Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN NILAI

0RKDPPDG $K\DQ <XVXI 6\D¶EDQL


Universitas Muhammadiyah Gresik
ahyanyusuf@umg.ac.id

Abstrak: Salah satu komponen yang sering dijadikan faktor penyebab menurunnya mutu
pendidikan adalah kurikulum. Kritikan cukup tajam terhadap kurikulum antara lain; kurikulum
terlalu padat, tidak sesuai dengan kebutuhan anak, terlalu memberatkan anak, merepotkan guru
dan sebaginya. Oleh karena itu akan banyak dilakukan inovasi dalam pengembangan kurikulum
Pendidikan Agama Islam (PAI), salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis
kompetensi Pengembangan kurikulum (curriculum development) merupakan komponen yang
sangat esensial dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Penelitian ini bertujuan menemukan
format kurikulum bagi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih bisa memberikan
nilai bagi peserta didik dalam suatu pendidikan sehingga pembelajaran tidak hanya berkesan
sebagai transfer of knowledge saja. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa bentuk
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang relevan bagi pembelajaran agama
adalah kurikulum yang dalam tiap mata pelajarannya dimasukkan beberapa nilai moral yang
hendak dicapai.
Kata Kunci: kurikulum, pendidikan, nilai

101
Jurnal TAMADDUN ± FAI UMG. Vol. XIX. No.2 / Juli 2018

PENDAHULUAN kebutuhan anak, terlalu memberatkan anak,


merepotkan guru dan sebaginya. Oleh

P
endidikan merupakan adanya
berbagai interaksi antara pendidik karena itu akan banyak dilakukan inovasi
dalam pengembangan kurikulum Pendi-
dengan peserta didik dalam upaya
dikan Agama Islam (PAI), salah satunya
membantu peserta didik menguasai tujuan-
melalui penerapan kurikulum berbasis
tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan da-
kompetensi Pengembangan kurikulum (cur-
pat berlangsung dalam lingkungan keluarga,
riculum development) merupakan kom-
sekolah, ataupun masyarakat. Untuk itulah
ponen yang sangat esensial dalam
perlu adanya suatu mekanisme yang pasti
keseluruhan kegiatan pendidikan.
untuk mengatur proses interaksi antara
pendidik dengan peserta didik agar dapat
mencapai suatu tujuan pendidikan dengan Definisi Kurikulum
seoptimal mungkin dan dapat meminimalisir
segala hambatan yang dapat mengganggu Kurikulum berasal dari bahasa Yunani,
proses mencapai tujuan pendidikan tersebut. yakni dari kata Curir artinya pelari. Kata
Curere artinya tempat berpacu. Curriculum
Sebagaimana telah diungkapkan di diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang
dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan
kurikulum, maka dalam rangka memper- sejumlah mata pelajaran yang harus
baiki dan meningkatkan mutu pendidikan, ditempuh oleh siswa atau murid untuk
banyak agenda yang telah, sedang dan akan mencapai ijazah. Rumusan kurikulum
dilaksanakan seperti penataan undang- tersebut mengandung makna bahwa isi
undang sistem pendidikan nasional dan kurikulum tidak lain adalah sejumlah mata
berbagai perundang-undangan yang lainnya. pelajaran (subjek matter) yang harus
Berbagai program inovatif ikut serta dikuasai siswa, agar siswa memperoleh
memeriahkan upaya reformasi pendidikan ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering
seperti BBE (Broad Base Education) atau dipandang sebagai rencana pelajaran untuk
pendidikan berbasis luas, pendidikan siswa.
berorientasi pada ketrampilan hidup (life
skills), pendidikan untuk semua, kurikulum 3DGD DZDOQ\D NDWD ³NXULNXOXP´ PXODL
berbasis kompetensi, manajemen berbasis dikenal sebagai istilah dalam dunia
sekolah, pendidikan berbasis masyarakat, pendidikan sejak kurang-lebih satu abad
pembentukan dewan pendidikan daerah, yang lalu. Istilah kurikulum muncul untuk
pembentukan dewan sekolah, UAS (Ujian pertama kalinya dalam kamus Webster tahun
Akhir Sekolah), UAN (Ujian Akhir 1856. Pada tahun itu kata kurikulum
Nasional) sebagai alternatif dari Ebtanas, digunakan dalam bidang olah raga, yakni
penilaian portofolio dan sebagainya. suatu alat yang membawa orang dari start
sampai ke finish. Barulah pada tahun 1955
Salah satu komponen yang sering istilah kurikulum dipakai dalam bidang
dijadikan faktor penyebab menurunnya pendidikan dengan arti sejumlah mata
mutu pendidikan adalah kurikulum. Kritikan
pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus
cukup tajam terhadap kurikulum antara lain;
tersebut kurikulum diartikan dua macam,
kurikulum terlalu padat, tidak sesuai dengan
yaitu:

