Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSEP DASAR EVALUASI

PEMBELAJARAN

Oleh :
KELOMPOK 3

Nama

: 1. Hevinna Sri Wati Sarumpaet


2. Manalu Selamat Manurung
3. Rina Melisa Rebekka Simatupang
4. Ira Aulina Hasayanga

Dosen

: Dwi Aninditya Siregar, M,Pd

Mata Kuliah : Belajar Dan Pembelajaran


Prodi

: Pend Matematika

Semester

: IV-A

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP "TAPANULI SELATAN"
PADANGSIDIMPUAN
2016

KATA PENGANTAR

Segala

puji

bagi

Tuhan

yang

telah

menolong

hamba-Nya

menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia


mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Padangsidimpuan, Mei 2016


Penulis

i
1

D AFTAR I S I

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................

1
1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran............................................
2.2 Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan........................
2.3 Syarat-Syarat Umum Evaluasi..................................................
2.4 Evaluasi Hasil Belajar...............................................................
2.5 Evaluasi Pembelajaran..............................................................

2
3
3
6
9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................

16

3.2 Saran...........................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil
dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik,
tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil
ini karena ia dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui
sejauh mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan
potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya
mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam
proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik
dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan
oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran.

Dalam makalah ini hanya dibicarakan masalah konsep dasar

evaluasi hasil belajar meskipun dalam pembicaraan tentang evaluasi hasil


belajar ini juga disinggung masalah konsep dasar evaluasi pembelajaran.
Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu
melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita
jelas-jelas mengadakan pengukuran dan penilaian.
1.2 Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.

Apa pengertian evaluasi pembelajaran?


Bagaimana kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan?
Apa syarat umum evaluasi?
Bagaimana evaluasi hasil belajar?
Bagaimana evaluasi pembelajaran?

BAB II
PEMBAHASAN
1

2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran


Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang
artinya penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang
dan Brown dalam buku yang berjudul Essentials of Educational Evaluation ,
dikatakan bahwa Evaluation refer to the act or process to determining the
value of something, artinya evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Sesuai dengan pendapat
tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan
untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa
evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sehingga

dapat

disimpulkan

bahwa

evaluasi

adalah

proses

mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang


bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi
pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran.
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi
dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses
pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala
berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat
antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation). Kegiatan
pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.

2.2 Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan


Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia, dimana
di dalamnya terjadi proses membudayakan dan memberadabkan manusia.
Transformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan
dan memberadabkan siswa. Unsur-unsur transformasi proses pendidikan,
meliputi :
1)

Pendidik dan personal lainnya

2)

Isi pendidikan

3)

Teknik

4)

Sistem evaluasi

5)

Sarana pendidikan, dan

6)

Sistem administrasi.
Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin

berbudaya dan beradab sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Umpan balik
dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh
selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses.
2.3 Syarat-Syarat Umum Evaluasi
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan
evaluasi dalam proses pendidikan terurai berikut ini:
1.3.1

Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat
diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang
seharusnya dievaluasi. Dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan
interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau tes, dan
tidak terhadap instrument itu sendiri (Gronlund, 1985:57). Kesahihan
juga dapat dikatakan lebih menekankan pada hasil/ perolehan
evaluasi, bukan pada kegiatan evaluasinya.
Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui hasil
pengalaman. Dari dua cara tersebut, diperoleh empat macam
kesahihan yang terdiri dari:
a. Kesahihan isi (content validation)
3

b. Kepentingan konstruksi (construction validity)


c. Kesahihan ada sekarang (concurrent validity), dan
d. Kesahihan prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990:64).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi
meliputi:

Faktor instrumen evaluasi itu sendiri

Faktor-faktor

administrasi

evaluasi

dan

penskoran

juga

merupakan faktor-faktor yang mempunyai suatu pengaruh yang


menganggu kesahihan interpretasi hasil evaluasi

Faktor-faktor dalam respons-respons siswa merupakan faktorfaktor yang lebih banyak mempengaruhi kesahihan daripada
faktor

yang

ada

instrumental

evaluasi

atau

pengadministrasiannya.
1.3.2

Keterandalan
Keterandalan

evaluasi

berhubungan

dengan

masalah

kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument


evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat (Arikunto, 1990:81).
Keterandalan menunjukan kepada konsistensi (keajegan) pengukuran
yakni bagaimanakah keajegan skor tes atau hasil evaluasi lain yang
berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain. Juga
berhubungan

