafit. Salah satu senyawaan C 60 yang merupakan semikonduktor adalah K3C60.
d. Karbida
Interaksi langsung karbon dengan logam atau oksida logam pada suhu tinggi memberikan senyawaan yang disebut karbida.
Logam transisi memberikan interstisi dimana atom karbon mengisi lubang oktahedral dalam deretan kemasan rapat atom logam.logam yang
lebih kecil Cr,Mn,Fe,Co, dan Ni memberikan karbida yang bersifat antara jenis ionik dan karbida interstisi dan ini terhidrolisis oleh air.
b. Sifat Kimia
Karbon sangat tak reaktif pada suhu biasa. Apabila karbon bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom-atom karbon untuk kehilangan
elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana seperti C4+. Ion ini akan mempunyai rapatan-rapatan muatan begitu tinggi sehingga
eksistensinya tidaklah mungkin.
Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut :
Karbon bereaksi langsung dengan Fluor, dengan reaksi sebagai berikut:
C(s) + 2F2(g) → CF4(g)
Karbon dibakar dalam udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon monoksida.
2C(s) + O2(g) → 2CO(g)
Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
Membentuk asam oksi. Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi dengan air
akan membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(l)
6. Senyawa dan Pembuatan Karbon
a. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida dapat dibuat secara komersil dengan hidrogen melalui pembentukan uap kembali atau pembakaran sebagian hidrokarbon
dengan reaksi.
CO2 + H2 → CO + H2O
Gas ini tidak berwarna dan mempunyai titik didih -190. Dapat digunakan sebagai bahan bakar industri melalui reaksi
2CO(g) +O2(g)→2CO2(g)
Gas CO juga dapat terjadi sebagai hasil samping pembakaran senyawa organik dalam ruang kurang oksigen.
C8H18 + 6O2(g) → 8CO + 4H2O
Secara besar-besaran dapat dibuat dengan reaksi
C(s) + H2O → CO + H2
Gas CO sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan, karena CO berikatan kuat dengan hemoglobin darah.hemoglobin berfungsi
mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Orang yang mengisap CO akan kekurangan oksigen dan dapat berakibat fatal.
b. Karbon Dioksida(CO2)
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat
secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata
konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi
dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh
tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga
dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal
lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -
78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering. CO 2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus
dari biru menjadi merah muda. Karbon dioksida mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non polar. Gas ini larut dalam air.terdapat diudara
dan sangat penting bagi tumbuhan sebagai bahan fotosintesis serta merupakan komponen nafas yang dikeluarkan oleh hewan ataupun manusia,
karena dihasilkan dari oksidasi makanan dalam tubuh. CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon, atau gas CO dengan
oksigen yang cukup.
C + O2 → CO2
CH4 + 2O2 → CO2 + H2O
2CO + O2 → 2CO2
Di laboratorium gas CO2 dapat dibuat dengan mereaksikan garam karbonat dengan asam seperti :
7. Keberadaan di Alam
Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam wujud mineral dan yang kedua dalam wujud grafit. Intan
merupakan wujud mineral dari karbon. Ini disebabkan satu atom karbon berikatan kovalen dengan empat atom karbon lain sehingga membentuk
geometri molekul tetrahedral, molekul berkembang ke segala arah menjadi molekul yang sangat keras. Arang, wujud grafit dari karbon, juga terikat
dengan empat atom kabon yang lain, tetapi geometri molekulnya tidak membentuk tetrahedral, karena hanya ada tiga ikatan yang berikatan kovalen
tetap sedangkan yang satu ikatan lagi membentuk ikatan kovalen sesaat dengan atom karbon lapisan atas dan bawah secara bergantian.
Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi dalam bentuk unsur bebas dan senyawa. Senyawa alamiah karbon yang
utama adalah zat-zat organik, misalnya senyawa organik dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Selain itu, dalam bahan
yang berasal dari benda hidup seperti arang dan minyak bumi. Juga terdapat dalam senyawa organik komersial, misalnya senyawa asam asetat
(CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon lainnya adalah senyawa karbon anorganik, yaitu senyawa karbondioksida (CO 2) dan batuan karbonat
(CO3) yang dikenal sebagai mineral seperti karbonat dari unsur IIA (MgCO3, SrCO3, dan BaCO3). Juga kebanyakan terdapat dalam senyawa karbonat
dan bikarbonat, misalnya senyawa natrium karbonat (Na2CO3) dan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama pada mahluk hidup. Sebagian besar mahluk hidup mengandung
atom karbon, ini dapat diketahui jika mahluk hidup tersebut dibakar maka akan menyisakan zat yang berwarna hitam, seperti kayu dibakar, binatang
dibakar atau bahkan manusia yang terbakar. Zat hitam sisa dari pembakaran itu adalah karbon.
Kerugian Karbon
Adapun senyawa karbon mempunyai dampak negatif sebagai berikut :
Karbon disulfida CS2, beracun bila terserap kulit serta mudah terbakar dan meledak terutama bila mengalami gesekan,
Karbon tetraklorida CCl4, beracun bila tertelan, terhisap, dan terserap kulit. Selain itu pemicu terjadinya kanker,
Sifat CO2 yang dapat menyerap sinar infra merah lalu memantulkannya kembali ke permukaan bumi disebut efek rumah kaca (green house effect).
Akan tetapi, bila kadar CO2 terlalu besar di udara dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi bertambah panas sehingga terjadi pemanasan global
(pemanasan yang merata di permukaan bumi). Akibat dari pemanasan global di permukaan bumi tersebut, es di kutub akan mencair dan dapat
menimbulkan banjir di kota-kota pantai seluruh dunia.