102
Mohammad Ahyan Yusuf Sya'bani ± Pengembangan Kurikulum Pendidikan...

a. Sejumlah mata pelajaran yang harus diartikan sebagai garis besar materi dari
ditempuh atau dipelajari siswa di suatu bidang studi yang telah dipilih untuk
sekolah atau perguruan tinggi untuk dijadikan objek belajar; keempat, kurikulum
memperoleh ijazah tertentu. diartikan sebagai panduan dan buku
pelajaran yang disusun untuk menunjang
b. Sejumlah mata pelajaran yang
terjadinya proses belajar mengajar; kelima,
ditawarkan oleh suatu lembaga
kurikulum diartikan sebagai bentuk dan jenis
pendidikan atau jurusan.
kegiatan belajar mengajar yang dialami oleh
Pengertian di atas menimbulkan paham para pelajar, termasuk di dalamnya berbagai
bahwa dari sekian banyak kegiatan dalam jenis, bentuk, dan frekuensi evaluasi yang
proses pendidikan di sekolah, hanya digunakan sebagai bagian terpadu dari
sejumlah mata pelajaran (bidang studi) yang strategi belajar mengajar yang direncanakan
ditawarkan itulah yang disebut kurikulum. untuk dialami para pelajar (anak didik).
Kegiatan belajar, selain yang mempelajari
Menurut analisis yang diuraikan oleh
mata-mata pelajaran itu, tidak termasuk
Soedjiarto, pengertian kurikulum dari ting-
kurikulum. Padahal, sebagaimana kita
katan pertama sampai keempat dimasukkan
ketahui, kegiatan belajar di sekolah tidak
ke dalam satu gugus perangkat kurikulum
hanya kegiatan mempelajari mata pelajaran.
nasional, sedangkan pada tingkatan kelima
Mempelajari mata pelajaran hanyalah salah
adalah suatu implementasi kurikulum yang
satu kegiatan belajar di sekolah.
merupakan tanggung jawab guru (pendidik)
Menurut Brown sebagaimana yang pada khususnya dan sekolah pada umumnya.
dikutip oleh Abu Ahmadi mengatakan Dan kelima pengertian yang ditampilkan di
kurikulum merupakan situasi kelompok atas sebagai satu kesatuan sistem yang
yang tersedia bagi guru dan pengurus berkaitan secara hierarkis dan konsekuentif.
sekolah (administrator) untuk membuat
tingkah laku yang berubah di dalam arus Ada beberapa pandangan terkait kuri-
yang tidak putus-putusnya dari anak-anak kulum yaitu bahwa kurikulum hanya berisi
dan pemuda yang melalui pintu sekolah. rencana pelajaran di sekolah disebabkan
oleh adanya pandangan tradisional yang
Soedjiarto mengartikan kurikulum pada mengatakan bahwa kurikulum memang
lima tingkatan, yaitu: pertama, sebagai hanya rencana pelajaran. Pandangan tradi-
serangkaian tujuan yang menggambarkan sional ini sebenarnya tidak terlalu salah;
berbagai kemampuan (pengetahuan dan mereka membedakan kegiatan belajar kuri-
ketrampilan), nilai dan sikap yang harus kuler dari kegiatan belajar ekstrakurikuler
dikuasai dan dimiliki oleh anak didik dari dan kokurikuler. Kegiatan kurikuler ialah
suatu satuan pendidikan; kedua, sebagai kegiatan belajar untuk mempelajari mata-
kerangka materi yang memberikan mata pelajaran wajib, sedangkan kegiatan
gambaran tentang bidang-bidang studi yang belajar kokurikuler dan ekstrakurikuler
perlu dipelajari oleh anak didik untuk disebut mereka sebagai kegiatan penyerta.
menguasai serangkaian kemampuan, nilai Praktek kimia, fisika, atau biologi, kun-
dan sikap yang secara institusional harus jungan ke musium untuk pelajaran sejarah,
dikuasai oleh anak didik setelah selesai misalnya, dipandang mereka sebagai
dengan pendidikannya; ketiga, kurikulum