erat

dengan

kesahihan,

karena

keterandalan

menyediakan (Arikunto, 1990: 81; Gronlund, 1985:87). Tidak selalu


menjamin bahwa hasil evaluasi yang andal (reliable) akan selalu
menjawab bahawa hasil evaluasi sahih (valid).
Untuk memperjelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keterandalan akan diuraikan berikut ini:
a. Panjang tes (length of test)
b. Tes ini dilakukan dengan tidak banyak menebak, maka
keterandalan hasil evaluasi semakin tinggi
c. Sebaran skor (spread of scores)
d. Karena koefisien keterlandan yang lebih besar dihasilkan pada
saat orang perorang tetap pada posisi yang relative sama dalam
satu kelompok dari satu pengujian ke pengujian lainnya, itu
berarti selisih yang dimungkinkan dari perubahan posisi dalam

kelompok

juga

menyumbang

memperbesar

koefisien

keterandalan
e. Tingkat kesulitan tes (difficulty of tes)
f. Tes acuan norma (norm reference test). Tingkat kesulitan tes yang
ideal untuk meningkatkan koefisien keterandalan adalah tes yang
menghasilkan sebaran skor berbentuk atau kurva normal
g. Objektivitas (objectivity)
h. Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan
yang sama (yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain)
memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes
i. Uraian faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan yang
disadur dari Groundlund (1985 : 100-104) mencakup juga faktorfaktor yang mempengaruhi keterandalan yang dikemukakan oleh
Arikunto.
Kepraktisan

1.3.3

Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahankemudahan yanga da pada instrument evaluasi baik dalam
mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/memperoleh hasil,
maupun kemudahan dalam menyimpannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepraktisan instrument evaluasi meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.

Kemudahan mengadministrasi
Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
Kemudahan menskor
Kemudahan interpretasi dan aplikasi
Tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen

2.4 Evaluasi Hasil Belajar


2.4.1

Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar


Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan

yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran,


dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala
nilai berupa huruf atau kata atau symbol. Apabila tujuan utamanya
kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat
difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan.
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya
difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini:
5

Untuk diagnostic dan pengembangan

Untuk seleksi

Untuk kenaikan kelas

Untuk penempatan.

2.4.2

Sasaran Evaluasi Hasil Belajar


Ranah tujuan pendidikan adalah berdasarkan hasil belajar siswa
secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Davies, 1986:97; Jarolimek dan
Foster, 1981:1981; 148). Taksonomi tujuan ranah kognitif dikemukakan
oleh Bloom (1956), merupakan hal yang amat penting diketahui oleh
guru sebelum melaksanakan evaluasi. Ranah afektif dari taksonomi
tujuan pendidikan dikemukakan pada tahun 1964 oleh Krathwohl,
Bloom, dan Masia. Taksonomi tujuan pendidikan ranah psikomotorik
dikemukakan oleh Harrow pada tahun 1972.

2.4.3

Prosedur Evaluasi Hasil Belajar


Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita mendapatkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu proses yang sistematis. Berikut ini
merupakan penjelasan dari masing-masing tahapan prosedur evaluasi
hasil belajar.
a. Persiapan
Pada tahapan persiapan ini terdapat tiga kegiatan yang harus
dilakukan evaluator, yakni :
Menetapkan pertimbangan dan keputusan yang dibutuhkan
Menggambarkan informasi yang dibutuhkan, dan
Menetapkan informasi yang sudah tersedia
b. Penyusunan Insrumen Evaluasi
Berikut ini akan diuraikan prosedur penyusunan alat
penilaian secara garis besar.
Prosedur yang perlu ditempuh untuk menyusun alat
penilaian tes adalah sebagai berikut:

Menentukan bentuk tes yang akan disusun, bentuk tes ada dua
yakni tes objektif dan tes esai (tes subjektif)

Membuat kisi-kisi butir soal, terdiri dari ruang lingkup isi


pelajaran, proposi jumlah item dan tiap-tiap sub-isi pelajaran,

aspek intelekttual, dan bentuk soal


Menulis butir soal, yakni kegiatan yang dilaksanakan evaluator

setelah membuat kisi-kisi soal.


c. Pelaksanaan Pengukuran
Pelaksanaan pengukuran untuk teknik tes maupun teknik
non tes hampir sama, oleh karena itu akan diuraikan pelaksanaan
secara umum. Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran adalah
sebagai berikut:

Persiapan tempat pelaksanaan pengukuran, yakni suatu


kegiatan untuk mempersiapkan ruangan yang memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan pengukuran yang meliputi syarat

penerangan, luas ruangan, dan tingkat kebisingan


Melancarkan pengukuran
Menata dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar

jawaban siswa untuk memudahkan penskoran.