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Senyawa yang dibentuk
bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon merupakan unsur metaloidtetravalensi, bersifat lebih tidak reaktif
daripada karbon (unsur nonlogam yang tepat berada di atasnya pada tabel periodik, tetapi lebih reaktif daripada germanium, metaloid yang berada
persis di bawahnya pada tabel periodik. Kontroversi mengenai sifat-sifat silikon bermula sejak penemuannya: silikon pertama kali dibuat dalam bentuk
murninya pada tahun 1824 dengan nama silisium (dari kata bahasa Latin: silicis), dengan akhiran -ium yang berarti logam. Meski begitu, pada tahun
1831, namanya diganti menjadi silikon karena sifat-sifat fisiknya lebih mirip dengan karbon dan boron.
Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya, tetapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di
alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari
90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa)
setelah oksigen
1. Sejarah Penemuan
Kuarsa (kristal silikon dioksida) telah diketahui oleh orang-orang selama ribuan tahun. Flint adalah bentuk kuarsa, dan alat-alat yang terbuat
dari batu api digunakan sehari-hari di zaman batu. Pada 1789, kimiawan Prancis, Antoine Lavoisier mengusulkan bahwa unsur kimia baru dapat
ditemukan dalam kuarsa. Unsur baru ini sangat melimpah. Ada kemungkinan bahwa di Inggris, pada tahun 1808, Humphry Davy mengisolasi sebagian
silikon murni untuk pertama kalinya, tetapi dia tidak menyadarinya.
Pada tahun 1811, kimiawan Perancis Joseph L. Gay-Lussac dan Louis Jacques Thénard mungkin juga telah membuat silikon tidak murni dengan
mereaksikan potasium dengan silikon tetrafluorida untuk menghasilkan padatan coklat kemerahan yang mungkin adalah silikon amorf. Namun, mereka
tidak berusaha untuk memurnikan bahan baru ini.
Pada tahun 1824, kimiawan Swedia, Jacob Berzelius menghasilkan sampel silikon amorf, padatan cokelat, dengan mereaksikan kalium fluorosilikat
dengan kalium dan memurnikan produk dengan pencucian berulang. Dia menamai unsur baru itu silicium. Pada waktu itu konsep semikonduktor tidak
menyadari bahwa bahan-bahan tersebut ada dan bahwa silikon adalah contoh yang sangat baik untuk semikonduktor.
Para ilmuwan memerdebatkan mengenai unsur baru ini harus digolongkan sebagai logam atau bukan. Berzelius percaya bahwa unsur itu adalah logam.
Sementara Humpry Davy mengira itu bukan logam. Unsur baru ini merupakan konduktor yang baik dibanding non logam, tetapi tidak sebagus logam.
Silikon diberi nama pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia, Thomas Thomson. Dia memertahankan sebagian dari nama yang diberikan Berzelius,
yaitu silicis yang berarti batu api.
2. Sifat- Sifat Silikon
a. Sifat Umum
- Nama : Silikon
- Penampilan : Kristalin
- Struktur Kristal : Kubus rombus acuan muka
================================================================
Germanium berasal dari bahasa latin Germania yang artinya Jerman. Germanium ditemukan relatif terlambat dalam sejarah kimia, karena
sangat sedikit mengandung mineral dalam konsentrasi tinggi. Germanium peringkat kelimapuluh di dekat kelimpahan relatif dari unsur-unsur dalam
kerak bumi.
Pada tahun 1869, Dmitri Mendeleev diprediksi keberadaannya dan beberapa sifat berdasarkan posisinya pada tabel periodik dan disebut
ekasilicon elemen. Hampir dua dekade kemudian, pada tahun 1886, kimiawan Jerman Clemens Winkler menemukan unsur baru bersama dengan perak
dan belerang, mineral langka dalam disebut argyrodite. Walaupun unsur baru agak menyerupai arsen dan antimon dalam penampilan, rasio yang
menggabungkan unsur dalam senyawa baru setuju dengan prediksi Mendeleev untuk keluarga prediksi silikon. Winkler memutuskan untuk memberi
nama unsur baru germanium, sebagai penghormatan kepada tanah airnya.
A. Sifat Fisik Dan Sifat Kimia
Sifat Fisik
Simbol : Ge
Golongan : IV A
Fasa : Padat
Warna : Putih keabu – abuan
Nomor atom : 32
Massa atom : 72.59 g/mol
Massa Jenis : 5.323 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur : 5.60 g/cm³
Titik lebur : 1211.40 K
Titik Didih : 3106 K
Kalor peleburan : 36.94 kJ/mol
Kalor penguapan : 334 kJ/mol
Bilangan Oksidasi :4
Elektronegativitas : 2.01 (skala pauling)
Energy ionisasi : ke-1 761.2 kJ/mol
ke-2 1537.0 kJ/mol
ke-3 3301.2 kJ/mol
ke-4 4409.4 kJ/mol
Jari-jari atom : 125 pm
Jari-jari kovalen : 122 pm
Kepadatan : 5.3 g/cm3 pada 20°C
Radius Van der Waals : 0.137 nm
Radius Ionik : 0.093 nm (+2); 0.054 nm (4)
Isotop :9
Elektron : 32
Proton : 32
Neutron : 42
Kulit Elektron : 2,8,18,4
Konfigurasi Elektron : [Ar] 3d10 4s2 4p2
Sifat Kimia
Germanium murni adalah metaloid yang bersifat keras, getas, berkilau, dan berwarna putih abu-abu. Unsur ini memiliki sifat kimia
dan fisika mirip silikon. Germanium stabil di udara dan air, serta tidak terpengaruh oleh asam dan basa, kecuali asam nitrat. Germanium tidak
tersedia banyak di alam. Dalam proses geologi, unsur ini tidak banyak berasosiasi dengan mineral sehingga penyebarannya amat luas, namun
dengan konsentrasi amat rendah. Germanium merupakan semikonduktor penting yang terutama digunakan dalam transistor dan sirkuit
terpadu.