103
Jurnal TAMADDUN ± FAI UMG. Vol. XIX. No.2 / Juli 2018

kokurikuler (penyerta kegiatan belajar mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
bidang studi). Bila kegiatan itu tidak serta cara yang digunakan sebagai pedoman
berfungsi sebagai penyerta, seperti pramuka penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
dan olah raga (di luar bidang studi olah untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
raga), maka yang ini disebut mereka
Berdasarkan apa yang dirumuskan di
kegiatan di luar kurikulum (kegiatan
dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 dapat
ekstrakurikuler).
disimpulkan terdapat hal yang utama terkait
Sedangkan menurut pandangan modern, dengan kurikulum yakni seperangkat
kurikulum lebih dari sekadar rencana pengaturan tentang tujuan, isi, bahan
pelajaran atau bidang studi. Kurikulum pelajaran, dan juga metode untuk mencapai
dalam pandangan modern ialah semua yang tujuan pendidikan nasional.
secara nyata terjadi dalam proses pendidikan
di sekolah. Pandangan ini bertolak dari
sesuatu yang aktual, yang nyata, yaitu yang Kurikulum Pendidikan Islam
aktual terjadi di sekolah dalam proses Menurut pemikiran Al-Syaibani tentang
belajar. Di dalam pendidikan, kegiatan yang kurikulum (manhaj) secara harfiah kuri-
dilakukan siswa dapat memberikan penga- kulum berarti jalan terang yang dilalui oleh
laman belajar, seperti berkebun, olah raga, manusia dalam berbagai bidang kehidupan-
pramuka, dan pergaulan, selain mempelajari nya. Dalam pendidikan, kurikulum ialah
bidang studi. Semuanya itu merupakan jalan terang yang dilalui pendidik dan anak
pengalaman belajar yang bermanfaat. didik untuk mengembangkan pengetahuan,
Pandangan modern berpendapat bahwa keterampilan, dan sikap anak didik tersebut.
semua pengalaman belajar itulah kurikulum.
Kurikulum pendidikan Islam harus
Berdasarkan pandangan modern, maka dimulai dari penyusunan atau perumusan
inti dari kurikulum adalah pengalaman tujuan pendidikan menurut Islam. Tujuan
belajar. Ternyata pengalaman belajar yang pendidikan menurut Islam ialah terwujudnya
banyak pengaruhnya dalam pendewasaan muslim yang kaffah, yaitu muslim yang (1)
anak, tidak hanya mempelajari mata-mata jasmaninya sehat serta kuat; (2) akalnya
pelajaran; interaksi sosial di lingkungan cerdas serta pandai; (3) hatinya dipenuhi
sekolah, kerja sama dalam kelompok, iman kepada Allah. Perkembangan aspek-
interaksi dengan lingkungan fisik, dan lain- aspek tersebut haruslah berjalan secara
lain juga merupakan pengalaman belajar. seimbang. Untuk mewujudkan muslim
Dari sekian penjelasan mengenai seperti kriteria yang di atas dapat didesain
definisi kurikulum, pemerintah Republik kurikulum yang kerangka dasarnya adalah
Indonesia melalui Undang-Undang mem- sebagai berikut:
berikan rumusan yang jelas terkait kuri- a. Untuk jasmani yang sehat dan kuat
kulum yang tertuang padaUU RI nomor 20 disediakan mata pelajaran dan
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan kegiatan olah raga dan kesehatan.
Nasional (Sisdiknas) pasal 1 ayat 19
b. Untuk otak yang cerdas dan pandai
menjelaskan bahwasanya kurikulum adalah
disediakan mata pelajaran dan
seperangkat rencana dan pengaturan

104
Mohammad Ahyan Yusuf Sya'bani ± Pengembangan Kurikulum Pendidikan...

kegiatan yang dapat mencerdaskan tersebut ialah tujuan, isi kurikulum (materi),
otak menambah pengetahuan seperti metode, dan evaluasi.
logika dan berbagai sains. Jika kita terapkan teori itu dalam
c. Untuk hati yang penuh iman mendesain kurikulum, maka langkah-
disediakan mata pelajaran dan langkahnya adalah sebagai berikut:
kegiatan agama. a. kita hendak melaksanakan suatu
Mata pelajaran tersebut masing-masing pendidikan, sekolah, anak di rumah,
didesain sesuai dengan: atau kursus komputer. Langkah
pertama: rumuskanlah tujuannya se-
a. perkembangan kemampuan siswa
yang bersangkutan. jelas mungkin. Tujuan yang biasanya
masih umum itu perlu dijabarkan
b. kebutuhan individu dan masyarakat- (ditaksonomi) atau di-break-down
nya menurut tempat dan waktu. menjadi tujuan yang kecil-kecil.
Kurikulum tersebut harus pula didesain Akhirnya kita memperoleh rumusan
dengan mempertimbangkan: (1) prinsip tujuan yang banyak, mungkin
berkesinambungan; (2) prinsip berurutan; ratusan item.
(3) prinsip integrasi pengalaman. Karena b. Bila tujuan sudah dirumuskan
tujuan pendidikan di segala tingkatan dan sampai kepada rumusan operasional,
jenis pendidikan berintikan iman, maka maka langkah kedua ialah menen-
seluruh mata pelajaran dan kegiatan belajar tukan isi kurikulum. Isinya ialah
haruslah bertolak dari dan menuju kepada materi pengetahuan atau mata
keimanan kepada Allah. Dengan cara begitu pelajaran dan berbagai kegiatan
maka kesatuan pengalaman siswa akan (kokurikuler dan ekstrakurikuler).
terbentuk, dan kesatuan pengalaman itu
dikendalikan oleh otoritas Allah. Dalam
keadaan seperti itu, manusia akan mampu Pendidikan Nilai
menempati posisinya sebagai khalifah Allah
Istilah pendidikan nilai (value edu-
yang memiliki otoritas tak terbatas dalam
cation) dibangun dari dua kata yaitu nilai
mengatur alam ini.
(value) dan pendidikan (education). Kata
Jadi, inti kurikulum adalah kehendak nilai berasal dari value (Inggris), atau valere
Allah. Dengan ini maka kesatuan (Latin) yang bermakna harga. Nilai
pengetahuan dan pengalaman akan berpusat merupakan sesuatu yang dianggap berharga
kepada Alaah, pengaturan kehidupan akan dan menjadi tujuan yang hendak dicapai.
sesuai dengan kehendak Allah. Kerangka Contoh nilai adalah keadilan, kejujuran,
kurikulum Islam sebagaimana dilukiskan di tanggung jawab, keindahan, kerapian,
atas adalah kerangka kurikulum yang umum, keamanan, keharmonisan. Nilai memiliki
dapat dan harus dijadikan acuan oleh orang karakteristik sebagai berikut:
Islam dalam mendesain kurikulum pen-
a. suatu realitas abstrak (tidak dapat
didikan di sekolah, di masyarakat, dan di
ditangkapmelalui indera tetapi ada).
dalam rumah tangga. Kerangka kurikulum