d. Pengolahan Hasil penilaian
Kegiatan mengolah data yang berhasil dikumpulkan melalui
kegiatan penilaian inilah yang disebut kegiatan pengolahan hasil
penilaian. Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah
sebagai berikut :

Menskor, yakni kegiatan memberikan skor pada hasil penilaian

yang dapat dicapai oleh responden (siswa)


Mengubah skor mentah menjadi skor standar
Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai.
e. Penafsiran Hasil Penilaian
Penafsiran terhadap hasil penilaian individual dapat kita
bedakan menjadi dua, yakni penafsiran yang bersifat individual dan
penafsiran yang bersifat klasikan (Nurkancana, 1986: 113).
Penafsiran hasil penilaian yang bersifat individual yakni penafsiran
terhadap keadaan/kondisi seorang siswa berdasarkan perolehan
penilaian hasil belajarnya.

Ada tiga jenis penafsiran penilaian hasil belajar yang


bersifat individual, yakni :

Penafsiran tentang tingkat kesiapan, yakni tentang kesiapan


siswa untuk mengikuti pelajaran yang berikutnya untuk naik

kelas atau untuk lulus


Penafsiran tentang kelemahan individual yakni tentang
kelemahan seorang siswa pada subtes tertentu, pada suatau

mata pelajaran atau keseluruhan mata pelajaran


Penafsiran tentang kemajuan belajar individual yakni tentang
kemajuan seoarang siswa pada satu periode pembelajaran atau

pada satu periode kelas atau pada satu periode sekolah.


Adapun penafsiran yang bersifat klasikal terdiri dari :
Penafsiran tentang kelemahan-kelemahan kelas
Penafsiran tentang prestasi kelas
Penafsiran tentang perbandingan anatarkelas
Penafsiran tentang susunan kelas.
f. Pelaporan dan Penggunaan Hasil Evaluasi
Pelaporan ini dimaksudkan untuk memberikan umpan balik
kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran secara
langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang perlu
memperoleh laporan tentang hasil belajar siswa adalah seperti
siswa, guru yang mengajar, guru lain, petugas lain di sekolah,
orang tua siswa, dan pemakai lulusan (Arikunto, 1990:289). Secara
umum dapat ditandai bahwa penggunaan hasil evaluasi meliputi:

Untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan seoarang

siswa yang terlibat dalam evaluasi hasil belajar tersebut


Untuk mengadakan diagnosis dan remedial terhadap siswa

yang membutuhkan
Untuk menentukan perlu tidaknya suatu penyajian isi

pelajaran/ sub-isi pelajaran ternteu diulang


Untuk menentukan pengelompokkan dan penempatan dan

penempatan pada siswa


Untuk membuat laporan hasil belajar

2.5 Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan


jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan
atau pengukuran. Pembahasan evaluasi pembelajaran dalam uraian berikut ini
akan dibatasi pada fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran, sasaran evaluasi
pembelajaran, dan prosedur evaluasi pembelajaran.
2.5.1

Fungsi Evaluasi Pembelajaran.


Sejumlah informasi atau data yang diperoleh melalui evaluasi
pembelajaran inilah yang kemudian difungsikan dan ditujukan untuk
pengembangan pembelajaran dan akreditasi.

Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan.


Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan
pembelajaran dilaksanakan apabila hasil kegiatan evaluasi
pembelajaran

digunakan

sebagai

dasar

pengembangan

pembelajaran.
Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk akreditasi
Pengertian akreditasi sebagai suatu penilaian yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap sekolah swasta untuk menentukan peringkat
pengakuan pemerintah pengakuan pemerintah terhadap sekolah
tersebut (Arikunto, 1990 : 186). Juga dapat diartikan sebagai
suatu proses dengan mana suatu program atau institusi (lembaga)
diakui sebagai badan yang sesuai dengan beberapa standar yang
telah disetujui (Scravia B. Anderson dalam Arikunto, 1990 : 186).
Ada berbagai aspek yang dinilai dalam menentukan akreditasi
suatu lembaga pendidikan, salah satu aspek/komponen yang
dinilai sebagai pembelajaran.
Sasaran Evaluasi Pembelajaran
Sasaran evaluasi pembelajaran adalah aspek-aspek
yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
demikian sasaran evaluasi pembelajaran meliputi tujuan
pengajaran,

unsur

dinamis

pembelajaran,

pelaksanan

pembelajaran, dan kurikulum.