Germanium juga mampu membentuk berbagai senyawa. Germanium oksida bisa ditambahkan ke kaca untuk meningkatkan indeks
bias yang digunakan dalam lensa wide-angle dan perangkat inframerah. Germanium hidrida dan germanium tetrahidrida sangat mudah
terbakar dan meledak bahkan hanya dengan terpapar udara. Terpapar oleh senyawa tersebut bisa memicu berbagai keluhan seperti iritasi
mata, kulit, dan saluran pernapasan.
B. Keberadaan Di Alam
Germanium kurang banyak ditemukan di alam daripada timah atau timbal, yang merupakan logam komponen berat dari kelompok 14,
dan kurang mudah diakses karena proses geologi telah dikontrak hanya sejumlah kecil ke dalam mineral, sehingga cenderung tersebar luas. Bijih
germanium jarang terjadi. Paling tidak jarang, germanite, adalah tembaga-besi-sulfida germanium dengan 8% dari elemen, tapi bahkan ini tidak
ditambang.
Germanium tersebar luas di bijih logam lainnya, seperti seng, dan apa yang diperlukan untuk tujuan manufaktur pulih sebagai oleh-
produk dari cerobong debu seng smelter. Produksi dunia adalah sekitar 80 ton per tahun.
Mineral Argirodite
Germanium banyak terdapat pada ginseng, aloe vera, dan bawang putih. Hasil ekstraksi senyawa germanium organik dari tumbuhan tadi
disebut biscarboxyethyl germanium sesquioxide.
C. Cara Mendapatkan
Unsur ini diambil secara komersil dari debu-debu pabrik pengolahan bijih-bijih seng, dan sebagai produk sampingan beberapa
pembakaran batubara. Germanium dapat dipisahkan dari logam-logam lainnya dengan cara distilasi fraksi tetrakloridanya yang sangat reaktif.
Tehnik ini dapat memproduksi germanium dengan kemurnian yang tinggi.
Germanium dipisahkan dari logam lain dengan penyulingan pecahan dari Tetraklorida stabil. Seperti silikon, bereksi langsung dengan
halogen membentuk tetrahalida volatile, dengan oksigen membentuk GeO2 dan dengan alkali membentuk germanite.
Ge + 2OH- + H2O GeO32- + 2H2
Seperti SiO2, GeO2 merupakan asam oksida lemah. Germanium hidrida/ germanes dioksidasi menjadi GeO2 dan H2O oleh O2 tetapi tidak
flammable seperti silanes. Halida GeF2, GeCl2, GeBr2 dan GeI2dan sulfida GeS diketahui tetapi mereka tidak stabil dan merupakan agen pereduksi
kuat. Tetrahalida gan GeS2 diperoleh melalui reaksi langsung dengan element dan kemudian bereaksi dengan Ge,
Ge + GeCl4 2GeCl2
Ge + GeS2 2GeS
D. Kegunaan
Mengobati Sakit Kepala
Manfaat batu germanium yang pertama yaitu mengobati sakit kepala hampir sama dengan manfaat teh cap botol ataupun pusing.
Kandungan ion yang terdapat pada batu germanium dapat mengurangi sakit pada kepala anda serta rasa pusing yang berlebih. Anda dapat
mengompreskan batu germanium pada kepala anda yang sakit ataupun pusing.
Meredakan Demam
Tidak hanya mengobati sakit kepala, batu germanium dapat meredakan sakit demam yang anda derita. Batu germanium jika
dikombinasikan dengan air maka suhu batu akan menurun menjadi dingin. Dengan suhu sedingin batu germanium, ini merupakan kompres
yang sangat baik untuk dijadikan kompres penurun demam. Anda tidak perlu susah- susah lagi untuk membeli obat di apotek, cukup
mengompreskan batu germanium di kepala anda maka panas ataupun demam pada tubuh anda akanhilang.
Menenangkan Pikiran
Bagi anda yang sedang stress, anda dapat mengompreskan batu geranium atau meminum air rendaman batu germanium, sama
dengan manfaat daun binahong maka stress yang anda alami akan hilang. Hal ini karena batu germanium dapat memicu hormon serotonin
pada tubuh anda yang dapat mengurangi rasa stress ataupun jenuh.
Mengobati Nyeri Bahu
Selain menggunakan alat pijit untuk meredakan nyeri bahu, anda juga dapat menggunakan batu germanium. Batu ini sangatlah efektif
dijadikan sebagai alat pijat apalagi jika anda mengalami nyeri bahu, hal ini karena ion yang dimiliki oleh germanium dapat membuat otot-
otot pada bahu anda menjadi normal kembali.
Mengencangkan Kulit wajah
Selain bermanfaat untuk kesehatan, batu germanium juga sangat baik bagi perawatan kecantikan wajah. Selain menggunakan setlika
wajah untuk mengencangkan wajah anda serta menghilangkan keriput pada wajah anda, anda dapat memakai batu germanium. Selain lebih
praktis, ion negatif yang dipancarkan oleh batu germanium sangat baik tidak hanya kencang, maka wajah anda akan kelihatan lebih muda.