105
Jurnal TAMADDUN ± FAI UMG. Vol. XIX. No.2 / Juli 2018

b. bersifat normatif (yang seharusnya Di Indonesia, hal ini juga terekam jelas
yang ideal, sebaiknya, diinginkan). dalam UU No. 20 Tahun 2003pasal 3
c. berfungsi sebagai daya dorong tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
manusia (sebagai motivator). dijelaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Nilai selalu berkaitan dengan pendi- membentuk watak serta peradaban bangsa
dikan. Melalui instrumen pendidikan proses yang bermartabat dalam rangka mencerdas-
penanaman dan pengembangan nilai-nilai kan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
pada diri seseorang secara internal diharap- berkembangnya potensi peserta didik agar
kan akan terwujud. Menurut Mardiatmadja menjadi manusia yang beriman dan
seperti yang dikutip Mulyana mendefinisi- bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kan pendidikan nilai sebagai bantuan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
terhadap peserta didik agar menyadari dan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
mengalami nilai-nilai serta menempat- yang demokratis serta bertanggung jawab.
kannya secara integral dalam keseluruhan Upaya ini dilakukan melalui proses
hidupnya. pembudayaan dan pemberdayaan peserta
Pengertian yang sama juga diungkapkan didik sepanjang hayat.
oleh Hakam bahwa pendidikan nilai adalah Secara praksis, pendidikan nilai ter-
pendidikan yang mempertimbangkan objek manifestasi ke dalam Rencana Aksi
dari sudut moral dan sudut pandang non Nasional Pendidikan Karakter (2010) yang
moral, meliputi estetika, yakni menilai objek disebutkan sebagai pendidikan budi pekerti,
dan sudut pandang keindahan dan selera pendidikan moral, pendidikan watak yang
pribadi, dan etika yaitu menilai benar atau bertujuan mengembangkan kemampuan
salahnya dalam hubungan antar pribadi. seluruh warga sekolah untuk memberikan
Dalam proses pendidikan nilai, keputusan baik-buruk, keteladanan, memeli-
tindakan-tindakan pendidikan yang lebih hara apa yang baik dan mewujudkan
spesifik dimaksudkan untuk mencapai kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari
tujuan yang lebih khusus sebagaimana yang dengan sepenuh hati. Dalam prosesnya harus
diungkapkan Komite APEID (Asia and the ditanamkan kebiasaan-kebiasaan (Habitua-
Pasific Programme of Education Innovation tion), berupa pengetahuan yang baik (moral
for Development) bahwa pendidikan nilai knowing), perasaan yang baik (moral
secara khusus ditujukan untuk: feeling), dan perilaku yang baik (moral
action).
a. Menerapkan pembentukan nilai
kepada peserta didik, Upaya ini dilakukan untuk meng-
hasilkan enam nilai etik utama (core ethical
b. Menghasilkan sikap yang men-
values) yang disepakati bersama dalam
cerminkan nilai-nilai yang diingin-
pendidikan yakni:
kan,
a. Dapat dipercaya (trustworthy),
c. Membimbing perilaku yang kon-
meliputi sifat jujur (honesty), dan
sisten dengan nilai-nilai tersebut.
integritas (integrity).