2.5.2

Tujuan pembelajaran
Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tujuan pengajaran adalah
penjabaran tujuan pengajaran, rumusan tujuan pengajaran, dan unsure9

unsur-unsur tujuan pengajaran. Penjabaran dimulai dari tujuan


pengajaran tertinggi sampai tujuan pengajaran yang terendah
seringkali disebut hieraki tujuan. Tujuan pengajaran yang tertinggi
adalah tujuan pendidikan nasional. Tujuan kelembagaan, tujuan
kurikuler, tujuan umum pengajaran, dan terakhir tujuan khusus
pengajaran, semakin kebawah semakin rinci unsur-unsur yang ada
dirumusan tersebut.

Unsur dinamis pembelajaran


Yang dimaksud dengan unsur dinamis pembelajaran
adalah sumber belajar atau komponen sistem instruksional
yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar
meliputi: pesan orang, bahan, alat, teknik, dan latar
(AECT,1986:2).
Sumber-sumber belajar dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu sumber belajar yang dirancang (by design) yakni sumber
belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai
komponen pembelajaran untuk memberikan kemudahan
/fasilitas belajar yang terarah dan bersifat normal, dan sumber
belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yakni sumber
belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan
pembelajaran namun dapat ditemukan diterapkan, dan
digunakan untuk keperluan belajar (AECT, 1986 : 9).
Sumber belajar disebut unsur dinamis pembelajaran
karena setiap perubahan yang terjadi pada salah satu sumber
belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada
kegiatan

pembelajaran.

Pesan

dapat

diartikan

sebagai

informasi yang disampaikan oleh sumber belajar atau


komponen sistem instruksional yang lain dan berbentuk
gagasan, fakta, ,makna dan data (AECT, 1986:195).
Orang sebagai sumber belajar adalah orang bertindak
sebagai penyimpanan dan atau penyalur pesan (AECT, 1986 :
10). Bahan adalah barang-barang (lazim disebut perangkat

10

lunak) yang biasanya berisikan pesan untuk disampaikan


dengan menggunakan peralatan, kadang-kadang bahan itu
sendiri sudah merupakan bentuk penyajian (AECT, 1986 : 10).
Alat merupakan barang-barang (lazim disebut perangkat keras)
yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat
dalam bahan (AECT, 1986 : 10). Teknik adalah prosedur atau
langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, alat, tata
tempat, dan orang untuk menyampaikan pesan (AECT, 1986 :
10) Latar merupakan sumber belajar berupa lingkungan tempat
pesan diterima oleh siswa ( AECT, 1986 : 10).
Adanya interaksi antara sumber sebagai unsur dinamis
pembelajaran dengan siswa akan mewujudkan pelaksanaan
pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran diartikan sebagai interaksi
antara sumber belajar dengan siswa. Sasarn evaluasi
pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran secara lebih
terperinci diantaranya adalah:

Kesesuaian pesan dengan tujuan pengajaran


Kesesuaian sekuensi penyajian pesan kepada siswa
Kesesuaian bahan dan alat dengan pesan dan tujuan

pengajaran
Kemampuan guru menggunakan bahan dan alat dalam

pembelajaran
Kemampuan guru menggunakan teknik pembelajaran
Kesesuaian teknik pembelajaran dengan pesan dan tujuan

pengajaran
Interaksi siswa dengan siswa lain
Interaksi guru dengan siswa.
Kurikulum

11

Kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis yakni


seperangkat komponen pembelajaran yang diuraikan secara
tertulis pada bahan tercetak atau buku. Kurikulum sebagai
sasaran evaluasi pembelajaran akan meliputi:

2.5.3

Tersedianya

kurikulum
Pemahaman terhadap prinsip-prinsip pengembangan dan

pelaksanaan kurikulum
Pemahaman terhadap tujuan kelembagaan atau tujuan

dan

sekaligus

kelengkapan

komponen

institusional sekolah
Pemahaman terhadap strukur program kurikulum
Pemahaman terhadap GBPP
Pemahaman terhadap teknik pembelajaran
Pemahaman terhadap sistem evaluasi
Pemahaman terhadap pembinaan guru
Pemahaman terhadap bimbingan siswa.
Prosedur Evaluasi Pembelajaran
Bahwa evaluator dalam evaluasi pembelajaran adalah suatu
tim yang mempunyai peran penting dalam memberikan informasi
mengenai keberhasilan pembelajaran (Arikunto, 1988:7) yang berhak
menjadi evaluator adalah orang-orang yang telah memenuhi berbagai
pesyaratan yang ditentukan. Adapun lima tahapan prosedur evaluasi
pembelajaran sebagai berikut:
a. Penyusunan Rancangan
Desain evaluasi pembelajaran berisi hal-hal yang sama
dengan yang tertera dalam desain penelitian yakni meliputi latar
belakang, problematika, tujuan evaluasi, populasi, dan sampel,
instrument dan sumber data serta teknik analisis data (Arikunto,
1988 : 44). Ada beberapa langkah-langkah kegiatannya:
Menyusun latar belakang yang berisikan dasar pemikiran dan
atau rasional penyelenggara evaluasi
Problematika berisikan rumusan permasalahan/problematika
yang akan dicari jawabannya baik secara umum maupun
terperinci