Anda dapat memanfaatkan batu germanium setiap waktu, kapanpun anda mau.
Penggunaan germanium yang paling umum adalah semikonduktor.
Germanium juga digunakan dalam transistor dan di sirkuit terpadu.
Germanium organic mampu melindungi tubuh dari pertumbuhan tumor dan kanker ganas dengan memperkuat sistem imun. Dr Kazuhiko
Asai menemukan bahwa germanium melawan kanker dengan jalan menstimulasi produksi interferon (suatu substansi antiviral protein yang
menstimulus produksi sell pembunuh alami sebagai bentuk kekebalan tubuh) yang langsung menyerang sel kanker.
Germanium juga mampu meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh. Dalam kondisi suplai germanium cukup, konsumsi oksigen oleh organ
tubuh turun dari keadaan normalnya. Hal inilah yang membuat kadar oksigen dalam tubuh tetap kaya.
Germanium juga digunakan untuk membuat paduan dan sebagai fosfor dalam lampu neon.
3. Sumber Timah
Mineral ekonomis penghasil timah putih adalah kasiterit (SnO2), meskipun sebagian kecil dihasilkan juga dari sulfida seperti stanit, silindrit,
frankeit, kanfieldit dan tealit (Carlin, 2008). Mulajadi timah di daerah jalur timah yang membentang dari Pulau Kundur sampai Pulau Belitung dan
sekitarnya diawali dengan adanya intrusi granit yang berumur ± 222 juta tahun pada Trias Atas. Magma bersifat asam mengandung gas SnF4, melalui
proses pneumatolitik hidrotermal menerobos dan mengisi celah retakan, dimana terbentuk reaksi:
SnF4 + H2O -> SnO2 + HF2
Cebakan bijih timah merupakan asosiasi mineralisasi Cu, W, Mo, U, Nb, Ag, Pb, Zn, dan Sn. Busur metalogenik terbentuknya timah 100 -
1000 km. Terdapat tiga tipe kelompok asosiasi mineralisasi timah putih, yaitu stanniferous pegmatites, kuarsa-kasiterit dan sulfida-kasiterit .
Urat kuarsa-kasiterit, stockworks dan greisen terbentuk pada batuan beku granitik plutonik, secara gradual terbentuk stanniferous pegmatites
yang ke arah dangkal terbentuk urat kuarsa-kasiterit dan greisen (Taylor, 1979). Urat berbentuk tabular atau tubuh bijih berbentuk lembaran mengisi
rekahan atau celah .Tipe kuarsa-kasiterit dan greisen merupakan tipe mineralisasi utama yang membentuk sumber daya timah putih pada jalur timah
yang menempati Kepulauan Riau hingga Bangka-Belitung. Jalur ini dapat dikorelasikan dengan “Central Belt” di Malaysia dan Thailand (Mitchel,
1979).
Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit,
kalkopirit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan Timah putih dalam bentuk cebakan dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih timah
primer dan sekunder. Pada tubuh bijih primer, kandungan kasiterit terdapat pada urat maupun dalam bentuk tersebar. Proses oksidasi dan pengaruh
sirkulasi air yang terjadi pada cebakan timah primer pada atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih timah primer. Proses tersebut
menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk mineral kasiterit maupun berupa unsur Sn. Proses pelapukan, erosi,
transportasi dan sedimentasi yang terjadi terhadap cebakan bijih timah putih pimer menghasilkan cebakan timah sekunder, yang dapat berada pada
tanah residu maupun letakan sebagai endapan koluvial, kipas aluvial, aluvial sungai maupun aluvial lepas pantai. Tubuh bijih primer yang berpotensi
menghasilkan sumber daya cebakan timah letakan ekonomis adalah yang mempunyai dimensi sebaran permukaan erosi luas sebagai sumber dispersi.
A. Cassiterite
Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2. Berbentuk kristal dengan banyak permukaan mengkilap sehingga tampak seperti
batu perhiasan. Kristal tipis Cassiterite tampak translusen. Cassiterite adalah sumber mineral untuk menghasilkan logam timah yang utama dan biasanya
terdapat dialam di alluvial atau aluvium.
B. Stannite
Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus kimianya adalah Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang dipakai
untuk memproduksi timah. Stannite mengandung sekitar 28% timah, 13% besi, 30% tembaga, dan 30% belerang. Stannite berwarna biru hingga abu-
abu.
C. Cylindrite
Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah, timbal, antimon, dan besi. Rumus mineral ini adalah Pb 2Sn4FeSb2S14. Cylindrite
membentuk kristal pinakoidal triklinik dimana biasanya berbentuk silinder atau tube dimana bentuk nyatanya adalah gulungan dari lembaran kristal
ini. Warna cylindrite adalah abu-abu metalik dengan spesifik gravity 5,4. Pertama kali ditemukan di Bolivia pada tahun 1893.