106
Mohammad Ahyan Yusuf Sya'bani ± Pengembangan Kurikulum Pendidikan...

b. Memperlakukan orang lain dengan kegiatan yang sudah dilakukan


penuh rasa hormat (treats people sekolah.
with respect). f. Kegiatan keseharian di rumah dan di
c. Bertanggungjawab (responsibility). masyarakat dengan mengupayakan
terciptanya keselarasan antara karak-
d. Adil (fair).
ter yang dikembangkan di sekolah
e. Kasih sayang (caring). dengan pembiasaan di rumah dan
f. Warga negara yang baik (good masyarakat.
citizen).
Dengan merujuk pada buku Panduan Pengembangan Kurikulum Pendidi-
Pelaksanaan Pendidikan Karakter dari kan Agama Islam (PAI)
Kemendiknas (2011), maka penerapan
Pengembangan kurikulum (curriculum
pendidikan nilai pada peserta didik dalam
development) merupakan komponen yang
pengembangan budaya sekolah dan pusat
sangat esensial dalam keseluruhan kegiatan
kegiatan belajar dapat dilakukan melalui
pendidikan. Para ahli kurikulum me-
langkah-langkah sebagi berikut:
mandang bahwa pengembangan kurikulum
a. Kegiatan rutin, yaitu kegiatan yang merupakan suatu siklus dari adanya
dilakukan peserta didik secara terus keterjalinan, hubungan antara komponen
menerus dan konsisten setiap saat. kurikulum, yaitu antara komponen tujuan,
b. Kegiatan spontan, yaitu kegiatan bahan, kegiatan dan evaluasi. Keempat
yang dilakukan peserta didik secara komponen yang merupakan suatu siklus
spontan pada saat itu juga. tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling
mempengaruhi satu sama lain.
c. Keteladanan merupakan perilaku,
sikap guru, tenaga kependidikan, dan Pengembangan kurikulum menurut
peserta didik dalam memberikan pandangan modern, kurikulum tidak terbatas
contoh melalui tindakan-tindakan pada mata pelajaran saja akan tetapi dilihat
yang baik sehingga diharapkan dari pengalaman belajar yang diterima oleh
menjadi panutan bagi peserta didik siswa dan mempengaruhi perkembangan-
lain. nya, dengan demikian kurikulum dipandang
sebagai semua kegiatan dan pengalaman
d. Pengkondisian, yakni dengan men-
belajar siswa di bawah tanggung jawab
ciptakan kondisi yang mendukung
sekolah.
keterlaksanaan pendidikan nilai, baik
di dalam maupun di luar kelas. Pengembangan kurikulum menurut
cawsell yang dikutip oleh Ahmad adalah
e. Kegiatan kokurikuler dan atau ke-
sebagai alat untuk membantu guru dalam
giatan ekstrakurikuler yang mendu-
melakukan tugas mengajarkan bahan,
kung pendidikan nilai memerlukan
menarik minat siswa, dan memenuhi
perangkat pedoman pelaksanaan,
kebutuhan masyarakat. Sementara pendapat
pengembangan kapasitas sumber
Beane, Toefer, dan Allesia dalam buku
daya manusia, dan revitalisasi
karya Ahmad menyatakan bahwa

107
Jurnal TAMADDUN ± FAI UMG. Vol. XIX. No.2 / Juli 2018

perencanaan atau pengembangan kurikulum a. Perubahan dari tekanan pada hafalan


merupakan suatu proses di mana partisipasi dan daya ingatan tentang teks-teks
pada berbagai tingkat dalam membuat dari ajaran-ajaran Islam, serta
keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan disiplin mental-spiritual sebagai-
direalisasikan melalui proses belajar mana pengaruh di Timur Tengah,
mengajar dan apakah tujuan dan alat itu kepada pemahaman tujuan, makna
serasi dan efektif. dan motivasi beragama Islam untuk
Berdasarkan pendapat-pendapat ter- mencapai tujuan pembelajaran PAI.
sebut dapat dikatakan bahwa pengembangan b. Perubahan dari cara berfikir tekstual,
kurikulum merupakan suatu proses yang normatif, dan absolutis kepada cara
merencanakan, menghasilkan suatu alat berfikir historis, empiris, dan
yang lebih baik dengan didasarkan pada kontekstual dalam memahami dan
hasil penilaian terhadap kurikulum yang menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-
telah berlaku, sehingga dapat memberikan nilai agama Islam.
kondisi belajar mengajar yang lebih baik.
c. Perubahan dari tekanan pada produk
Dengan kata lain, pengembangan kurikulum
atau hasil pemikiran keagamaan
adalah kegiatan untuk menghasilkan
Islam dari para pendahulunya kepada
kurikulum baru melalui langkah-langkah
proses atau metodologinya sehingga
penyusunan kurikulum atas dasar hasil
menghasilkan produk tersebut.
penilaian yang dilakukan selama periode
tertentu. Pengembangan dalam kurikulum d.Perubahan dari pola pengembangan
Pendidikan Agama Islam (PAI) diartikan kurikulum PAI yang hanya meng-
sebagai: andalkan pada para pakar dalam
memilih dan menyusun isi kurikulum
a. Kegiatan menghasilkan kurikulum
PAI ke arah keterlibatan yang luas
PAI,
dari para pakar, guru, peserta didik,
b. Proses yang mengkaitkan satu masyarakat untuk mengidentifikasi
komponen dengan yang lainnya tujuan PAI dan cara-cara
untuk menghasilkan kurikulum PAI mencapainya.
yang lebih baik,
c. Kegiatan penyusunan (desain), pe-
Faktor Penunjang Pengembangan
laksanaan, penilaian dan penyem-
Kurikulum Pendidikan Agama Islam
purnaan kurikulum PAI.
Sistem pendidikan agama hendaknya
Dalam realitas sejarahnya, pengem-
memadukan pendekatan normatif-deduktif
bangan kurikulum PAI tersebut ternyata
yang bersumber pada sistem nilai yang
mengalami perubahan-perubahan para-
mutlak, yaitu al-Qur`an, as-Sunnah dan
digma, walaupun dalam beberapa hal
hukum Allah SWT yang terdapat di alam
tertentu paradigma sebelumnya masih tetap
semesta dengan pendekatan deskriptif-
dipertahankan hingga sekarang. Hal ini
induktif yang dapat melestarikan aspirasi
dapat dicermati dari fenomena sebagai
umat dan peningkatan budaya bangsa sesuai
berikut:
dengan cita-cita kemerdekaan dengan