12

Tujuan evaluasi merupakan rumusan yang sesuai dengan


problematika evaluasi pembelajaran
Populasi dan sampel
Instrumen
Teknik analisis data
b. Penyusunan Instrumen.
Menurut Arikunto (1988 : 88-89) langkah-langkah
penyusunan instrumen adalah:
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen
yang akan disusun
Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian
variabel dan jenis yang akan digunakan untuk mengukur
bagian variebel yang bersangkutan
Membuat butir-butir instrumen evaluasi pembelajaran yang
dibuat berdasarkan kisi-kisi
Menyunting instrument evaluasi pembelajaran.
c. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dapat diterapkan berbagai
teknik pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut :
Kuesioner yakni seperangkat pertanyaan tertulis yang
diberikan kepada seseorang untuk mengungkap pendapat,
keadaan, kesan yang ada pada diri orang tersebut maupun
diluar dirinya (Arikunto, 1988 : 53)
Wawancara yakni suatu teknik pengumpulan data yang
menuntut adanya pertemuan langsung atau komunikasi
langsung antara evaluator dengan sumber data.
Pengamatan yakni teknik pengumpulan data melalui kegiatan
mengamati yang dilakukan oleh evaluator terhadap kegiatan
pembelajaran.
Studi kasus yakni teknik pengumpulan data berdasarkan
kasus-kasus yang ada dan didokumentasikan.
d. Analisis Data
13

Analisis data dapat dilakukan secara individual dan


berkelompok. Apabila data diolah dan dianalisis secara individual
maka hasilnya menunjuk kepada seseorang atau suatu keadaan.
Sedangkan pengolahan dan penganalisisan secara kelompok ,
hasilnyta menunjuk kepada suatu bagian data atau keseluruhan.
e. Penyusunan Laporan
Dalam laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan
pokok-pokok berikut:
Tujuan evaluasi, yakni didahului dengan latar belakang dan
alasan dilaksanakannya evaluasi
Problematika berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah dicari
jawabnya melalui pengetahuan evaluasi pembelajaran
Lingkup dan metodologi evaluasi pembelajaran yang
dicantumkan di sini adalah unsur-unsur yang dinilai dan
hubungan

antarvariabel,

metode

pengumpulan

data,

instrument pengumpulan data, teknik analisis data


Pelaksanaan evaluasi pembelajaran
Hasil evaluasi pembelajaran yakni berisi tujuan pengajaran,
tolak ukur, data diperoleh, dan dilengkapi dengan sejumlah
informasi yang mendorong penemuan evaluasi pembelajaran
sehingga dengan mudah pembuat keputusan dapat memahami
tingkat keberhasilan pembelajaran (Arikunto, 1988: 117-118).

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan
oleh guru selama proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa, selain untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu,
kegiatan evaluasi hendaknya memperhatikan konsep dasar evaluasi yang
berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Konsep dasar evaluasi yang
harus dikuasai oleh pendidik (guru) ataupun calon pendidik (calon guru)
adalah pengertian dasar tentang evaluasi, tujuan evaluasi, karakteristik
evaluasi, teknik- teknik evaluasi, dan terakhir macam-macam alat evaluasi
yang telah diuraikan di atas. Tanpa mengetahui konsep dasar evaluasi seorang
pendidik (guru) tidak akan dapat menyusun suatu alat evaluasi. Untuk itu
diperlukan pemahaman yang mendasar tentang konsep dasar evaluasi.
3.2 Saran
Dari pembahasan diatas, maka menandakan bahwa evaluasi
pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang guru sendirian,
namun semua guru. Untuk itu, pemahaman tentang konsep dasar evaluasi dan

15

pembalajaran sangat diperlukan oleg guru demi tercapainya tujuan


pembelajaran yang baik, efektif, dan efisisien.

DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
http://mahasiswa.ung.ac.id/151412025/home/2013/4/9/enter_title_herkonsep_dasa
r_evaluasi_belajar__amp__pembelajaran.html

16

17

Anda mungkin juga menyukai