4. Pengolahan Timah
A. Penambangan
Penambangan timah putih dilakukan dengan beberapa cara, yaitu semprot, penggalian dengan menggunakan excavator, atau menggunakan
kapal keruk untuk penambangan endapan aluvial darat yang luas dan dalam serta endapan timah lepas pantai. Kapal keruk dapat beroperasi untuk
penambangan cebakan timah aluvial lepas pantai yang berada pada kedalaman sekitar 15 meter sampai dengan 50. Penambangan menggunakan cara
semprot dilakukan terutama pada endapan timah aluvial darat dengan sebaran tidak luas dan relatif dangkal. Penambangan dengan menggunakan
shovel/excavator dilakukan untuk menggali cebakan timah putih tipe residu, yang merupakan tanah lapukan bijih primer, umumnya berada pada lereng
daerah perbukitan. Penambangan oleh masyarakat umumnya dilakukan dengan cara semprot. Banyak juga penambangan dalam sekala kecil terdiri dari
satu atau dua orang, menggunakan peralatan sangat sederhana berupa sekop, saringan dan dulang, seperti penambangan oleh masyarakat di lepas pantai
menggunakan sekop dengan panjang sekitar 2,5 meter, dan dilakukan pada saat air laut surut. Penambangan banyak dilakukan pada wilayah bekas
tambang dan sekitarnya. Bahkantailing yang semula dianggap sudah tidak ekonomis, kembali diolah untuk dimanfaatkan kandungan timah putihnya.
Penambangan oleh masyarakat di lepas pantai selain menggunakan peralatan manual sederhana, menggunakan juga pompa hisap dan perahu.
B. Pengolahan
Untuk menghasilkan pasir timah kadar tinggi melalui beberapa tahapan proses pengolahan. Pasir timah di alam masih tercampur dengan
butiran mineral-mineral lain. Timah dalam bentuk mineral kasiterit dipisahkan dari pengotor berupa mineral ringan dengan pemisahan fisik secara
gravitasi. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan sluice box, spiral, dan meja goyang. Pemisahan mineral bersifat magnetik dan bukan magnetik
menggunakan separator magnetik. Pemisahan mineral bersifat konduktor dan bukan konduktor menggunakan separator tegangan tinggi. Proses untuk
meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, dilakukan di Pusat Pencucian Bijih Timah(Washing Plant). Melalui proses
tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar(grade)Sn-nya dari 20 - 30% Sn menjadi 72% Sn untuk memenuhi persyaratan peleburan. Proses
peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di lepas pantai maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa
logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah. Hasil pemisahan konsentrat, selain
diperoleh kasiterit untuk dilebur, diperoleh juga mineral-mineral ikutan. Mineral-mineral terutama zirkon, monasit, ilmenit dan xenotim merupakan
produk sampingan dari hasil pemisahan secara fisik yang mempunyai prospek ekonomi untuk dimanfaatkan. Pemisahan kasiterit dari pengotor,
meningkatkan nilai ekonomi mineral ikutan tersebut, meskipun belum semua mineral ikutan, ekonomis untuk dimanfaatkan.
Konsentrat hasil dari proses pemisahan mempunyai kadar Sn 72%, selanjutnya dilebur pada smelter timah putih. Bijih timah setelah
dipekatkan lalu dipanggang sehingga arsen dan belerang dipisahkan dalam bentuk oksida-oksida yang mudah menguap. Kemudian bijih timah yang
sudah dimurnikan itu direduksi dengan karbon. Timah cair yang terkumpul di dasar tanur kemudian dialirkan ke dalam cetakan untuk memperoleh
timah batangan. Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang
lebih tinggi, maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat pemurnian yang disebutcrystallizer. Produk yang
dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan. Produk yang dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan.
5. Senyawa-Senyawa Timah
Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah hidrida, dan timah sulfide.
a) Senyawaan Organotin
Seperti yang telah dijelaskan diatas senyawa organotin adalah senyawa yang dibangun dari timah dan substituen hidrokarbon sehingga terdapat
ikatan C-Sn. Contoh beberapa senyawa organotin ini adalah:
Tetrabutiltimah, dipakai sebagai material dasar untuk sintesis senyawaan di- dan tributil.
Dialkil atau monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan PVC.
Tributil-Timah oksida, dipakai untuk pengawetan kayu.
Trifenil-Timah asetat, merupakan kristal putih yang dipakai untuk insektisida dan fungisida.
Trifenil-timah klorida dipakai sebagai biosida
Trimetil-timah klorida, dipakai sebagai biosida dan sintesis senyawa organic.
Trifenil-timah hidroksida, untuk fungisida dan engontrol serangga.
Senyawa organotin dibuat dari reagen Grignard dengan timahtetraklorida. Metode yang lain adalah dengan menggunakan reaksi Wurtz seperti
senyawaan alkil natrium dengan tmah halide ataupun dengan menggunakan reaksi pertukaran antara timah halide dengan senyawaan organo-
aluminium.
b) Timah Oksida
Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini merupakan oksida timah yang paling penting dalam pebuatan logam
timah. SnO2 memiliki struktur kristal rutile dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom oksigen. SnO2tidak larut dalam air akan tetapi larut
dalam asam dan basa kuat. SnO2 larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat seperti:
SnO2 + 6 HI -> H2SnI6 + 2 H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam maka:
SnO2 + 6 H2SO4 -> Sn(SO4)2 + 2 H2O
SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3. SnO2digunakan bersama dengan vanadium oksida sebagai katalis
untuk oksidasi senyawa aromatic, dipakai sebagai pelapis, ataupun sebagai bahan pembuatan organotin.
c) Timah(II) Klorida
SnCl2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang stabil. SnCl2 dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga
dalam cairan electroplating. SnCl2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
Sn + 2 HCl -> SnCl2 + H2
SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul SnCl2berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk
padatan SnCl2 membentuk rantai yang saling terhubung dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai reduktor SnCl 2 juga dipakai sebagai katalis,
reagen analisis untuk raksa, dan juga dipakai sebagai aditif makanan untuk mempertahankan warna dan sebagai antioksidan.