108
Mohammad Ahyan Yusuf Sya'bani ± Pengembangan Kurikulum Pendidikan...

perumusan program pendidikan yang pelajaran, alat, pendekatan maupun tenaga


didasarkan kepada konsep variabilitas. pengajarnya. Hasilnya jelas, walaupun
Ketiga tipologi lembaga pendidikan (sistem belum memenuhi tuntutan dan keinginan
tata nilai dan norma, sistem ide dan pola kita bersama. Kekurangan itu misalnya
pikir, sistem pola perilaku serta sistem masih seringnya kita mendengar anak-anak
produk budayanya) tersebut akhirnya yang sudah tamat SMP/MTs, SMA/ MA/
merupakan kepentingan-kepentingan yang SMK bahkan Perguruan Tinggi yang masih
kurang terpadu dalam suatu sistem belum terbiasa melakukan shalat lima
pendidikan Islam, sedangkan hasilnya waktu, puasa pada bulan ramadhan,
dirasakan tidak memenuhi tujuannya. Untuk membaca al-Qur`an dan sejenisnya.
itu, secara struktural sangat diperlukan
adanya organisasi, jalur dan jenjang
pendidikan Islam yang mewajahi sekurang- Hambatan-hambatan dalam Pe-
kurangnya tiga macam tipologi tersebut ngembangan Kurikulum Pendidikan
sehingga memungkinkan dilaksanakannya Agama Islam.
suatu program pendidikan agama Islam yang Dalam pengembangan kurikulum
integral, sistematik, ekologik dan lentur terdapat beberapa hambatan. Hambatan
(fleksibel). pertama terletak pada guru. Guru kurang
Pendidikan agama dilaksanakan dalam berpartisipasi dalam pengembangan
sistem pendidikan nasional dan menjadi kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal.
tanggung jawab keluarga, masyarakat dan Pertama kurang waktu. Kedua kekurang-
pemerintah. Dalam pelaksanaan pendidikan sesuaian pendapat, baik anatar sesama guru
nasional, pendidikan agama memerlukan maupun dengan kepala sekolah dan
hal-hal sebagai berikut; 1) paket-paket dasar administrator. Ketiga karena kemampuan
materi pendidikan agama yang dapat dan pengetahuan guru sendiri.
menjadi pegangan hidup, dengan mem- Hambatan lain datang dari masyarakat.
pertimbangkan perkembangan jiwa, jenis, Untuk pengembangan kurikulum dibutuh-
jenjang, jalur sekolah dan perkembangan kan dukungan masyarakat baik dalam
kebudayaan bangsa, 2) guru agama yang pembiayaan maupun dalam memberikan
cukup memenuhi syarat-syarat, 3) sarana umpan balik terhadap sistem pendidikan
dan prasarana pendidikan agama yang cukup atau kurikulum yang sedang berjalan.
dan memenuhi syarat sesuai dengan Masyarakat adalah sumber input dari
keperluan secara proporsional, dan 4) sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan
lingkungan dan suasana yang mendorong kurikulum yang digunakan membutuhkan
tercapainya tujuan pendidikan agama, bantuan, serta input fakta dan pemikiran dari
seperti:situasi sekolah, masyarakat dan masyarakat.
peraturan perundang-undangan. Selama ini
Hambatan lain yang dihadapi oleh
pelaksanaan pendidikan agama di sekolah
pengembangan kurikulum adalah maslaah
sudah banyak dilakukan pembaharuan
biaya. Untuk pengembangan kurikulum,
maupun perbaikan. Terlihat perbaikan-
apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen
perbaikan itu sudah menyentuh berbagai
baik metode, isi atau sistem secara
aspek, mulai dari kurikulum, bahan

109
Jurnal TAMADDUN ± FAI UMG. Vol. XIX. No.2 / Juli 2018

keseluruhan membutuhkan biaya yang mental-spiritual sebagaimana pengaruh di


sering tidak sedikit. Timur Tengah, kepada pemahaman tujuan,
makna dan motivasi beragama Islam untuk
PHQFDSDL WXMXDQ SHPEHODMDUDQ 3$,´ ODOX
Pengembangan Kurikulum Pendi- fenomena perubahan yang kedua yaitu
dikan Agama Islam (PAI) Perspektif ³SHUXEDKDQ GDUL FDUD EHUILNLU WHNVWXDO
Pendidikan Nilai normatif, dan absolutis kepada cara berfikir
Kurikulum merupakan komponen pen- historis, empiris, dan kontekstual dalam
didikan yang sangat vital keberadaannya memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran
sehingga dapat dikategorikan sebagai dan nilai-QLODL DJDPD ,VODP´ GDQ SDGD \DQJ
ruhnya pendidikan itu sendiri. Karena begitu NHWLJD \DLWX ³SHUXEDKDQ GDUL WHNDQDQ SDGD
pentingnya kurikulum tersebut maka hidup produk atau hasil pemikiran keagamaan
atau matinya pendidikan tergantung kepada Islam dari para pendahulunya kepada proses
tepat atau tidaknya dalam penyusunan atau metodologinya sehingga menghasilkan
sebuah kurikulum. SURGXN WHUVHEXW´ VHUWD VDPSDL NHSDGD
SHUXEDKDQ \DQJ WHUDNKLU \DLWX ³SHUXEDKDQ
Perlu disadari ketika telah diuraikan di
dari pola pengembangan kurikulum PAI
atas bahwadalam realitas sejarahnya,
yang hanya mengandalkan pada para pakar
pengembangan kurikulum PAI sudah meng-
dalam memilih dan menyusun isi kurikulum
alami perubahan-perubahan paradigma,
PAI ke arah keterlibatan yang luas dari para
walaupun dalam beberapa hal tertentu
pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk
paradigma sebelumnya masih tetap diper-
mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara
tahankan sampai sekarang. Sebenarnya
PHQFDSDLQ\D ´ PDND GDSDW GLNHWDKXL VHFDUD
dengan perubahan paradigma inilah yang
mendetail dari keseluruhan aspek perubahan
seharusnya justru menjadikan Pendidikan
pengembangan kurikulum PAI tersebut
Agama Islam lebih berorientasi kepada
belum ada satupun yang berusaha meng-
aspek penanaman nilai (internalisasi nilai)
arahkan bagaimana peserta didik dapat
terhadap baik pendidik itu sendiri ataupun
mengaplikasikan nilai-nilai utama dari
peserta didiknya. Namun realitasnya dalam
sebuah pembelajaran PAI kepada pola
rentetan sejarah tersebut PAI lebih banyak
perilaku kehidupan kesehariannya sehingga
menekankan pada aspek kognitif yang
dengan langkah dan usaha tersebut dapat
bersifat hafalan saja dan mengabaikan
mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam
prinsip-prinsip utama dalam pendidikan
dengan tepat.
yang seharusnya mengoptimalkan segala
potensi yang ada pada diri peserta didik Dengan begitu dapat dipahami seharus-
tersebut. nya dalam pengembangan kurikulum PAI
pendidik tidak hanya memikirkan teori apa
Jika dianalisis dari fenomena perubahan
saja yang berkaitan dengan PAI yang
paradigma pengembangan kurikulum PAI
diberikan atau diajarkan kepada peserta
secara mendetail, maka perubahan dari yang
didik (how to teach) namun lebih utamanya
SHUWDPD \DNQL ³SHUXEDKDQ GDUL WHNDQDQ SDGD
pendidik memikirkan bagaimana merang-
hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks
sang peserta didiknya untuk melaksanakan
dari ajaran-ajaran Islam, serta disiplin
nilai-nilai utama yang dapat dipetik dari

110
Mohammad Ahyan Yusuf Sya'bani ± Pengembangan Kurikulum Pendidikan...

pembelajaran PAI (how to do) seperti dapat lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI
dipercaya (trustworthy), meliputi sifat jujur yang lebih baik, dan kegiatan penyusunan
(honesty), dan integritas (integrity), mem- (desain), pelaksanaan, penilaian dan
perlakukan orang lain dengan penuh rasa penyempurnaan kurikulum PAI.
hormat (treats people with respect),
Berdasarkan pengembangan kurikulum
bertanggungjawab (responsibility), adil
PAI yang dimaksudkan sebagaimana ketiga
(fair), kasih sayang (caring), warga negara
hal di atas maka sebaiknya pengembangan
yang baik (good citizen) ke dalam pola
kurikulum PAI tetap mengacu kepada
perilaku kesehariannya sehingga yang
prinsip-prinsip utama dari sebuah pen-
dituntut dalam pendidikan di sini ialah tidak
didikan nilai (value education) sehingga
hanya aspek potensi peserta didik yang
pengembangan kurikulum PAI tidak
bersifat kognitif saja, tetapi melibatkan
terkesan sama dengan kurikulum yang sudah
aspek potensi yang dimiliki peserta yang
atau sedang berlaku atau malah harus lebih
bersifat afektif dan juga psikomotoriknya.
baik dari kurikulum yang sebelumnya.
Dengan demikian proses pengem- Dengan demikian paradigma yang dipakai
bangan kurikulum PAI seharusnya tetap dalam pengembangan kurikulum PAI tidak
berpedoman kepada prinsip-prinsip utama lagi bersifat how to teach atau knowledge
dari pendidikan nilai agar proses pem- oriented namun perlu dikembangkan lebih
belajaran PAI tidak banyak yang keluar dari mendetail lagi yakni how to do atau value
inti pembelajaran PAI itu sendiri yang oriented yang lahir dari sebuah proses
berusaha mengembangkan keseluruhan pembelajaran dengan berusaha sebaik
aspek potensi peserta didik baik ranah mungkin mengembangkan segenap potensi
kognitifnya, afektif maupun psikomotorik. yang dimiliki oleh peserta didik sehingga
dapat mencapai tujuan pendidikan.