d) Timah(IV) Klorida
Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia dengan rumus SnCl 4. Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan
cairan yang tidak berwarna dan akan membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl 4 dipergunakan sebagai senjata kimia dalam perang dunia
ke-1, dipakai untuk memperkuat gelas, dan sebagai bahan dasar pembuatan organotin.
e) Timah Sulfida
Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah (II) sulfide dan ada dialam sebagai mineral herzenbergite. Pebuatan SnS
adalah dibuat dengan mereaksikan belerang, SnCl2 dan H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2HCl
Sedangkan timah (IV) sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai mineral berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai padatan
berwarna coklat dengan penambahan H2S pada larutan senyawa timah (IV) dan banyak dipakai sebagai ornament dekoratif karena warnanya mirip
emas.
f) Timah Hidrida
Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH 4. Hidrida timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara
SnCl4 dengan LiAlH4. Stannan terdekomposisi secara lambat menghasilkan loga timah dan gas hydrogen. Hidrida timah ini sangat analog dengan gas
metana CH4.
g) Stanat
Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan:
Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44- contoh senyawaannya adalah K4SnO4atau Mg2SnO4.
Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik anoin.
Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya tidak terdapat dialam dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari
SnO2. Istilah stanat juga dipakai untuk sufiks penamaan senyawa misalnya SnCl 62- hesaklorostanat.
6. Kegunaan Timah
Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk solder (52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar
kimia (13%), kuningan & perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).
a. Logam Timah dan Paduannya
Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai paduan logam (alloy) dengan logam yang lain terutama dengan
logam tembaga. Logam timah juga sering dipakai sebagai container dalam berbagai macam industri. Contoh-contoh paduan antara tembaga dan timah
adalah:
Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony, bismuth, dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan
ornament rumah, atau peralatan rumah tangga.
Bronze adalah paduan logam timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar 12%.
Fosfor Bronze adalah paduan bronze yang ditambahkan unsur fosfor.
b. Plating
Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng, timbale dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini
banyak dipergunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.
c. Superkonduktor
Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari timah merupakan superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para
ilmuwan contoh superkonduktor timah yang banyak dipakai adalah Nb3Sn.
d. Solder
Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk solder merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan
tetapi campuran 63% timah dan 37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder banyak digunakan untuk menyambung pipa atau
alat elektronik
e. Pembuatan Senyawa Organotin
Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn) dengan hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian
dari golongan senyawa organometalik. Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis senyawa organic, sebagai biosida, sebagai pengawet kayu, sebagai
stabilisator panas, dan lain sebagainya.
f. Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai Keperluan
Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah satu senyawa kimia yang sangat penting adalah SnO 2 dimana dipakai
untuk resistor dan dielektrik, dan digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah. Senyawa SnF2 merupakan aditif yang banyak ditambahkan
pada pasta gigi. Senyaan timah, tembaga, barium, kalsium dipakai untuk pembuatan kapasitor. Dan tentu saja senyawaan kimia juga sering dipakai
untuk pembuatan katalis.
g. Industri gelas (2%)
Timah oksida (SnO2): digunakan dalam pembuatan kaca jenis khusus, glasir keramik dan sebagai bahan polishing untuk baja, kaca, dan bahan lainnya
h. Industri tekstil
digunakan dalam pembuatan zat warna, polimer, dan tekstil; di silvering satu mirror.
7. Bahaya Timah
a. Bahaya pada Kesehatan
Mata dan kulit iritasi
Headaches
Sakit perut
Penyakit dan pusing
Berat berkeringat
Sesak napas
Masalah buang air kecil
Efek jangka panjang adalah:
Depresi
Kerusakan hati
Gangguan fungsi sistem kekebalan
Kerusakan kromosom
Kekurangan sel darah merah
Kerusakan otak (menyebabkan kemarahan, gangguan tidur, pelupa dan sakit kepala)
b. Bahaya pada Lingkungan
Kaleng sebagai atom tunggal atau molekul tidak sangat beracun terhadap beberapa jenis organisme, bentuk racun adalah bentuk organik
Ada berbagai jenis timah organik yang dapat sangat bervariasi di toksisitas. Tributyltins merupakan komponen timah paling beracun untuk
ikan dan jamur, sedangkan trifenyltin jauh lebih beracun bagi fitoplankton.
C. Keberadaan Timbal
1. Sumber Alami
Kadar timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus timbal (Pb) yang tercampur dengan batu fosfat
dan terdapat di dalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Timbal (Pb) yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg
dan di air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1-60 μg/liter. Secara alami timbal (Pb) juga ditemukan di air permukaan. Kadar timbal (Pb) pada
air telaga dan air sungai adalah sebesar 1-10 μg/liter. Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah dari dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan
terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 μg/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001 - 0,001 μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan
padi-padian dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 μg/kg berat kering. Logam berat Pb yang
berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb
yang berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan Pb
murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran seng dan tembaga.
2. Sumber dari Industri
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran timbal (Pb) adalah semua industri yang memakai Timbal (Pb) sebagai bahan baku maupun
bahan penolong, misalnya:
a. Industri pengecoran maupun pemurnian.
Industri ini menghasilkan timbal konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari potongan logam (scrap).
b. Industri baterai.
Industri ini banyak menggunakan logam timbal (Pb) terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.
c. Industri bahan bakar.
Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun
bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran timbal (Pb).
d. Industri kabel.
Industri kabel memerlukan timbal (Pb) untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian timbal (Pb) di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih
digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
e. Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.
Pada industri ini seringkali dipakai timbal (Pb) karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai
pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate.
D. Timbal Di Lingkungan
1. Udara
Timbal (Pb) di udara dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam keadaan alamiah, kadar timah hitam di udara sebesar 0,0006 mikrogram/m3,
sedangkan di daerah tanpa penghuni dipegununan California (USA), menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar 0,008 mikrogram/m3. Baku
mutu di udara adalah 0,025 – 0,04 gr/Nm3.
2. Air
Analisis air bawah tanah menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar antara 1–60 mikrogram/liter, sedangkan analisis air permukaan
terutama pada sungai dan danau menunjukkan angka antara 1–10 mikrogram/liter. Kadar timah hitam pada air laut kadarnya lebih rendah dari
yang terdapat di air tawar. Timbal (Pb) yang larut dalam air adalah Timbal asetat (Pb(C2H3O2)2), timbal klorat Pb(CLO3)2, timbal nitrat Pb (NO3)2,
timbal stearat Pb (C18H35O2)2. Baku mutu (WHO) timbal dalam air 0,1 mg/liter dan KLH No 02 tahun 1988 yaitu 0,05 – 1 mg/liter.
3. Tanah
Rata-rata timbal (Pb) yang terdapat dipermukaan tanah adalah sebesar 5–25 mg/kg.
4. Batuan
Bumi kita mengandung timbal (Pb) sekitar 13 mg/kg. Dinyatakan bahwa kadar timbal (Pb) pada batuan sekitar 10 – 20 mg/kg.
5. Tumbuhan
Secara alamiah tumbuhan dapat mengandung timbal (Pb). Menurut Warren dan Delavault (1962), Kadar timbal (Pb) pada dedaunan adalah
2,5 mg/kg berat daun kering.
6. Makanan
Kadar timbal (Pb) pada makanan dapat bertambah dalam proses procecing, kandungan timbal (Pb) yang tinggi ditemukan pada beras, gandum,
kentang dan lain-lain. Asupan yang diizinkan yaitu 50 mikrogram/kg BB (dewasa) dan 25 mikrogram/kg BB (anak-anak).
E. Produksi Timbal
Di alam timbal terutama terdapat sebagai galena, PbS, namun beberapa bijih lain yang mungkin terbentuk sebagai akibat pengaruh iklim atau
cuaca pada galena adalah sebagai karbonat, cerrusite (kerusit), PbCO3, dan sebagai sulfat anglesite (anglesit), PbSO4. Dalam proses interaksinya, mula-
mula bijih galena dipekatkan dengan tehnik flotasi-buih, selanjutnya ditambahkan sejumlah kwarsa, SiO2, kemudian diikuti dengan pemanggangan
terhadap campuran ini. Persamaan reaksi utama pada proses ini adalah:
2 PbS (s) + 3 O2 (g) → 2PbO (s) + 2 SO2 (g)
Kemudian proses reduksi dilaksanakan dengan batubara coke (C) dan air-kapur dengan persamaan reaksi utamanya adalah:
PbO (s) + C (s) → Pb (l) + CO (g)
PbO (s) + CO (g) → Pb (l) + CO2 (g)
Maksud penambahan SiO2 sebelum pemanggangan dan penambahan air-kapur pada proses reduksi adalah agar PbSO4 yang mungkin terjadi dalam
proses pemanggangan galen apada temperatur tinggi diubah menjadi PbSiO 3 oleh karena hadirnya kwarsa menurut persamaan reaksi :
PbSO4 (s) + SiO2 (s) → PbSiO3 (s) + SO3 (g)
Silikat ini pada proses reduksi akan diubah oleh air kapur, CaO, menjadi PbO yang selanjutnya tereduksi oleh batubara menjadi logam timbel, Pb,
dan kapur diubah menjadi kalsium silikat sebagai kerak atau ampas menurut persamaan reaksi:
PbSiO3 (s) + CaO (s) → PbO (s) + CaSiO3 (s)
Alternatif lain pada proses reduksi adalah pemakaian bijih galena segar sebagai reduktor pengganti batubara (coke):
PbS (s) + 2 PbO (s) → Pb (l) + SO2 (g)
Sampai dengan tahap ini, logam timbel yang dihasilkan masih belum murni, dan mengandung banyak unsur pengotor seperti tembaga, perak, zink,
arsen, antimon, dan bismut. Oleh karena itu masih perlu proses pemurnian lebih lanjut yang meliputi beberapa tahap seperti diuraikan berikut ini.
Pertama-tama, logam timbal yang dihasilkan dilelehkan selama beberapa waktu pada temperatur dibawah titik leleh tembaga sehingga tembaga
pengotor akan mengkristal dan dapat dipisahkan. Tahap berikutnya, udara ditiupkan diatas permukaan lelehan timbel sehingga pengotor seperti arsen
dan antimon akan diubah menjadi arsenat dan antimon atau oksidanya, termasuk bismut sebagai buih di atas permukaan dapat dipisahkan dengan
disendoki keluar. Selanjutnya, untuk memisahkan pengotor seperti emas atau perak ditambahkan kira-kira 1-2% zink agar pengotor itu larut dalam
lelehan zink. Campuran ini kemudian didinginkan secara perlahan dari sekitar 480 °C menjadi 420 °C, sehingga logam emas atau perak akan terbawa
ke dalam zink yang akan mengkristal lebih dulu untuk dipisahkan dari lelehan timbel. Kelebihan zink, jika ada, dapat dipisahkan dengan tehnik
penyulingan hampa atau pada tekanan sangat rendah.