Kesimpulan Pengembangan kurikulum PAI


perspektif pendidikan nilai dimaksudkan
Pengembangan kurikulum merupakan agar dapat dipahami seharusnya dalam
suatu proses yang merencanakan, meng- pengembangan kurikulum PAI pendidik
hasilkan suatu alat yang lebih baik dengan tidak hanya memikirkan teori apa saja yang
didasarkan pada hasil penilaian terhadap berkaitan dengan PAI yang diberikan atau
kurikulum yang telah berlaku, sehingga diajarkan kepada peserta didik (how to
dapat memberikan kondisi belajar mengajar teach) namun lebih utamanya pendidik
yang lebih baik. Dengan kata lain, pengem- memikirkan bagaimana merangsang peserta
bangan kurikulum adalah kegiatan untuk didiknya untuk melaksanakan nilai-nilai
menghasilkan kurikulum baru melalui utama yang dapat dipetik dari pembelajaran
langkah-langkah penyusunan kurikulum PAI (how to do) seperti dapat dipercaya
atas dasar hasil penilaian yang dilakukan (trustworthy), meliputi sifat jujur (honesty),
selama periode tertentu. Pengembangan dan integritas (integrity), memperlakukan
dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam orang lain dengan penuh rasa hormat (treats
(PAI) diartikan sebagai kegiatan meng- people with respect), bertanggungjawab
hasilkan kurikulum PAI, proses yang (responsibility), adil (fair), kasih sayang
mengkaitkan satu komponen dengan yang

111
Jurnal TAMADDUN ± FAI UMG. Vol. XIX. No.2 / Juli 2018

(caring), warga negara yang baik (good Faisal,Yusuf Amir,Reorientasi Pendidikan


citizen) ke dalam pola perilaku kese- Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,
hariannya sehingga yang dituntut dalam 1995).
pendidikan di sini ialah tidak hanya aspek Hakam, Kama Abdul,Pendidikan Nilai,
potensi peserta didik yang bersifat kognitif (Bandung: Value Press, 2002).
saja, tetapi melibatkan aspek potensi yang
dimiliki peserta yang bersifat afektif dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam,
juga psikomotoriknya. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1996).
Dengan demikian esensi dari pengem-
bangan kurikulum PAI perspektif pen- Jalaluddin dan Ali Ahmad Zen, Kamus Ilmu
didikan nilai adalah segenap upaya yang Jiwa dan Pendidikan, cet. IV,
dilakukan untuk menjadikan segala kompo- (Surabaya: Putra Al-0D¶DULI
nen di dalam kurikulum baik berupa tujuan, Majid, Abdul, dan Dian Andayani,
isi, bahan pelajaran, dan juga metode dengan Pendidikan Agama Islam Berbasis
tujuan utama mengarahkan peserta didik Kompetensi; Konsep dan Implementasi
agar dapat melaksanakan nilai-nilai utama Kurikulum PAI, (Bandung: PT Remaja
dalam Pendidikan Agama Islam demi Rosdakarya, 2006).
tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum
Konsep pengembangan kurikulum PAI yang
Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
seperti inilah seharusnya bisa diimple-
Madrasah dan Perguruan Tinggi,
mentasikan ke dalam dunia pendidikan saat
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
ini mengingat suatu pendidikan apapun tidak
2007).
akan pernah lepas dari tujuan untuk
menjadikan peserta didiknya mengamalkan Mulyana, Rohmat, Mengartikulasikan Pen-
prinsip utama nilai-nilai yang luhur. didikan Nilai, (Bandung: Alfabeta,
2004).
Soedjiarto, Sebuah Pemikiran tentang
Daftar Rujukan
Kurikulum yang Relevan untuk
Ahmad, H. M., dkk, Pengembangan Menunjang Pembangunan Tinggal
Kurikulum, (Bandung: CV. Pustaka Landas, dalam Cony R. Semiwan dan
Setia, 1998). Soedjiarto (ed) Mencari Strategi
Ahmadi, Abu,Sosiologi Pendidikan, (Jakar- Pengembangan Pendidikan Nasional
ta: PT Rineka Cipta, 2007), cet. II. Menjelang Abad ke 21, (Jakarta:
Gramedia, 1991).
Doroeso, Bambang,Dasar Konsep pen-
didikan Moral, (Semarang: Aneka Ilmu, Sudjana,Nana,Dasar-dasar Proses Belajar
1986). Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008), cet. IX.
Elmubarok,Zaim,Membumikan Pendidikan
Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2009). Sukmadinata, Nana Syaodih,Pengembangan
Kurikulum: Teori dan Praktek,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), cet. XI.

112
Mohammad Ahyan Yusuf Sya'bani ± Pengembangan Kurikulum Pendidikan...

Tafsir, Ahmad,Ilmu Pendidikan dalam Pendidikan serta Wajib Belajar,


Perspektif Islam, (Bandung: PT. (Bandung: Citra Umbara, 2012), cet. IV.
Remaja Rosdakarya, 2008), cet. VIII.
Yuke Indrati, Arianto, dkk, Panduan Pelak-
UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem sanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta:
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan PP Pusat Kurikulum dan Perbukuan
RI tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kementerian Pendidikan Nasional,
2011).

113
Jurnal TAMADDUN ± FAI UMG. Vol. XIX. No.2 / Juli 2018

114

Anda mungkin juga menyukai