Pemurnian tahap akhir biasanya dilakukan dengan tehnik elektrolisis menurut metode Betts. Proses ini memakai elektrolit larutan timbel heksa
fluorosilikiat, PbSiF6 dan asam heksa fluorisilikat, H2SiF6. Lembaran-lembaran tebal timbel dipasang sebagai katode dan plat-plat timbel yang belum
murni dipasang sebagai anode. Anode timbel akan mengalami oksidasi menjadi larutan Pb2+ yang kemudian akan tereduksi menjadi logam Pb dan
melekat pada katode. Dengan proses ini akan diperoleh timbel dengan kemurnian yang sangat tinggi, (~99,9%).
F. Kegunaan Timbal
Timbal digunakan untuk tangki garis yang menyimpan cairan korosif, seperti asam sulfat (H2SO4). Kepadatan tinggi timbal membuatnya berguna
sebagai perisai terhadap sinar-X dan radiasi sinar gamma dan digunakan dalam mesin sinar X dan reaktor nuklir. Timbal juga digunakan sebagai
penutup pada beberapa kawat dan kabel untuk melindungi mereka dari korosi, sebagai bahan untuk menyerap getaran dan suara dan dalam pembuatan
amunisi. Sebagian besar timbal digunakan saat ini digunakan dalam produksi baterai penyimpanan asam timbal seperti baterai yang ditemukan di
mobil.
Beberapa paduan dengan timah yang banyak digunakan. Solder, sebuah paduan yang hampir setengah timbal dan setengah timah, merupakan
bahan dengan titik leleh yang relatif rendah yang digunakan untuk bergabung dengan komponen listrik, pipa dan barang-barang logam lainnya. Jenis
logam, paduan timbal, timah dan antimon, merupakan bahan yang digunakan untuk membuat jenis yang digunakan dalam mesin cetak dan piring.
Metal Babbit, paduan timbal lain, digunakan untuk mengurangi gesekan pada bantalan.
Banyak bentuk senyawa timbal yang bermanfaat. Timbal monoksida (PbO), juga dikenal sebagai litharge, adalah padatan kuning yang digunakan
untuk membuat beberapa jenis kaca, seperti timah kristal dan kaca batu, di vulkanisir karet dan sebagai pigmen cat. Timbal dioksida (PbO2) adalah
bahan coklat yang digunakan dalam baterai penyimpanan asam timbal. Tetraoxide Trilead (Pb 3O4), juga dikenal sebagai timbal merah, digunakan untuk
membuat cat coklat kemerahan yang mencegah karat pada struktur baja luar ruangan. Timbal arsenat (Pb 3 (AsO4) 2) telah digunakan sebagai insektisida.
Timbal karbonat (PbCO3), juga dikenal sebagai Kerusit, adalah, zat beracun putih yang banyak digunakan sebagai pigmen untuk cat putih.
Penggunaan timbal karbonat dalam cat sebagian besar telah berhenti mendukung titanium oksida (TiO 2). Timbal sulfat (PbSO4), juga dikenal sebagai
anglesite, digunakan dalam pigmen cat yang dikenal sebagai sublimasi timah putih. Timbal kromat (PbCrO4), juga dikenal sebagai crocoite, digunakan
untuk memproduksi cat kuning krom. Timbal nitrat (Pb (NO3) 2) digunakan untuk membuat kembang api dan kembang api lainnya. Timbal silikat
(PbSiO3) digunakan untuk membuat beberapa jenis kaca dan dalam produksi karet dan cat.
Timbal digunakan dalam accu dimana accu ini banyak dipakai dalam bidang automotif.
Timbal dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan keramik terutama untuk warna kuning dan merah.
Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik.
Timbal dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada peralatan pancing untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas yang
tinggi, harganya murah dan mudah untuk digunakan.
Lembaran timbal dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio musik
Timbal dipakai untuk pelindung alat-alat kedokteran, laboratorium yang menggunakan radiasi misalnya sinar X.
Timbal cair dipergunakan sebagai agen pendingin dalam peralatan reactor yang menggunakan timbale sebagai pendingan.
Kaca timbal mengandung 12-28% Pb dimana dengan adanya Pb ini akan mengubah karakteristik optis dari kaca dan mereduksi transmisi radiasi.
Timbal banyak dipakai untuk elektroda pada peralatan elektrolisis.
Timbal digunakan untuk solder untuk industri elektronik.
Timbal dipakai dalam berbagai kabel listrik bertegangan tinggi untuk mencegah difusi air dalam kabel.
Timbal ditambahkan dalam peralatan yang terbuat dari kuningan agar tidak licin dan biasanya digunakan dalam peralatan permesinan.
Timbal dipakai dalam raket untuk memperberat massa raket.
Timbal karena sifatnya tahan korosi maka dipakai dalam bidang kontruksi.
Dalam bentuk senyawaan maka tetra-etil-lead dipakai sebagai anti-knock pada bahan bakar.
Semikonduktor berbahan dasar timbal banyak seperti Timbal telurida, timbale selenida, dan timbale antimonida dipakai dalam peralatan sel surya
dan dipakai dalam peralatan detektor inframerah.
Timbal biasanya dipakai untuk menyeimbangkan roda mobil tapi sekarang dilarang karena pertimbangan lingkungan.
Digunakan sebagai aditif bahan bakar (TEL), berfungsi untuk mengurangi knock pada mesin